Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH OBSERVASI

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusif
Dosen Pengampu : Wina Mustikaati, M.Pd.

Disusun Oleh :

Filda Roro Andari P 1807685


Lathifah Rizki 1805022
Maulida Fitriyani 1805644
Riyani Rahmadewi 1805873

3D PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Dengan adanya kegiatan observasi yang beberapa waktu lalu kami lakukan mengenai
Anak Berkebutuhan Khusu (ABK) ini membuat kami mengetahui secara langsung
karakteristik anak terutama anak berkebutuham khusus Tuna Grahita. Disana terlihat jelas
keunikan dari setiap anak yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Disana kami fokus pada sikap siswa yang sangat menonjol seperti ada yang antusias,
ada siswa yang acuh dan ada yang merasa terganggu. Disana kamipun mencari tahu
mengenai media pembelajaran yang anak berkebutuhan khusus gunakam demi menunjangnya
keberhasilan pembelajaran.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Dan
terimakasih juga kepada Ibu Wina selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan inklusif.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Purwakarta, 11 November 2019

Penulis,

2
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
C. Tujuan................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tunagrahita...................................................................................... 6
B. Klasifikasi Anak Penyandang Tunagrahita........................................................ 6
C. Pengertian Media Pembelajaran........................................................................ 7
D. Media Pembelajaran Yang Digunakan Oleh Penyandang Tunagrahita............ 7
E. Manfaat Media Pembelajaran Tunagrahita........................................................ 8
F. Upaya Pendidikan Dan Mengatasi Masalah...................................................... 8

PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................ 10
B. Saran.................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini masyarakat pada umumnya memiliki anggapan bahwa anak


berkebutuhan khusus merupakan anak-anak yang tidak memiliki kemampuan apapun.
Salah satu anak berkebutuhan khusus yang tidak dikenal oleh masyarakat umum adalah
tunagrahita. Tunagrahita merupakan sebuah istilah bagi mereka yang mengalami
gangguan mental ataupun keterbelakangan mental khususnya dalam hal kecerdasan dan
kemampuan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak sedikit yang
menganggap anak tunagrahita adalah “anak buangan”, “cacat mental”, “mental
subnormal”, “bodoh”, dan “idiot”.  Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar
istilah anak “keterbelakangan mental”. Pada kenyataannya istilah itu adalah sebutan untuk
anak tunagrahita.
Bagi masyarakat awam, anak cacat adalah anak yang terlahir karena kutukan bagi
orang tuanya sehingga setiap orang tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu
dan menyembunyikan anak tersebut. Akan tetapi, ada pula yang berpendapat bahwa anak
cacat adalah anak yang membawa keberuntungan. Masyarakat perlu lebih peduli terhadap
anak-anak berkebutuhan khusus sehingga mereka akan mendapat layanan pendidikan
khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Anak tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya jelas-jelas berada di bawah
rata-rata. Disamping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Mereka memiliki hambatan pada dua sisi, yaitu pada sisi
kemampuan intelektualnya yang berada dibawah anak pada umumnya. Anak tunagrahita
memiliki kemampuan intelektual yang berada pada dua standar deviasi dibawah normal
jika diukur dengan tes intelegensi dibandingkan dengan anak normal lainnya. Hambatan
yang kedua anak tunagrahita dapat dilihat pada sisi prilaku adaptifnya atau kesulitan
dirinya untuk mampu bertingkah laku sesuai dengan situasi yang belum dikenal
sebelumnya.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini kelompok kami akan membahas mengenai
pengertian tunagrahita, karakteristik tunagrahita, tipe tunagrahita, faktor penyebab
tunagrahita, pendampingan yang dilakukan untuk tunagrahita dan menjelaskan hasil
observasi kelompok kami saat berada di SLB.

4
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian tunagrahita ?
2. Klasifikasi anak penyandang tunagrahita ?
3. Pengertian media pembelajaran ?
4. Media pembelajaran yang digunakan oleh penyandang tunagrahita ?
5. Manfaat media pembelajaran tunagrahita ?
6. Upaya Pendidikan dan Mengatasi masalah ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian mengenai tunagrahita.


2. Untuk mengetahui klasifikasi anak penyandang tunagrahita.
3. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran.
4. Untuk mengetahui media pembelajaran yang digunakan oleh penyandang tunagrahita.
5. Untuk mengetahui manfaat media pembelajaran tunagrahita.
6. Untuk mengetahui upaya pendidikan dan mengatasi masalah bagi penyandang
tunagrahita.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tunagrahita

Menurut Amerrican Association on Mental Retardation (AAMR), tunagrahitamerujuk


pada keterbatasan fungsi intelektual umum dan keterbatasan padaketerampilan.
Keterampilan adaptif mencakup area komunikasi, merawat diri, homeliving, keterampilan
sosial, bermasyarakat, mengontrol diri, functional academics,waktu luang, dan kerja.
Tunagrahita merupakan suatu kondisi dimana anakmengalami hambatan pada
perkembangan mental, tingkat intelejensi, bahasa,sosial, dan motorik. Tunagrahita adalah
keterbatasan pada fungsi intelektual dankemampuan adaptasi. Keterbatasan kemampuan
adaptasi meliputi komunikasi,keterampilan sosial, akademik, kesehatan, keamanan, dan
merawat diri (Schwart,2004). Tunagrahita merupakan suatu keadaan dimana tingkat
intelejensinya dibawahrata-rata dan tunagrahita bukanlah suatu penyakit (Agung, 2008).

Berdasarkan beberapa konsep diatas dapat disimpulkan bahwa tunagrahitaadalah


suatu kondisi dimana anak mengalami keterbatsan pada kemampuanintelejensi dan
kemampuan adaptasi seperti komunikasi, bersosialisasi, menjagakesehatan, keamanan diri,
dan kemampuan merawat diri.

B. Klasifikasi penyandang tunagrahita

Umur
Klasifikasi IQ Pendidikan Klinis Estimasi
Mental

Anak dapat
belajar
keterampilan 85% dari Setara usia
Tunagrahita 50-55 s.d Dapat dilatih
dapat hidup anak dengan anak normal
Ringan 68-70 dan didik
mandiri tunagrahita 9-12 tahun
(mandi,
berpakian).

Dapat belajar 10% dari Setara usia


Tunagrahita 35-40 s.d
Dapat dilatih merawat diri, anak dengan anak normal
Sedang 50-55
bersosialisasi. tunagrahita 6-8 tahun

Tunagrahita 20-25 s.d Perlu 4% dari anak Setara usia


Berat 35-40 pengawasan dengan anak normal
perlu latihan tunagrahita 3-5 tahun
khusus untuk
mempelajari

6
beberapa
keterampilan
diri.

1-2% dari
Tunagrahita Kurang dari Tidak mampu
anak dengan
Sangat Berat 20-25 merawat diri
tunagrahita

C. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.

D. Media pembelajaran yang digunakan oleh penyandang tunagrahita

Menyusun Warna. Matching Number. Marching Colour

Menyusun bentuk. Puzzle. Puzzle

7
Buku Pembelajaran Tunagrahita. Video Pembelajaran Spiritual. Siswa
tunagrahita

E. Manfaat media pembelajaran tunagrahita


Alat Bantu pelajaran penting diperhatikan dalam mengajar anak tunagrahita. Hal ini
disebabkan anak tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, mereka membtutuhkan hal-
hal kongkrit. Agar terjadinya tanggapan tentang obyek yang dipelajari, maka dibutuhkan
alat pelajaran yang memadai.

Selanjutnya diterangkan tentang karakteristik alat Bantu pelajaran untuk anak tunagrahita
antara lain.

1. Warna. Harus menyolok


2. Garis bentuk harus abstrak

Hal yang penting adalah dalam menciptakan atau memilih alat bantu atau media
pembelajaran ini harus diingat tentang hal-hal yang perlu ditonjolkan atau yang akan
menjadi pusat / pokok pembicaraan. Anak tunagrahita akan mengalami kesulitan apabila
dihadapkan dengan obyek yang kurang jelas tanpa tekanan tertentu.

Jadi dalam memilih media pembelajaran bagi anak tunagrahita, harus benar-benar
selektif dan mengarah pada hal yang abstrak, serta disesuaikan dengan karakteristik dan
kemampuan yang ada pada masing-masing anak.

F. Upaya pendidikan dan mengatasi masalah

8
Pendidikan atau layanan anak harus senantiasa mengikutsertakan orang tua.
Pengembangan kemampuan anak harus terus diupayakan secara maksimal, sampai
mencapai batas kemampuan anak sendiri baik kemampuan fisik, sosial dan mental, di
antarnya dengan :
1. Setiap hal yang baru harus terus diulang-ulang.
2. Tugas-tugas harus singkat dan sederhana.
3. Senantiasa menggunakan kalimat dengan kosakata yang sederhana.
4. Gunakan selalu peragaan dan mengulang prosesnya jika mengajar mereka.
5. Pengalaman yang bersifat kerja seluruh alat indra harus selalu diupayakan.
6. Mengajarkan sesuatu harus dipotong atau dipecah menjadi bagian yang kecil sehingga
mudah ditangkap anak.
7. Dorong dan bantu anak untuk bertanya dan mengulang.
8. Beri selalu kemudahan hingga anak mau melatih motor halus dan kasarnya terus
menerus.
9. Sebelum melatihkan hal yang baru usahakan agar anak lebih dahulu meletakkan
perhatian penuh.
10. Beri senantiasa penguat.
11. Dorong agar orang tua mau mengikutsertakan anaknya pada kelompok atau organisasi
olahraga untuk anak cacat mental yang ada.
12. Bagi anak cacat grahita ringan di TK perlu :
- Duduk tenang dan memperhatikan guru.
- Pisahkan latihan rangsangan pada indra pendengaran dan penglihatan.
- Mengikuti sesuatu petunjuk atau tuntutan.
- Mengembangkan kemampuan berbahasa.
- Latihan motor : memegang pensil, memotong dengan gunting dan sebagainya.
- Latihan menolong diri sendiri seperti : mengikat tali sepatu, mengancing dan
melepas kancing baju, BAB + BAK.
- Bergaul dengan teman sebaya.
13. Bagi TK “anak mampu didik” banyak diupayakan pada pengalaman bahasa dan
konsep-konsep.
14. TK cacat grahita berat ditekankan kepada latihan-latihan keterampilan menolong diri
sendiri sehari-hari. Mereka ini menurut Balthazar (1975) cenderung bertingkah laku
tetap (steriotype) seperti : goyong-goyang terus, menggaruk-garuk terus, menggosok-
gosok mata terus, sehingga ada latihan-latihan mengurangi hal tersebut yang juga
dilakukan dirumah. Di bawah ini penulis cantumkan kutipan rangsangan yang perlu
diberikan pada mereka baik TK, usia sekolah maupun pada orang dewasa.

9
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya jelas-jelas berada di bawah rata-
rata. Disamping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Mereka memiliki hambatan pada dua sisi, yaitu pada sisi kemampuan
intelektualnya yang berada dibawah anak pada umumnya. Anak tunagrahita memiliki
kemampuan intelektual yang berada pada dua standar deviasi dibawah normal jika diukur
dengan tes intelegensi dibandingkan dengan anak normal lainnya. Hambatan yang kedua
anak tunagrahita dapat dilihat pada sisi prilaku adaptifnya atau kesulitan dirinya untuk
mampu bertingkah laku sesuai dengan situasi yang belum dikenal sebelumnya. Adapun
klasifikasi anak tunagrahita yakni: tunagrahita ringan, sedang, berat, dan sangat berat.
Dapat disimpulkan bahwa tunagrahita adalah suatu kondisi dimana anak mengalami
keterbatsan pada kemampuanintelejensi dan kemampuan adaptasi seperti komunikasi,
bersosialisasi, menjagakesehatan, keamanan diri, dan kemampuan merawat diri.
Dalam pembelajaran, anak tunagrahita membutuhkan media pembelajaran. Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode
yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.Alat Bantu pelajaran penting
diperhatikan dalam mengajar anak tunagrahita. Hal ini disebabkan anak tunagrahita
kurang mampu berfikir abstrak, mereka membtutuhkan hal-hal kongkrit. Agar terjadinya
tanggapan tentang obyek yang dipelajari, maka dibutuhkan alat pelajaran yang memadai.

10
Selanjutnya diterangkan tentang karakteristik alat Bantu pelajaran untuk anak
tunagrahita antara lain.
1. Warna. Harus menyolok
2. Garis bentuk harus abstrak
Anak tunagrahita akan mengalami kesulitan apabila dihadapkan dengan obyek yang
kurang jelas tanpa tekanan tertentu.Jadi dalam memilih media pembelajaran bagi anak
tunagrahita, harus benar-benar selektif dan mengarah pada hal yang abstrak, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang ada pada masing-masing anak.

B. Saran

1. Dalam melakukan pembelajaran pada kelas tunagrahita, hendaknya guru


memperhatikan karakteristik dan kebutuhan dari peserta didik. Sehingga pembelajaran
bagi siswa tunagrahita dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Dalam pembelajaran, hendaknya guru lebih sering menggunakan media pembelajaran
baru dan khusus agar siswa tunagrahita memiliki pengetahuan yang luas dan dapat
mengenali banyak benda.

Daftar Pustaka

Pratiwi, Ajeng Veronica.2015. Makalah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tuna


Grahita.http://vajengpertiwi.blogspot.com/2015/05/makalah-pendidikan-anak-
berkebutuhan_52.html?m=1
Admin.2017. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Media Pembelajaran.
https://www.padamu.net/pengertian-media-pembelajaran
Maswedan.2016. Manfaat Media Pembelajran. https://silabus.org/manfaat-media-
pembelajaran/

11
12

Anda mungkin juga menyukai