Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 3 SESI 7

Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pengerjaan dilaksanakan oleh:


Nama : NUR AINI
NIM : 859671656
Program studi : PGSD
Kota : Pangandaran
Alamat Email : aini.zilviani@gmail.com

S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
TUGAS TUTORIAL ONLINE KE 3 SESI 7
PDGK4407/PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS/3 SKS
PROGRAM STUDI S1 PGSD

Skor
No Uraian Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan istilah yang digunakan pada tunagrahita! 20
2 Jelaskan klasifikasi yang digunakan oleh american 20
asociation on mental degiciency untuk anak tunagrahita!
3 Jelaskan kebutuhan khusus anak tunadaksa! 20
4 Jelaskan definisi anak kesulitan belajar menurut Canadian 20
Association For Children And Adults With Learning
Disabilities !
5 Jelaskan faktor kesulitan belajar menurut Roos (1976) dkk! 20

Jawaban:

No 1. Jelaskan istilah yang digunakan pada tunagrahita!


Peristilahan dalam bahasa Indonesia, istilah yang pernah digunakan, misalnya lemah
otak, lemah ingatan, lemah pikiran, retardasi mental, terbelakang mental, cacat grahita, dan
tunagrahita. Dalam Bahasa asing (Inggris) dikenal dengan istilah mental retardation, mental
deficiency, mentally handicapped, feebleminded, mental subnormality (Moh. Amin, 1995:
20). Istilah lain yang banyak digunakan adalah intellectually handicapped dan intellectually
disabled.
Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut individu yang memiliki
kecerdasan intelektual (IQ) secara signifikan di bawah rata-rata karena adanya hambatan
masa perkembangan, mental, emosi, sosial dan fisik sehingga tidak mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan mental, yang perlu dididik
dan dilatih untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Mereka membutuhkan dukungan
yang lebih dari orang tua dan lingkungannya agar bisa hidup mandiri. Oleh karena itu, anak
tunagrahita membutuhkan layanan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan mereka.
Untuk lebih jelasnya mengenai peristilahan tersebut, bacalah dengan cermat
pada uraian berikut:
a. Mental retardation, banyak digunakan di Amerika Serikat dan diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia sebagai terbelakang mental.
b. Feebleminded (lemah pikiran) digunakan di Inggris untuk melukiskan kelompok
tunagrahita ringan.
c. Mental subnormality digunakan di Inggris, pengertiannya sama dengan mental
retardation.
d. Mental deficiency, menunjukkan kapasitas kecerdasan yang menurun akibat penyakit
yang menyerang organ tubuh.
e. Mentally handicapped, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah cacat mental.
f. Intellectually handicapped, merupakan istilah yang banyak digunakan di New Zealand.
g. Intellectual disabled, istilah ini banyak digunakan oleh PBB. Kata “mental”.

Banyak peristilahan untuk menyebut individu tunagrahita, yaitu:


a. Dalam bahasa inggris, seperti yang dikemukakan oleh Robert P.Ingals diantaranya :
Mental retardation,mental deficiency, mentally defective, mentally handicapped,
feeblemindedness, mental subnormality, amentia, and aligophrenia. Robert P.Ingals sendiri
menggunakan istilah mental retardation sesuai dengan istilah umum yang dipakai di Amerika
Serikat sekarang.Istilah-istilah yang lainnya memiliki pengertian sama, hanya konotasinya yang
berbeda.PBB menggunakan istilah mentally retarded atau intellectually disabled sebagaiman
PBB pada tahun 1981 mencanangkan sebagai tahun penderita cacat dengan instilah “The Year of
Disable Person”.

b. Dalam bahasa Indonesia


Lemah ingatan, lemah otak, lemah pikiran, cacat mental, terbelakang mental, dan tunagrahita.
Tunagrahita juga sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut
 Lemah fikiran (feeble-minded)
 Terbelakang mental (mentally retarded)
 Bodoh atau dungu (idiot)
 Pandir (imbecilie)
 moron
 Mampu Didik (educable)
 Mampu latih (Trainable)
 Ketergantungan Penuh ( Totally Dependent) atau Butuh Rawat
 Mental Subnormal
 Defisit Mental
 Defisit Kognitif
 Cacat Mental
 Defisiensi mental
 Gangguan Intelektual
 15.Oligofernia (oligophernia)
No 2. Jelaskan klasifikasi yang digunakan oleh american asociation on mental degiciency untuk anak
tunagrahita!
KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA
Pengklasifikasian anak tunagrahita penting dilakukan untuk mempermudah guru
dalam menyusun program dan melaksanakan layanan pendidikan. Penting bagi Anda untuk
memahami bahwa pada anak tunagrahita terdapat perbedaan individual yang variasinya
sangat besar. Artinya, berada pada level usia (usia kalender dan usia mental) yang hampir
sama serta jenjang pendidikan yang sama, kenyataannya kemampuan individu berbeda satu
dengan lainnya. Dengan demikian, sudah barang tentu diperlukan strategi dan program
khusus yang disesuaikan dengan perbedaan individual tersebut.
Pengklasifikasian ini pun bermacam-macam sesuai dengan disiplin ilmu maupun
perubahan pandangan terhadap keberadaan anak tunagrahita. Klasifikasi anak tunagrahita
yang telah lama dikenal adalah debil, imbecile, dan idiot, sedangkan klasifikasi yang
dilakukan oleh kaum pendidik di Amerika adalah educable mentally retarded (mampu
didik), trainable mentally retarded (mampu latih) dan totally/custodial dependent (mampu
rawat). Pengelompokan yang telah disebutkan itu telah jarang digunakan karena terlampau
mempertimbangkan kemampuan akademik seseorang.
Klasifikasi yang digunakan sekarang adalah yang dikemukakan oleh AAMD
(Hallahan, 1982: 43), sebagai berikut.
1. Mild mental retardation (tunagrahita ringan) IQ-nya 70 - 55
2. Moderate mental retardation (tunagrahita sedang) IQ-nya 55 - 40 Severe mental
retardation (tunagrahita berat) IQ-nya 40 - 25
3. Profound mental retardation (sangat berat) IQ-nya 25 ke bawah

No 3. Jelaskan kebutuhan khusus anak tunadaksa!


Tunadaksa secara harfiah berarti cacat fisik. Oleh karena kecacatan ini,
anak tersebut tidak dapat menjalankan fungsi fisik secara normal. Anak yang kakinya tidak
normal karena kena polio atau yang anggota tubuhnya diamputasi karena satu penyakit
dapat dikelompokkan pada anak tunadaksa. Istilah ini juga mencakup gangguan fisik dan
kesehatan yang dialami oleh anak sehingga fungsi yang harus dijalani sebagai anak normal,
seperti koordinasi, mobilitas, komunikasi, belajar, dan penyesuaian pribadi, secara
signifikan terganggu. Oleh karena itu, ke dalam kelompok ini juga dapat dimasukkan anak-
anak yang menderita penyakit epilepsy (ayan), cerebral palsy, kelainan tulang belakang,
gangguan pada tulang dan otot, serta yang mengalami amputasi.

Kebutuhan Pembelajaran Anak tunadaksa


Guru sebelum memberikan pelayanan dan pengajaran bagi anak tuna daksa harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Segi Medisnya.
Apakah ia memiliki kelainan khusus seperti kencing manis atau pernah di
operasi,masalah lain seperti harus meminum obat da sebagainya.
b. Bagaimana kemampuan gerak dan bepergiannya.
Apakah anak kesekolah menggunakan transportasi,alat bantu dan sebagainya.Ini
berhubungan dengan lingkungan yang harus dipersiapkan.
c. Bagimana komunikasinya.
Apakah anak mengalami kelainan dalam berkomunikasi,dan alat komunikasi apa yang
digunakan (lisan,tulisan,isyarat) dan sebagainya.
d. Bagaimana perawatan dirinya
Apakah anak melakukan perawatan diri dalam aktifita kegiatan sehari-hari.
e. Bagaimana posisinya.
Disini dimaksudkan tenang bagaimana posisi anak tersebut didalam
menggunakan alat bantu,posisi duduk dalam menerima pelajaran,waktu
istirahat waktu kamar kecil (toilet),makan dan sebagainya.Dalam hal ini physical
therapis sangat diperlukan.

Ciri-ciri anak tunadaksa dapat dilukiskan sebagai berikut:


a.Anggota gerak tubiuh kaku/lemah/lumpuh
b.Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna,tidak lentur/tidak terkendali).
c.Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa.
d.Terdapat cacat pada alat gerak.
e.Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
f.Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk,dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
g.Hiperaktif/tidak dapat tenang.Nilai Standart

No 4. Jelaskan definisi anak kesulitan belajar menurut Canadian Association For Children
And Adults With Learning Disabilities

A. Definisi Kesulitan Belajar


Adapun pengertian tentang anak berkesulitan belajar khusus , sebagaimana
dijelaskan oleh Canadian Association for Children and Adults with Learning
Disabilities (1981) adalah mereka yang tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah
meskipun kecerdasannya termasuk rata-rata, sedikit di atas rata-rata, atau sedikit di
bawah rata-rata, dan apabila kecerdasannya lebih rendah dari kondisi tersebut bukan lagi
termasuk learning disabilities. Keadaan ini terjadi sebagai akibat disfungsi minimal otak
(DMO) yaitu karena adanya penyimpangan dalam perkembangan otak yang dapat
berwujud dalam berbagai kombinasi gejala gangguan seperti : gangguan persepsi,
pembentukan konsep, bahasa, ingatan, kontrol perhatian atau gangguan motorik.
Keadaan ini tidak disebabkan oleh gangguan primer pada penglihatan, pendengaran,
gangguan motorik , gangguan emosional, retardasi mental, atau akibat lingkungan
(Wright,dkk., 1985).
Istilah yang digunakan untuk menyebut Anak Berkesulitan Belajar (ABB) cukup
beragam. Keragaman istilah ini disebabkan oleh sudut pandang ahli yang berbeda-beda.
Kelompok ahli bidang medis menyebutnya dengan istilah brain injured,dan minimal
brain dysfunction, kelompok ahli psikolinguistik menggunakan istilah language
disorders, dan selanjutnya dalam bidang pendidikan ada yang menyebutnya dengan
istilah educationally handicaped. Namun istilah umum yang sering digunakan oleh para
ahli pendidikan adalah learning disabilities (Donald, 1967:1 ) yang diartikan sebagai
"Kesulitan Belajar". Karena sifat kelainannya yang spesifik, kelompok anak yang
mengalami kesulitan belajar ini, disebut Specific Learning Disabilities yaitu Kesulitan
Belajar Khusus (Painting, 1983: Kirk, 1989).

Dalam dunia pendidikan digunakan istilah educationally handicapped karena


anak-anak ini mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pendidikan, sehingga
mereka memerlukan layanan pendidikan secara khusus (special education) sesuai
dengan bentuk dan derajat kesulitannya (Hallahan dan Kauffman, 1991). Layanan
pendidikan khusus yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan kesulitan yang
dihadapinya, tetapi juga dalam strategi atau pendekatan bantuannya.

No 5. Jelaskan faktor kesulitan belajar menurut Roos (1976) dkk!


Penyebab Kesulitan Belajar
Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya kesulitan belajar (learning disabilities). Namun secara tegas
dikemukakan oleh Roos (1976), Siegel dan Gold (1982), serta Painting (1983), bahwa
kesulitan belajar kusus disebabkan oleh disfungsi sistem syaraf yang disebabkan oleh:
(1) cedera otak pada masa perkembangan otak,
(2) ketidakseimbangan zat-zat kimiawi di dalam otak,
(3) gangguan perkembangan syaraf, dan
(4) kelambatan proses perkembangan individu.

Ahli lain yaitu Hallahan dan Kauffman (1991: 127-128) mengemukan 3 (tiga) faktor
penyebab kesulitan belajar yaitu : (1) organis / biologis, (2) genetik, dan (3) lingkungan.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai