Disusun Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendidikan
dan Bimbingan Bagi ABK Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anak Luar Biasa. Dalam penulisan
makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Mhd. Fauzi Hasibuan, S,Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Anak Luar Biasa
2. Semua referensi yang terlibat dan yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak terutama kepada dosen pengampu sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah tunagrahita (intellectual disability) atau dalam perkembangan
sekarang lebih dikenal dengan istilah developmental disability, sering keliru
dipahami oleh masyarakat, bahkan sering terjadi pada para professional dalam
bidang pendidikan luar biasa didalam memahami konsep tunagrahita. Perilaku
tunagrahita yang kadang-kadang aneh, tidak lazim dan tidak cocok dengan situasi
lingkungan seringkali menjadi bahan tertawaan dan olok-olok orang yang berada
didekat mereka. Keanehan tingkah laku tunagrahita dianggap oleh masyarakat
sebagai orang sakit jiwa atau orang gila. Tunagrahita sesungguhnya bukan orang
gila, perilaku aneh dan tidak lazim itu sebetulnya merupakan manifestasi dari
kesulitan meraka didalam menilai situasi akibat dari rendahnya tingkat
kecerdasan. Dalam pengertian lain terdapat kesenjangan yang signifikan antara
kemampuan berfikir dengan perkembangan usia.
Keterbelakangan mental yang biasa dikenal dengan anak tunagrahita biasa
dihubungkan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Tunagrahita memiliki arti
menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan
ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial.
Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ.
Latihan, pengalaman, motivasi, dan lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya
pada kemampuan adaptif seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?
2. Apa yang dimaksud dengan anak tunagrahita?
3. Apa saja faktor penyebab anak tunagrahita?
4. Bagaimanakah karakteristik anak tunagrahita?
5. Bagaimanakah klasifikasi anak tunagrahita?
6. Apa tujuan pendidikan anak tunagrahita?
7. Apa saja pendidikan dan bimbingan yang cocok untuk anak tunagrahita?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anak berkebutuhan khusus.
2. Untuk mengetahui pengertian anak tunagrahita.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab anak tunagrahita.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik anak tunagrahita.
5. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi anak tunagrahita.
8. Untuk mengetahui tujuan pendidikan anak tunagrahita.
9. Untuk mengetahui pendidikan dan bimbingan yang cocok untuk anak
tunagrahita?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Tunagrahita
Ada beberapa istilah yang dipergunakan untuk mengartikan anak tunagrahita.
Istilah tersebut telah dikenal terutama di lingkungan pendidikan diantaranya seperti
lemah mental, lemah ingatan, keterbelakangan mental, dan cacat mental. Sesuai
dengan fungsinya, mental (kecerdasan) bagi manusia merupakan pelengkap
kehidupan yang paling sempurna sebab kecerdasan adalah satu-satunya pembenar
yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lain.
Menurut Mangunsong (2014: 129), dilihat dari asal katanya, tuna berarti
merugi sedangkan grahita berarti pikiran. Tunagrahita merupakan kata lain dari
reterdasi mental (mental reterdation) yang berarti terbelakang secara mental. Istilah
yang sering digunakan untuk keterbelakangan mental antara lain feeble mindedness
(lemah pikiran), cacat mental, defisit mental, bodoh dungu, pandir (imbecile) dan
sebagainya.
Menurut Smart (2010: 49), tunagrahita merupakan istilah yang digunakan
untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah
rata-rata atau bisa juga disebut dengan retardasi mental. Tunagrahita ditandai dengan
keterbatasan inteligensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial.
Menurut Kosasih (2012: 140), bahwa tunagrahita adalah suatu kondisi anak
yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan inteligensi
dan ketidakcakapan terhadap komunikasi sosial. Anak tunagrahita juga sering dikenal
dengan istilah keterbelakang mental dikarenakan keterbatasan kecerdasannya yang
mengakibatkan anak tunagrahita ini sukar untuk mengikuti pendidikan disekolah
biasa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tunagrahita disebut
juga dengan istilah berkelainan mental. Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti
yang sama yaitu menjelaskan kondisi anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang
sedemikian rendahnya (di bawah normal). Tunagrahita bukan penyakit melainkan
suatu kondisi yang melibatkan berbagai faktor, ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan ketunagrahitaan.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan ada dua faktor
penyebab tunagrahita yaitu faktor endogen atau faktor dari dalam dan faktor eksogen
atau faktor dari luar. Faktor endogen yaitu faktor ketidaksempurnaan gen yang dibawa
sejak lahir dan faktor eksogen yaitu faktor yang terjadi akibat perubahan
perkembangan.
Menurut Endang Rochyadi (2005) Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan
adalah berikut ini :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak tunagrahita yaitu anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang
sedemikian rendahnya sehingga untuk meniti tugas perkembangannya. Indikasinya
dapat dilihat pada angka tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50
dikategorikan imbecil, dan IQ 50-75 kategori debil atau moron. Ketunagrahitaan
disebabkan karena faktor endogen dan faktor eksogen. Keterlambatan perkembangan
kognitif pada anak tunagrahita menjadi masalah besar bagi anak tunagrahita ketika
meniti tugas perkembangannya. Maka butuh pengembangan kemampuan bahasa dan
bicara dan membantu penyesuaian sosial anak tunagarahita serta modifikasi
tingkalaku agar mampu mengembangkan intelektualnya.
B. Saran
Anak tunagrahita memang memiliki kemampuan yang rendah dibandingkan dengan
anak normal lainnya, maka perlu adanya perhatian khusus terhadap mereka untuk
dilatih, dibimbing, dan diberi kesempatan serta dukungan agar mereka mampu
mengembangkan seluruh potensinya agar dapat mandiri dan memiliki harga diri
dihadapan orang lain disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kustawan, Dedy dan Yani Meimulyani. (2013). Mengenal Pendidikan Khusus Dan
Pendidikan Layanan Khusus Serta Implementasinya. Bandung:PT. Luxima Metro
Media.
Pratiwi, Ratih Putri& Murtiningsih, Afin. 2013. Kiat Sukses Mengasuh Anak
Berkebutuhan Khusus. Maguwoharjo: Ar-ruzz Media.