NIM : 200405500021
KLS : B020
Soal :
1. Jelaskan mengapa sekarang untuk menyebut anak tunagrahita cenderung
menggunakan istilah/terminologi hambatan inteltual (intellectual disability) dari pada
terbelakang mental.
Jawab: Karena Anak Tunagrahita secara terminologi itu mereka lebih cenderung
dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah tolol, dungu, bebal,cacat mental, tuna
mental,terlambat menjatal jadi maksud di atas bahwa di waktu yang orang-orang
menyebut retardasi mental dengan istilah dungu (dumb), bodoh (stupid), tidak masak
(immature), cacat (defective), kurang sempurna (deficient), dibawah normal
(subnormal), tidak mampu (incompetent), dan tumpul (dull). Istilah lainnya idiot,
imbecile, moron, dan feebleminded digunakan untuk melabel kelompok penyandang
tersebut. Walaupun kata tolol (fool) menunjuk ke orang sakit mental, dan kata idiot
mengarah individu yang cacat berat, keduanya sering digunakan secara bergantian.
2. Hambatan intelektual atau tunagrahita ditentukan berdasarkan skor hasil tes IQ.
Bagaimana menurut pendapat anda?
Jawab : di lihat dari pengertin Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi
yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan.
Jawab : Prinsip fungsional, adalah layanan yang diberikan dalam bentuk latihan-
latihan fungsi otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi gerak otot dan
sendi agar mencapai kemampuan gerak yang optimal sesuai dnegan standar gerak.
5. Jika ada siswa tunagrahita sudah berusia 15 tahun, tetapi kemampuan akademiknya
masih setara dengan siswa kelas IV SD, di kelas manakah sebaiknya dia ditempatkan.
Berikan argumentasi anda.
Jawab: Menurut pendapat saya untuk siswa tunagrahita yang sesuai di atas itu lebih
ditempatkan pada SLB karena di sekolah SLB itu memang khusus untuk Anak
Bekebutuhan Khusus, dan untuk anak tunagrahita ringan dapat bersekolah di SLB-C
sedangkan bagi anak tunagrahita sedang dapat bersekolah di SLB-C1. Mungkin itu
pendapat saya Teimakasih