Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusif
Dosen Pengampu : Wina Mustikaati, M.Pd.
Disusun Oleh :
3D PGSD
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Dengan adanya kegiatan observasi yang beberapa waktu lalu kami lakukan mengenai
Anak Berkebutuhan Khusu (ABK) ini membuat kami mengetahui secara langsung
karakteristik anak terutama anak berkebutuham khusus Tuna Grahita. Disana terlihat jelas
keunikan dari setiap anak yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Disana kami fokus pada sikap siswa yang sangat menonjol seperti ada yang antusias,
ada siswa yang acuh dan ada yang merasa terganggu. Disana kamipun mencari tahu
mengenai media pembelajaran yang anak berkebutuhan khusus gunakam demi menunjangnya
keberhasilan pembelajaran.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Dan
terimakasih juga kepada Ibu Wina selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan inklusif.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
C. Tujuan................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tunagrahita...................................................................................... 6
B. Klasifikasi Anak Penyandang Tunagrahita........................................................ 6
C. Pengertian Media Pembelajaran........................................................................ 7
D. Media Pembelajaran Yang Digunakan Oleh Penyandang Tunagrahita............ 7
E. Manfaat Media Pembelajaran Tunagrahita........................................................ 8
F. Upaya Pendidikan Dan Mengatasi Masalah...................................................... 8
PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................ 10
B. Saran.................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian tunagrahita ?
2. Klasifikasi anak penyandang tunagrahita ?
3. Pengertian media pembelajaran ?
4. Media pembelajaran yang digunakan oleh penyandang tunagrahita ?
5. Manfaat media pembelajaran tunagrahita ?
6. Upaya Pendidikan dan Mengatasi masalah ?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tunagrahita
Umur
Klasifikasi IQ Pendidikan Klinis Estimasi
Mental
Anak dapat
belajar
keterampilan 85% dari Setara usia
Tunagrahita 50-55 s.d Dapat dilatih
dapat hidup anak dengan anak normal
Ringan 68-70 dan didik
mandiri tunagrahita 9-12 tahun
(mandi,
berpakian).
6
beberapa
keterampilan
diri.
1-2% dari
Tunagrahita Kurang dari Tidak mampu
anak dengan
Sangat Berat 20-25 merawat diri
tunagrahita
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
7
Buku Pembelajaran Tunagrahita. Video Pembelajaran Spiritual. Siswa
tunagrahita
Selanjutnya diterangkan tentang karakteristik alat Bantu pelajaran untuk anak tunagrahita
antara lain.
Hal yang penting adalah dalam menciptakan atau memilih alat bantu atau media
pembelajaran ini harus diingat tentang hal-hal yang perlu ditonjolkan atau yang akan
menjadi pusat / pokok pembicaraan. Anak tunagrahita akan mengalami kesulitan apabila
dihadapkan dengan obyek yang kurang jelas tanpa tekanan tertentu.
Jadi dalam memilih media pembelajaran bagi anak tunagrahita, harus benar-benar
selektif dan mengarah pada hal yang abstrak, serta disesuaikan dengan karakteristik dan
kemampuan yang ada pada masing-masing anak.
8
Pendidikan atau layanan anak harus senantiasa mengikutsertakan orang tua.
Pengembangan kemampuan anak harus terus diupayakan secara maksimal, sampai
mencapai batas kemampuan anak sendiri baik kemampuan fisik, sosial dan mental, di
antarnya dengan :
1. Setiap hal yang baru harus terus diulang-ulang.
2. Tugas-tugas harus singkat dan sederhana.
3. Senantiasa menggunakan kalimat dengan kosakata yang sederhana.
4. Gunakan selalu peragaan dan mengulang prosesnya jika mengajar mereka.
5. Pengalaman yang bersifat kerja seluruh alat indra harus selalu diupayakan.
6. Mengajarkan sesuatu harus dipotong atau dipecah menjadi bagian yang kecil sehingga
mudah ditangkap anak.
7. Dorong dan bantu anak untuk bertanya dan mengulang.
8. Beri selalu kemudahan hingga anak mau melatih motor halus dan kasarnya terus
menerus.
9. Sebelum melatihkan hal yang baru usahakan agar anak lebih dahulu meletakkan
perhatian penuh.
10. Beri senantiasa penguat.
11. Dorong agar orang tua mau mengikutsertakan anaknya pada kelompok atau organisasi
olahraga untuk anak cacat mental yang ada.
12. Bagi anak cacat grahita ringan di TK perlu :
- Duduk tenang dan memperhatikan guru.
- Pisahkan latihan rangsangan pada indra pendengaran dan penglihatan.
- Mengikuti sesuatu petunjuk atau tuntutan.
- Mengembangkan kemampuan berbahasa.
- Latihan motor : memegang pensil, memotong dengan gunting dan sebagainya.
- Latihan menolong diri sendiri seperti : mengikat tali sepatu, mengancing dan
melepas kancing baju, BAB + BAK.
- Bergaul dengan teman sebaya.
13. Bagi TK “anak mampu didik” banyak diupayakan pada pengalaman bahasa dan
konsep-konsep.
14. TK cacat grahita berat ditekankan kepada latihan-latihan keterampilan menolong diri
sendiri sehari-hari. Mereka ini menurut Balthazar (1975) cenderung bertingkah laku
tetap (steriotype) seperti : goyong-goyang terus, menggaruk-garuk terus, menggosok-
gosok mata terus, sehingga ada latihan-latihan mengurangi hal tersebut yang juga
dilakukan dirumah. Di bawah ini penulis cantumkan kutipan rangsangan yang perlu
diberikan pada mereka baik TK, usia sekolah maupun pada orang dewasa.
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya jelas-jelas berada di bawah rata-
rata. Disamping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Mereka memiliki hambatan pada dua sisi, yaitu pada sisi kemampuan
intelektualnya yang berada dibawah anak pada umumnya. Anak tunagrahita memiliki
kemampuan intelektual yang berada pada dua standar deviasi dibawah normal jika diukur
dengan tes intelegensi dibandingkan dengan anak normal lainnya. Hambatan yang kedua
anak tunagrahita dapat dilihat pada sisi prilaku adaptifnya atau kesulitan dirinya untuk
mampu bertingkah laku sesuai dengan situasi yang belum dikenal sebelumnya. Adapun
klasifikasi anak tunagrahita yakni: tunagrahita ringan, sedang, berat, dan sangat berat.
Dapat disimpulkan bahwa tunagrahita adalah suatu kondisi dimana anak mengalami
keterbatsan pada kemampuanintelejensi dan kemampuan adaptasi seperti komunikasi,
bersosialisasi, menjagakesehatan, keamanan diri, dan kemampuan merawat diri.
Dalam pembelajaran, anak tunagrahita membutuhkan media pembelajaran. Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode
yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.Alat Bantu pelajaran penting
diperhatikan dalam mengajar anak tunagrahita. Hal ini disebabkan anak tunagrahita
kurang mampu berfikir abstrak, mereka membtutuhkan hal-hal kongkrit. Agar terjadinya
tanggapan tentang obyek yang dipelajari, maka dibutuhkan alat pelajaran yang memadai.
10
Selanjutnya diterangkan tentang karakteristik alat Bantu pelajaran untuk anak
tunagrahita antara lain.
1. Warna. Harus menyolok
2. Garis bentuk harus abstrak
Anak tunagrahita akan mengalami kesulitan apabila dihadapkan dengan obyek yang
kurang jelas tanpa tekanan tertentu.Jadi dalam memilih media pembelajaran bagi anak
tunagrahita, harus benar-benar selektif dan mengarah pada hal yang abstrak, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang ada pada masing-masing anak.
B. Saran
Daftar Pustaka
11
12