TUNAGRAHITA
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Anak
Berkebutuhan Khusus
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Kelas: SD14.A4
2017
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian anak tunagrahita.......................................................................3
B. Ciri-ciri anak tunagrahita...........................................................................4
C. Klasifikasi anak tunagrahita......................................................................5
D. Faktor penyebab anak tunagrahita.............................................................6
E. Upaya pencegahan anak tunagrahita.........................................................9
F. Metode pembelajaran anak tunagrahita.....................................................10
G. Beberapa alternative layanan bimbingan untuk anak tunagrahita.............11
BAB III LEMBAR OBSERVASI
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................22
B. Saran..........................................................................................................22
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah anak tunagrahita atau anak dengan hambatan intelektual mungkin
masih asing bagi pendengaran meskipun bukan tidak mungkin setiap hari
berhadapan dengan salah seorang siswa yang sebenarnya mengalami
ketunagrahitaan. Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang
memiliki perkembangan intelegensi yang terlambat. Setiap klasifikasi selalu
diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi tiga kelas yakni
tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.
Banyak terminologi (istilah) yang digunakan untuk menyebut mereka yang
kondisi kecerdasannya di bawah rata-rata. Dalam bahasa Indonesia, istilah
yang pernah digunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah pikiran,
terbelakang mental, retardasi mental, cacat grahita, dan tunagrahita. Dalam
bahasa asing (Inggris) dikenal dengan beberapa istilah, yaitu mental
retardation, mental deficiency, mentally handcapped, feebleminded dan lain-
lain.
Kata mental dalam peristilahan di atas adalah fungsi kecerdasan
intelektual, dan bukan kondisi psikologi. Adapun peristilahan di Indonesia
mengenai penyandang tunagrahita, mengalami perkembangan, yaitu lemah
pikiran, lemah ingatan, digunakan sekitar tahun 1967, terbelakang mental,
digunakan sejak tahun 1967 hingga tahun 1983, tunagrahita digunakan sejak
tahun 1983 hingga sekarang dan diperkuat dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah No. 72/1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.
Semua istilah yang digunakan disebabkan oleh perbedaan latar belakang
keilmuan dan kepentingan para ahli yang mengemukakannya. Namun, semua
istilah tersebut tertuju pada pengertian yang sama yaitu menggambarkan
kondisi terlambat dan terbatasnya perkembangan kecerdasan seseorang
sedemikian rupa jika dibandingkan dengan rata-rata atau anak pada umumnya
disertai dengan keterbatasan dalam perilaku penyesuaian. Kondisi ini
berlangsung pada masa perkembangan. Untuk lebih memahami tentang anak
tunagrahita maka kami mengangkat tema makalah ini mengenai anak
tunagrahita serta layanan bimbingannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian anak tunagrahita?
2. Apa sajakah ciri-ciri anak tunagrahita?
3. Apa sajakah klasifikasi anak tunagrahita?
4. Apa sajakah faktor penyebab anak tunagrahita?
5. Apa sajakah upaya pencegahan ketunagrahitaan?
6. Bagaimana metode pembelajaran anak tunagrahita?
7. Apa sajakah alternatif layanan bimbingan untuk anak tunagrahita?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penyusunan makalah ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian anak tunagrahita,
2. Untuk mengetahui apa sajakah ciri-ciri anak tunagrahita,
3. Untuk mengetahui apa sajakah klasifikasi anak tunagrahita,
4. Untuk mengetahui apa sajakah faktor penyebab anak tunagrahita,
5. Untuk mengetahui apa sajakah upaya pencegahan ketunagrahitaan;
6. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran anak tunagrahita,
7. Untuk mengetahui apa sajakah alternatif layanan bimbingan untuk anak
tunagrahita.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Mampulatih
Kelompok anak ini setingkat dengan Morderate, semi dependent,
imbesil. Anak-anak ini memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 20/25
50/55. Pada kondisi fisiknya sudah dapat terlihat perbedaan dengan
anak normal, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai
fisik normal. Anak mampu latih masih bisa latih membaca, menulis
dan berhitung akan tetapi tingkatannya lebih sulit dari anak yang
mampu didik. Jika diberi bimbingan secara maksimal, kemapuannya
setara atau dapat menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 3 SD.
Anak mampu latih hanya mampu dilatih dalam keterampilan mengurus
diri sendiri dan aktivitas kehidupan sehari-hari.
c. Perlurawat
Kelompok anak tipe ini termasuk totally dependent or profoundly
mentally retarded, severe, idiot. Tingkat kecerdasan IQ kurang dari 25.
Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain
(perlurawat). Intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara
akademis. Sebagian besar dari kelompok anak ini tidak dapat bergerak
atau sangat terbatas dalam geraknnya dan hanya mampu
mengandalkan komunikasi verbal yang belum sempurna. Jika diberi
bimbingan secara maksimal, kemampuannya setara anak 3 tahun. Anak
ini hanya mampu dilatih pembiasaan (conditioning) dalam kehidupan
sehari-hari. Seumur hidupnya tidak dapat lepas dari orang lain.
3. Klasifikasi tunagrahita dari sudut pandang Sosiologis
Klasifikasi yang berpandangan sosiologis memandang tunagrahita
dalam kemampuannya secara mandiri di masyarakat, atau peran yang
dapat dilakukan di lingkungan masyarakat. Klasifikasi tersebut menurut
AAMD (Amin: 1995) adalah sebagai berikut:
a. Tunagrahita ringan
Tingkat kecerdasan (IQ)mereka berkisar 50-70. Dalam
penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu menyesuaikan diri pada
lingkungan sosial yang lebih luas dan mampu melakukan pekerjaan
setingkat semi terampil.
b. Tunagrahita sedang
Tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar anatara 30-50. Mampu
melakukan keterampilan mengurus diri sendiri (self-helf), mampu
mengadakan adaptasi sosial di lingkungan terdekat, dan mampu
mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan atau bekerja di
tempat kerja terlindung (sheltered work-shop).
b. SDLB
Anak tunagrahita dapat disekolahkan di SDLB. SDLB merupakan SD
yang menyelenggarakan pendidikan khusus dengan berbagai macam
jenis kelainan yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa.
c. Guru kunjung
Kegiatan pembelajaran dapat dialkukan dengan mendatangkan guru
khusus di rumah anak tunagrahita, di rumah sakit, ataupun sebuah
temapt anak tunagrahita berkumpul dan belajar bersama. Kegiatan ini
dilakukan secara kontinu misalnya 1 minggu 2 kali karena jauh dari
SLB atau sekolah inklusi.
d. Sekolah terpadu/ inklusi
Sekolah regular yang menggabungkan ABK dengan anak normal
dalam satu sekolah baik dalam bentuk kelas biasa, kelas biasa dengan
ruang khusus ataupun kelas khusus di sekolah reguler.
2. Layana khusus untuk anak tunagrahita
Layanan pendidikan secara khusus untuk anak tunagrahita lebih di
arahkan pada pendekatan individual dan pendekatan remidiatif.
Pendekatan individual didasarkan pada assessment kemampuan anak
untuk mengembangkan sisa potensi yang ada dalam dirinya.
Layanan pendidikan khusus meliputi latihan sensomotorik, terapi
bermain dan okupasi, dan latihan mengurus dirinya sendiri. Tujuan
utama layana pendidikan bagi anak tunagrahita relative sama dengan
fasilitas pendidikan untuk anak SD dan TK reguler. Fasilitas
ppendidikan lebih diarahkan untuk latihan sensomotorik dan
pembetulan motorik halus. Walaupun demikian fasilitas yang berkaitan
dengan pembinaan motorik kasar juga perlu disediakan secara
memadai.
Secara umum fasilitas pendidikan yang harus disesuaikan dengan
karakteristik anak tunagrahita adalah:
a. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan sensomotorik
diantaranya:
1. Visual, dengan menyediakan berbagai bentuk benda dengan
aneka warna.
2. Perabaan dan motorik tangan dengan menyediakan crayon
untuk mewarnai dan kertas lipat.
3. Pembau, menyediakan parfum, minyak telon, minyak kayu
putih untuk merangsang indra pembau anak.
4. Koordiansi, menyediakan menara gelang dan puzzle.
b. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan aktivitas kehiduapn
sehari-hari (activity daily leaving) yaitu permainan yang
mendukung kemandirian anak melalui latihan lebersihan diri
seperti:
1. Latihan mandi
2. Latihan gosok gigi
3. Latihan berpakaian
4. Latihan memakai sepatu
5. Bermain dengan mobil-mobilan dan lainnya.
c. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan motorik kasar di
antaranya dapat beruap terapi okupasi dengan menggunakan bola
kecil, latihan bolabesar, permainan keseimbangan, dan lainnya.
Dengan berbagai keterampilan yang dikembangkan diharapkan
kemampuan anak tunagrahita dapat meningkat.
BAB III
LEMBAR OBSEVASI
Kelompok : KELOMPOK 3
Kelas : SD14.A4
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SLB AL- ZAKIYAH KLANGENAN
A. Kesimpulan
Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Ciri-ciri anak
tunagrahita dapat dilihat dari segi fisik (penampilan), intelektual, sosial dan
emosi, bahasa dan kepribadian. Beberapa penyebab ketunagrahitaan yang
sering ditemukan yakni baik prenatal hingga pasca natal. .
Metode pembelajaran untuk anak tunagrahitapun berbeda baik bagi anak
tunagrahita (C) maupun tunagrahita (C1). Adapun beberapa alternatif layanan
bimbingan untuk anak tunagrahita yaitu dari mulai sekolah untuk anak
tunagrahita hingga layanan khususnya yang melatih keterampilan. Dengan
berbagai keterampilan yang dikembangkan diharapkan kemampuan anak
tunagrahita dapat meningkat. Akan tetapi prosesnya membutuhkan waktu
yang tidak singkat dan harus dilaksanakan secara terprogram dan
berkelanjutan dengan melibatkan berbagai tenaga ahli pendidikan (guru),
kesehatan (dokter), terapis, psikolog, dan tentunya orang tua.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga para pembaca lebih mengetahui
mengenai anak berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita serta dapat
memahami layanan bimbingan untuk anak tunagrahita.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA