Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TUNAGRAHITA
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Anak
Berkebutuhan Khusus

Dosen Pengampu : Susilawati, M.Pd

Disusun Oleh :

Dendy Trendyansyah (140641132)

Rizkha Rohmayana (140641116)

Syeh Nurhidayat (140641119)

Kelompok 3

Kelas: SD14.A4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2017
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah swt.karena berkat


hidayah dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah hasil observasi
bimbingan anak berkebutuhan khusus. Makalah tentang konsep anak tunagrahita
dan layanan bimbingannya ini bertujuan agar pembaca mengetahui tentang
pengertian anak tunagrahita, ciri-ciri anak dengan tunagrahita serta penyebab anak
tunagrahita. Selain itu pembaca juga bisa mengetahui metode pembelajaran untuk
anak tunagrahita serta alternatif layanan bimbingannya serta dalam makalah ini
juga menyajikan hasil observasi kelompok kami di SLB. Untuk itu, dalam
makalah hasil observasi mata kuliah Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus ini
kami sajikan secara sederhana dan bervariasi. Dengan penyajian seperti itu,
diharapkan kita dapat memunculkan generasi yang bisa membangun bangsa agar
lebih maju dan sejahtera dengan ilmu pengetahuan yang didapatnya dari
pendidikan.
Selama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari
kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas bantuan bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Maka dari itu, dengan rendahan hati kami ucapkan terimakasih kepada yang
terhormat Ibu Susilawati, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan Anak
Berkebutuhan Khusus.
Agar makalah ini lebih memenuhi tuntutan pendidikan, kami sangat
mengharapkan keikhlasan dari rekan pendidik, pengguna, dan pencinta ilmu untuk
memberikan saran atau masukan yang bersifat konstruktif. Karena partisipasi dan
keterlibatan rekan-rekan itulah tugas makalah kita ini akan lebih bermanfaat lagi
bagi kecerdasan generasi bangsa ini.

Cirebon, Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian anak tunagrahita.......................................................................3
B. Ciri-ciri anak tunagrahita...........................................................................4
C. Klasifikasi anak tunagrahita......................................................................5
D. Faktor penyebab anak tunagrahita.............................................................6
E. Upaya pencegahan anak tunagrahita.........................................................9
F. Metode pembelajaran anak tunagrahita.....................................................10
G. Beberapa alternative layanan bimbingan untuk anak tunagrahita.............11
BAB III LEMBAR OBSERVASI
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................22
B. Saran..........................................................................................................22
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah anak tunagrahita atau anak dengan hambatan intelektual mungkin
masih asing bagi pendengaran meskipun bukan tidak mungkin setiap hari
berhadapan dengan salah seorang siswa yang sebenarnya mengalami
ketunagrahitaan. Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang
memiliki perkembangan intelegensi yang terlambat. Setiap klasifikasi selalu
diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi tiga kelas yakni
tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.
Banyak terminologi (istilah) yang digunakan untuk menyebut mereka yang
kondisi kecerdasannya di bawah rata-rata. Dalam bahasa Indonesia, istilah
yang pernah digunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah pikiran,
terbelakang mental, retardasi mental, cacat grahita, dan tunagrahita. Dalam
bahasa asing (Inggris) dikenal dengan beberapa istilah, yaitu mental
retardation, mental deficiency, mentally handcapped, feebleminded dan lain-
lain.
Kata mental dalam peristilahan di atas adalah fungsi kecerdasan
intelektual, dan bukan kondisi psikologi. Adapun peristilahan di Indonesia
mengenai penyandang tunagrahita, mengalami perkembangan, yaitu lemah
pikiran, lemah ingatan, digunakan sekitar tahun 1967, terbelakang mental,
digunakan sejak tahun 1967 hingga tahun 1983, tunagrahita digunakan sejak
tahun 1983 hingga sekarang dan diperkuat dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah No. 72/1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.
Semua istilah yang digunakan disebabkan oleh perbedaan latar belakang
keilmuan dan kepentingan para ahli yang mengemukakannya. Namun, semua
istilah tersebut tertuju pada pengertian yang sama yaitu menggambarkan
kondisi terlambat dan terbatasnya perkembangan kecerdasan seseorang
sedemikian rupa jika dibandingkan dengan rata-rata atau anak pada umumnya
disertai dengan keterbatasan dalam perilaku penyesuaian. Kondisi ini
berlangsung pada masa perkembangan. Untuk lebih memahami tentang anak
tunagrahita maka kami mengangkat tema makalah ini mengenai anak
tunagrahita serta layanan bimbingannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian anak tunagrahita?
2. Apa sajakah ciri-ciri anak tunagrahita?
3. Apa sajakah klasifikasi anak tunagrahita?
4. Apa sajakah faktor penyebab anak tunagrahita?
5. Apa sajakah upaya pencegahan ketunagrahitaan?
6. Bagaimana metode pembelajaran anak tunagrahita?
7. Apa sajakah alternatif layanan bimbingan untuk anak tunagrahita?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penyusunan makalah ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian anak tunagrahita,
2. Untuk mengetahui apa sajakah ciri-ciri anak tunagrahita,
3. Untuk mengetahui apa sajakah klasifikasi anak tunagrahita,
4. Untuk mengetahui apa sajakah faktor penyebab anak tunagrahita,
5. Untuk mengetahui apa sajakah upaya pencegahan ketunagrahitaan;
6. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran anak tunagrahita,
7. Untuk mengetahui apa sajakah alternatif layanan bimbingan untuk anak
tunagrahita.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Tunagrahita


Tunagrahita termasuk dalam golongan anak berkebutuhan khusus (ABK).
Pendidikan secara khusus untuk penyandang tunagrahita lebih dikenal dengan
sebutan sekolah luar biasa (SLB). Pengertian tunagahita pun bermacam-
macam. Tunagrahita merupakan asal dari kata tuna yang berarti merugi
sedangkan grahita yang berarti pikiran. Tunagrahita merupakan kata lain
dari Retardasi Mental (Mental Retardation) yang artinya terbelakang mental.
Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah lain untuk
tunagrahita ialah sebutan untuk anak penurunan kemampuan atau
berkurangnya kemampuan dalam segi kekuatan, nilai, kualitas, dan kuantitas.
Pengertian lain mengenai tunagrahita ialah cacat ganda. Seseorang yang
mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang
terganggu. Istilah cacat ganda yang digunakan karena adanya cacat mental
yang dibarengi dengan cacat fisik. Misalnya cacat intelegensi yang mereka
alami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat mata). Ada juga
yang disertai dengan gangguan pendengaran.
Namun, tidak semua anak tunagrahita memiliki cacat fisik. Contohnya
pada tunagrahita ringan. Masalah tunagrahita ringan lebih banyak pada
kemampuan daya tangkap yang kurang. Secara global pengertian tunagrahita
ialah anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterbelakangan dalam
intelegensi, fisik, emosional, dan sosial yang membutuhkan perlakuan khusus
supaya dapat berkembang pada kemampuan yang maksimal.
Berbagai definisi telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satu definisi
yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama ialah definisi yang
dirumuskan Grossman (1983) yang secara resmi digunakan AAMD
(American Association on Mental Deficiency) sebagai berikut.Mental
retardaction refers to significantly subaverage general Intellectual
functioning resulting in or adaptive behavior and manifested during the
developmental period. Artinya, ketunagrahitaan mengacu pada fungsi
intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata
(normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri
dan semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya.
Berdasarkan uraian diatas maka tunagrahita adalah anak berkebutuhan
khusus yang memiliki keterbelakangan dalam intelegensi dibawah rata-rata
(normal), fisik, emosional, dan sosial yang berlangsung pada masa
perkembangannya serta membutuhkan perlakuan khusus supaya dapat
berkembang pada kemampuan yang maksimal.

B. Ciri-Ciri Anak Tunagrahita


Ciri-Ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :
1. Fisik (Penampilan):
a. Hampir sama dengan anak normal
b. Kematangan motorik lambat
c. Koordinasi gerak kurang
d. Anak tunagrahita berat dapat terlihat.
2. Intelektual:
a. Sulit mempelajari hal-hal akademik.
b. Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf
anak normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 70.
c. Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf
anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 50
d. Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal
usia 3 4 tahun, dengan IQ 30 ke bawah.

3. Sosial dan Emosi


a. Suka menyendiri
b. Mudah dipengaruhi
c. Kurang dinamis
d. Kurang pertimbangan/kontrol diri
e. Kurang konsentrasi
f. Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.
4. Bahasa
Perbendaharaan kata anak tunagrahita sangat terbatas terutama kata
yang tidak umum (istilah asing atau abstrak). Pada anak yang
tunagrahitaannya semakin berat banyak yang mengalami gangguan
bicara disebabkan cacat artikulasi dan problem dalam pembentukan
bunyi. Oleh karena itu anak tunagrahita sulit di ajak bicara.
5. Kepribadian
Anak tunagrahita tidak percaya akan kemampuannya, tidak mampu
mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga lebih banyak bergantung
pada orang lain. Selain itu, anak tunagrahita kesulitan mengorganisasi
keadaan dirinya, terutama pada anak tunagrahita yang kategori berat. Hal
ini ditunjukan dengan kemampuannya dalam berjalan dan berbicara pada
usia dewasa, sikap gerak langkahnya kurang serasi, pendengaran dan
penglihatannya tidak dapat difungsikan dengan baik, kurang peka
terhadap perasaan sakit, bau yang tidak enak, serta makanan yang tidak
enak.

C. Klasifikasi Anak Tunagrahita


Terdapat berbagai jenis klasifikasi anak tunagrahita. Berdasarkan
klasifikasi akademi tunagrahita sesuai dengan dasar pengelompokannya.
Suparno, dkk (2007) mengemukakan beberapa klasifikasi tunagrahita
berdasarkan sudut pandang medis (tipe klinis), sudut pandang pendidikan,
dan sudut pandang sosiologis.
1. Klasifikasi tunagrahita dalam sudut pandang medis
Klasifikasi dari sudut pandang medis (tipe klinis) ini terlihat pada
anatomi dan fisiologis yang mengalami penyimpangan. Kelompok tipe
klinis diantaranya:
a. Down Syndrom (Mongoloid)
Anak tipe ini biasa disebut kembar dunia karena kesamaan cirri-
ciri fisik yang menyerupai orang Mongol yaitu mata sipit dan miring,
lidah tebal dan terbelah-belah serta biasanya menjulur keluar, telinga
kecil, tangan kering, semakin dewasa kulitnya semakin kasar, pipi
bulat,bibir tebal dan besar, tangan bulat dan lemah, kecil, tulang
tengkorak dari mata hingga belakang tampak pendek.
b. Kretin
Anak tipe kretin nampak seperti orang cebol dengan ciri fisik
badan pendek, kaki tangan pendek, klit kering, tebal dan keriput,
rambut kering, kuku pendek, dan tebal.
c. Hydrocephalus
Penyandang hydrocephalus memiliki kepala yang sangat besar.
Gejala yang nampak adalah semakin membesarnya Cranium
(tengkorak kepala) yang disebabkan oleh semakin bertambahnya atau
bertimbunnya cairan cerebro-spinal pada kepala. Cairan ini member
tekanan pada otak besar (cerebrum) yang menyebabkan degradasi
(kemunduran) pada fungsi otak.
d. Microcephalus, macrocephalus, brachicephalus, dan schaphocephalus
Istilah-istilah tersebut menunjukan kelainan bentuk dan ukuran
kepala yaitu Microcephalus (bentuk ukuran kepala yang kecil), normal
brachicephalus (bentuk kepala yang melebar), dan schaphocephalus
(memiliki ukuran kepala yang panjang sehingga menyerupai menara).
e. Rusak otak (Brain Damage)
Kerusakan otak (Brain Damage) berpengaruh terhadap berbagai
kemampuan yang dikendalikan oleh susunan saraf pusat. Kerusakan
saraf pusat dapat menyebabkan gangguannkecerdasan, gangguan
pengamatan, gangguan tingkah laku, gangguan perhatian dan
gangguan motorik.
f. Cerebral Palsy (kelompok kelumpuhan otak)
Kelumpuhan pada otak akan mengganggu fungsi kecerdasan.
Disamping itu kemungkinan mengganggu pusat koordinasi gerak,
sehingg kelainan cerebral palsy selain mengalami gangguan
kecerdasan juga mengalami gangguan koordinasi gerak . gangguan
koordinasi gerak menjadi kajian bidang penganganan tunadaksa,
sedangkan gangguan kecerdasan menjadi kajian bidang penanganan
tunagrahita.
2. Klasifikasi tunagrahita dari sudut pandang pendidikan
Klasifikasi tunagrahita dalam kemampuannya mengikuti pendidikan
menurut kalangan American Education (Moh. Amin 1995:21)
mengelompokkan menjadi educable mentally retarded, trained mentally
retarded dan totally/costudial dependent yang diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia: mampu didik, mampu latih, dan perlu rawat. Pengelompokan
tersebut sebagai berikut:
a. Mampudidik
Kelompok anak ini setingkat Mild, Borderline, Marginally
dependent, moron dan debil. IQ anak mampudidik berkisar 50/55
70/75. Pada umumnya kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak
normal lainnya. Mereka masih bisa di didik (diajarkan) membaca,
menulis, berhitung. Dan jika diberi bimbingan secara maksimal,
kemampuannya setara atau dapat menyelesaikan pendidikan setingkat
kelas 6 SD. Anak mampudidik setelah dewasa masih memungkinkan
untuk dapat bekerja mencari nafkah, dalam bidang yang tidak
memerlukan banyak pemikiran. Tunagrahita mampudidik umumnya
tidak disertai dengan kelahiran fisik baik sensori maupun motoris,
sehingga kesan lahirlah anak mampudidik tidak berbeda dengan anak
normal sebaya.

b. Mampulatih
Kelompok anak ini setingkat dengan Morderate, semi dependent,
imbesil. Anak-anak ini memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 20/25
50/55. Pada kondisi fisiknya sudah dapat terlihat perbedaan dengan
anak normal, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai
fisik normal. Anak mampu latih masih bisa latih membaca, menulis
dan berhitung akan tetapi tingkatannya lebih sulit dari anak yang
mampu didik. Jika diberi bimbingan secara maksimal, kemapuannya
setara atau dapat menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 3 SD.
Anak mampu latih hanya mampu dilatih dalam keterampilan mengurus
diri sendiri dan aktivitas kehidupan sehari-hari.
c. Perlurawat
Kelompok anak tipe ini termasuk totally dependent or profoundly
mentally retarded, severe, idiot. Tingkat kecerdasan IQ kurang dari 25.
Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain
(perlurawat). Intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara
akademis. Sebagian besar dari kelompok anak ini tidak dapat bergerak
atau sangat terbatas dalam geraknnya dan hanya mampu
mengandalkan komunikasi verbal yang belum sempurna. Jika diberi
bimbingan secara maksimal, kemampuannya setara anak 3 tahun. Anak
ini hanya mampu dilatih pembiasaan (conditioning) dalam kehidupan
sehari-hari. Seumur hidupnya tidak dapat lepas dari orang lain.
3. Klasifikasi tunagrahita dari sudut pandang Sosiologis
Klasifikasi yang berpandangan sosiologis memandang tunagrahita
dalam kemampuannya secara mandiri di masyarakat, atau peran yang
dapat dilakukan di lingkungan masyarakat. Klasifikasi tersebut menurut
AAMD (Amin: 1995) adalah sebagai berikut:
a. Tunagrahita ringan
Tingkat kecerdasan (IQ)mereka berkisar 50-70. Dalam
penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu menyesuaikan diri pada
lingkungan sosial yang lebih luas dan mampu melakukan pekerjaan
setingkat semi terampil.
b. Tunagrahita sedang
Tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar anatara 30-50. Mampu
melakukan keterampilan mengurus diri sendiri (self-helf), mampu
mengadakan adaptasi sosial di lingkungan terdekat, dan mampu
mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan atau bekerja di
tempat kerja terlindung (sheltered work-shop).

c. Tunagrahita berat dan sangat berat


Mereka memiliki tingkat kecerdasan (IQ) kurang dari 30. Mereka
sepanjang kehidupannya selalu tergantung bantuan dan perawatan
orang lain. Ada yang masih mampu dilatih mengurus diri sendiri dan
berkomunikasi secara sederhana dalam batas tertentu.

D. Faktor Penyebab Anak Tunagrahita


Seseorang menjadi tunagrahita disebabkan oleh berbagai faktor yakni
sebagi berikut:
1. Prenatal
Faktor prenatal adalah faktor yang terjadi sebelum masa kelahiran. Faktor-
faktor yang berpengaruh pada perkembangan janin sehingga
memungkinkan tumbuh menjadi anak tunagrahita diantaranya:
a. Keturunan yaitu terkena galaktosemia atau yang dikenal umum sebagai
penyakit kuning.
b. Pembelahan kromosom yang tidak sesuai.
c. Pada saat hamil, ibu termasuk peroko berat, mengalami depresi berat,
mengalami kecelakaan waktu hamil (benturan), kekurangan gizi,
pemakaian obat-obatan (napza), dan terkena campak, diabetes, infeksi
tubella (cacar).
2. Natal
Faktor-faktor penyebab pada saat melahirkan diantaranya proses ibu
melahirkan yang sudah terlalu lama dapat mengakibatkan kekurangan
oksigen pada bayi. Selain hal itu berbagai faktor lain seperti penggunaan
alat kedokteran (misalnya tang), tulang panggul ibu yang terlalu kecil, bayi
lahir premature, dan bayi lahir sungsang juga menjadi penyebab kerusakan
pada otak dan menyebabkan tunagrahita pada seorang anak.
3. Pasca natal
Faktor pasca natal adalah faktor yang terjadi pada masa setelah kelahiran
atau pada masa perkembangan awal anak. Adapun penyebabnya adalah
sebagi berikut:
a. Anak mengalami kecelakaan (jatuh mengani bagian kepala) sehingga
mengenai saraf pusat di otak.
b. Anak mengalami gizi buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai
kejang-kejang.
c. Radang selaput otak (meningitis) dapat menyebabkan seorang anak
menjadi tunagrahita.

E. Upaya Pencegahan Timbulnya Ketunagrahitaan


Beberapa alternatif upaya pencegahan timbulnya ketunagrahitaan adalah
sebagai berikut :
1. Diagnostik prenatal
Adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memeriksa kehamilan. Dengan
usaha ini diharapkan dapat ditemukan kemungkinan adanya kelainan-
kelainan pada janin, baik berupa kelainan kromosom maupun kelainan
enzim yang diperlukan bagi perkembangan janin. Seandainya ditemukan
adanya kelainan, maka tindakan selanjutnya diserahkan kepada ibu hamil
atau keluarganya atau pertimbangan-pertimbangan dari dokter ahli dalam
masalah tersebut.
2. Imunisasi
Dilakukan terhadap ibu hamil maupun anak-anak balita. Dengan
imunisasi ini dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang
menganggu perkembangan bayi/anak.
3. Tes darah
Dilakukan terhadap pasangan-pasangan yang akan menikah untuk
menghindari kemungkinan menurunkan benih-benih yang berkelainan.
4. Pemeliharaan kesehatan
Terutama bagi ibu-ibu hamil. Hal ini terutama menyangkut pemeriksaan
kesehatan selama hamil, penediaan gizi/nutrisi serta vitamin yang
memadai, menghindari radiasi, dan sebagainya.
5. Program KB
Diperlukan untuk mengatur kehamilan dan menciptakan keluarga yang
sejahtera baik dalam segi fisik maupun psikis. Keluarga kecil lebih
memungkinkan terbinanya hubungan afeksi yang relative lebih baik serta
terjaminnya kebutuhan fisik yang relative lebih baik pula.
6. Sanitasi lingkungan
Yaitu mengupayakan terjaganya suatu lingkungan yang bersih dan sehat,
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang
membahayakan perkembangan anak.
7. Penyuluhan genetic
Yaitu suatu usaha mengkomunikasikan berbagai informasi yang berkaitan
dengan masalah genetika dan masalah-masalah yang ditimbulkannya. Ini
dapat dilakukan melalui media cetak, elektronik, maupun secara langsung
melalui posyandu atau klinik-klinik kesehatan.
8. Tindakan operasi
Diperlukan terutama bagi kelahiran dengan resiko tinggi untuk mencegah
kelainan-kelainan yang ditimbulkan pada waktu kelahiran.
F. Metode Pembelajaran Untuk Anak Tunagrahita
1. Tunagrahita ( C )
Untuk anak SLB-C atau mampu didik metode pengajaran yang dapat
digunakan adalah metode ceramah oleh guru seperti pada tingkat Sekolah
Dasar lainnya. Dalam hal ini guru menerangkan materi yang diajarkan.
Setelah itu guru dapat melakukan tanya jawab dengan murid sehingga
murid lebih mampu untuk mengerti apa yang diajarkan. Guru juga bisa
menggunakan alat peraga untuk beberapa pelajaran agar anak lebih tertarik
untuk belajar dan mampu untuk mengingat lebih baik materi
pembelajarannya. Setiap minggunya juga dapat dibuat pelaporan kinerja
sehingga guru dapat mengetahui perkembangan anak secara baik juga
memberikan reward bagi anak yang berkembang dengan baik dan disiplin
dalam kelas.
2. Tunagrahita ( C 1 )
Untuk anak SLB-C1 atau mampu latih metode pengajaran yang dapat
digunakan adalah ceramah secara efektif dengan menggunakan kontak
mata yang baik, isyarat, juga suara yang jelas. Guru dapat membangun
komunikasi yang baik dengan murid sehingga murud merasa nyaman saat
belajar. Karena mereka merupakan murid yang mampu didik maka harus
disediakan berbagai alat untuk menunjang pembelajaran mereka.

G. Beberapa Alternatif Layanan Bimbingan Untuk Anak Tunagrahita


Anak tunagrahita walaupun mengalami hambatan intelektual, dapat
mengaktualisasikan potensinya asalkan mereka diberi kesempatan untuk
mengikuti pendidikan dengan pelayanan khusus. Melalui pelayanan ini
mereka akan mampu melaksanakan tugasnya sehingga dapat memiliki rasa
percaya diri dan harga diri. Hal yang paling penting dalam pendidikan anak
tunagrahita adalah memunculkan harga diri sehingga mereka tidak menarik
diri dan masyarakat tidak mengisolasi anak tunagrahita karena mereka
terbukti mampu melakukan sesuatu.
Layanan pendidikan anak tunagrahita secara umum dialkukan di beberapa
tempat. Selain itu, anak tunagrahita juga memerlukan fasilitas yang akan
dialkukan untuk bina diri.
1. Sekolah untuk anak tunagrahita
Adapun layanan pendidikan tunagrahita dilakukan dibeberapa tempat,
yaitu:
a. SLB-C
SLB-C merupakan SLB yang dikhususkan untuk penyandang
tunagrahita. Lamanya waktu belajar. SLB-C yaitu jenjang: TKLB C
(1-3 tahun), SDLB C (mininmal 6 tahun), SLTPLB C (minimal 3
tahun), dan SMLB C (minimal 3 tahun). Dalam satu kelas maksimal
10 anak dengan pembimbing atau pengajar guru khusus dan teman
sekelas yang dianggap sama kemampuannya (tunagrahita). Kegiatana
belajar mengajar sepanjang hari penuh di kelas khusus. Untuk anak
tunagrahita ringan dapat bersekolah di SLB-C, sedangkan anak
tunagrahita sedang dapat bersekolah di SLB-C1.

b. SDLB
Anak tunagrahita dapat disekolahkan di SDLB. SDLB merupakan SD
yang menyelenggarakan pendidikan khusus dengan berbagai macam
jenis kelainan yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa.
c. Guru kunjung
Kegiatan pembelajaran dapat dialkukan dengan mendatangkan guru
khusus di rumah anak tunagrahita, di rumah sakit, ataupun sebuah
temapt anak tunagrahita berkumpul dan belajar bersama. Kegiatan ini
dilakukan secara kontinu misalnya 1 minggu 2 kali karena jauh dari
SLB atau sekolah inklusi.
d. Sekolah terpadu/ inklusi
Sekolah regular yang menggabungkan ABK dengan anak normal
dalam satu sekolah baik dalam bentuk kelas biasa, kelas biasa dengan
ruang khusus ataupun kelas khusus di sekolah reguler.
2. Layana khusus untuk anak tunagrahita
Layanan pendidikan secara khusus untuk anak tunagrahita lebih di
arahkan pada pendekatan individual dan pendekatan remidiatif.
Pendekatan individual didasarkan pada assessment kemampuan anak
untuk mengembangkan sisa potensi yang ada dalam dirinya.
Layanan pendidikan khusus meliputi latihan sensomotorik, terapi
bermain dan okupasi, dan latihan mengurus dirinya sendiri. Tujuan
utama layana pendidikan bagi anak tunagrahita relative sama dengan
fasilitas pendidikan untuk anak SD dan TK reguler. Fasilitas
ppendidikan lebih diarahkan untuk latihan sensomotorik dan
pembetulan motorik halus. Walaupun demikian fasilitas yang berkaitan
dengan pembinaan motorik kasar juga perlu disediakan secara
memadai.
Secara umum fasilitas pendidikan yang harus disesuaikan dengan
karakteristik anak tunagrahita adalah:
a. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan sensomotorik
diantaranya:
1. Visual, dengan menyediakan berbagai bentuk benda dengan
aneka warna.
2. Perabaan dan motorik tangan dengan menyediakan crayon
untuk mewarnai dan kertas lipat.
3. Pembau, menyediakan parfum, minyak telon, minyak kayu
putih untuk merangsang indra pembau anak.
4. Koordiansi, menyediakan menara gelang dan puzzle.
b. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan aktivitas kehiduapn
sehari-hari (activity daily leaving) yaitu permainan yang
mendukung kemandirian anak melalui latihan lebersihan diri
seperti:
1. Latihan mandi
2. Latihan gosok gigi
3. Latihan berpakaian
4. Latihan memakai sepatu
5. Bermain dengan mobil-mobilan dan lainnya.
c. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan motorik kasar di
antaranya dapat beruap terapi okupasi dengan menggunakan bola
kecil, latihan bolabesar, permainan keseimbangan, dan lainnya.
Dengan berbagai keterampilan yang dikembangkan diharapkan
kemampuan anak tunagrahita dapat meningkat.
BAB III
LEMBAR OBSEVASI

KEGIATAN KUNJUNGAN KE SEKOLAH LUAR BIASA

MATA KULIAH : BIMBINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kelompok : KELOMPOK 3

Kelas : SD14.A4

Nama Anggota Kelompok : - DENDY TRENDIANSYAH (140641132)


- RIZKHA ROHMAYANA (140641116)
- SYEH NURHIDAYAT (140641119)

Hari/Tanggal pelaksanaan observasi : Sabtu, 25 Maret 2017

Pukul : 08.00 s.d 11.00

A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SLB AL- ZAKIYAH KLANGENAN

Alamat Sekolah : Jl. Nyimas Endang Geulis Desa/ Kecamatan

Klangenan Kbupaten Cirebon 45156

Nama Kepala Sekolah : Umarhum SP.d

Nama Narasumber : Asep Kholiludin Jusuf

Jabatan Narasumber : Guru Kelas / Kepala Sekolah

Kategori Sekolah : SLB Negeri / Swasta bagian ABC

Jumlah Siswa di Sekolah : 74 siswa

Jumlah siswa di kelas yang di observasi : 4 siswa


B. Lembar Isian Wawancara

1. Makna anak Tunagrahita *


Anak Tunagrahita adalah anak yang mengalami kelainan dari segi emosional
yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata, dibawah rata-rata normal. Anak
tunagrahita dibagi menjadi 3 bagian:
- Anak tunagrahita ringan (IQ 70-80 max 90), mengenal konsep tentang
dirinya dan lingkungan rumah.
- Anak tunagrahita sedang (IQ 50-60)
- Anak tunagrahita berat (IQ 40 kebawah)

2. Ciri-ciri anak Tunagrahita *


a. Fisik (lengkapi dengan foto)
- Bentuk mata sipit
- Bentuk wajah mongol (Down Syndrome)
- Bentuk tubuh biasanya pendek
b. Psikologis
- Merasa minder/ kurang percaya diri.
- Kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan.
- Menyendiri.
- Memiliki dunianya sendiri.

3. Faktor-faktor yang penyebab anak .Tunagrahita *


- Prenatal (sebelum lahir)
Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam kandungan, penyebabnya
seperti: campak, diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang
kekurangan gizi, pemakai obat-obatan (naza) dan juga perokok berat.
- Natal (waktu lahir)
Proses melahirkan yang sudah terlalu lama, dapat mengakibatkan
kekurangan oksigen pada bayi, juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil.
Dapat menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak
(anoxia), juga proses melahirkan yang menggunakan alat bantu (penjepit,
tang).

- Pos Natal (sesudah lahir)


Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi buruk, busung lapar,
demam tinggi yang disertai kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak
(meningitis) dapat menyebabkan seorang anak menjadi ketunaan
(tunagrahita).
4. Kegiatan pembelajaran dan metode pembelajaran untuk anak Tunagrahita *
Untuk metode pembelajaran bagi anak tunagrahita sama seperti anak
normal lainnya yaitu menggunakan metode ceramah, metode ceramah disini
tidak berlangsung lama serta harus menggunakan bahasa dan pengucapan
yang jelas. Selain menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannnya
pun menggunakan pendekatan individual (face to face) untuk mengetahui
karakter masing-masing anak tunagrahita.

5. Kelebihan atau potensi yang dapat dikembangkan pada anak Tunagrahita *


Kelebihan atau potensi pada anak tunagrahita ini disesuaikan dengan bakat
masing-masing anak dan kelebihan itu masih bisa digali khususnya bagi
tunagrahita ringan dan sedang, seperti:
- Menjahit
- Menggambar
- Mewarnai
- Menyanyi

6. Hal yang harus diperhatikan dalam mendidik anak Tunagrahita *


Dalam mendidik anak tunagrahita disesuaikan dengan kondisi anak, serta
suasana belajarnya pun harus kondisional terstruktur.

7. Penanganan atau layanan bimbingan untuk anak Tunagrahita *


(medis, pendidikan, agama, dll)
a. Dari segi medis:
- Terapi bicara
- Terapi gerak
b. Dari pendidikan: mulai belajar dari jam 07.30 s/d 09.30, untuk hari sabtu
di adakannya olahraga.
c. Dari segi agama: hari jumat dilaksanakan sholat jumat dan sholat duha di
masjid.
8. Temuan atau catatan lain
Untuk anak tunagrahita berat ada guru pembimbing khusus (GPK) yang
didatangkan kerumah. Sedangkan untuk tunagrahita berat kebetulan tidak ada
dan tidak ditangani oleh SLB AL-ZAKIYAH.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Ciri-ciri anak
tunagrahita dapat dilihat dari segi fisik (penampilan), intelektual, sosial dan
emosi, bahasa dan kepribadian. Beberapa penyebab ketunagrahitaan yang
sering ditemukan yakni baik prenatal hingga pasca natal. .
Metode pembelajaran untuk anak tunagrahitapun berbeda baik bagi anak
tunagrahita (C) maupun tunagrahita (C1). Adapun beberapa alternatif layanan
bimbingan untuk anak tunagrahita yaitu dari mulai sekolah untuk anak
tunagrahita hingga layanan khususnya yang melatih keterampilan. Dengan
berbagai keterampilan yang dikembangkan diharapkan kemampuan anak
tunagrahita dapat meningkat. Akan tetapi prosesnya membutuhkan waktu
yang tidak singkat dan harus dilaksanakan secara terprogram dan
berkelanjutan dengan melibatkan berbagai tenaga ahli pendidikan (guru),
kesehatan (dokter), terapis, psikolog, dan tentunya orang tua.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga para pembaca lebih mengetahui
mengenai anak berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita serta dapat
memahami layanan bimbingan untuk anak tunagrahita.

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Asep Yana. 2013. Karakteristik Anak Tunagrahita. [online]. Tersedia:


http://asepyana666.blogspot.co.id/2013/03/karakteristik-anak-
tunagrahita.html. [25 Maret 2017].

Diah Prita. 2014. Bimbingan Bagi Anak Tunagrahita. [online]. Tersedia:


http://diahprita.blogspot.co.id/2014/12/bimbingan-bagi-anak-
tunagrahita.html. [25 Maret 2017.

Raditya. 2014. Hakikat Anak Tunagrahita dan Faktor Penyebabnya. [online].


Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9573/2/bab%202%20-10103247002.pdf
[26 Maret 2017].

Rossa Turpuk G. 2008. Anak Tunagrahita dan Perkembangannya dalam FT UI.


Jakarta.

Susilawati, dkk. 2017. Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus. Cirebon: UMC


Press.

Anda mungkin juga menyukai