Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL WAJIB III

Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Universitas Terbuka
20 November 2022

1. Apa yang dimaksud dengan Tuna Grahita ?

2. Sebutkan 3 jenis atau klasifikasi Tuna Grahita ?

3. Sebutkan 4 penyebab Tuna Grahita ?

4. Apa yang dimaksud dengan Tuna Daksa ?

5. Sebutkan 3 jenis atau klasifikasi Tuna Daksa ?

6. Sebutkan 3 dampak ketuna Daksaan ?

7. Sebutkan 7 aspek yang dikembangkan dalam tujuan pendidikan Tuna Daksa ?

8. Apa yang dimaksud dengan Tuna Laras serta sebutkan 4 faktor penyebab Tuna

Laras ?

9. Sebutkan 4 penyebab kesulitan belajar ?

10. Mengapa Assesment Sangat Penting dalam menentukan diagnosa pada anak

berkebutuhan khusus serta dalam pembuatan program anak di sekolah ?

Jawab:

1. Tunagrahita di sebutan sebagai orang yang memiliki kemampuan intelektual dan


kognitif yang berada di bawah rata-rata dibandingkan orang pada umumnya. Kondisi
ini biasanya terdeteksi sejak masa kanak-kanak, akan tetapi bisa juga muncul ketika
dewasa.

2. a. Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan disebut juga maron atau debil. Kelompok ini memiliki IQ antara
68-52 menurut Binet. Sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) Anak tunagrahita
ringan merupakan salah satu klasifikasi anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan
intelektual/ IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung
sederhana sampai tingkat tertentu. Biasanya hanya sampai pada kelas IV sekolah
dasar (SD).
Melalui bimbingan dan pendidikan yang baik, anak terbelakang mental ringan pada
saatnya dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri. Anak terbelakang
mental ringan dapat dilatih menjadi tenaga kerja semi-skilled seperti pekerjaan
laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga, bahkan jika dilatih dan
bimbingan dengan baik anak tunagrahita ringan dapat bekerja di pabrik-pabrik dengan
sedikit pengawasan.

b. Tunagrahita Sedang

Anak tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini memiliki IQ 51-36
menurut Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler (WISC). Anak terbelakang
mental sedang bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih 7 tahun.
Mereka dapat didik mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya seperti
menghindari kebakaran, berjalan dijalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya.
Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik
seperti menulis, membaca, dan berhitung walaupun mereka masih dapat menulis
secara sosial, misalnya menulis namanya sendiri, alamat rumahnya, dan lain-lain.
Masih dapat dididik mengurus diri, seperti mandi, berpakaian, makan, minum,
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari,
anak tunagrahita sedang membutuhkan pengawasan yang terus-menerus. Mereka juga
masih dapat bekerja ditempat kerja terlindung (sheltered workshop).

c. Tunagrahita Berat

Kelompok anak tunagrahita berat sering disebut idiot. Kelompok ini dapat dibedakan
lagi antara anak tunagrahita berat dan sangat berat. Tunagrahita berat (severe)
memiliki IQ antara 32-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala
Weschler (WISC). Tunagrahita sangat berat (profound) memiliki IQ dibawah 19
menurut Skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut Skala Weschler (WISC).
Kemampuan mental atau MA maksimal yang dapat dicapai kurang dari tiga tahun
atau empat tahun.

Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total dalam berpakaian,
mandi, makan, dan lain-lain. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya
sepanjang hidupnya. Perawatan khusus dan keikhlasan dari keluarga sangat
dibutuhkan oleh mereka. Biasanya keadaan idiot ini diikuti dengan berbagai kelainan
dan kelemahan dalam fungsi tubuh lainnya. Mereka perlu perawatan khusus dan
dibantu dalam setiap aktivitasnya. Untuk bertahan hidup saja rasanya membutuhkan
banyak bantuan.

3. Penyebab utama dari kondisi tunagrahita masih belum diketahui secara pasti. Namun,
beberapa kondisi di bawah ini diduga mampu meningkatkan risiko terjadinya
disabilitas intelektual:

 Infeksi otak yang terjadi setelah bayi lahir


 Bayi lahir prematur
 Bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses persalinan
 Ibu terkena infeksi ketika hamil, misalnya rubella
 Ibu hamil atau janin terpapar racun, seperti timbal atau radiasi nuklir
 Anak mengalami malnutrisi berat
 Cedera pada otak karena kecelakaan atau terjatuh
 Riwayat anggota keluarga dengan kondisi tunagrahita
 Ibu mengonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang, atau obat-obatan tertentu
saat hamil.

Selain berbagai risiko di atas, ada beberapa penyakit pada anak yang dapat
meningkatkan risiko disabilitas intelektual, yaitu sindrom Down, epilepsi,
atau sindrom fragile X
4. Tuna daksa merupakan individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh
kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau
kehilangan organ tubuh akibat kecelakaan, polio dan lumpuh.

5. a. Poliomyelitis
b. Muscle Dystrophy
c. Spina Bifida

6. a. Dampak Aspek Akademik


b. Dampak Sosial?Emosional
c. Dampak Fisik/Kesehatan

7. 1. Pengembangan intelektual dan akademik


2. Mengembangkan kemampuan fisik
3. Mengembangkan emosi dan penerimaan diri
4. Meningkatkan aspek sosial
5. Meningkatkan moral dan spiritual
6. Meningkatkan ekspresi diri
7. Mempersiapkan masa depan anak

8. Tunalaras merupakan gangguan atau kelainan tingkah laku seorang anak, karena
kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan Masyarakat lebih mengenal anak ini dengan sebutan anak nakal.

a. Faktor Keturunan
b. Faktor Kerusakan Fisik
c. Faktor Lingkungan
d. Faktor lain
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pengaruh alkohol dan penyalahgunaan
obat-obatan.

9. 1. Tidak sempurnanya fungsi otak


2. Faktor genetika
3. Pola asuh
4. Konsumsi minuman beralkohol dan penggunaan zat kimia terlarang / narkoba.
10. Agar dapat memperoleh informasi tentang kondisi anak, baik yang berkaitan dengan
kemapuan akademik, non akademik dan kekhususan secara lengkap, akurat dan
obyektif. Sedangkan fungsi asesmen itu sendiri untuk membantu guru dan terapis
dalam menyusun perencanaan pembelajaran dan program layanan kebutuhan khusus
yang tepat. Dalam hal ini hasil asesmen dapat difungsikan sebagai kondisi
kemampuan awal anak sebelum diberikan layanan baik akademik maupun program
kebutuhan khusus.

Anda mungkin juga menyukai