PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang
dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Masalah belajar
yang terjadi dikalangan murid sering kali terjadi dan menghambat kelancaran proses belajar
siswa.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-
kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja
dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Mengajar adalah suatu seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa
mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan
kelelahan. Selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Guru
yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan
penelitian terhadap teori dan praktek mengajar sehingga ia dapat terus-menerus meningkatkan
cara mengajar
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab siswa malas belajar ?
2. Bagaimana peran guru sebagai media motivasi ?
3. Bagaimana cara mengajar yang efektif ?
4. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ?
5. Bagamana cara mengatasi kemalasan belajar siswa ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penyebab siswa malas belajar
2. Untuk mengetahu bagaimana peran guru sebagai media motivasi
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengajar yang efektif
4. Untuk mengetahui apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru
5. Untuk mengetahui bagamana cara mengatasi kemalasan belajar siswa
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Agar dapat menambah wawasan penulis dalam mengatasi kemalasan belajar siswa
dalam proses belajar mengajar dan menambah pengalaman penulis dalam menyusun
karya ilmiah
2. Bagi Pembaca
Secara Teoritis penulisan ini diharapkan dapat memberikan tambahan refrensi bacaan
bagi para pembaca, khususnya mengenai dalam mengatasi kemalasan belajar siswa
A. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar
belajar yaitu kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai
Ada beberapa kasus kesulitan dalam belajar, sebagaimana yang telah dikemukakan
(1) Kasus kesulitan dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat belajar.
(2) Kasus kesulitan yang berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran,
dan situasi belajar. (3) Kasus kesulitan dengan latar belakang kebiasaan belajar
yang salah. (4) Kasus kesulitan dengan latar belakang ketidakserasian antara
kesulitan-belajar.html)
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga memiliki prestasi belajar yang
rendah. Siswa yang mengalami masalah dengan belajarnya biasanya ditandai adanya
gejala: (1) prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok
kelas; (2) hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan; (3)
lambat dalam melakukan tugas belajar (Entang, 1983:13). Kesulitan belajar bahkan
dapat menyebabkan suatu keadaan yang sulit dan mungkin menimbulkan suatu
Adanya kesulitan belajar pada seorang siswa dapat dideteksi dengan kesalahan-
kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas maupun soal-soal tes. Kesalahan adalah
penyimpangan terhadap jawaban yang benar pada suatu butir soal. Ini berarti
kesulitan siswa akan dapat dideteksi melalui jawaban-jawaban siswa yang salah
Siswa yang berhasil dalam belajar akan mengalami perubahan dalam aspek
sekolah atau melalui nilainya. Dalam kenyataannya masih sering dijumpai adanya
siswa yang nilainya rendah. Rendahnya nilai atau prestasi siswa ini adanya kesulitan
dalam belajarnya. Menurut Entang (1983:12) bahwa siswa yang secara potensial
diharapkan akan mendapat nilai yang tinggi, akan tetapi prestasinya biasa-biasa saja
atau mungkin lebih rendah dan teman lainnya yang potensinya lebih kurang darinya,
segala sesuatu yang membuat tidak lancar (lambat) atau menghalangi seseorang
tujuan. Adanya kesulitan belajar dapat ditandai dengan prestasi yang rendah atau di
bawah rata- rata yang dicapai oleh kelompok kelas, hasil yang dicapai tidak
seimbang dengan usaha yang dilakukan dan lambat dalam melakukan tugas belajar.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan sukar dalam menyerap materi-materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam belajar, serta
Faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar di sekolah itu banyak dan
penyebab kesulitan belajar tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian
besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan
faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Menurut Dalyono
belajar, yaitu faktor intern atau faktor dari dalam diri siswa sendiri dan faktor
a. Faktor Intern
1) Sebab yang bersifat fisik : karena sakit, karena kurang sehat atau sebab cacat
tubuh.
2) Sebab yang bersifat karena rohani : intelegensi, bakat, minat, motivasi, faktor
b. Faktor Ekstern
orang tua dengan anak. Faktor suasana : suasana sangat gaduh atau ramai.
2) Faktor Sekolah, misalnya faktor guru, guru tidak berkualitas, hubungan guru
dengan murid kurang harmonis, metode mengajar yang kurang disenangi oleh
siswa. Faktor alat : alat pelajaran yang kurang lengkap. Faktor tempat atau
terlalu tinggi, pembagian yang kurang seimbang. Waktu sekolah dan disiplin kurang.
3) Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial, meliputi bioskop, TV, surat kabar,
a. Faktor-faktor dari diri sendiri, yaitu faktor yang timbul dari diri siswa itu
sendiri, disebut juga faktor intern. Faktor intern antara lain tidak
mempunyai tujuan belajar yang jelas, kurangnya minat, kesehatan yang sering
penguasaan bahasa.
masalah keluarga, rindu kampung (bagi siswa dari luar daerah), bertamu dan
lain, bekerja sambil belajar, aktif berorganisasi, tidak dapat mengatur waktu
rekreasi dan waktu senggang dan tidak mempunyai teman belajar bersama.
digolongkan menjadi dua yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis
ini dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan tonus jasmani dan fungsi fisiologis
tertentu terutama panca indra. Keadaan tonus jasmani pada umumnya dapat
melatarbelakangi aktivitas belajar. Dengan keadaan jasmani yang segar dan tidak lelah
akan mempengaruhi hasil belajar dibandingkan dengan keadaan jasmani yang kurang
segar dan lelah. Sedangkan faktor psikologis dalam belajar merupakan hal yang
mendorong aktivitas belajar siswa. Seperti sifat ingin tahu dan menyelidiki, sifat
kreatif, sifat mendapatkan simpati dan orang lain, sifat memperbaiki kegagalan di
masa lalu dengan usaha yang baru. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa
adalah faktor yang berasal dan luar siswa. Faktor ini dapat digolongkan menjadi dua
golongan yaitu faktor sosial dan faktor non sosial (Sumadi Suryabrata,1997:233-234).
Faktor sosial adalah faktor yang berasal dari manusia baik manusia itu ada
(kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu
sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Suara gaduh pada waktu
siswa sedang belajar juga akan mengganggu siswa. Dalam lingkungan sosial yang
a. Lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang
terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya.
b. Lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru,
masyarakat.
Sedangkan faktor non sosial adalah faktor yang berasal bukan dari manusia.
Faktor ini antara lain keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-
lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar. Keadaan udara
yang cukup nyaman di lingkungan belajar siswa akan membantu siswa untuk
siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih
d. Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung sekolah yang
efektif untuk belajar memiliki ciri.-ciri sebagai berikut: letaknya jauh dari tempat-
tempat keramaian (pasar, gedung bioskop, bar, pabrik dan lain-lain), tidak
menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan sebagainya yang
e. Alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya, program
B. Pengertian Kemalasan
Malas memiliki arti tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu dan kemalasan
memiliki arti sifat (keadaan) malas. Kemalasan dalam belajar berarti peserta didik tidak
mau mengikuti pelajaran. Kemalasan ini ditimbulkan dari beberapa aspek diantaranya
guru atau pengajar, peserta didik itu sendiri, lingkungan bermain atau keluarga. Zaques
(2008: 36) menyatakan rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Beberapa hal yang
termasuk rasa malas diantaranya menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa
sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban, dan lain-lain.
utama dari semua aktivitas manusia individu atau peserta didik dalam melaksanakan
suatu pekerjaan harus bisa memelihara keseimbangan dan semua inderanya. Sifat malas
didik adalah keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau
sebaiknya dilakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas,
tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari
kewajiban
Kemalasan peserta didik adalah sebuah bentukan, Artinya, perilaku itu bisa
dibentuk kembali menjadi baik atau tidak malas. Pembentukan kembali perilaku
seseorang tadi sebetulnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, bisa orang tua,
teman, atau orang lain di sekitarnya. jadi, dalam mengubah perilaku seseorang, yang
paling mendasar adalah mengubah persepsinya. Untuk itu, perlu mempelajari dan
mengambil sistem nilai yang bisa mengubah persepsinya atau memberikan sistem nilai
Aziz (dalam Megayanti, 2016: 2849) menyatakan bahwa malas berbeda dengan
lamban. Anak lamban, masih memiliki kemauan untuk melakukan sesuatu walaupun
lama dalam prosesnya, sedangkan anak malas cenderung menunjukan tidak adanya
kemauan. Rasa malas dalam belajar dapat berupa tidak mengerjakan pekerjaan rumah
timbul dari beberapa sebab, yaitu faktor dari dalam diri (intrinsik) dan faktor dari luar
diri (ekstrinsik). Rasa malas yang timbul dalam diri anak dapat disebabkan tidak adanya
motivasi diri. Selain itu, kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya
kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Faktor dari luar diri anak (ekstrinsik)
atau faktor eksternal, disebabkan karena tidak adanya dukungan dari orangtua, faktor
kemiskinan, lingkungan yang tidak nyaman, dan fasilitas yang tidak mendukung.
Perilaku itu bisa dibentuk kembali menjadi baik atau tidak malas. Pembentukan
sekitarnya, bisa orang tua, teman, atau orang lain di sekitarnya. Dalam mengubah
perilaku seseorang, yang paling mendasar adalah mengubah persepsinya. Untuk itu,
perlu mempelajari dan mengambil sistem nilai yang bisa mengubah persepsinya atau
memberikan sistem nilai lain yang baru baginya. Rasa malas dikaitkan dengan masalah
belajar, maka kemalasan belajar adalah suatu kondisi psikologis dimana anak tidak
dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan
baik yang dating dari diri sendiri maupun faktor luar sehingga menyebabkan kemalasan
khusunya dalam pembuatan blus paling dominan adalah faktor intern, yaitu faktor yang
timbul dari diri siswa itu sendiri, Faktor intern antara lain tidak mempunyai tujuan
belajar yang jelas, kurangnya minat, kesehatan yang sering terganggu, kecakapan
C.Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam kegiatan belajar mengajar.
terjadinya proses belajar pada peserta didik (Instruction is a set of events that affect
learners in such a way that learning is facilitated). Pembelajaran adalah suatu
belajar bagi peserta didik (Muktiani, 2014: 26). Sudjana yang dikutip Sugihartono
(2007: 80) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar.
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Dalam
pembelajaran, terdapat tiga konsep pengertian. Sugihartono (dalam Fajri & Prasetyo,
peserta didik. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat berjalan efisien. Dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap
mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam- macam peserta didik yang
belajar peserta didik. Dalam pengertian ini peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar
menjejalkan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga melibatkan peserta didik
guru, peserta didik, metode, materi, media, dan evaluasi. Masing-masing dijelaskan
sebagai berikut:
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan setiap aktivitas pembelajaran adalah agar terjadi proses belajar dalam diri
peserta didik. Tujuan pembelajaran adalah target atau hal-hal yang harus dicapai dalam
afektif, dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau
peserta didik mampu menguasai dimensi kognitif dan afektif dengan baik, serta cekatan
2) Kurikulum
yang artinya “pelari” dan “curere” yang berarti “tempat berpacu”. Yaitu suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finis. Secara terminologis,
kurikulum mengandung arti sejumlah materi atau mata pelajaran yang harus ditempuh
atau diselesaikan peserta didik guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah. Kurikulum
kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
3) Guru
Guru atau pendidik yaitu seorang yang mengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
menilai, dan mengevaluiasi peserta didik. Peranan seorang guru tidak hanya terbatas
4) Peserta didik
Peserta didik atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program
5) Metode
Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk
menggelar aktivitas belajar mengajar agar berjalan dengan baik. Metode pembelajaran,
khususnya dalam pembelajaran motorik ada beberapa metode yang sering diterapkan
yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi,
6) Materi
Materi merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan peserta didik. Jika
materi pelajaran yang diberikan menarik, kemungkinan besar keterlibatan peserta didik
akan tinggi. Sebaliknya, jika materi yang diberikan tidak menarik, keterlibatan peserta
didik akan rendah atau bahkan tidak peserta didik akan menarik diri dari proses
pembelajaran motorik.
Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai
8) Evaluasi
dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas peserta didik, guna mengetahui sebab
akibat dan hasil belajar peserta didik yang dapt mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar. Evaluasi yang efektif harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan
yang jelas. Dasar evaluasi yang dimaksud adalah filsafat, psikologi, komunikasi,
adalah usaha sadar dari guru untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang belajar, dimana perubahan itu
dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama
D. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu cara menyampaikan pesan
yang terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Metode pembelajaran ini, menjawab pertanyaan “how” yaitu bagaimana menyampaikan materi
atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif. Oleh karenanya, walaupun metode pembelajaran
adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran (instructional plan), tetapi memiliki
peran dan fungsi yang sangat penting dalam proses belajar itu sendiri. Karena dengan ini,
memperkecil peluang siswa untuk malas belajar.
Metode yang digunakan guru dalam mengajar disekolah :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang
paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Metode ini
berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya
jawab antara dosen dan mahasiswa.
Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan
kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru
menjawab pertanyaan murid itu. ( Soetomo, 1993 :150 )
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri
Djamarah 2000: 107). Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran
konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa
untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat
digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang
telah dikuasai oleh siswa.
3. Metode Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga
disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat
suatu keputusan ( Killen, 1998 ). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu
argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu
secara bersama - sama. Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan
ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan
suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik
memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
• Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide - ide.
• Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
• Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di
samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
• Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.
• Kadang - kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
• Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
• Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu
iklim pembelajaran.
Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran
terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses
belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa
mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping,
mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode Demonstrasi. Menurut Muhibbin (2000) Metode demonstrasi adalah metode mengajar
dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) Metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja
suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:95) adalah cara penyajian pelajaran,
di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam
proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau
proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran,
atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang
dialaminya itu.
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau
benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui
pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa
atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan
tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
Metode ini dmaksudkan untuk menunjukkan kepada siswa secara langsung beberapa hal yang
dipelajari di sekolah. Seperti kunjungan Museum, Labolatorium Budaya dll. Disebutkan juga
sebagai bentuk format interaksi belajar mengajar yang di berikan kesempatan kepada siswa
untuk mempelajari, melengkapi dan memperdalam bahan pembelajaran, dan mendapat
pengalaman langsung atas objek yang di pelajari di luar kelas pembelajaran.
Dapat di artikan sebagai suatu cara belajar antara siswa dan guru yang mengarahkan kegiatan
pada pemecahan masalah yang dapat di rumuskan secara bersama-sama. Metode ini pada
dasarnya bertujuan untuk melatih siswa memecahkan suatu permasalahan dari berbagai disiplin
ilmu atau berbagai aspek, sehingga mereka memiliki pemikiran dan pemahaman yang lebih baik.
Dapat diartikan sebagai format KBM di mana para siswa menemukan sendiri informasi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan – tujuan pembelajaran. Dalam metode ini, dapat berupa
kegiatan belajar terentang dari penemuan terbimbing
( Discovery ) sampai ke penemuan tidak terbimbing ( inquiry )
Tujuan dari metode ini pada dasarnya untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam
mendapatkan formasi, mengarahkan siswa sebagai pelajar seumur hidup, mengurangi
ketergantungan kepada guru, serta melatih siswa untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber informasi yang tidak habis-habisnya digali.
Kelebihan metode penemuan
• Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa
• Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kampuan masing-masing
• Teknik ini mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta
penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif atau pengarahan siswa
• Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai sangat pribadi atau individual sehingga
dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut
Kelemahan metode penemuan
• Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu meningkatkan proses pengertian saja
• Teknik ini tidak memberikan kesempatan berfikir secara kreatif
• Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental
• Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil
• Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional akan
kecewa bila diganti dengan teknik penemuan
Panel merupakan sebuah bentuk diskusi yang membahas masalah umum yang bersifat lengkap,
yang terdiri dari beberapa orang yang dianggap ahli dalam bidangnya. Sekolah biasanya
dilakukan oleh sekelompok guru yang memilih topik sesuai kebutuhan pesera didiknya. Seorang
moderator diharapkan dapat memimpin, mengarahkan para panelis sedemikian rupa sehingga
kegiatan dapat diikuti dengan baik oleh pendengar.
Metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang
metri tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta
dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara.
Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula terdiri atas beberapa
pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi symposium berbeda dengan panel didalam cara
pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terllebih dahulu
menyiapkan pembicaraannya menurut satu titik pandangan tertentu. Terhadap sebuah persoalan
yang sama diadakan pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak yang
berbeda-beda.
12. Metode Seminar
Merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik, masalah tertentu. Setiap
anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dankepada mereka dibebankan
tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru
bertindak sebagai nara sumber. Tidak jarang seminar melahirkan rekomendasi dan resolusi.
13. Metode Forum
Suatu tempat yang terbuka yang membicarakan suatu persoalan oleh semua orang ikut di
dalamnya, kegiatan ini biasanya bersifat informal dan singkat, sehingga sulit mengatur
pembicaraan-pembicaraan apalagi masalah yang di bahas adalah masalah yang hangat dan peka
secara emosional.
A. Kesimpulan
Pada dasarnya keadaan siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, asalkan
mereka bisa diperhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan strategi dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka proses dan hasil pembelajaran akan
tercapai dengan baik.
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak hanya mengajar untuk
menyampaikan materi pelajaran saja. Menyampaikan materi sesuai dengan program tanpa
memperhatikan kondisi siswa pada saat mereka menerima pelajaran tersebut. Bisa saja dengan
materi yang sama disampaikan dengan kondisi siswa yang berbeda akan diterima dengan hasil
yang berbeda. Pada saat siswa sakit atau sedang jengkel atau marah, pelajaran diterimanya
dengan malas. Sebelum guru menghadapi siswa, dia harus memperhatikan kondisi siswa
tersebut. Tidak asal tersampaikannya materi pelajaran sesuai target yang ingin dicapainya.
Guru sebagai media motivasi para siswa harus lebih kreatif dalam proses pembelaran.
Contohnya sang guru harus menghubungkan materi yang ia bawakan dengan kehidupan tokoh-
tokoh yang berhasil dalam suatu bidang agar siswa dapat lebih baik mencerna pelajaran dengan
bukti yang konkrit seperti yang dipaparkan sang guru. Guru juga perlu memaparkan bahwa dasar
dari kesuksesan itu adalah belajar.
B. Saran
Makalah yang saya susun masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya mengharap
kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.