Dosen Pengampu :
PADANG
2022
1. Nama Artikel/Buku yang di Resume/Analisis : ANALISIS KESULITAN BELAJAR
SISWA PADA MATERI GEOMETRI Di SEKOLAH DASAR
2. Nama Jurnal : jurnal pendidikan matematika
3. Tahun Terbit : 2020
4. Volume dan Nomor : kreano 11(1):2020,27-35
5. Nama penulis artikel : Irfan Fauzi1 and Andika Arisetyawan2
6. Tuliskan nomor ISSN/E-ISSN Jurnal : p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
7. Sub Topik Materi yang terkait : Kesulitan Belajar
KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar pada siswa merupakan kenyataan yang sering ditemui di setiap sekolah.
Kesulitan belajar menyebabkan siswa menghadapi kendala dalam mencapai hasil belajar yang
maksimal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyono Abdurrahman yang menyatakan
bahwa kesulitan belajar merupakan sekelompok kesulitan atau gangguan pemahaman dan
penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis atau bernalar, baik
dalam mata pelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis dan matematika atau dalam
keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara dan berpikir. Siswa
yang mengalami kesulitan belajar memperoleh prestasi yang rendah.
Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat berasal dari faktor
fisiologik psikologik instrument dan lingkungan belajar.Maka dapat disimpulkan bahwa
diagnosis kesulitan belajar merupakan proses menentukan masalah atas ketidakmampuan peserta
didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara
menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang nampak.
Ciri-ciri umum siswa lamban belajar dapat dipahami melalui pengamatan fisik siswa
perkembangan mental intelektual sosial ekonomi kepribadian dan proses-proses belajar yang
yang dilakukannya di sekolah dan di rumah. Ciri-ciri itu dianalisis agar diperoleh kejelasan yang
konkret tentang gejala dan sebab-sebab kesulitan belajar siswa di sekolah dan di rumah.rincian
analisisnya encakup hal-hal sebagai berikut: fisik perkembangan mental sosial perkembangan
kepribadian proses-proses belajar yang dilakukannya.Namun dari hal tersebut Roldan dalam
bukunya Learning Disbailities and Their Relation to Reading, mengemukakan pendapatnya
bahwa ciri-ciri umum siswa lamban belajar adalah sebagai berikut.
1. Siswa lamban belajar memiliki rentang perhatian yang rendah bertingkah bingung dan kacau.
2. Derajat aktivitas siswa lamban belajar rendah. Siswa lambanbelajar kurang mampu
menyimpan huruf dan kata pada ingatanya pada waktu lama.
5. Siswa lamban belajar kurang mampu membedakan huruf angka dan suara.
7. Siswa lamban belajar tidak sangup mengikuti penjelasan yang bersifat ganda.
8. Tingkah laku siswa lamban belajar selalu berubah-ubah dari hari ke hari.
9. Siswa lambanbelajar suka terdorong oleh perasaan emosional dalam pergaulan mudah
tersinggung dan sering marah.
10. Siswa lamban belajar kurang mampu melakukan koordinasi dengan lingkungannya.
12. Siswa lamban belajar kurang mampu bercerita dan sulit membedaan antara kiri dan kanan.
Adapun gejala yang muncul biasanya nampak dan dapat diamati melalui tingkah lakunya.
Namun jika ditelaah, dibalik gejala yang muncul menandakan bahwa sebenarnya siswa sedang
mengalami kesulitan dalam belajar. Berikut dikemukakan ciri-ciri tingkah laku yang merupakan
manifestasi gejala kesulitan belajar menurut Mulyadi (2010) antara lain, yaitu:
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau dibawah potensi yang dimiliki.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada
murid yang sudah berusaha untuk belajr dengan giat, tetapi nilai yang dicapainya selalu
rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Selalu tertinggal dari kawan-
kawannya dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Misalnya
rata-rata anak dapat menyelesaikan suatu tugas dalam waktu 40 menit, maka anak yang
mengalami kesulitan belajar memerlukan waktu yang lebih lama, karena dengan waktu
yang tersedia ia tidak dapat menyelesaikan tugasnya.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura,
dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti membolos, datang terlambat, tidak
mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas, tidak mau
mencatat pelajaran, tidak tertib dalam kegiatan belajar mengajar, mengasingkan diri,
tidak mau bekerjsama dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung,
pemarah, kurang gembira dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan perasaan
sedih dan menyesal dan sebagainya.
Menurut Dalyono5, dari gejala-gejala yang tampak itu, guru bisa menginterpretasi bahwa ia
kemungkinan mengalami kesulitan belajar. Di samping melihat gejala-gejala yang tampak, guru
pun bisa mengadakan penyelidikan antara lain dengan:
a) Observasi: cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap objek.
b) Interview: adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap orang yang
diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang orang yang
diselidiki (guru, orangtua, teman).
c) Tes diagnostik: adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tes.
d) Dokumentasi: adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan- catatan, arsip-arsip,
dokumen-dokumen, yang berhubungan dengan orang yang diselidiki
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua
macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal, yaitu:
a. Sebab-sebab kesulitan belajar yang bersifat fisik, yaitu karena sakit atau menderita cacat
tubuh.
b. Sebab-sebab kesulitan belajar yang bersifat psikis, yaitu faktor intelegensi, bakat, minat,
motivasi, dan kesehatan mental.
b. faktor sekolah:
Faktor guru: Guru yang tidak berkualitas, Hubungan antara guru dengan siswa yang kurang
baik, Guru yang tidak mempunyai kecakapan dalam usaha mendiagnosiskesulitan belajar siswa,
Kesulitan belajar yang ditimbulkan oleh metode mengajar guru.
Faktor alat, karena tanpa adanya alat, terutama bagi pelajaran yang bersifat praktikum, akan
menimbulkan kesulitan belajar. Karena 14 kesulitan alat, guru cenderung menggunakan metode
ceramah yang dapat menimbulkan kepasifan siswa.
Faktor gedung sekolah pada umumnya dan ruang kelas pada umumnya.
Faktor kurikulum.
Faktor waktu sekolah dan disiplin yang kurang.
c. Faktor media massa dan lingkungan sosial, baik teman bergaul, lingkungan tetangga, maupun
aktivitas dalam masyarakat.
Pentingnya diagnostik kesulitan belajar yaitu guru dapat menentukan pembelajaran yang
tepat mulai dari perencanaan, penyiapan materi, metode, media, serta evaluasi sesuai dengan
keadaan kelas. Karena tentu berbeda perlakuan pembelajaran untuk kelas dengan siswa
berkesulitan belajar dengan kelas yang biasa.
Kesimpulan
Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam yaitu faktor internal
(dari dalam diri peserta didik baik fisik maupun psikis) dan faktor eksternal (seperti faktor
keluarga sekolah media massa). Ciri-ciri umum siswa lamban belajar dapat dipahami melalui
pengamatan fisik siswa perkembangan mental intelektual sosial ekonomi kepribadian dan proses-
proses belajar yang yang dilakukannya di sekolah dan di rumah.
Daftar Pustaka
Mukhtar dan Rusmini. 2001. Pengajaran Ramedial. Teori dan Penerapannya dalam
Pembelajaran. Jakarta: CV Fifa Mulia Sejahtera