Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL OBSERVASI

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KESULITAN BELAJAR


DI SEKOLAH UMUM

MATA KULIAH PENDIDIKAN INKLUSI


DOSEN PENGAMPU:
RABIATUL ADAWIYAH, S.PD., M.PD.

DISUSUN OLEH :
AGUSTINA (3062146023 )
HASHEMI FIRDAUS (3062246028 )
MUHAMMAD SAYUTI (
PUTRI LATIFAH ( 3062146010 )
RIZA (

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KALIMANTAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang mana atas rahmat dan
karunian-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktunya. Adapun
tema/judul dari makalah ini adalah “Laporan Hasil Observasi ABK Kesulitan
Belajar di Sekolah Umum” .
Laporan ini di buat bertujuan sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Pendidikan
Inklusi. Adapun tujuan lain sebagai mengetahui dan memahami anak berkebutuhan
khusus yang ada di sekolah normal dan bagaimana cara guru pengajar dalam
menanganinya .
Ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada Kepala Sekolah …. Serta
jajaran guru dan pihak-pihak yang membantu dalam kegiatan observasi kami, karna
atas dukungan dan bantuaanya kami dapat menyelesaikan tugas ini tempat waktu .
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, maka demikian kami memerlukan kritik dan saran
yang membangun bagi pembaca agar kedepannya bisa lebih baik lagi .

Hulu Sungai Selatan,


27 November 2023

Penulis
Bab I

Pendahuluan……………………………………………………………...

I.I Latar Belakang…………………………………………………….

I.II Rumusan Masalah………………………………………………..

I.III Tujuan Observasi………………………………………………….

Bab II Kajian dan

Pustaka………………………………………………………

II.I Definisi……………………………………………………………..

II.II Karakteristik Anak…………………………………………………

II.III Klasifikasi…………………………………………………………..

II.IV Pendidikan Bagi Anak…………………………………………….

Bab III Isi Laporan Hasil

Observasi……………………………………………

III.I Profil Sekolah……………………………………………………...

III.II Hasil Wawancara………………………………………………….

Bab IV

Penutup………………………………………………………………….

IV.I Kesimpulan………………………………………………………...
IV.II Kritik dan

Saran……………………………………………………

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Pandangan masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus dapat
bervariasi secara signifikan, dan seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti budaya, pendidikan, dan pengalaman pribadi. Penting untuk diingat
bahwa pandangan masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus sangat
bervariasi, dan upaya untuk meningkatkan pemahaman, dukungan, dan
inklusi dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan
mendukung bagi anak-anak ini.
Pendidikan inklusif di sekolah umum adalah pendekatan di mana anak-anak
dengan kebutuhan khusus ditempatkan dalam kelas bersama dengan anak-
anak normal atau tanpa kebutuhan khusus. Tujuan pendidikan inklusif adalah
memberikan kesempatan bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki
kebutuhan khusus, untuk mendapatkan pendidikan yang bermakna dan
mendukung di lingkungan yang inklusif.
Anak yang mengalami kesulitan belajar dapat termasuk dalam kategori anak
berkebutuhan khusus. Istilah "anak berkebutuhan khusus" mengacu pada
anak yang memiliki kebutuhan pendidikan yang berbeda dari anak-anak pada
umumnya. Kategori ini mencakup berbagai kondisi dan tantangan, termasuk
kesulitan belajar. kesulitan belajar pada anak seringkali dapat dianggap
sebagai tantangan umum yang dialami oleh banyak anak, tanpa terkait
dengan kebutuhan khusus. Ini dapat menyebabkan beberapa kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memberikan dukungan yang tepat kepada anak-anak
dengan kesulitan belajar.

I.II Rumusan Masalah


1. Apa Hakikat ABK Kesulitan Belajar ?
2. Apa saja layanan bagi Anak yang mengalami Kesulitan Belajar ?
3. Bagaimana cara memberikan pendidikan inklusi bagi ABK Kesulitan
Belajar?

I.III Tujuan

1. Mengetahui hakikat ABK Kesulitan Belajar


2. Mengetahui macam-macam layanan untuk Anak yang mengalami
Kesulitan Belajar
3. Mengerti cara memberikan pendidikan inklusi bagi ABK Kesulitan Belajar
BAB II
KAJIAN DAN PUSTAKA
II.I Definis
Anak berkebutuhan khusus adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pada anak-anak yang memiliki kebutuhan atau kondisi khusus yang
memerlukan dukungan atau pelayanan tambahan dalam konteks pendidikan.
Kebutuhan khusus ini dapat mencakup berbagai kondisi fisik, intelektual,
emosional, atau perkembangan yang dapat mempengaruhi kemampuan anak
untuk belajar dan berpartisipasi secara efektif di lingkungan pendidikan.
Anak berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan belajar adalah
anak yang memiliki tantangan atau hambatan khusus dalam memperoleh,
memproses, atau mengkomunikasikan informasi secara efektif. Kesulitan
belajar dapat melibatkan berbagai keterampilan, termasuk membaca,
menulis, berhitung, atau memahami konsep-konsep tertentu.

II.II Karakteristik Anak Kesulitan Belajar

Anak berkebutuhan khusus memiliki keunikan dan karakteristik tertentu yang


memerlukan perhatian dan pendekatan khusus dalam konteks pendidikan.
Berikut adalah beberapa karakteristik umum anak berkebutuhan khusus:

1. Kemampuan yang Beragam: Anak berkebutuhan khusus memiliki


beragam tingkat kecerdasan dan kemampuan. Beberapa mungkin
memiliki bakat atau kecerdasan tertentu meskipun menghadapi kesulitan
di area lain.
2. Kesulitan Belajar: Karakteristik utama adalah kesulitan dalam
memahami, mengingat, atau menerapkan informasi, yang dapat
melibatkan area seperti membaca, menulis, atau berhitung.
3. Kebutuhan Dukungan Tambahan: Anak-anak ini membutuhkan
dukungan ekstra, baik dari guru, staf pendukung, atau spesialis
pendidikan, untuk membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran
mereka.
4. Perbedaan Perkembangan: Anak berkebutuhan khusus dapat
mengalami perkembangan fisik, emosional, atau sosial yang berbeda dari
anak-anak pada umumnya.
5. Keterbatasan Fisik atau Sensorik: Beberapa anak berkebutuhan khusus
mungkin memiliki keterbatasan fisik atau sensorik yang memerlukan
adaptasi atau bantuan khusus.
6. Perilaku yang Tantangan: Beberapa anak mungkin menunjukkan
perilaku yang menantang, seperti hiperaktif, impulsif, atau cenderung
menarik diri. Ini dapat membutuhkan pendekatan manajemen perilaku
yang khusus.
7. Kebutuhan Komunikasi Khusus: Beberapa anak mungkin menghadapi
kesulitan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis. Mereka
mungkin memerlukan metode komunikasi alternatif, seperti alat bantu
komunikasi atau dukungan bahasa khusus.
8. Kepekaan Sensorik: Anak berkebutuhan khusus kadang-kadang dapat
memiliki kepekaan sensorik yang berbeda, seperti kepekaan terhadap
cahaya, suara, atau tekstur. Ini dapat memerlukan perhatian khusus
dalam menyediakan lingkungan yang nyaman bagi mereka.
9. Kemungkinan Kesehatan Mental: Beberapa anak berkebutuhan khusus
mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan
mental atau emosional. Dukungan kesehatan mental dapat menjadi
bagian penting dari perawatan mereka.
10. Keunikan Individu: Setiap anak berkebutuhan khusus adalah individu
yang unik, dengan kebutuhan dan kecenderungan yang berbeda. Penting
untuk mengenal mereka secara personal dan merancang pendekatan
pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.

Anak dalam kesulitan belajar dapat menunjukkan berbagai karakteristik yang


mencerminkan tantangan mereka dalam proses pendidikan. Berikut adalah
beberapa karakteristik umum yang mungkin dimiliki oleh anak dalam kesulitan
belajar:

1. Frustrasi dan Kecemasan: Anak tersebut mungkin merasa frustrasi atau


cemas karena kesulitan yang mereka hadapi dalam memahami materi
atau menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
2. Kurangnya Motivasi: Kesulitan belajar dapat menyebabkan anak
kehilangan motivasi untuk belajar. Mereka mungkin merasa tidak mampu
atau kehilangan minat terhadap kegiatan akademis.
3. Kurangnya Rasa Percaya Diri: Anak dalam kesulitan belajar mungkin
mengalami penurunan rasa percaya diri. Kesulitan mengatasi tugas-tugas
sekolah dapat memengaruhi keyakinan diri mereka.
4. Perilaku Menarik Diri: Beberapa anak mungkin cenderung menarik diri
dari situasi pembelajaran atau interaksi sosial. Hal ini dapat muncul
sebagai upaya untuk menghindari potensi kegagalan atau penolakan.
5. Perilaku Menantang: Sebaliknya, beberapa anak mungkin menunjukkan
perilaku menantang sebagai respons terhadap kesulitan belajar. Mereka
bisa menjadi frustrasi dan mengekspresikannya melalui perilaku yang
tidak diinginkan.
6. Kurangnya Kemandirian: Kesulitan belajar dapat mempengaruhi
kemampuan anak untuk belajar secara mandiri atau mengatasi tugas-
tugas tanpa bantuan eksternal.
7. Kesulitan Berkomunikasi: Anak dalam kesulitan belajar mungkin
mengalami kesulitan dalam menyampaikan atau menjelaskan
pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
8. Waktu Belajar yang Lebih Lama: Proses belajar mungkin memerlukan
waktu yang lebih lama untuk anak dalam kesulitan belajar. Mereka
mungkin memerlukan waktu tambahan untuk memahami dan
mengerjakan tugas.
9. Ketidakmampuan Menangkap Instruksi Secara Cepat: Anak mungkin
memerlukan instruksi yang diulang atau dijelaskan lebih rinci karena
kesulitan mereka dalam menangkap informasi dengan cepat.
10. Persepsi Negatif terhadap Sekolah: Kesulitan belajar dapat
menyebabkan persepsi negatif terhadap sekolah. Anak mungkin merasa
bahwa mereka tidak dapat berhasil atau merasa tidak dihargai di
lingkungan akademis.

II.III Klasifikasi Anak Kesulitan Belajar

1. Disleksia:

 Kesulitan dalam membaca, mengenali kata, dan memahami hubungan


antara huruf dan suara.
 Kesulitan dalam mengeja dan mengingat kata-kata.

2. Discalculia:

 Kesulitan dalam memahami konsep matematika.


 Kesulitan dalam melakukan operasi aritmetika dasar atau memahami
hubungan matematika.

3. Disgrafia:

 Kesulitan dalam menulis dengan tangan yang rapi dan mudah dibaca.
 Kesulitan dalam mempertahankan bentuk huruf dan penulisan yang
terorganisir.

4. Gangguan Perkembangan Bahasa:

 Kesulitan dalam menggunakan atau memahami bahasa secara efektif.


 Kesulitan dalam menyusun kalimat atau memahami tata bahasa.

5. Gangguan Perkembangan Koordinasi (DCD):

 Kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan tubuh atau menjalankan


tugas-tugas motorik kasar.
 Kesulitan dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari yang melibatkan
koordinasi motorik.
6. Gangguan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD):

 Kesulitan dalam mempertahankan perhatian pada tugas atau kegiatan.


 Kesulitan dalam mengontrol impuls atau tingkah laku hiperaktif.

7. Gangguan Perkembangan Pemrosesan Sensorik:

 Kesulitan dalam memproses informasi sensorik dari lingkungan.


 Respon yang berlebihan atau kurang terhadap stimulus sensorik.

8. Gangguan Perkembangan Koordinasi Penglihatan-Motorik:

 Kesulitan dalam mengkoordinasikan penglihatan dan gerakan motorik.


 Kesulitan dalam tugas-tugas yang melibatkan koordinasi penglihatan
dan tangan.

9. Gangguan Perkembangan Pembelajaran Kombinasi:

 Beberapa anak mungkin mengalami lebih dari satu jenis kesulitan


belajar secara bersamaan, seperti kombinasi disleksia dan discalculia.

10. Gangguan Perkembangan Intelektual:

 Kesulitan dalam fungsi kognitif umum dan kemampuan intelektual.


 Keterbatasan dalam pemahaman konsep-konsep kompleks dan
pemecahan masalah.

II.IV Pendidikan Inklusi bagi Anak Kesulitan Belajar


Pendidikan inklusi bagi anak kesulitan belajar adalah suatu
pendekatan di mana anak-anak dengan kebutuhan khusus atau kesulitan
belajar ditempatkan dalam kelas bersama dengan anak-anak normal atau
tanpa kebutuhan khusus. Tujuan utama pendidikan inklusi adalah
menciptakan lingkungan pembelajaran yang ramah dan mendukung untuk
semua siswa, tanpa memandang perbedaan mereka. Berikut adalah
beberapa aspek kunci dari pendidikan inklusi bagi anak kesulitan belajar:

1. Partisipasi Aktif: Anak-anak kesulitan belajar diikutsertakan secara


aktif dalam kelas bersama dengan teman-teman mereka. Ini mencakup
partisipasi dalam aktivitas pembelajaran, diskusi kelas, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
2. Dukungan Individual: Setiap anak berkebutuhan khusus
mendapatkan dukungan individual sesuai dengan kebutuhannya. Ini
bisa berupa dukungan dari guru bimbingan khusus, asisten khusus,
atau spesialis pendidikan lainnya.
3. Penggunaan Metode Pengajaran yang Varied: Guru dalam
pendidikan inklusi menggunakan berbagai metode pengajaran untuk
memenuhi kebutuhan beragam siswa. Ini dapat mencakup adaptasi
kurikulum, penggunaan berbagai strategi pengajaran, dan pemberian
sumber daya tambahan.
4. Pemodelan dan Bimbingan: Guru dapat memainkan peran penting
dalam memodelkan perilaku inklusif dan memberikan bimbingan
kepada siswa untuk mendorong kolaborasi dan saling pengertian.
5. Budaya Sekolah yang Inklusif: Sekolah menciptakan budaya yang
mendukung keberagaman dan inklusivitas. Ini melibatkan seluruh staf
sekolah, termasuk guru, staf administratif, dan pekerja lainnya.
6. Evaluasi dan Penyesuaian: Perkembangan anak berkebutuhan
khusus secara terus-menerus dinilai, dan pendekatan pengajaran
disesuaikan sesuai dengan perubahan kebutuhan mereka.
7. Pelibatan Orang Tua: Orang tua berperan penting dalam mendukung
pendidikan inklusif anak mereka. Komunikasi terbuka antara orang tua
dan guru membantu memahami kebutuhan anak dan merancang
pendekatan pendidikan yang sesuai.
8. Pelatihan Guru: Guru yang terlibat dalam pendidikan inklusi
memerlukan pelatihan yang memadai untuk menghadapi kebutuhan
beragam siswa dan menyusun strategi pengajaran yang efektif.
9. Adaptasi Lingkungan Fisik dan Sosial: Lingkungan fisik dan sosial
di sekolah diadaptasi untuk mendukung partisipasi semua siswa. Ini
mencakup aksesibilitas, sumber daya tambahan, dan lingkungan yang
mendukung keberagaman.
10. Pembentukan Karakter: Pendidikan inklusi mempromosikan
pembentukan karakter seperti empati, toleransi, dan penghargaan
terhadap perbedaan.

Pendidikan inklusi menawarkan kesempatan bagi anak kesulitan belajar


untuk belajar dan tumbuh bersama dengan teman-teman mereka. Ini
membawa manfaat tidak hanya bagi anak berkebutuhan khusus, tetapi
juga bagi seluruh komunitas sekolah dengan menciptakan lingkungan
yang inklusif, mendukung pertumbuhan bersama, dan mempersiapkan
siswa untuk hidup dalam masyarakat yang beragam.
BAB III

HASIL OBSERVASI

III. I Profil Sekolah

Sekilas Tentang SMPN 2 Padang Betung

NamaSatuan : SMP NEGERI 2 PADANG BATUNG


NPSN : 30301795
BentukPendidikan : SMP
Status Sekolah : Negeri
Status Kepemilikan : PemerintahPusat
SK IzinOperasional : -
Tanggal SK : 1910-01-01
Alamat : Jl. Telaga Raya
Desa/Kelurahan : Padang Batung
Kecamatan : Padang Batung
Kabupaten/Kota : Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Propinsi : Kalimantan Selatan
RT/RW : 0/0
NamaDusun : null
KodePos : 71281
Lintang/Bujur : -2.8860000/115.3321000
SK Pendirian : 0472/0/1983
Tanggal SK : 1983-11-07
Nama KCP/Unit : Kandangan
Atas Nama : SMPN 2 PADANG BATUNG
Tanah Milik : 20000m
Nomor Telpon : (0517) 23532
Email : smpn2pdgbtg@gmail.com
III.II Hasil Wawancara
Bio Data Mahasiswa
1.

Nama : M.Nur Rizki


Tanggal Lahir : Mawangi, 12 Mei 2009
Nama Ortu : Fahmi, Nurliana
Pekerjaan Ortu : Nelayan
Alamat : Mawangi Padang Batung
Kelas : 7 Smpn 2 Padang Batung
Abk : Kesulitan belajar, tidak fokus, mudah lupa, ngantuk
2.

Nama : Ahmad Maulana


Tanggal Lahir : 20 Maret 2011
Nama Ortu : Rahmani, Jubaidah
Pekerjaan Ortu : Buruh (mambatu)
Alamat : Jl. H.Hasan Basery Batu Bini Padang Batung
Kelas : 7 Smpn 2 Padang Batung
Abk : Kesulitan belajar, tidak fokus, mudah lupa, ngantuk

BAB IV
PENUTUP
IV.I Kesimpulan
IV.II Kritik dan Saran

Anda mungkin juga menyukai