Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU RESUME

DIAGNOSIS KESULITAN DAN BIMBINGAN BELAJAR

Nama : ROLIN PUTRI (21060029)

Dosen Pengampu :

Citra Imelda Usman, M.Pd, Kons

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2022
1. Nama Artikel/Buku yang di Resume/Analisis : ANALISIS KESULITAN BELAJAR
SISWA PADA MATERI GEOMETRI Di SEKOLAH DASAR
2. Nama Jurnal : jurnal pendidikan matematika
3. Tahun Terbit : 2020
4. Volume dan Nomor : kreano 11(1):2020,27-35
5. Nama penulis artikel : Irfan Fauzi1 and Andika Arisetyawan2
6. Tuliskan nomor ISSN/E-ISSN Jurnal : p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
7. Sub Topik Materi yang terkait : Kesulitan Belajar

KESULITAN BELAJAR

1.Latar belakang diagnosis kesulitan belajar dan bimbingan belajar

Menurut webster diagnosis diartikan sebagai proses menentukan hak menentukan


permasalahan kikat kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian dan melalui ujian tersebut
dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta yang dijumpai yang selanjutnya
untuk menentukan permasalan yang dihadapi.Diagnosis yang sebenarnya terhadap kesulitan
belajar dilakukan dengan metode uji standar yang membandingkan tingkatan kemampuan
seorang anak terhadap anak lainnya yang dianggap normal. Hasil uji tidak hanya tergantung pada
kemampuan aktual anak, tetapi juga reliabilitas pengujian itu serta kemampuan sang anak untuk
memerhatikan dan memahami pertanyaannya. Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak
hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer ilmu atau bahan pelajaran kepada peserta didik.
Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan peserta didik.
Kegiatan memahami kesulitan belajar peserta didik ini dikenal dengan konsep diagnostik
kesulitan belajar yang lebih umunya dikelanl dengan istilah diagnosis kesulitan belajar. Dalam
pengertian diagnosis kesulitan belajar terdapat dua istilah yang perlu dipahami terlebih dahulu
yaitu istilah diagnosis dan kesulitan belajar.

Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa


dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan kemampuan
agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya
sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini dilakukan untuk memfasilitasi siswa yang
mengalami kesulitan belajar sehingga bisa mencapai hasil belajar yang optimal. Bimbingan
Belajar sesungguhnya adalah suatu bentuk industri jasa pendidikan yang berorientasi mencari
keuntungan (profit). Untuk menarik calon-calon siswa lembaga Bimbingan Belajar menciptakan
berbagai program pembelajaran dengan pengembangan metode belajar yang exclusive.
Sedangkan materi belajarmdisesuaikan dengan Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)
yang ditetapkan oleh Kemendiknas.

2. Pengertian kesulitan belajar

Secara harfiah, kesulitan belajar didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang


dimiliki seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang itu pada
umur tersebut. Kesulitan belajar secara informal dapat dikenali dari keterlambatan dalam
perkembangan kemampuan seorang anak. Kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang
dalam kurun waktu yang lama. Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan belajat ini
mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang, baik itu di sekolah, pekerjaan, rutinitas
sehari-hari, kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan persahabatan dan
bermain. Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini berengaruh pada kebahagiaan
mereka. Sementara itu, bagi penderita lain, gangguan ini menghambat proses belajar mereka,
sehingga tentu saja pada gilirannya juga akan berdampak pada aspek lain kehidupan mereka.
Terkadang seseorang juga mengalami berbagai kesulitan belajar yang saling tumpang tindih,
sementara itu yang lainnya ada yang hanya mengalami satumacam kesulitan saja, sehingga
hanya sedikit pengaruhnya bagi aspek lain dari kehidupan mereka.

Kesulitan belajar pada siswa merupakan kenyataan yang sering ditemui di setiap sekolah.
Kesulitan belajar menyebabkan siswa menghadapi kendala dalam mencapai hasil belajar yang
maksimal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyono Abdurrahman yang menyatakan
bahwa kesulitan belajar merupakan sekelompok kesulitan atau gangguan pemahaman dan
penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis atau bernalar, baik
dalam mata pelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis dan matematika atau dalam
keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara dan berpikir. Siswa
yang mengalami kesulitan belajar memperoleh prestasi yang rendah.

Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat berasal dari faktor
fisiologik psikologik instrument dan lingkungan belajar.Maka dapat disimpulkan bahwa
diagnosis kesulitan belajar merupakan proses menentukan masalah atas ketidakmampuan peserta
didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara
menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang nampak.

3. Gejala dan ciri-ciri peserta didik yang mengalami kesulitan belajar

Ciri-ciri umum siswa lamban belajar dapat dipahami melalui pengamatan fisik siswa
perkembangan mental intelektual sosial ekonomi kepribadian dan proses-proses belajar yang
yang dilakukannya di sekolah dan di rumah. Ciri-ciri itu dianalisis agar diperoleh kejelasan yang
konkret tentang gejala dan sebab-sebab kesulitan belajar siswa di sekolah dan di rumah.rincian
analisisnya encakup hal-hal sebagai berikut: fisik perkembangan mental sosial perkembangan
kepribadian proses-proses belajar yang dilakukannya.Namun dari hal tersebut Roldan dalam
bukunya Learning Disbailities and Their Relation to Reading, mengemukakan pendapatnya
bahwa ciri-ciri umum siswa lamban belajar adalah sebagai berikut.

1. Siswa lamban belajar memiliki rentang perhatian yang rendah bertingkah bingung dan kacau.

2. Derajat aktivitas siswa lamban belajar rendah. Siswa lambanbelajar kurang mampu
menyimpan huruf dan kata pada ingatanya pada waktu lama.

4. Siswa lamban belajar kurang mampu menyimpan pengetahuan hasil pendengaran.

5. Siswa lamban belajar kurang mampu membedakan huruf angka dan suara.

6. Siswa lamban belajar tidak suka menulis dan membaca.

7. Siswa lamban belajar tidak sangup mengikuti penjelasan yang bersifat ganda.

8. Tingkah laku siswa lamban belajar selalu berubah-ubah dari hari ke hari.

9. Siswa lambanbelajar suka terdorong oleh perasaan emosional dalam pergaulan mudah
tersinggung dan sering marah.

10. Siswa lamban belajar kurang mampu melakukan koordinasi dengan lingkungannya.

11. Penampilannya kasar.

12. Siswa lamban belajar kurang mampu bercerita dan sulit membedaan antara kiri dan kanan.
Adapun gejala yang muncul biasanya nampak dan dapat diamati melalui tingkah lakunya.
Namun jika ditelaah, dibalik gejala yang muncul menandakan bahwa sebenarnya siswa sedang
mengalami kesulitan dalam belajar. Berikut dikemukakan ciri-ciri tingkah laku yang merupakan
manifestasi gejala kesulitan belajar menurut Mulyadi (2010) antara lain, yaitu:

1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau dibawah potensi yang dimiliki.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada
murid yang sudah berusaha untuk belajr dengan giat, tetapi nilai yang dicapainya selalu
rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Selalu tertinggal dari kawan-
kawannya dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Misalnya
rata-rata anak dapat menyelesaikan suatu tugas dalam waktu 40 menit, maka anak yang
mengalami kesulitan belajar memerlukan waktu yang lebih lama, karena dengan waktu
yang tersedia ia tidak dapat menyelesaikan tugasnya.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura,
dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti membolos, datang terlambat, tidak
mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas, tidak mau
mencatat pelajaran, tidak tertib dalam kegiatan belajar mengajar, mengasingkan diri,
tidak mau bekerjsama dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung,
pemarah, kurang gembira dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan perasaan
sedih dan menyesal dan sebagainya.

Menurut Dalyono5, dari gejala-gejala yang tampak itu, guru bisa menginterpretasi bahwa ia
kemungkinan mengalami kesulitan belajar. Di samping melihat gejala-gejala yang tampak, guru
pun bisa mengadakan penyelidikan antara lain dengan:
a) Observasi: cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap objek.
b) Interview: adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap orang yang
diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang orang yang
diselidiki (guru, orangtua, teman).
c) Tes diagnostik: adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tes.
d) Dokumentasi: adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan- catatan, arsip-arsip,
dokumen-dokumen, yang berhubungan dengan orang yang diselidiki

4. Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua
macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal, yaitu:
a. Sebab-sebab kesulitan belajar yang bersifat fisik, yaitu karena sakit atau menderita cacat
tubuh.
b. Sebab-sebab kesulitan belajar yang bersifat psikis, yaitu faktor intelegensi, bakat, minat,
motivasi, dan kesehatan mental.

2. Faktor eksternal, yaitu:


a. Faktor keluarga:
 Faktor orang tua: Cara mendidik, Hubungan orang tua dengan anak, Contoh atau bimbingan
dariorang tua.
 Suasana rumah atau keluarga.
 Keadaan ekonomi keluarga, baik keadaan ekonomi yang kurang (miskin) maupun berlebihan
(kaya).

b. faktor sekolah:
 Faktor guru: Guru yang tidak berkualitas, Hubungan antara guru dengan siswa yang kurang
baik, Guru yang tidak mempunyai kecakapan dalam usaha mendiagnosiskesulitan belajar siswa,
Kesulitan belajar yang ditimbulkan oleh metode mengajar guru.
 Faktor alat, karena tanpa adanya alat, terutama bagi pelajaran yang bersifat praktikum, akan
menimbulkan kesulitan belajar. Karena 14 kesulitan alat, guru cenderung menggunakan metode
ceramah yang dapat menimbulkan kepasifan siswa.
 Faktor gedung sekolah pada umumnya dan ruang kelas pada umumnya.
 Faktor kurikulum.
 Faktor waktu sekolah dan disiplin yang kurang.

c. Faktor media massa dan lingkungan sosial, baik teman bergaul, lingkungan tetangga, maupun
aktivitas dalam masyarakat.

5. Kedudukan diagnosis kesulitan dan bimbingan belajar

Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran ditandai


denganpenguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan guru yang diwujudkan dalambentuk
nilai yang tinggi atau baik. Peserta didik yang belum mampu menguasai bahanpelajaran yang
telah diberikan oleh guru harus mendapat perhatian khusus oleh guru.Guru harus berusaha
membantu peserta didik yang belum mampu menguasaibahan pelajaran dengan cara meneliti
jenis dan letak kesulitan belajar yang dihadapipeserta didik dalam prses pembelajaran.Kenyataan
yang dihadapi guru, bahwa dalam proses pembelajaran guru seringmenjumpai peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran.Akhirnya, pada akhir pembelajaran peserta didik
tidak mampu menguasai bahanpelajaran yang telah diberikan guru. Agar proses pembelajaran
berhasil maka guru harus berusaha menemukan letakdan jenis kesulitan belajar yang dialami
peserta didik, dengan demikian kedudukandiagnosis kesulitan belajar dalam proses pembelajaran
sangatlah pentingdenikeberhasilanproses pembelajaran

6. Pentingnya diagnosis kesulitan dan bimbingan belajar

Pentingnya diagnostik kesulitan belajar yaitu guru dapat menentukan pembelajaran yang
tepat mulai dari perencanaan, penyiapan materi, metode, media, serta evaluasi sesuai dengan
keadaan kelas. Karena tentu berbeda perlakuan pembelajaran untuk kelas dengan siswa
berkesulitan belajar dengan kelas yang biasa.
Kesimpulan

Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menentukan masalah atas ketidakmampuan


peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara
menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang nampak. Kesulitan belajar
dibagi menjadi tiga kategori besar. Yaitu:
1. Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa
2. Permasalahan dalam hal kemampuan akademik
3. Kesulitan lainnya, yang mencakup kesulitan dalam mengoordinasi
gerakan anggota tubuh serta permasalahan belajar yang belum dicakup oleh kedua kategori di
atas.

Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam yaitu faktor internal
(dari dalam diri peserta didik baik fisik maupun psikis) dan faktor eksternal (seperti faktor
keluarga sekolah media massa). Ciri-ciri umum siswa lamban belajar dapat dipahami melalui
pengamatan fisik siswa perkembangan mental intelektual sosial ekonomi kepribadian dan proses-
proses belajar yang yang dilakukannya di sekolah dan di rumah.

Daftar Pustaka

Holt, John. 2010. Mengapa Siswa Gagal. Jakarta:Erlangga.

Mukhtar dan Rusmini. 2001. Pengajaran Ramedial. Teori dan Penerapannya dalam
Pembelajaran. Jakarta: CV Fifa Mulia Sejahtera

Widoyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran.nYogyakarta:Pustaka Pelajar.


Wijaya, Cece. 2010.

Wood Derek. dkk. 2007. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar.Yogyakarta:Katahati.

Pendidikan Remidial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Depdiknas, Tes Diagnostik, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat


Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: 2007.
Sulthon Sulton, Membangun Pemahaman Konsep Dasar Matematika pada Anak Berkesulitan
Belajar Matematika di MI. Primary:Jurnal Keilmuan dan Kependidikan Dasar, v. 12, n.
01, p. 27-40, june 2020, dalam http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/pri mary/article,
diakses pada hari selasa 7 Juli 2020 pukul 24.43

Anda mungkin juga menyukai