Anda di halaman 1dari 2

Nama :Harianto

Nim :837520536
Smt :6
Mata Kulia: ABK

(JAWABAN )
1) Tunagrahita juga sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut1. Lemah
fikiran (feeble-minded)2. Terbelakang mental (mentally retarded)3. Bodoh atau dungu (idiot)4.
Pandir (imbecilie)5. Tolol (moron)6. Mampu Didik (educable)7. Mampu latih (Trainable)8.
Ketergantungan Penuh ( Totally Dependent) atau Butuh Rawat9. Mental Subnormal10. Defisit
Mental11. Defisit Kognitif12. Cacat Mental13. Defisiensi mental14. Gangguan
Intelektual15.Oligofernia (oligophernia)Istilah resmi yang digunakan di Indonesia adalah
“tunagrahita” sebagaimana tercantum dalamPersaturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 72 tahun 1991 tentang “Pendidikan Luar Biasa”.mengapa terjadi macam-macam
peristilahan tersebut? Karena memandang dari sudut pandang yang berbeda.dari faktor gejala
yang naampak pada penderita juga dapat mempengaruhi penyebutan tuna grahita

2) Sebagaimana diketahui individu tunagrahita memiliki kemampuan/kecerdasan intelegensi


rendah/kurang dan keterbatasan adaptasi dengan lingkungan.
Yang dimaksud dengan kecerdasan dibawah rata-rata adalah apabila perkembangan umur
kecerdasa (Mental Age/MA) seseorang terbelakang atau dibawah pertumbuhan usianya
(Chronological Age/CA).Ralph Leslie Johns (1950; 271-272) menerangakan:
Chronological Age: the number of years, weeks, days and hours the individual has been in
the world; mental age: his intellectual capacity in terms of his ability to do what average
children of any given chronolocal age can do.
John (1950:300) juga menerangkan:
Chronological Age: the duration of the person’s life from birth to the date under
consideration; Mental Age: development in intellegence stated in terms of equaling the
average child’s performance at any given chronolocial age.
Dari kedua penegrtian diatas dapat disimpulkan bahwa CA adalah umur kelahiran, yaitu usia
yang dihitung sejak anak lahir sampai usia anak sekarang.
MA adalah perkembangan kecerdasan dalam hal rata-rata penampilan anak pada usia
tertentu, misalnya seorang anak berusia 8 tahun (CA-nya 8tahun) .Jika MA-nya 5 tahun berati
perkembangan kecerdasannya kurang lebih sama dengan anak rata-rata (normal) yang berusia
5 tahun.Untuk menentukan kecerdasan (MA) seseorang ialah dengan pengukuran psikologis
khususnya dengan tes inteligensi.
Individu dikatan normal (rata-rata) apabila MA-nya sama atau hampir sama dengan CA-
nya.Apabila MA individu pada posisi diatas CA-nya maka individu tersebut tergolong anak
cerdas(di atas normal).Dan sebaliknya apabila MA berada dibawah CA-nya maka individu
tersebut tergolong kecerdasannya terbelakang dan jika individu itu disertaiu keterbelakangan
dalam beradaptasi dengan lingkungan maka dia disebut anak tunagrahita.
3) Memperhatikan kondisi subyek didik (anak tunadaksa) seperti itu dan supaya potensi yang
dimiliki dapat berkembang optimal, maka perlu layanan Bina Diri dan Bina Gerak.
. Pengertian Bina Diri dan Bina Gerak
Kemampuan mengurus diri, atau menolong diri sendiri (self help, self care) bukanlah
kemampuan yang diwariskan dari orang tua, tetapi harus dipelajari terlebih dahulu. Untuk
anak-anak yang tergolong nomal pembelajaran ini bias dikatakan relative mudah, mereka
mengamati, mendengarkan ataupun menirukan orang lain dengan relative lancar dan tidaklah
demikian untuk anaka-anak yang tergolong tunadaksa. Mereka perlu berusaha keras, dan
program pembelajaran disusun dari yang sederhana, sitematis, dan khusus. Program Bina Diri
mencakup beberapa hal yang berhubungan dengan kepentingan anak-anak sehari-hari seperti
makan, minum, kebersihan diri, dan kerapian diri. Dengan demikian kemampuan mengurus
diri sendiri merupakan kecakapan atau keterampilan yang harus dikuasai anak-anak
tunadaksa agar dapat mengurus dirinya sendiri dalam keperluan sehari-hari tanpa bantuan
orang lain.
Bina Gerak adalah serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru
yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap
individu yang mengalami gangguan pada otot, sendi, dan atau tulang, sehingga individu
tersebut mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas mobilisasi.
4) Rita Pierson mengabdikan dirinya sebagai seorang pengajar. Dalam presentasinya, beliau
menyoroti pentingnya membangun hubungan personal antara guru dengan siswa demi
menunjang prestasi siswa. Hal ini penting karena anak-anak tidak akan mau belajar dari
orang yang tidak mereka sukai.

Oleh karena itu, anak layak memiliki seorang jawara, orang dewasa yang tidak pernah
menyerah untuk mengajarkan mereka dan bersikeras bawa mereka bisa menjadi pribadi yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai