Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENANGANAN KASUS

DOSEN PENGAMPU: Dr. DURROTUNISA,M.Si,

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:


• NURLIYAN A40122021
• DEVINTA TRI UTAMI A40122026
• BERLYANA AMANDA C.P A40122004
• ARI ASTUTI A40122012
• DITA RIMA OKTAVIANA A40122020
• MIFTANUL JANNA A40122019
• TASYA LANGGARI A40122031
• NUR ANISA A40122028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat
dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul “PENANGANAN KASUS”.

Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Belajar. Kami berharap dengan adanya makalah ini kami bisa lebih memahami
tentang Penanganan kasus ini.

Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dr. Durrotunisa,M.Si, selaku
dosen pengampu kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena itulah kritik dan saran
yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya kami dapat menjadi lebih
baik lagi. Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Palu, 13 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian disleksia................................................................................... 3

2.2 Kriteria disleksia ....................................................................................... 4

2.3 Penanganan kasus disleksia ....................................................................... 5

2.4 Contoh penyandang disleksia yang berhasil dalam karir ........................... 7

2.5 Langkah-langkah seorang guru dalam menangani kasus disleksia pada anak
yang duduk di bangku sekolah dasar…………………………………………11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 13
3.2 Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membaca adalah bagian dari kegiatan belajar. Menurut Subini , membaca


adalah dasar utama untuk memperoleh ' kemampuan belajar berbagai bidang.
Sedangkan menurut Farida Rahim, membaca adalah sesuatu yang melibatkan
banyak hal, tidak sekedar melafalkan tulisan, namun melibatkan aktivitas visual dan
berfikir(Ozila Sandriani, Ganda Sumekar, 2013). Dari berbagai pandangan, dapat
disimpulkan bahwa membaca adalah suatu aktivitas belajar yang melibatkan
kemampuan berfikir dalam melafalkan kata dengan tujuan untuk untuk
memperoleh kemampuan belajar berbagai bidang. Namun, sebagian anak-anak
beranggapan bahwa membaca tidak semudah yang dibayangkan. Banyak
anak-anak yang mengalami gangguan dalam belajar seperti kesulitan dalam
membaca, mengeja huruf atau memahami arti kata. Gangguan belajar
seperti ini sering disebut disleksia(Irdamurni, Kasiyatil, Zulmiyetri, 2018).

Penanganan terhadap anak yang mempunyai gejala disleksia harus


mendapat perhatian khusus (Sri Respati Andamari, 2017). Penanganan yang
sesuai dan tepat dapat membantu dalam proses belajar ditingkat selanjutnya.
Hal ini dikarenakan anak yang tidak dibimbing secara khusus akan
berdampak pada perkembangan kognitif selanjutnya. Perkembangan kognitif pada
anak tentunya sangat tergantung dengan proses kegiatan belajarnya, termasuk
dalam menganalisa dan berfikir. Dalam meningkatkan perkembangan kognitifnya
maka diperlukan stimulus-stimulus yang khusus untuk melatihnya. Terutama
pada anak yang mengalami gangguan disleksia. Hal ini dikarenakan pemberian
stimulus yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak akan menghasilkan
hasil yang maksimal.

Pemberian stimulus yang sesuai tidak terlepas dari metode pengajaran


yang di lakukan Pemberian stimulus yanh sesuai tidak terlepas dari metode
pengajaran yang dilakukan oleh guru dan orang tua. pengajaran yang dimaksud

1
adalah strategi yang digunakan guru maupun orang tua untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak disleksia. Strategi yang tepat dapat dilakukan oleh
guru sebagai pembimbing, fasilitator dan pemberi informasi. Sehingga mampu
untuk meminimalisir kekurangan anak disleksia serta meningkatkan keterampilan
membaca anak. Maka dari itu perlunya peningkatan kemampuan kognitif pada
anak disleksia agar tahapan perkembangan kognitifnya dapat berkembang sesuai
tahapan usianya

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian disleksia?
2. Apa dan bagaimana kriteria disleksia?
3. Bagaimana cara penanganan kasus disleksia?
4. Apa dan bagaimana contoh penyandang disleksia yang berhasil dalam karir?
5. Bagaimana langkah-langkah seorang guru dalam menangani kasus disleksia
pada anak yang duduk di bangku sekolah dasar?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud disleksia


2. Untuk mengetahui kriteria disleksia
3. Untuk mengetahui cara penanganan kasus disleksia
4. Untuk mengetahui contoh penyandang disleksia yang berhasil dalam karir
5. Untuk mengetahui langkah-langkah seorang guru dalam menangani kasus
disleksia pada anak yang duduk di bangku sekolah dasar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Disleksia

Kata disleksia berasal dari bahasa Yunani yaitu”dys” berarti kesulitan


dan ”lexis” berati kata-kata. Dalam arti sempitnya disleksia berarti kesulitan
dalam membaca. Sedangkan dalam arti luasnya, disleksia yaitu segala bentuk
kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata, misalnya kesulitan membaca,
memahamikata-kata , mengeja, dan membedakan huruf(Tri Wulan Sari, Anna
Vitara, 2015). Menurut Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia
dr.Kristiantini,Sp.A., disleksia adalah kelainan pada dasar neurobiologis dan
ditandai dengan kesulitan mengenali kata dengan tepat dalam pengejaan serta
mengode simbol.Adapaun menurut Asosiasi Disleksia Internasional menjelaskan
bahwa :“The International Dyslexia Association (2002) defines dyslexia as a
specific learning disability of neurological origin. It is characterized by
accuracy and fluency difficulties in recognizing written words, and problems
in decoding and spelling. These difficulties are caused by a deficit in
the phonological component of language, unexpected in nature, since other
cognitive skills have normal development and education is appropriate“

Asosiasi Disleksia Internasional (2002) mendefinisikan disleksia sebagai


ketidakmampuan belajar khusus neurologis asal. Hal ini ditandai dengan
kesulitan keakuratan dan kefasihan dalam mengenali kata-kata tertulis, dan
masalah dalam decoding dan ejaan. Kesulitan-kesulitan ini disebabkan oleh
defisit komponen fonologis bahasa, yang tidak terduga sifatnya, karena
keterampilan kognitif lain memiliki perkembangan normal dan pendidikan
yang sesuai(León, Bravo, & Fernández, 2017).

Dari beberapa pengertian diatas, disleksia adalah suatu kelainan yang


ditandai dengan kesulitan mengenali kata-kata baik membaca, memahami
simbol serta membedakan huruf sehingga menghambat perkembangan kognitif
pada anak yang disebabkan karena ada kelainan dalam neurobiologis.Hal

3
ini tidak terlepas dari teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
yang mengarah pada kemampuan berfikir,memproses dan menilai sebelum
melakukan tindakan. Tindakan tersebut selalu melibatkan pemikiran, pengetahuan
dankreativitas dalam pembelajaran(Ubaidullah & Zaman, 2011).

2.2 Kriteria Disleksia

Menurut Subini,ciri –ciri disleksia adalah sebagai berikut:

a. Lambat dalam membaca kata demi kata dibandingkan anak


seusianya.intonasi suara juga naik turun tidak beraturan.
b. Tidak dapat mengucapkan iram kata dengan benar.
c. Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata, misalnya kata lupa >< palu,
kuda >< daku. Huruf “b” dibaca “p” atau “q” dibaca “P”.
d. Sulit memahami kata-kata yang mirip, misalnya rusa dengan lusa, baru
dengan batu,dan lain-lain.
e. Sering mengulangi dan menebak kata-kata.
f. Kesulitan memahami isi teks dibacanya.
g. Kesulitan mengurutkan huruf dalam kata.
h. Kesulitan menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukan
menjadi kata.
i. Kesulitan mengeja secara baik dan benar.
j. Membaca satu kata benar di satu halaman, tapi salah membaca di
halaman lainya.k.Sering terbalik dalam menulis kalimat, misalnya “
tukang kayu membuat patung” menjadi “ tukang patung membuat kayu”.
k. Membaca satu kata benar di satu halaman, tapi salah membaca di
halaman lainya.k.Sering terbalik dalam menulis kalimat, misalnya “
tukang kayu membuat patung” menjadi “ tukang patung membuat kayu”.
l. Lupa meletakkan tanda titik dan tanda baca yang lainya (Pratiwi,
Hapsari, & Argo, 2015).

Ciri –ciri diatas adalah karakteristik yang terjadi pada anak disleksia pada
umumnya. Antara anak disleksia satu dengan lainya belum tentu mengalami
ciri-ciri yang sama. Sehingga dapat katakan bahwa karakter anak disleksia

4
tergantung dari masing –masing anaknya. Tetapi ciri dasar pada umumnya
anak disleksia kesulitan dalam memahami sesuatu yang berkaitan dengan
membaca.

2.3 Cara Penanganan Kasus Disleksia

Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia yang pertama adalah
dengan menggunakan media belajar. Seperti yang telah disebutkan di atas, anak
disleksia cenderung lebih mudah memahami sesuatu dengan gambar. Untuk itu bisa
menggunakan media belajar berupa gambar untuk membantu memudahkan dalam
mengenalkan huruf, membedakan huruf hingga akhirnya anak disleksia mampu
membaca dan menulis dengan lancar.

1. Tingkatkan motivasi belajar pada anak Cara mengatasi kesulitan belajar


pada anak disleksia yang kedua adalah dengan meningkatkan motivasi
belajar pada anak. Meningkatkan motivasi belajar bisa dilakukan dengan
membacakan sebuah cerita atau dongeng, kemudian memberitahukan
segala manfaat dan keuntungan yang bisa diperoleh dengan membaca dan
menulis. Dengan demikian anak akan termotivasi dan terdorong untuk bisa
membaca dan menulis sendiri.
2. Tingkatkan rasa percaya diri anak Kondisi anak disleksia yang
mengakibatkan kesulitan menulis dan membaca membuat sebagian anak
disleksia mengalami deperesi dan kehilangan rasa percaya diri karena
kesulitan mengikuti pelajaran disekolah dan terkadang juga dikucilkan oleh
teman-temannya. Meningkatkan rasa 17 percaya diri pada anak disleksia
juga merupakan salah satu cara mengatasi kesulitan belajar pada anak
disleksia. Dengan mengembalikan dan meningkatkan rasa percaya diri
anak, anak membuat anak disleksia memiliki semangat belajar yang lebih
tinggi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya.
3. Jangan pernah menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya Beberapa
orang tua yang tidak siap memiliki anak dengan disleksia cenderung
menyalahkan anak karena kondisi yang dideritanya. Padahal kondisi
disleksia yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar bukan

5
merupakan kesalahan yang dilakukan oleh anak, namun karena adanya
kesalahan dalam otak anak. Menyalahkan anak atas kondisi yang
dialaminya justru akan membuat anak semakin depresi.
4. Selalu dampingi anak dalam belajar Cara mengatasi kesulitan belajar pada
anak disleksia berikutnya adalah dengan selalu mendampingi anak dalam
belajar. Dengan selalu melakukan pendampingan dalam belajar, anak akan
lebih mengingat apa yang dipelajarinya. Selain itu pendampingan belajar
secara rutin juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan meningkatkan
motivasi anak untuk selalu belajar. Beberapa cara di atas bisa digunakan
sebagai referensi dalam mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia.

Namun, gejala disleksia berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lain.
Selain menggunakan beberapa cara di atas, juga bisa mengatasi kesulitan belajar
pada anak disleksia sesuai dengan gejala yang ditunjukkan.

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang bisa mengatasi disleksia, untuk itu
terapi merupakan bentuk penanganan yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan
belajar pada anak disleksia. Terapi yang bisa dgunakan untuk mengatasi kesulitan
belajar pada anak disleksia adalah Terapi Gelombang Otak Terapi Gelombang Otak
Dyslexia Treatment adalah sebuah terapi yang dirancang khusus oleh para ahli
untuk membantu mengatasi kesulitan membaca dan menulis pada penderita
disleksia. Terapi Gelombang Otak Dyslexia Treatment bekerja dengan memberikan
stimulus pada gelombang otak yang telah disesuaikan, sehingga sangat efektif
untuk mengatasi masalah kesulitan belajar pada anak disleksia. Terapi Gelombang
Otak Dyslexia Treatment berbentuk CD musik terapi sehingga sangat mudah dan
praktis digunakan. Penggunaan Terapi Gelombang Otak Disleksia Treatment
secara teratur mampu memudahkan anak disleksia untuk mempercepat proses
belajarnya.

6
2.4 Contoh Penyandang Disleksia Yang Berhasil Dalam Karir

Koki terkenal Jamie Oliver, aktris Jennifer Anniston dan perancang busana
Tommy Hilfiger adalah beberapa dari begitu banyak contoh dari orang-orang yang
hidup dengan disleksia namun memiliki karir yang sukses.

Berikut adalah ide-ide dan berbagai pilihan karir yang telah terbukti dapat
ditekuni oleh orang-orang yang hidup dengan gangguan belajar dan telah meraih
kesuksesan dari bidang-bidang tersebut :

1. Industri hospitality (keramah tamahan)

Jika Anda menyukai ide bekerja di lingkungan yang serba cepat dan bertemu
orang yang berbeda dari semua lapisan masyarakat, karir di bidang perhotelan atau
keramah-tamahan secara umum bisa cocok untuk Anda.

Ada banyak peran dalam bidang ini yang membutuhkan keterampilan


komunikasi yang kuat dan pemikiran yang kreatif, misalnya :

• Koki
• Staff dapur restoran atau hotel
• Staf customer service dalam berbagai bidang

Koki terkenal dan pemilik restoran Inggris, Jaimie Oliver, hidup dengan
disleksia. Perbedaan belajarnya membuat sekolah menjadi sebuah pengalaman
yang sulit, tetapi membantunya menyadari bahwa di dunia ini terdapat berbagai
jenis kecerdasan. Dia menemukan bakatnya dalam memasak dan menyiapkan
makanan.

Dalam sebuah wawancara dengan Made by Dyslexia, Jaimie Oliver


mengatakan: “Setiap orang memiliki kemampuan untuk menjadi brilian.”

2. Seni rupa

Banyak orang dengan disleksia memiliki pemikiran visual dan keterampilan


kreatif yang kuat. Ini bisa menjadi sebuah aset yang menguntungkan dalam karir
seni visual seperti:

• Desain grafis

7
• Pembuatan perhiasan

• Mode

• Ilustrasi

Ada banyak contoh orang terkenal yang sukses dalam karir seni visual:

• Dav Pilkey, penulis komik Captain Underpants. Dav berjuang dengan


ADHD dan disleksia di sekolah sebelum menemukan kesuksesan sebagai
seniman buku komik.

• John Hoke, kepala petugas desain di Nike. John hidup dengan disleksia dan
mengatakan bahwa menggambar adalah bahasa pertamanya.

• Perancang busana terkenal, Tommy Hilfiger, berjuang dengan membaca


sejak usia muda tetapi memiliki hasrat untuk fashion yang ia ubah menjadi
karier yang sukses.

3. Olahraga dan rekreasi

Beberapa orang dengan disleksia pandai memvisualisasikan ruang dan


memiliki refleks yang cepat, sebuah keterampilan yang penting untuk olahraga.

Salah satu olahragawan paling terkenal sepanjang masa, Muhammad Ali, hidup
dengan disleksia. Ali juga seorang aktivis untuk anak-anak dengan kesulitan belajar
dan menciptakan serangkaian buku berjudul “Go The Distance” untuk membantu
meningkatkan literasi.

Selain menjadi insan olahraga, masih banyak peran lain dalam olahraga dan
rekreasi yang bisa Anda lakukan. Sebagai contoh:

• Pelatih olahraga

• Wasit olahraga

• Guru olahraga

• Pelatih pribadi

• Administrator olahraga

8
4. Konstruksi

Jika Anda ahli dalam mengerjakan tugas-tugas praktis, Anda mungkin dapat
menikmati karir di bidang konstruksi. Kesadaran spasial dan keterampilan
visualisasi penting untuk bangunan dan konstruksi.

Bidang konstruksi lainnya yang dapat dipertimbangkan termasuk:

• Pekerjaan tukang kayu

• Teknisi elektrik / listrik

• Teknisi pipa dan gas

• Teknisi cat

• Instalasi insulasi

• Pengoperasian alat berat

Ada banyak aplikasi dan perangkat yang dapat membantu untuk membaca dan
menulis yang mungkin perlu Anda lakukan untuk pekerjaan. Misalnya, manual
kode warna, pembaca portabel, dan software pembaca layar.

5. Penjualan dan pemasaran

Mereka yang pandai berkomunikasi dengan orang lain, mungkin dapat berhasil
dalam pekerjaan penjualan atau pemasaran.

Peran penjualan dan pemasaran sebagian besar membutuhkan keterampilan


komunikasi verbal dan visual yang kuat. Namun, yang perlu diperhatikan adalah
pekerjaan ini sering melibatkan beberapa tugas tertulis juga, seperti menulis email,
menyusun promosi penjualan, atau menulis salinan iklan.

Ada banyak alat sederhana, seperti software pengolah kata dan bantuan
copyediting, yang dapat membantu Anda melakukan tugas tertulis hingga tingkat
yang rumit.

6. Tata kebun (landscaping)

Jika Anda lebih suka bekerja di luar ruangan, pekerjaan di bidang lansekap,
berkebun, atau merawat taman dan kebun mungkin cocok untuk Anda.

9
Lansekap adalah merancang dan membangun ruang luar. Pekerjaan itu
membutuhkan pemikiran visual yang kuat serta keterampilan praktis. Tukang
kebun dan penjaga akan membutuhkan keterampilan praktis yang kuat dan
keterampilan memecahkan masalah.

7. Pekerjaan Sosial

Apakah Anda memiliki hasrat untuk membantu orang lain? Karier dalam
pekerjaan sosial mungkin cocok untuk Anda.

Pekerja sosial membantu orang lain yang sedang mengalami masa sulit. Mereka
dapat memberikan konseling, atau membantu orang mengakses dukungan lain
seperti bantuan medis, layanan hukum, atau bantuan keuangan.

Keterampilan yang dibutuhkan pekerja sosial meliputi:

• Keterampilan komunikasi yang kuat

• Keterampilan mendengarkan secara aktif

• Kasih sayang dan empati

• Kesabaran

10
2.5 Langkah-langkah Seorang Guru Dalam Menangani Kasus Disleksia Pada
Anak Yang Duduk Di Bangku Sekolah Dasar

Penangan yang digunakan oleh guru dalam menangani kasus disleksia pada
anak usia SD, seperti kesulitan dalam membedakan huruf B dengan D dan sering
terbalik menggunakannya, sering salah mengutip dari papan tulis meski selalu
duduk paling depan. Kemudian, tidak pernah berhasil menggambar kubus, selalu
menjadi trapesium.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menangani kasus diatas yaitu

a. Menggunakan media belajar

Penggunaan media belajar berupa gambar lebih mudah dipahami oleh anak
penyandang disleksia sehingga membantu memudahkan dalam mengenalkan
huruf, membedakan huruf hingga akhirnya anak disleksia mampu membaca dan
menulis dengan lancer.

b. Tingkatkan motivasi belajar pada anak

Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia adalah dengan


meningkatkan motivasi belajar pada anak. Meningkatkan motivasi belajara bisa
dilakukan dengan membacakan sebuah cerita atau dongeng, kemudian
memberitahukan segala manfaat dan keuntungan yang bisa diperoleh dengan
membaca dan menulis. Dengan demikian anak akan termotivasi dan terdorong
untuk bisa membaca dan menulis sendiri.

c. Tingkatkan rasa percaya diri pada anak


Kondisi anak dileksia yang mengakibatkan kesulitan menulis dan membaca
membuat sebagian anak disleksia mengalami depresi dan kehilangan rasa percaya
diri karena kesulitan mengikuti pelajaran disekolah dan terkadang juga dikucilkan
oleh teman-temannya. Meningkatkan rasa percaya diri pada anak disleksia juga
merupakan salah satu cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia. Dengan
mengembalikan dan meningkatkan rasa percaya diri anak, membuat anak disleksia

11
memiliki semangat belajar yang lebih tinggi untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dialaminya.
d. Jangan pernah menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya
Beberapa orang tua yang tidak siap memiliki anak dengan disleksia cenderung
menyalahkan anak karena kondisi yang dideritanya. Padahal kondisi disleksia yang
menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar bukan merupakan kesalahan yang
dilakukan oleh anak, namun karena adanya kesalahan dalam otak anak.
Menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya justru akan membuat anak
semakin depresi.
e. Selalu dampingi anak dalam belajar
Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak dsileksia adalah dengan selalu
mendampingi anak dalam belajar. Dengan selalu melakukan pendampingan dalam
belajar, anak akan lebih mengingat apa yang dipelajarinya. Selain itu
pendampungan belajar secara rutin juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
meningkatkan motivasi anak untuk selalu belajar.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata disleksia berasal dari bahasa Yunani yaitu”dys” berarti kesulitan


dan ”lexis” berati kata-kata. Dalam arti sempitnya disleksia berarti kesulitan
dalam membaca. Sedangkan dalam arti luasnya, disleksia yaitu segala bentuk
kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata, misalnya kesulitan membaca,
memahamikata-kata , mengeja, dan membedakan huruf(Tri Wulan Sari, Anna
Vitara, 2015).

Disleksia adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar padaseseorang


yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebutdalam melakukan aktivitas
membaca dan menulis. Para ahlimeyakini bahwa faktor terbesar pada gangguan
disleksia ini lebihdisebkan oleh faktor keturunan, 23-64% orang tua yang
mengidapdisleksia cenderung akan memiliki anak yang disleksia juga.Pentingnya
peran orang tua/ guru dalam membantu mengatasikesulitan belajar pada anak
disleksia, karena anak disleksia ini bukanlah anak bodoh atau malas, tetapi cara
belajar mereka yang berbeda dengan anak normal lainnya

3.2 Saran

Anak-anak yang dicurigai mengalami disleksia sebaiknya ditesoleh ahli


pendidikan yang terlatih atau psikolog. Denganmenggunakan beragam tes,
akan dapat diketahui jenis kekeliruanyang kerap dilakukan anak tersebut dan
dapat didiagnosismasalahnya. Adapun jika anak itu memang disleksia,
dapatdiajukan rekomendasi untuk penanganannya, seperti tutuorial,speech
terapi, atau rekomendasi mengenai penempatan anak tersebut di kelas khusus

13
DAFTAR PUSTAKA

Miswati. 2021. PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


PENYANDANGDISLEKSIA.. UIN Walisongo Semarang. Vol, 1, No 1
2023. Tersedia pada :
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/joecce/article/view/6615/311
6

( diakses pada Tanggan 13 September 2023)

Tamasse. 2012. MENGATASI KESULITAN BELAJAR DISLEKSIA,


Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanudin. Tersedia Pada :

https://core.ac.uk/download/pdf/89563189.pdf

( Diakses pada Tanggan 13 September 2023)

14

Anda mungkin juga menyukai