Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL WAJIB II

Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Universitas Terbuka

06 November 2022

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan anak berbakat (Gifted) ?

2. Mengapa anak Gifted dikatagorikan sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ?

3. Jelaskan dampak social/emosional anak Gifted ?

4. Jelaskan perbedaan anak Gifted dengan anak Talented ? berikan contohnya ?

5. Sebutkan Definisi Tunanetra ?

6. Sebutkan 5 kondisi kelainan mata bawaan ?

7. Apa yang dimaksud dengan Myopia dan Hypermetropia ?

8. Apa yang anda lakukan bila di sekolah anda menemui anak dengan kondisi Tunanetra
dan orang tuanya tidak mau memindahkan anaknya kesekolah khusus ?

9. Apa yang dimaksud dengan Tunarungu ?

10. Sebutkan dan jelaskan secara singkat dampak Tunarungu bagi anak ?

Jawab:

1. Anak yang mendapat predikat gifted dan talented adalah mereka yang didefinisikan
oleh orang-orang yang benar-benar professional atas dasar kemampuan mereka yang
luar biasa dan kecakapan mereka dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang
berkualitas tinggi.

2. Sebutan anak berbakat atau “gifted child” dan dikategorikan dalam anak
berkebutuhan khusus karena tingkat kemampuan dan intelegensi yang tinggi justru
akan menjadikan anak susah berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik, sehingga
menyebabkan anak merasa aneh pada dirinya sendiri.

3. Memilik anak berbakat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni di antaranya
dampak positif dan negatif berikut. Dampak positif yang terjadi ketika memiliki anak
yang berbakat adalah pestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis,
akademik dan sosial. Anak berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal
dibandingkan dengan masa berjalan anak-anak normal.

4. gifted memakai ukuran intelegensi, sementara talented memakai ukuran performa,


jadi gifted lebih berhubungan dengan bidang akademik atau intelektual, sedangkan
talented lebih berhubungan dengan bidang non akademik, seperti bidang seni,
kepemimpinan social dan lain-lain.

5. Individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60
setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki
keterbatasan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada
alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.

6. 1. Katarak kongenital
2. Glaukoma kongenital
3. Retinopathy of prematurity (ROP)
4. Congenital dacryocystocele
5. Mata juling

7. Miopi merupakan jenis kelainan refraksi di mana benda yang dekat terlihat jelas,
sedangkan benda yang jauh terlihat kabur. Dalam kasus miopi, cahaya difokuskan di
depan retina, tidak tepat di retina. Hipermetropi adalah jenis kelainan refraksi di mana
benda yang jauh terlihat lebih jelas daripada benda yang dekat. Sedangkan, Rabun
dekat atau hipermetropi adalah gangguan penglihatan jarak dekat. Pada penderita
hipermetropi, objek yang jauh terlihat jelas, tetapi objek yang dekat justru terlihat
tidak jelas atau buram.

8. Dilihat dari sekolahnya apakah mampu atau tidak dalam menangani anak dengan
kondisi tunanetra, jika tidak mampu baru dibicarakan dengan orang tuanya agar
menyekolahkannya di sekolah khusus.

9. Tunarungu ialah suatu kondisi atau keadaan dari seseorang yang mengalami
kekurangan atau kehilangan indera pendengaran sehingga tidak mampu menangkap
rangsangan berupa bunyi, suara atau rangsangan lain melalui pendengaran. Sebagai
akibat dari terhambatnya perkembangan pendengarannya, sehingga seorang tunarungu
juga terhambat kemampuan bicara dan bahasanya, yang mengakibatkan seorang
tunarungu akan mengalami kelambatan dan kesulitan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan komunikasi.

10. a) Dampak Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Tunarungu


Telah dikemukakan di atas bahwa dalam banyak hal dampak yang paling serius dari
ketunarunguan yang terjadi pada masa prabahasa terhadap perkembangan individu
adalah dalam perkembangan bahasa lisan, dan akibatnya dalam kemampuannya untuk
belajar secara normal di sekolah yang sebagian besar didasarkan atas pembicaraan
guru, membaca dan menulis.

b) Dampak Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Tunarungu


hal yang telah lama diperdebatkan dalam bidang pendidikan bagi anak tunarungu
adalah apakah ketunarunguan mengakibatkan kelambatan dalam perkembangan
kognitif dan/atau perbedaan dalam struktur kognitif (berpikir) individu tunarungu; ini
mungkin karena dampaknya terhadap perkembangan bahasa. Sekurang-kurangnya
sejak masa Aristotle, orang tunarungu dianggap sebagai tidak mampu bernalar.

c) Dampak Terhadap Perkembangan Emosi Anak Tunarungu


Kekurangan akan pemahaman bahasa lisan atau tulisan seringkali menyebabkan anak
tunarungu menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah dan ini sering menjadi
tekanan bagi emosinya. Tekanan pada emosinya itu dapat menghambat perkembangan
pribadinya dengan menampilkan sikap menutup diri, bertindak agresif, atau
sebaliknya menampakan kebimbangan dan keragu-raguan.

d) Dampak Terhadap Perkembangan Sosial Anak Tunarungu


Sama seperti manusia lainnya, anak tunarungu juga makhluk sosial yang selalu
memerlukan kebersamaan dengan orang lain. Akan tetapi, karena memiliki
kekurangan dalam segi fisik, biasanya mereka mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Mereka banyak yang merasa rendah diri
dan merasa kurang berharga. Dengan demikian, penilaian dari lingkungan terhadap
dirinya memberikan pengaruh yang besar terhadap fungsi sosialnya.

e) Dampak Terhadap Perkembangan Perilaku Anak Tunarungu


Untuk mengetahui keadaan kepribadian anak tunarungu, kita perlu memperhatikan
penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan. Pertemuan antara faktor-faktor dalam
diri tunarungu seperti ketidakmampuan menerima rangsang pendengaran,
keterbatasan dalam berbahasa, ketidaktetapan emosi, keterbatasan intelegensi
dihubungkan dengan sikap lingkungan terhadapnya menghambat perkembangan
kepribadiannya.

Anda mungkin juga menyukai