Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusif yang diampu oleh :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
TAHUN 2020-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Anak
Berkebutuhan Khusus dan Pendidikan Kebutuhan Khusus” dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan untuk junjungan nabi kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita
semua.
Kami juga berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait mata kuliah Pendidikan
Inklusif. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serat kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Masalah dan Topik Bahasan.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Tipe Kebutuhan Khusus...............................................................................................3
B. Mengapa Terjadi atau hak-hak yang menjadikan Anak Berkebutuhan Khusus............4
C. Anak Luar Biasa VS Anak Berkebutuhan Khusus.....................................................11
D. Konsep Disabilitas Menurut ICF................................................................................12
E. Model Medis vs Model Sosial....................................................................................14
F. Pendidikan Luar Biasa VS Pendidikan Berkebutuhan Khusus...................................16
BAB III..................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidak
mampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain:
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,
gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain
bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.
Dalam memahami anak berkebutuhan khusus atau anak luara biasa, sangat
diperlukan adanya pemahaman mengenai jenis-jenis kecacatan (anak
berkebutuhan khusus) dan akibat-akibat yang terjadi pada penderita. Anak
berkebutuhan khusus disebut sebagai anak yang cacat dikarenakan mereka
termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami
penyimpangan atau kelainan, baik dari segi fisik, mental, emosi, serta sosialnya
bila dibandingkan dengan nak yang normal.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis untuk membuat makalah ini adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tunagrahita
Tunagrahita adalah seseorang yang mengalami masalah di dalam
perkembangan mentalnya. Hal ini bahkan bisa saja berupa kondisi
keterbelakangan yang membuatnya mengalami masalah dalam berbagai
bidang, misalnya : kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi,
kesulitan dalam belajar dan memahami suatu masalah. Pada umumnya anak
tunagrahita memang membutuhkan penanganan khusus, meskipun tidak
tertutup kemungkinan mereka untuk belajar mandiri.
2. Tunanetra
Tunanetra adalah seseorang yang mengalami gangguan pada
penglihatannya, baik itu berupa gangguan total atau bahkan hanya sebagian
penglihatan saja. Dalam kondisi seperti ini, seorang anak haruslah
mendapatkan pendidikan kebutuhan khusus sejak dini, terutama jika kondisi
ini memang dibawa anak sejak lahir.
3. Tunarungu
Seseorang yang mengalami gangguan pada fungsi pendengaran disebut
tunarungu. Gangguan ini bisa saja berupa kehilangan seluruh fungsi
pendengaran atau bahkan sebagian saja. Pada umumnya, anak tunarungu akan
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, termasuk bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungannya.
4. Tunalaras
3
Tunalaras adalah seseorang yang mengalami kesulitan untuk beradaptasi
dengan baik terhadap lingkungan dan juga orang-orang di sekitarnya. Anak
tunalaras pada umumnya sulit untuk berkomunikasi dan memiliki emosi yang
tidak stabil, sehingga kerap tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan dan
orang-orang di sekitarnya.
5. Tunadaksa
Tunadaksa adalah seseorang yang mengalami masalah / kelainan pada
alat gerak tubuhnya. Kondisi ini bisa saja berupa cacat permanen, terutama
pada anak yang memang mengalami masalah tersebut sejak lahir. Seorang
anak tunadaksa biasanya akan membutuhkan seorang pendamping dan juga
pendidikan khusus untuk melatih gerak tubuhnya.
Apapun jenis kebutuhan khusus yang dialami oleh anak, orangtua tentu wajib
untuk memberikan semua yang terbaik bagi mereka, baik itu dalam bentuk
pendidikan khusus dan juga masa depan yang terjamin. Sangat penting untuk
selalu mencari informasi terbaik dan lengkap terkait dengan anak berkebutuhan
khusus ini, sehingga orangtua bisa melakukan berbagai tindakan yang paling
tepat dan bermanfaat positif di dalam perkembangan anak.
Saat ini, ada banyak komunitas bagi anak berkebutuhan khusus yang bisa
dikunjungi dengan mudah, atau bahkan melalui internet saja. Di sana, orangtua
dapat berinteraksi dan saling berbagi informasi yang bermanfaat bagi tumbuh
kembang anak tersebut. Hal ini juga memungkinkan anak untuk bertemu dengan
anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.
4
memerlukan perlakuan khusus dalam setiap penanganannya bahkan hingga ia
dewasa. Oleh karenanya, mereka biasa disebut dengan anak berkebutuhan
khusus. Anak berkebutuhan khusus jika ditelaah maka dapat diartikan dengan
anak yang "spesial" karena memiliki hal-hal yang tidak biasa ditemukan pada
anak seusianya. Mereka cenderung berbeda dengan anak-anak pada umumnya
karena memiliki keterlambatan dalam pertumbuhan atau perkembangannya.
5
pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga kemungkinan akan
timbul kecacatan pada bayi yang lahir.
Penggunaan obat-obatan kontrasepsi yang salah pemakaian, dan tidak
dengan petunjuk ahlinya, dapat pula mengakibatkan pertumbuhan
janin terhambat, sehingga tidak berkembang secara wajar.
Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat
menyebabkan janin tidak dapat memperoleh oksigen secara maksimal,
sehingga mempengaruhi pertumbuhan syaraf-syaraf di otak yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.
Penyakit menahun seperti TBC dapat mengakibatkan kalainan pada
metabolisme ibu, kondidi ini dapat merusak sel-sel darah tertentu
selama pertumbuhan janin dalam kandungan, dan pada gilirannya akan
menyebabkan ketunaan pada aspek tertentu.
Infeksi karena penyakit kotor ( penyakit kelamin /sipilis yang diderita
ayah atau ibu sehingga mempengaruhi terhadap janin sewaktu ibu
mengandung), toxoplasmosis( dari virus binatang seperti bulu kucing ),
trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan
dengan indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola mata , dan
pendengaran akibatnya kerusakan pada selaput gendang telinga.
Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi /timbel sehingga ibu
keracunan yang mengakibatkan kelainan pada janin yang
menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada otak
sehingga menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal
komunikasi, kerusakan pada organ telinga sehingga hilangnya fungsi
pendengaran.
Penyebab Lain
6
Pengalaman traumatic yang menimpa pada ibu yang sedang hamil
sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang secara langsung
dapat berimbas pada bayi dalam perut,
Percobaan abortus yang gagal, sehingga janin yang dikandungnya
tidak dapat berkembang secara wajar.
Terjadinya perdarahan pada saat ibu hamil dikarenakan kecelakaan /
jatuh atau kelainan pada kandungan yang mengakibatkan kerusakan
pada otak atau organ lainnya.
Terjadi kelahiran muda ( premature ) atau bayi lahir kurang waktu,
bayi yang lahir sebelum waktunya, sering meninbulkan ketunaan
karena ada perkembangan janin yang mungkin belum semprna.
Karena faktor keturunan. Hal ini pada umumnya terjadi dari hasil
perkawinan bersaudara sesama tunanetra,tuna rungu ataupun yang
lainnya, atau mempunyai orangtua yang cacat. Contohnya: akibat
tunanetra faktor dari penyakit pada retina yang umumnya merupakan
keturunan ( Retinitis Pigmentosa ), Penyakit ini sedikit demi sedikit
menyebabkan mundur atau memburuknya retina. Gejala pertama
biasanya sukar melihat di malam hari, diikuti dengan hilangnya
penglihatan periferal, dan sedikit saja penglihatan pusat yang
tertinggal.
Beberapa pakar menyebutkan bahwa kecacatan disebabkan akibat
penggunaan sinar X pada waktu ibu hamil muda mengakibatkan
kerusakan pada organ telinga. Banyak bayi dilahirkan dengan kondisi
kepala kecil Microcepalic, cacat mental, cacat mata, cacat anggota
badan, dan celah langit-langit.Bukti yang sangat menyakinkan bahwa
radiasi menimbulkan cacat pada bayi dengan menaiknya frekuensi
cacat pada microcepalic dan cacat mental pada peristiwa meledaknya
bom atom di Hirosima.
7
b. Natal ( terjadi saat kelahiran )
8
profesional, sehingga dapat mengakibatkan luka pada otak atau
menekan bagian syaraf tertentu yang dapat mengakibatkan adanya
gangguan fungsi syaraf penglihatan, pedengaran atau persyarafan lain
yang dapat mengakibatkan gangguan perkembangan otak.
Proses kelahiran yang lama, karena pinggul ibu kecil sehingga sulit
melahirkan atau kekurangan air ketuban mengakibatkan bayi
kekurangan cairan sehingga berpengaruh terhadap penglihatan,
pendengaran, otak dan darah sehingga berpengaruh pada
perkembangan bayi.
c. Post Natal
9
sendiri. Penyebab ketunaan yang terjadi setelah kelahiran diantaranya
adalah :
10
kepala dapat menyebabkan kerusakan otak sehingga menjadi anak
terbelakang mental.
11
kelainannya. Atau di Amerika yang dikatakan anak luar biasa adalah : Those who
deviate from what is supposed to be average in physical, mental, emotional or
social characteristics to such an extent. Yaitu mereka yang menyimpang dari
yang seharusnya menjadi rata-rata dalam karakteristik fisik, mental, emosional
atau sosial sedemikian rupa
12
ICF (WHO, 2001), menyatakan bahwa “Disability is the umbrella term for
any or all of: an impairment of body structure or function, a limitation in
activities, or a restriction in participation”. Ini berarti bahwa seseorang
dikatakan menyandang “disability” apabila dia mengalami salah satu atau semua
hal berikut : ketunaan (impairment), keterbatasan dalam aktivitas, dan hambatan
partisipasi dalam kegiatan kehidupan di masyarakat.
Kelompok tertentu memang lebih menyukai istilah “difabel” yang diserap dari
akronim “diffable” (differently able) yang pertama kali dilontarkan oleh
seseorang dari Thailand dalam the Asian Conference on Blindness di Singapura
pada tahun 1981.
13
basis with others". Semakin positif interaksi tersebut, maka akan semakin rendah
tingkat disabilitas itu.
Oleh karena itu, atas dasar rasa belas kasihan atau rasa keadilan, masyarakat
menginvestasikan sumber-sumber dalam bidang perawatan kesehatan dan
berbagai bentuk pelayanan terkait lainnya dalam upaya untuk "menyembuhkan"
disabilitas secara medis, mengembangkan fungsionalitas dan /atau meningkatkan
keberfungsian penyandang disabilitas sehingga memungkinkan mereka
mempunyai kehidupan yang lebih "normal".
14
memadai, pekerjaan, pendidikan, pemilihan, partisipasi dalam kegiatan budaya);
mereka hanya diberi akses ke tempat-tempat yang disediakan khusus bagi
penyandang disabilitas. Dalam bidang pendidikan, model ini telah melahirkan
sistem segregasi yang memisahkan anak-anak penyandang disabilitas dari anak-
anak pada umumnya. Anak-anak penyandang disabilitas ditempatkan di sekolah-
sekolah khusus yang kita kenal dengan istilah sekolah luar biasa (SLB).
Akibatnya, para penyandang disabilitas cenderung diperlakukan sebagai orang
asing di dalam masyarakatnya sendiri. Masyarakat cenderung memandangnya
sebagai suatu keanehan apabila ada penyandang disabilitas yang berpartisipasi
dalam kegiatan yang tidak dirancang khusus baginya. Lebih jauh pendekatan ini
memunculkan diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas.
Model Sosial
15
dari keterbatasannya. Disabilitas merupakan akibat dari hambatan-hambatan
fisik, struktural dan sikap yang ada di dalam masyarakat, yang mengarah pada
diskriminasi. Oleh karena itu, pengubahan lingkungan demi menghilangkan
hambatan-hambatan tersebut diyakini dapat menghilangkan disabilitas -
sekurangkurangnya menurunkan tingkat disabilitas itu.
Sejak tahun 1980-an, fokus special education adalah kebutuhan khusus anak
dan intervensi lingkungan agar kebutuhan khusus anak itu dapat terpenuhi. Anak
yang menjadi fokus special education itu disebut “children with special needs”.
Oleh karena itu,
16
Pendidikan Berkebutuhan Khusus
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka makalah ini dapat disimpulkan :
18
menghilangkan kondisi-kondisi yang mengakibatkan gangguan-gangguan
yang signifikan terhadap keberfungsian anak dalam bidang akademik,
komunikasi, lokomotor, atau penyesuaian, dan anak yang menjadi targetnya
disebut “exceptional children” “anak berkelainan” atau “anak luar biasa”.
Sedangkan pedidikan berkebutuhan khusus yaitu kelompok disiplin ilmu yang
mengkaji kebutuhan pendidikan dengan konsep yang luas.
B. Saran
Apa yang dijelaskan penulis dalam makalah hanya sedikit tentang penjelasan
Konsep Anak Berkebutuhan Khusus Dan Pendidikan Kebutuhan Khusus. Oleh
karena itu, bagi para pembaca yang sudah membaca makalah ini diharapkan
membaca sumber lain yang berhubungan dengan materi ini. Khususnya bagi
mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://d-tarsidi.blogspot.com/2016/06/konsep-impairment-dan-
disability.html#:~:text=Menurut%20konsep%20ICF%2C%20disabilitas
%20seseorang,ataupun%20menghambat%20keberfungsiannya%20di%20masyarakat.
Wikipedia. (2009). Medical model of disability. (Online). Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Medical_model_of_disabilitv.
Wikipedia (2009). Social model of disability. (Online). Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Social_model_of_disability. Retrieved 7 April 2010
20