Disusun oleh :
Kelompok 6
Atikoh (2021020011)
Faridah (2021020057)
Umu Sholihah (2021020013)
Siti Munah (2021020054)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Memahami Gangguan Intelektual Pada Siswa” dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anak Berkebutuhan Khusus.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Sholatul Hayati, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Anak Berkebutuhan Khusus. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan kepada kami selaku penulis serta para pembaca berkaitan dengan
materi ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, kami juga berharap
adanya kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
A. Simpulan ........................................................................................................ 8
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman masyarakat umum mengenai anak berkebutuhan khusus masih
sangat minim, kebanyakan mereka menganggap bahwa anak berkebutuhan khusus
merupakan anak yang tidak memiliki kemampuan apapun. Salah satu dari mereka
adalah anak tumagarahita. Anak tunagrahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya
jauh dibawah rata – rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi dan ketidak cakapan
dalam interaksi social. Anak tuna grahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang
mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengkuti program pendidikan
disekolah biasa secara klasikal. Namun walaupun begitu anak tunagrahita juga
memiliki hak yang sama dengan anak normal lainnya. Salah satu hak itu adalah
mendapatkan pendidikan. Karena selain memiliki hambatan intelektual, mereka juga
masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki oleh mereka dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal tersebut diatur dalam
UUD’45 pasal 31 ayat 1, yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak
mendapatkan pendidikan”. Hal tersebut lebih diperjelas lagi dalam UU No.20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 5 ayat 2, dan pasal 33 ayat 1,
menyatakan bahwa warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan
atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Oleh karena itu sangat diperlukan
pendidikan khusus bagi anak tunagrahita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tunagrahita?
2. Bagaimana klasifikasi area masalah siswa dengan Gangguan Intelektual ?
3. Bagaimana Strategi Pendidikan bagi anak Tunagrahita?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tunagrahita.
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi area masalah siswa dengan Gangguan
Intelektual.
3. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Pendidikan Tunagrahita.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tunagrahita
4
Anak-anak dengan ID golongan ringan menampilkan kemampuan dan tingkah
laku yang berbeda dengan anak-anak dengan ID golongan sedang ataupun berat. Pada
umumnya, anak dengan ID golongan ringan masih dapat diharapkan untuk menguasa i
kemampuan setingkat pendidikan dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung
sederhana dikatakan tergolong mampu didik atau mampu ajar. Dalam hal akademik, anak
dengan ID golongan ringan dapat diharapkan menyelesaikan pendidikan formal sampai
kelas 5 SD. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka dapat diharapkan untuk
mengembangkan keterampilan bantu diri, seperti makan, mandi, dan berpakaian. Mereka
juga dapat diajarkan keterampilan kerja yang tidak melibatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi dan tetap menghasilkan uang. Anak dengan ID golongan sedang cenderung
diarahkan pada kegiatan dengan keterampilan kerja sederhana dan kegiatan sosialisas i,
sehingga dikatakan tergolong mampu latih. Mereka sebenarnya masih bisa diajarkan untuk
membaca dan berhitung yang sangat sederhana untuk kepentingan bertahan hidup, seperti
membaca tulisan dan angka di angkutan umum dan menghitung uang berjumlah kecil.
Mereka masih bisa diharapkan untuk mengurus dirinya sendiri walaupun harus dibimb ing.
Selain itu juga mereka dapat dilatih untuk mengerjakan pekerjaan sederhana yang
menghasilkan uang agar tidak bergantung pada orang lain. Anak dengan ID golongan berat
membutuhkan pengawasan dari orang dewasa karena anak tidak mampu mengurus dirinya
sendiri. Kemampuan akademik yang dapat dikuasai terbatas pada pengenalan warna dasar.
Sedangkan anak dengan ID golongan sangat berat benar-benar harus diawasi dan diurus
oleh orang dewasa karena sulit untuk melakukan segala hal, termasuk kegiatan bantu diri
seperti makan dan mandi, serta kemampuan mengenal bahaya.
Adapun penyebab gangguan Intelektual berdasarkan kelahirannya:
1. Prenatal (sebelum lahir)
Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam kandungan, penyebabnya seperti:
campak, diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai
obat-obatan (naza) dan juga perokok berat.
2. Natal (Waktu Lahir)
Proses melahirkan yang sudah, terlalu lama, dapat mengakibatkan kekurangan
oksigen pada bayi, juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil. Dapat menyebabkan
otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak (anoxia), juga proses melahirka n
yang menggunakan alat bantu (penjepit, tang).
5
3. Pos Natal
Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi buruk, busung lapar, demam tinggi
yang disertai kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak (meningitis) dapat
menyebabkan seorang anak menjadi ketunaan (tunagrahita).
6
bekerja sama, dan bekerja selaku anggota kelompok serta mengalami keterikatan
pada berbagai kelompok lainnya.
4. Strategi modifikasi tingkah laku
Strategi ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Anak Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakanga n
mental, dan intelektual sehingga berdampak pada perkembangan kognitif dan perilaku
adaptifnya, seperti tidak mampu memusatkan pikiran, emosi tidak stabil, suka
menyendiri dsn pendiam, peka terhadap cahaya, dll. Karena keterlambatan dalam
perkembangan kecerdasannya, siswa tunagrahita akan mengalami berbagai hambatan
dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, bahkan diantara mereka ada
yang mencapai sebagian atau kurang, tergantung pada berat ringannya hambatan yang
dimiliki anak serta perhatian yang diberikan oleh lingkungannya. Pendidikan anak
tunagrahita bukanlah program pendidikan yang seluruhnya terpisah dan berbeda dari
pendidikan umum. Anak tunagrahita sangat memerlukan pendidikan serta layanan
khusus yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://farid-plbuns2012.blogspot.com/2013/01/pendidikan-khusus-bagi-anak
tunagrahita.html?m=1
https://www.slideshare.net/sinyakkaceh/strategi;pembelajaran-individual-pada-anak-
tuna-grahita