Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KESULITAN BELAJAR, LUPA DAN KEJENUHAN BELAJAR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Semester Ganjil Tahun Akademik 2020

Dosen Pengampu :

H. U. Ridwan, S.Pd.I

Disusun Oleh :

Sopi Marwiyah Bahri

Yedi Iskandar

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DAARUSSALAAM


FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan


keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Belajar merupakan komponen paling
vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa
proses belajar sesungguhnya tidak akan pernah ada pendidikan. Berhasil atau gagalnya
tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa
dan pendidik baik ketika para siswa itu di sekolah maupun di lingkungan keluarganya
sendiri.

Dalam proses pembelajaran tentu banyak sekali kendala yang dialami oleh peserta
didik yang menjadi masalah penting dalam penyampaian atau transfer materi pembelajaran
oleh pendidik, seperti lupa, kejenuhan dan kesulitan dalam belajar yang dialami sebagian
besar peserta didik sehingga proses pembelajaran tidak berlangsung dengan baik. Kesulitan
yang dialami peserta didik memiliki faktor- faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar siswa sangat bervariasi, mulai dari faktor internal hingga
faktor eksternal.

Perlu adanya upaya untuk memecahkan masalah kesulitan belajar pada siswa. Untuk
itu para pendidik perlu mengetahui dan memahami upaya-upaya yang dapat ia lakukan
untuk memecahkan masalah kesulitan belajar. Lupa dan kejenuhan yang dialami para
peserta didik menjadi salah satu kendala yang paling sering ditemukan pada proses belajar
dan mengajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi, Gejala Dan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar?
2. Bagaimana Cara Mengatasi Kesulitan Dalam Belajar?
3. Apa Definisi Dan Faktor Lupa Dalam Belajar?
4. Bagaimana Serta Kiat Mengatasi Lupa Dalam Belajar?
5. Apa Definisi Dan Factor Penyebab Kejenuhan Belajar?

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | i


6. Bagaimana Kiat Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar?

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | ii


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesulitan Belajar

1. Pengertian Kesulitan Belajar

Menurut para ahli kesulitan belajar diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima
atau menyerap pelajaran di sekolah. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi
pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan atau ditugaskan oleh guru.
Kesulitan belajar pada intinya merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan
seorang siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain
pada umumnya yang disebabkan faktor-faktor tertentu sehingga ia terlambat atau bahkan
tidak dapat mencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Pada
dasarnya, kesulitan belajar yang dialami siswa tidak selalu disebabkan oleh rendahnya
tingkat intelegensia atau kecerdasan siswa. Namun demikian, kesulitan belajar dapat
disebabkan juga oleh banyak factor seperti faktor-faktor fisiologis, psikologis, sarana dan
prasarana dalam belajar dan pembelajaran serta faktor ligkungan belajarnya. 1
Kesulitan belajar siswa ini jangan dibiarkan berlarut-larut oleh guru, tetapi harus segera
diketahui dan diatasi oleh guru, tentunya berdasarkan gejala-gejala yang tampak pada diri
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya:
a. Learning Disorder (kekacauan belajar) adalah keadaan dimana proses belajar
seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
b. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa
tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan
adanya subnormalitas mental, gangguan alat indera, atau gangguan psikologis lainnya.
c. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

1
Muhammad Irham ,dkk, Psikologi pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, hlm.254.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 1


d. Slow Learner (lambat belajar) adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga
ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
e. Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar) mengacu pada gejala dimana siswa
tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.

2. Gejala-Gejala Kesulitan Belajar

Gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan belajar dapat diamati dalam


berbagai bentuk. Ia dapat muncul dalam bentuk perilaku yang menyimpang atau
menurunnya hasil belajar. Perilaku yang menyimpang juga muncul dalam berbagai bentuk
seperti: kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, suka mengganggu teman, sukar
memusatkan perhatian, sering termenung, hiperaktif, sering membolos.
Meskipun perilaku menyimpang dapat merupakan indikasi adanya kesulitan belajar,
namun tidak semua perilaku menyimpang dapat disamakan dengan munculnya kesulitan
belajar.
Menurunnya hasil belajar merupakan gejala kesulitan belajar yang paling jelas.
Menurunnya hasil belajar ini dapat dilihat dari rendahnya hasil latihan, tugas rumah serta
ulangan yang ditandai dengan diperolehnya nilai-nilai yang rendah. Nilai-nilai rendah yang
dicapai siswa inilah yang dapat dijadikan indikator yang kuat tentang adanya kesulitan
belajar yang dihadapi siswa.

3. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar

Secara umum, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar itu terdiri atas dua
macam, yaitu:
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat
dikelompokkan menjadi factor internal dan factor eksternal.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 2


a. Faktor internal
Faktor internal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa antara lain,
kemampuan intelektual, perasaan dan kepercayaan diri, motivasi, kematangan untuk
belajar, usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat , serta kemampuan
mengindra seperti melihat, mendengarkan, membau dan merasakan. Sedangkan menurut
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono faktor internalyang menjadi penyebab kesulitan
belajar pada siswa yaitu :
1)     Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa seperti
kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat
tubuh.
2)    Faktor Psikologis
Faktor psikologis siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi
tingkat inteligensia pada umumnya yang rendah, bakat terhadap mata pelajaran
yang rendah, minat belajar dan motivasi yang kurang.

b. Faktor eksternal
Yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa dapat berupa guru, kualitas
pembelajaran, instrument dan fasilitas pembelajaran, serta lingkungan sosial dan
alam.Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono faktor eksternal yang
menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa yaitu :
1)    Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat
berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan kurang
lengkap, kondisi ruang belajar yang kurang layak dan waktu pelaksanaan proses
pembelajaran yang kurang disiplin.2
Kelompok faktor nonsosial lainnya dapat berupa keadaan udara, suhu, cuaca,
waktu (pagi,siang, atapun malam). Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di atas
harus kita atur sedemikian rupa sehingga dapat membantu (menggunakan) prose
2
Muhammad Irham, dkk, Psikologi pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran…,
hlm.264.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 3


belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus meenuhi
syarat-syarat seperti di temoat yang tidak terlalu dekat dengan kebisingan, demikian
juga dengan alat-alat pelajaran serta bangunannya.
2)    Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama
manusia).3
Faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya permasalahan belajar pada
siswa seperti faktor keluarga, sekolah ,teman bermain, dan lingkungan masyarakat.4
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada juga faktor-faktor lain yang juga
menimbulkan kesulitan belajar pada siswa, yaitu faktor khusus seperti sindrom psikologis
berupa “learning disability” (ketidakmampuan belajar). Sindrom yang berarti satuan gejala
yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis (Reber, 1988) yang
menimbulkan kesulitan belajar itu.
a Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca.
b Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.
c Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.

Akan tetapi, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya
memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas
rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi
mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan
pada otak (Lask, 1985: Reber, 1988).

4. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

Usaha untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa harus dilakukan dengan
mengadakan diagnosis dan remedies yaitu melalui proses pemeriksaan terhadap gejala

3
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004, hlm.233.
4
Muhammad Irham, dkk, Psikologi pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran…,
hlm.264.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 4


kesulitan belajar yang terjadi dan diakhiri dengan mengadakan remedies atau perbaikan
sehingga masalah kesulitan belajar siswa benar-benar dapat diatasi.5
Pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar tersebut harus berlangsung secara sistematis
dan terarah melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi Adanya Kesulitan Belajar

Pada langkah pertama ini guru harus melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala
dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan
belajar yang melanda siswa tersebut. Menetapkan untuk memastikan adanya kesulitan
belajar tersebut tidak boleh berdasarkan naluri belaka, tetapi harus berdasarkan pada
pengetahuan dan pengalaman.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-
langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu
yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar.
Banyak langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal
adalah prosedur Weener&Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai
berikut:
a) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika
mengikuti pelajaran.
b) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami
kesulitan belajar.
c) Mewawancarai orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang
mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
d) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat
kesulitan belajar yang dialami siswa.
e) Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar.

b. Menelaah/Menetapkan Status Siswa


5
Muhammad Irham, dkk, Psikologi pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran…,
hlm.254.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 5


Pada langkah kedua ini guru akan menelaah/memeriksa setiap siswa yang mengalami
kesulitan belajar, tujuannya adalah untuk menetapkan jenis atau bentuk kesulitan belajar
yang dialami oleh setiap siswa. Untuk memastikan jenis atau bentuk kesulitan masing-
masing siswa dapat dilakukan dengan dua cara:
 Dengan membandingkan hasil pencapaian/penguasaan TIK (Tujuan Instruksional
Khusus) hasil belajar siswa dengan TIK yang ditargetkan untuk dicapai oleh siswa.
Dengan cara ini dapat ditetapkan bagian-bagian mana atau halhal apa saja dari konsep
atau materi pelajaran yang disampaikan guru yang sulit dikuasai oleh masing-masing
siswa.
 Dengan menetapkan bentuk kesulitan mereka dalam proses belajarnya; apakah
sumber kesulitan tersebut terjadi pada waktu menerima atau pada waktu menyerap
pelajaran.

c. Memperhatikan Sebab Terjadinya Kesulitan


Pada tahap ketiga ini, guru harus berupaya untuk memperkirakan sebab timbulnya
kesulitan belajar tersebut, yaitu dengan menggunakan alat diagnostik kesulitan belajar. Alat
tersebut dapat berupa tes diagnostik dan tes-tes untuk mengukur kemampuan intelegensi,
kemampuan mengingat, kemampuan alat indera dan sebagainya yang erat kaitannya dengan
proses belajar.
Berdasarkan informasi dari hasil tes tersebut dapat ditetapkan penebab kesulitan
belajar, apakah karena alat inderanya kurang baik; ingatannya lemah; kecerdasannya
kurang; kuranmg matang untuk belajar karena kurang menguasai konsep dasar yang
dipelajari; kurang motivasi dan sebagainya.

d. Mengadakan Perbaikan
Pada tahap keempat ini, guru dapat bertindak untuk mengadakan perbaikan guna
mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Strategi pelaksanaan yang ditempuh guru
dalam mengadakan perbaikan ini harus dilakukan melalui pendekatan psikologi didaktis,
yaitu, Pertama, siswa yang akan diperbaiki sudah menyadari faktor kesulitan/kekurangan
mereka. Kedua, mereka yakin kesulitan/kekurangan mereka dapat mereka atasi. Ketiga,

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 6


siswa dibimbing untuk mengadakan perbaikan sesuai dengan sebab dan kondisi kesulitan
yang mereka alami.

B. Lupa dalam Belajar

Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa yang kita alami dan
kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Padahal menurut teori kognitif
apapun yang kita alami dan kita pelajari kalau memang sistem akal kita mengolahnya
dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal permanen kita.
Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa bertolak belakang dengan teori itu.
Seringkali terjadi, apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sukar diingat kembali
dan mudah terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni
sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.6
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi
kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo (1982) dan
Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat
sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa
hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.

a. Faktor-Faktor Penyebab Lupa

1. Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi
yang ada dalam sistem memori siswa.
2. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang
telah ada, baik sengaja maupun tidak.
3. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu
belajar dengan waktu mengiungat kembali (Anderson, 1990).
4. Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan
situasi belajar tertentu.

6
Walgito Bimo, Bimbingan+Konseling [Studi & Karier], Yogyakarta: Andi, 2010, hlm.152.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 7


5. Menurut law of disuse (Hilgard&Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi
pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan oleh siswa.
6. Lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.

b. Kiat Mengurangi Lupa dalam Belajar

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal
siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatannya,
antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai
berikut:
1. Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan
dasar atas materi pelajaran tertentu.
2. Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu
belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar.
3. Mnemonic device (muslihat memori) berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait”
mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal siswa.
4. Clustering (pengelompokkan) ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-
kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut
memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip.
5. Distributed practice (latihan terbagi) berarti siswa melakukan latihan-latihan dengan
alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan di antara waktu-waktu istirahat.
6. The serial position effect (pengaruh letak bersambung) siswa dianjurkan menyusun
daftar kata-kata (nama, istilah dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-
kata yang harus diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa tersebut sebaiknya ditulis
dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak sangat berbeda
dari kata-kata yang lainnya yang tidak perlu diingat. Dengan demikian, kata yang
ditulis pada awal dan akhir daftar tersebut memberi kesan tersendiri dan diharapkan
melekat erat dalam subsistem akal permanen siswa.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 8


C. Kejenuhan Belajar

Secara harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi
memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Peristiwa jenuh ini
kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar dapat membuat siswa
tersebut merasa telah memubazirkan usahanya.
Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi
tidak mendatangkan hasil (Reber, 1988). Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh
sistem akalnya tak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-
item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan “jalan di
tempat”.
Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan motivasi dan
konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum sampai pada tingkat
keterampilan berikutnya (Chaplin, 1972).7

a. Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar

Pada umumnya penyebab kejenuhan adalah karena keletihan yang melanda siswa,
sehingga menyebabkan munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan.
Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan siswa dapat
dikategorikan menjadi tiga macam, yakni:
 Keletihan indera siswa;

 Keletihan fisik siswa;

 Keletihan mental siswa.

Keletihan fisik dan keletihan indera pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan
lebih mudah setelah siswa beristirahat cukup dan mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bergizi. Sebaliknya keletihan mental tidak dapat diatasi dengan cara yang sesederhana
cara mengatasi keletihan-keletihan lainnya. Itulah sebabnya, keletihan mental dipandang
sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan belajar.
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda, 2011, hlm.172.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 9


Ada empat faktor penyebab keletihan mental siswa, yaitu:

1. Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh keletihan itu
sendiri.
2. Karena kecemasan siswa terhadap standar/patokan keberhasilan bidangbidang studi
tertentu yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika siswa tersebut sedang merasa
bosan mempelajari bidang-bidang studi tadi.
3. Karena siswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menuntut lebih
banyak kerja intelek yang berat.
4. Karena siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan dia
sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia buat sendiri.

b. Kiat Mengatasi Kejenuhan Belajar

Berikut adalah kiat-kiat untuk mengatasi keletihan mental yang menyebabkan


munculnya kejenuhan belajar:
1. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dengan
takaran yang cukup banyak.
2. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari belajar yang dianggap
lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
3. Penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi pengubahan posisi meja
tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar dan sebagainya sehingga
memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang lebih menyenangkan
untuk belajar.
4. Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk belajar
lebih giat daripada sebelumnya.
5. Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara mencoba
belajar dan belajar lagi.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 10


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Pengertian Kesulitan Belajar

Menurut para ahli kesulitan belajar diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima
atau menyerap pelajaran di sekolah. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi
pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan atau ditugaskan oleh guru.

 Gejala-Gejala Kesulitan Belajar

Menurunnya hasil belajar merupakan gejala kesulitan belajar yang paling jelas.
Menurunnya hasil belajar ini dapat dilihat dari rendahnya hasil latihan, tugas rumah serta
ulangan yang ditandai dengan diperolehnya nilai-nilai yang rendah. Nilai-nilai rendah yang
dicapai siswa inilah yang dapat dijadikan indikator yang kuat tentang adanya kesulitan
belajar yang dihadapi siswa.

 Faktor-Faktor Kesulitan Belajar

a. Faktor internal
1)    Faktor Fisiologis
2)    Faktor Psikologis
b. Faktor eksternal
1)    Faktor Nonsosial
2)    Faktor Sosial
 Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

a. Mengidentifikasi Adanya Kesulitan Belajar


b. Menelaah/Menetapkan Status Siswa
c. Memperhatikan Sebab Terjadinya Kesulitan
d. Mengadakan Perbaikan

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 11


 Lupa dalam Belajar

Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi


kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo (1982) dan
Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat
sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa
hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
 Kejenuhan Belajar

Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi
tidak mendatangkan hasil (Reber, 1988). Seorang siswa yang sedang dalam keadaan
jenuh sistem akalnya tak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses
item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan
“jalan di tempat”.
 Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar

Keletihan indera siswa;

Keletihan fisik siswa;

Keletihan mental siswa.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 12


DAFTAR PUSTAKA

 Bimo, Walgito, 2010, Bimbingan + Konseling [Studi & Karier], Yogyakarta: Andi.


 http://aridlowi.blogspot.com/2012/06/contoh-kasus-cara-menangani-anak.html.
diakses pada jam 21.33, 28 November 2020.
 Irham, Muhammad, dkk, 2013, Psikologi pendidikan: Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
 Suryabrata, Sumaedi, 2004,  Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo.
 Syah,Mihibbin, 2011,   Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Rosda.

Kesulitan Belajar, Lupa Dan Kejenuhan Belajar | 13

Anda mungkin juga menyukai