Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEMAHAMI KESULITAN DALAM PROSES BELAJAR

“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Umum dan
Perkembangan“
Dosen Pengampu : M. Nasir, M. Ag.

Disusun oleh :
Santi

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


STAI AL-MASTHURIYAH
SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpah curahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah Psikologi Umum dan Perkembangan tentang “MEMAHAMI KESULITAN
DALAM PROSES BELAJAR”
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Semester Antara mata kuliah
Psikologi Umum dan Perkembangan.

Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah Psikologi Umum dan Perkembangan ,
diantaranya :

1. M. Nasir , M. Ag. selaku dosen pengampu Psikologi Umum dan Perkembangan yang
membimbing saya dalam pengerjaan makalah ini.
2. Keluarga dan teman yang selalu support saya untuk mengikuti semester antara ini
Saya menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan
terbatasnya waktu, pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kesulitan Belajar


B. Macam-macam Kesulitan Belajar
C. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
D. Diagnosis Kesulitan Belajar
E. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil
atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun dilingkungan rumah
(keluarga).
Pada sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar.
Hal tersebut tidak hanya dia;ami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja. Hal
tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa yang
berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulita dalam belajar. Sedang yang namanya
kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleh hambatan-
hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan. Kesulitan belajar ini tidak selalu
disebabkan oleh intelegensi yang rendah akan tetapi juga disebabkan oleh factor-faktor
non-integensi.
Maka dari itu kami tertarik membahas masalah kesulitan belajar ini karena disaat
sekarang ini banyak anak atau siswa yang banyak mengalami masalah kesulitan belajar.
Kami berharap dengan adanya makalah ini kami semua bisa mengetahui mengenai faktor
dan hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa kesulitan belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi kesulitan belajar?
2. Apa saja macam-masam kesulitan belajar ?
3. Apa saja factor-faktor penyebab kesulitan belajar ?
4. Bagaimana Diagnosis kesulitan belajar ?
5. Bagaimana alternative pemecahan masalah kesulitan belajar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi kesulitan belajar
2. Untuk mengetahui apa saja macam-masam kesulitan belajar

1
3. Untuk mengetahui Apa saja factor-faktor penyebab kesulitan belajar
4. Untuk mengetahui Bagaimana Diagnosis kesulitan belajar
5. Untuk mengetahui Bagaimana alternative pemecahan masalah kesulitan belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar pada intinya merupakan sebuah permasalahan yang
menyebabkan seorang siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik
seperti siswa lain pada umumnya yang disebabkan faktor-faktor tertentusehingga ia
terlambat atau bahkan tidak dapatmencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan
yang diharapkan. Pada dasarnya, kesulitan belajar yang dialami siswa tidak selalu
disebabkan oleh rendahnya tingkat intelegensia atau kecerdasan siswa. Namun demikian,
kesulitan belajar dapat disebabkan juga oleh banyak factor seperti faktor-faktor fisiologis,
psikologis, sarana dan prasarana dalam belajar dan pembelajaran serta faktor ligkungan
belajarnya.1
B. Macam-macam Kesulitan Belajar
Ada beberapa jenis gangguan belajar pada anak. Sebagian membuat anak
kesulitan berhitung, sebagian lagi membuat mereka kesulitan membaca atau berbicara.
Namun perlu diingat, bahwa attention deficit hyperacitvity disorder (ADHD) dan
gangguan spektrum autisme tidaklah sama dengan kondisi kesulitan belajar. Berikut
adalah jenis-jenis kesulitan belajar siswa yang perlu diketahui:
1. Disleksia
Disleksia adalah gangguan belajar yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk
membaca atau menulis. Anak dengan kondisi ini tidak biasanya akan sulit
merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi
paragraf. Kesulitan ini juga dapat dialami saat berbicara karena anak akan
kesulitan untuk mencari kata-kata yang tepat sesuai dengan maksudnya. Anak
kesulitan belajar akibat disleksia umumnya dapat merasa kesulitan dalam
mengerti konteks bacaan dan tidak memiliki tata bahasa yang baik.
2. Dispraksia
Dispraksia adalah jenis gangguan belajar yang ditandai dengan gangguan pada
kemampuan motorik anak. Kemampuan motorik yang rendah dapat membuat

1 Muhammad Irham ,dkk, Psikologi pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013, hlm.254.

3
anak kesulitan melakukan pergerakan atau mengoordinasikan anggota tubuhnya.
Salah satu contoh kesulitan belajar akibat dispraksia adalah anak sering terbentur
atau tabrakan dengan orang lain atau benda-benda mati. Anak juga akan kesulitan
untuk belajar memegang sendok atau mengikat tali sepatunya. Jika kondisi ini
dialami oleh anak yang lebih besar, biasanya mereka akan terlihat kesulitan untuk
belajar menulis, mengetik, berbicara, atau bahkan menggerakkan matanya.
3. Disgrafia
Disgrafia adalah gangguan belajar yang membuat pengidapnya kesulitan menulis.
Anak dengan kondisi ini biasanya punya tulisan tangan yang jelek, tidak bisa
mengeja, dan kesulitan untuk menuliskan apa yang dirasakan.
4. Diskalkulia
Jenis gangguan belajar lainnya adalah diskalkulia. Kondisi ini membuat
pengidapnya kesulitan untuk berhitung atau memahami konsep matematika.
Tergantung dari usia dan kondisi, gambaran diskalkulia pada setiap orang bisa
berbeda. Pada anak-anak usia balita atau sekolah dasar awal, misalnya, kondisi ini
akan membuat mereka kesulitan untuk mengenali angka atau belajar berhitung.
Seiring bertambahnya usia, gangguan ini akan makin jelas terlihat ketika kesulitan
untuk memecahkan hitung-hitungan sederhana atau menghafalkan tabel perkalian.
5. Auditory processing disorder
Auditory processing disorder adalah kelaianan otak dalam memproses suara yang
masuk. Ini bukanlah gangguan pendengaran, melainkan adanya kelainan dalam
memahami suara. Penderitanya bisa kesulitan membedakan suara yang satu
dengan suara yang lain. Mereka juga akan kesulitan mengikuti perintah suara dan
mengingat hal yang didengar.
6. Visual processing disorder membuat penderitanya kesulitan dalam
menginterpretasi informasi visual. Salah satu contoh kesulitan dalam belajar
akibat visual processing disorder adalah kesulitan membedakan dua objek yang
bentuknya mirip dan mengoordinasikan tangan serta mata secara bersamaan.
7. Gangguan belajar nonverbal Jenis gangguan belajar selanjutnya adalah gangguan
belajar nonverbal. Kondisi ini dapat membuat seorang anak kesulitan dalam
mengerti ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi suara. Contoh masalah belajar

4
ini dapat terjadi ketika guru di kelas menjelaskan pelajaran lewat gerakan tubuh
atau komunikasi nonverbal lainnya.
8. Visual perceptual/visual motor deficit
Visual perceptual/visual motor deficit adalah salah satu masalah kesulitan belajar
yang membuat seorang anak mengalami koordinasi tangan dan mata yang buruk.
Masalah ini dapat terlihat ketika anak kesulitan membaca, sulit menggunakan
pensil, krayon, gunting, dan aktivitas motorik halus lainnya.
C. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat
dikelompokkan menjadi factor internal dan factor eksternal.

1.      Faktor internal


Faktor internal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa antara lain,
kemampuan intelektual, perasaan dan kepercayaan diri, motivasi, kematangan untuk
belajar, usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat , serta kemampuan
mengindra seperti melihat, mendengarkan, membau dan merasakan. Sedangkan menurut
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono faktor internalyang menjadi penyebab kesulitan
belajar pada siswa yaitu :
a.       Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa seperti
kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat
tubuh.
b.      Faktor Psikologis
Faktor psikologis siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi
tingkat inteligensia pada umumnya yang rendah, bakat terhadap mata pelajaran
yang rendah, minat belajar dan motivasi yang kurang.
2.      Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa dapat
berupa guru, kualitas pembelajaran, instrument dan fasilitas pembelajaran, serta
lingkungan sosial dan alam.Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
faktor eksternal yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa yaitu :
a.       Faktor Nonsosial

5
Faktor nonsosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat
berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan
kurang lengkap, kondisi ruang belajar yang kurang layak dan waktu
pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin.2
Kelompok faktor nonsosial lainnya dapat berupa keadaan udara, suhu, cuaca,
waktu (pagi,siang, atapun malam). Semua faktor-faktor yang telah disebutkan
di atas harus kita atur sedemikian rupa sehingga dapat membantu
(menggunakan) prose belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat
belajar misalnya harus meenuhi syarat-syarat seperti di temoat yang tidak
terlalu dekat dengan kebisingan, demikian juga dengan alat-alat pelajaran serta
bangunannya.
b.      Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia
(sesama manusia). Faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya
permasalahan belajar pada siswa seperti faktor keluarga, sekolah ,teman
bermain, dan lingkungan masyarakat.
D. Diagnosis Kesulitan Belajar
Menurut Sugihartono dkk,diagnosis kesulitan belajar dapat diterjamahkan sebagai
sebuah proses yang dilakukan oleh guru untuk menentukan masalah atau ketidak
mampuan siswa dalambelajar yang dilakukan dengan cara meneliti berbagai latar
belakang faktor penyebabnya dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak dan
dapat dipelajari. Namun demikian, yang perlu dipahami, kegiatan diagnosis kesulitan
belajar bukan hanya sekedar mengetahui gejala-gejala dan faktor-faktor yang
menyebabkan seorang siswa mengalami kesulitan belajar, namun juga sampai pada
penentuan kemungkinan bantuan yang dapat diberikan baik oleh guru ataupun pihak lain
yang dianggap mampu. Oleh sebab itu, kegiatan diagnosis kesulitan belajar merupakan
suatu proses dan upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang
kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data
/informasi selengkap dan seobyektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil
kesimpulan serta mencari alternative kemungkinan pemecahannya.

2 Ibid…, hlm.264

6
Dengan demikian, diagnosis kesulitan belajar dapat dikatakan sebagai sebuah
proses untuk melakukan identifikasi kesulitan belajar pada siswa dalam upaya
menentukan sumber dan factor penyebabnya. Tujuannya adalah membantu siswa
mengatasi kesulitan belajarnya melalui berbagai alternatife pemecahannya atas dasar
data/informasi yang lengkap dan akurat yang telah terkumpul.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas
langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis
tertentu yang dialamai siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan
belajar. Banyak langkah diagnostic yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup
terkenal adalah prosedur Weener and Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani
(1991) sebagai berikut :
1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika
mengikuti pelajaran.
2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami
kesulitan.
3. Mewawancari orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang
mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4. Memberikan tes diagnostic bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat
kesulitan belajar yang dialami siswa.
5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar.3
E. Alternatif (Pemecahan Masalah) Kesulitan Belajar
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswanya. Akan tetapi, akan tetapi sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat
diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut :
1. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah yang
benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda, 2011,
hlm.172.

7
2. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang
memerlukan perbaikan.
3. Menyusun program perbaikan, khusunya program remedial teaching
(pengajaran perbaikan).
Setelah langkah-langkah di atas selesai, barulah guru melaksanakan langkah selatjutnya,
yakni melaksanakan program perbaikan.
1. Analisis Hasil Diagnosis
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar
tadi perlu dianalisis sedemikan rupa, sehingga kesulitan khusus yang dialami
siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti. Contoh : Badu
mengalami kesulitan khusus dalam memahami konsep kata “polisemi”.
Polisemi ialah sebuah istilah yang menunjuk kata yang memiliki dua makna
atau lebih. Kata “turun” umpamanya, dapat dipakai dalam berbagai frase
seperti turun harga, turun tangan, dan sebagainya. Contoh sebaliknya, kata
“naik” yang juga dapat diapaki dalam banyak frase seperti : naik daun,naik
darah, naik banding, dan seterusnya.
2. Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah
Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang
kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan.
Bidang-bidang kecakapan ini dapat dikategorikan menjadi tiga macam :
a. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.
b. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan
bantuan orang tua.
c. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru
maupun orangtua.
Kembali ke soal Badu, ternyata dari hasil diagnosis diketahi bahwa ia belum memiliki
kecakapan memahami konteks kalimat, khususnya kalimat-kalimat yang mengandung elemen
polisemi. Akibatnya sebuah kata yang arti aslinya “X” dalam sebuah konteks kalimat dia pahami
sebagai “X” juga dalam konteks kalimat lain.
3. Menyusun Program Perbaikan

8
Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan (remedial teaching), sebelumnya
guru perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a.       Tujuan pengajaran remedial.
b.      Materi pengajaran remedial.
c.       Metode pengajaran remedial.
d.      Alokasi waktu pengajaran remedial.
e.       Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial.
4. Melaksanakan Program Perbaikan
Pada prinsipnya, program pengajaran remedial itu lebih cepat dilaksanakan tentu saja
akan lebih baik. Tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja, asal tempat itu
memungkinkan siswa klien (siswa yang memerlukan bantuan) memusatkn perhatiannya
terhadap proses pengajaran perbaikan tersebut. Namun patut dipertimbangkan oleh guru
pembimbing kemungkinan digunakannya ruang Bimbingan dan Penyuluhan yang tersedia
di sekolah dalam rangka mendayagunakan ruang BP tersebut.
Selanjutnya untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif kiat
pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan mempelajari buku-
buku khusus mengenai bimbingan dan penyuluhan. Selain itu, guru juga dianjurkan untuk
mempertimbangkan penggunaan model-model mengajar tertentu yang dianggap sesuai
sebagai alternatif lain atau pendukung cara memecahkan masalah kesulitan belajar siswa.
5. Cara Belajar Yang Baik
 Andaikankamu sudah mempunyai cara belajar yang baik, artinya dengan caramu
itu kamu dapat belajar dengan mudah. Misalnya “Pak, saya belajar dengan
membaca sekali saja sudah jelas, mudah mengerti”, “Pak, dengan baca sekali,
dengan dengar uraian, dan buat skema-skema, mudah sekali masuk”, dan
sebagainya maka cara itu boleh kamu pakai terus.
 Bagi yang sulit belajar, manakah cara belajar yang baik? Selain sudah dijelaskan
sebelumnya, coba dengarkan cara yang biasa beberapa orang lakukan ini!
1)      Dengan membaca keseluruhan dala satu bab atau mencoret yang penting.
2)      Jika belum jelas, baca lagi dengan menulis pokok-pokoknya pada catatan.
3)      Kamu pelajari pokok-pokok singkatan tersebut.
4)      Apabila masih lupa, lihat bagian mana yang kelupaan.

9
5)      Bila harus menghafal syair, kamu dapat melakukan :
 Baca seluruhnya pelan-pelan dan tenang. Baca lagi dengan menuliskan kata-kata /
kalimat-kalimat yang sukar. Baca lagi, dan ditekankan yang masih lupa/sukar. Hafalkan
di luar kepala.
 Gunakan kalimat/jembatan (slogan), simbol-simbol, atau singkatan-singkatan. Misalnya,
TEKAD, AKABRI, dan lain-lain.
   Apabila menghafal sejarah, buatlah pita singkatan silsilah.
 Apabila mempelajari ilmu hayat, buktikanlah dengan melihat kenyataan. Misalnnya,
benarkah jagung berakar serabut? Atau seperti apa wujudnya?
 Apabila mempelajari ilmu pasti (aljabar-ukur), banyak-banyaklah berlatih mengerjakan
soal dan membuktikan dail-dalilnya.
 Segera tanyakan ke guru apabila menghadapi kesukaran-kesukaran.
Uraian di atas akan mempunyai arti jika kita mau membuktikannya dengan kehendak
kita, memiliki kemauan kuat untuk melaksanakannya, berdisipin/menaati dan menepati rencana
yang sudah ditentukan untuk belajar, gemar membaca buku, jangan suka menganggur kerjakan
apapun yang berguna.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan belajar merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seorang
siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada
umumnya yang disebabkan faktor-faktor tertentu sehingga ia terlambat atau bahkan
tidak dapatmencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Faktor penyebab kesulitan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Diagnosa kesulitan belajar dapat diterjamahkan sebagai sebuah proses yang dilakukan
oleh guru untuk menentukan masalah atau ketidak mampuan siswa dalambelajar yang
dilakukan dengan cara meneliti berbagai latar belakang faktor penyebabnya dengan
cara menganalisis gejala-gejala yang tampak dan dapat dipelajari.
Intervensi (Pemecahan Masalah) Kesulitan Belajar dapat dilakukan dengan cara
Menganalisis hasil diagnosis, Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan
tertentu yang memerlukan perbaikan, dan Menyusun program perbaikan.

B. Saran

1. Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi
pembaca.Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi penyusun
dan pembaca
2. Untuk pendidik diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak
didiknya dan dapat menciptakan cara belajar yang mampu membuat peserta didik
bersemangat dalam belajar sehingga dapat memahami pelajaran sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Hendaknya pendidik bekerja sama dengan orang tua atau wali siswa
dalam meningkatkan prestasi belajar dan mengurangi faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar.
3. Untuk peserta didik sebaiknya tetap menerapkan sikap disiplin dan tepat waktu dalam
belajar. Pelajari hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, tak perlu sungkan
untuk bertanya pada guru jika memang ada hal yang belum dimengerti.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bimo, Walgito, 2010, Bimbingan + Konseling [Studi & Karier], Yogyakarta: Andi.
http://aridlowi.blogspot.com/2012/06/contoh-kasus-cara-menangani-anak.html diakses pada jam
21.53, 15 Maret 2015.

Irham, Muhammad, dkk, 2013, Psikologi pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Suryabrata, Sumaedi, 2004, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo.

Syah,Mihibbin, 2011, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda.

12

Anda mungkin juga menyukai