Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KESULITAN BELAJAR DISPRAKSIA

DI
S
U
S
U
N

Oleh :
HAYATUN NUFUS
(2031030027)

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AN NUR
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Kesulitan Belajar Dispraksia” guna memenuhi
tugas mata kuliah Kesulitan Belajar Anak Prasekolah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, Penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.

Banda Aceh, 3 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktifitas pendidikan atau belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat
cepat menangkap apa yang dipelajari, kadangkadang terasa amat sulit. Demikian kenyataan
yang sering dijumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya
dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini
pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. Siswa yang tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Menurut
Djamarah (2002) bahwa gangguan yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan belajar
dapat berupa sindrom psikologis yang dapat berupa ketidakmampuan belajar (learning
disability). Sindrom berarti gejala yang muncul sebagai indikator adanya ketidaknormalan psikis
yang menimbulkan kesulitan belajar anak. Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak
nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik
yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar.
Gangguan belajar merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris lerning disorder.
Namun amat langka pembahasan tersebut akan dijumpai baik dari versi bahasa Inggris maupun
Indonesia. Yang paling sering dijumpai adalah handaya kesulitan belajar (learning disability).
Tulisan berikutnya menyamakan gangguan belajar dengan handaya kesulitan belajar. Tulisan ini
beusaha untuk mengidentifikasi factor yang berperan mempengaruhi kesulitas belajar pada
anak.
Perubahan-perubahan dalam perilaku dan belajar setiap individu dapat terjadi melalui
manipulasi variabel lingkungan dan genetika pada situasi khusus dari suatu perkembangan yang
bersifat individu. Dengan demikian terhadap anak-anak dengan hendaya kesulitan belajar
(learning disability), tunagrahita (mentally retarded) dan cerebral palsy mempunyai dampak
terhadap kemampuan mengatasi kondisi-kondisi lingkungan secara luar biasa yang berbeda
dengan anak-anak normal. Jika inteligensi didefinisikan secara operasional sebagai ”proses
melalui pembelajarn terhadap anak yang menggunakan sarana budaya dalam upaya untuk
mengetahui dan melakukan manipulasi lingkungan”, maka dapat dikatakan bahwa setiap
perkembangan inteligensi secara langsung berkaitan dengan dukungan yang berhubungan
dengan azas keturunan (genetika) dari perseorangan dan beberapa lingkungan tempat anak
hidup. Perbedaan lingkungan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan
inteligensi. Dan secara relatif proporsi genetika dan lingkungan akan berbeda-beda pula hasilnya
dalam tes intelegensi.1
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan
tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan membaca, menulis dan berhitung.
Penanganan anak berkesulitan belajar yang tidak didasarkan atas landasan teoritik yang dapat
diandalkan mungkin bukan hanya tidak efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tetapi juga
menimbulkan kerugian bagi anak. Semua guru mengetahui bahwa motivasi dapat meningkatkan
prestasi belajar anak. Tetapi banyak guru tidak mengetahui bagaimana membangkitkan motivasi
belajar anak.
Beberapa jenis kesulitan belajar yang sering dialami oleh anak usia dini, mereka bisa
mengalami kesulitan membaca menulis dan berhitung atau kesulitan lainnya. Tidak jarang
kesulitan ini disebabkan karena disfungsi sistem saraf atau kurangnya motivasi anak dalam
belajar, atau kurang menariknya pembelajaran yang diberikan oleh guru. Anak yang mengalami
kesulitan belajar namun tidak mendapat penanganan dan hanya dibiarkan saja oleh guru. Hal ini
akan berdampak buruk bagi perkembangan diri anak, terutama aspek bahasa, sosial emosional,
dan kognitif. Ketiga aspek tersebut akan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain, tentu
saja hal tersebut tidak di inginkan oleh kita semua.
Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar merupakan bagian dari ilmu pendidikan
khusus atau sering disebut juga ortopedagogik. Ilmu pendidikan khusunya ortopedagogik adalah
cabang dari ilmu pendidikan atau pedagogik. Ilmu pendidikan khususnya yang terkait dengan
pendidikan bagi anak yang berkesulitan belajar, banyak menjalin kerjasama multidisipliner
dengan berbagai ilmu lain.2
Merujuk pada berbagai macam kesulitan belajar di atas maka penulis ingin membahas
lebih dalam tentang kesulitan belajar dispraksia.

1
M.Nur Gufron,dkk. “Kesulitan belajar pada anak”
2
Marwati.(2017).” Kesulitan belajar anak usia 5-6 Tahun”
Jurnal pendidikan & pembelajaran vol 6,no.10.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa itu dispraksia ?
2. Apa saja gejala dispraksia ?
3. Bagaimana cara mengatasi dispraksia ?

C. Tujuan Penulisan
Yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
Untuk mempelajari dan memahami lebih dalam lagi tentang dispraksia.
BAB II

PEMBAHASAN

https://www.halodoc.com/kesehatan/dispraksia

A. Pengertian Dispraksia
Dispraksia adalah gangguan umum yang memengaruhi gerakan dan koordinasi.
Ini  juga dikenal sebagai gangguan koordinasi perkembangan. Namun, dispraksia tidak
memengaruhi kecerdasan seseorang. Melainkan memengaruhi keterampilan koordinasi,
seperti melakukan sesuatu yang membutuhkan keseimbangan, berolahraga, atau
belajar mengemudikan mobil. Dispraksia juga dapat memengaruhi keterampilan motorik
halus, seperti menulis atau menggunakan benda kecil.

Anda mungkin juga menyukai