KESULITAN BELAJAR
Dosen Pengampu
Dr. Izzatur Rusuli, M.Ed
Disusun Oleh :
Ade Mulia (2201106351)
1
Maryani dkk, Model Intervensi Gangguan Kesulitan Belajar, (Yogyakarta: K-Media,
2018), hal 21.
2
Remaita Manalu dkk,”Analisis Kesulitan-kesulitan Belajar IPA Siswa Kelas IV dalam
Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting Se-Kabupaten Gianyar”, e-Journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha 3, No.1 (2015)
3
Rahayu Sri Waskitoningtyas, “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Kota Balikpapan Pada Materi Satuan Waktu”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
5, No. 1 (2016), 25-26.
disadari, serta dapat bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis
dalam keseluruhan proses belajarnya.4
Sugihartono dan kawan-kawan dalam bukunya mengemukakan
bahwa kesulitan belajar ialah suatu gejala/indikasi yang terlihat pada diri
siswa yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau
dibawah norma yang telah ditetapkan.5
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakan suatu permasalahan yang mengakibatkan seorang siswa tidak
dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik layaknya siswa lain
pada umumnya ditandai dengan adanya hambatan-hambatan yang
disebabkan faktor-faktor tertentu.
4
Maya Anggraini, Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Siswa pada Mata
Pelajaran IPA di Kelas VB SD Negeri 80/1 Muara Bulian, (Skripsi, Universitas Jambi, 2017), 21
5
Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2013), 149.
6
Arni Mabruria, Konsep Diagnosis Kesulitan Belajar Dalam Proses Pembelajaran,
Muhafadzah Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, Vol 1 No 2, 2021, hal 85
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar menurut M. Dalyono7 di
dalam bukunya digolongkan kedalam dua golongan, yaitu:
1. Faktor internal (faktor yang berasal dari dirinya sendiri) yang
meliputi:
a. Faktor fisiologis, yaitu faktor yang bersifat fisik
1) Karena sakit Seorang yang sakit akan mengalami
kelemahan pada fisiknya, sehingga saraf sensoris dan
motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima
melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak.
2) Karena kurang sehat Anak yang kurang sehat dapat
mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek,
mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, saraf otak
tidak mampu bekerja secara optimal
3) Karena cacat tubuh. Siswa yang memiliki cacat tubuh baik
cacat pada pendengaran, penglihatan dll akan menghambat
proses pembelajaran.
b. Faktor psikologis yang bersifat Rohani
1) Inteligensi, anak yang memiliki IQ 110 - 140 digolongkan
cerdas, 140 ke atas digolongkan jenius. Mereka yang
memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental
(mentally deffective). Anak inilah yang banyak mengalami
kesulitan belajar
2) Minat dan Bakat, Bakat adalah potensi/kecakapan dasar
yang dibawa sejak lahir. Seorang siswa yang mempelajari
suatu hal yang bukan minat dan bakatnya akan mengalami
kesulitan belajar.
3) Motivasi, mereka yang motivasinya lemah dalam belajar,
tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak
tertuju pada pelajaran.
7
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 231-247.
4) Kesehatan Mental, Mental yang kurang sehat akan
merugikan belajarnya, misalnya anak yang sedih akan
kacau pikiranya, kecewa akan sulit mengadakan
konsentrasi. Biasanya mereka justru melakukan
tindakantindakan agresif, seperti kenakalan, merusak alat-
alat sekolah dan kedaan ini akan menimbulkan kesulitan
belajar.
2. Faktor eksternal ( faktor dari luar manusia ) meliputi :
a. Faktor Keluarga
1) Cara mendidik anak, Orang tua yang tidak atau kurang
memperhatikan pendidikan anak- anaknya, mungkin acuh
tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan anak- anaknya,
akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Orang tua
yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental
yang tidak sehat bagi anak.
2) Hubungan Orang Tua dan Anak, Yang dimaksud hubungan
di sini adalah kasih sayang penuh pengertian, atau bahkan
kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan dan
lain-lain. Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan
emosional insecurity.
3) Suasana Rumah/ Keluarga, Menurut Saiful Bahri Djamroh
terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga serta ketidak
harmonisan dalam keluarga jelas sekali mengganggu serta
akan menjadi beban pikiran anak.8
b. Keadaan Ekonomi Keluarga
1) Ekonomi yang kurang atau miskin, Keadaan ini akan
menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya
yang disediakan olah orang tua, dan tidak mempunyai
tempat belajar yang baik. Keadaan seperti itu akan
menghambat kemajuan anak.
8
Saiful Bahri Djamroh , Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta 2002 Hlm. 201
2) Ekonomi yang berlebihan atau kaya, Keadaan ini malah
akan menjadikan anak segan belajar karena ia terlalu
banyak bersenang-senang. Mungkin juga mereka terlalu
dimanja oleh orang tua, orang tua tidak tahan melihat
anaknya belajar dengan bersusah payah. Keadaan seperti ini
akan dapat menghambat kemajuan belajar.
c. Faktor Sekolah
1) Guru
a) Guru tidak kualified, baik dalam pengambilan metode
yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang
dipegangnya. Yang menyebabkan cara menerangkan
kurang jelas, sukar dimengerti oleh murid-muridnya.
b) Hubungan guru dengan murid kurang baik.
c) Guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan
anak. Hal ini biasa terjadi pada guru yang masih muda
yang belum perpengalaman hingga belum bisa
mengukur kemampuan anak murid-murid.
d) Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis
kesulitan belajar.
2) Kondisi Gedung, baik atau buruknya kondisi Gedung
sangat berpengaruh terhadap pembelajaran peserta didik.
3) Kurikulum, kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak,
akan membawa kesuksesan dalam belajar. Begitu juga
sebaliknya.
4) Faktor media massa dan lingkungan social
a) Faktor media massa, Media massa tersebut dapat
menyebabkan kesulitan belajar apabila siswa terlalu
banyak menggunakan waktu untuk hal-hal tersebut
sehingga lupa akan tugasnya yaitu belajar.
b) Lingkungan social, Teman bergaul mempunyai
pengaruh yang sangat besar dan lebih cepat masuk
dalam diri anak. Apabila anak suka bergaul dengan
temannya yang tidak bersekolah, maka bisa jadi ia akan
malas, begitu pula sebaliknya. Corak kehidupan
tetangga, misalnya tetangga yang suka bermain judi,
minuman keras, dan pengangguran dapat
mempengaruhi anak-anak yang bersekolah.
Dari paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengarui kesulitan belajar dapat dibedakan
menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal antara lain yaitu: kondisi tubuh dan mental, kecerdasan
siswa, bakat dan minat siswa terhadap pembelajaran, motivasi
siswa terhadap pembelajaran, sikap terhadap pembelajaran, dan
tipe siswa saat belajar. Faktor eksternal diantaranya: perhatian
orang tua terhadap kegiatan belajar siswa, cara orang tua mendidik
anak, hubungan siswa dengan keluarga, suasana rumah saat belajar,
keadaan ekonomi keluarga, hubungan guru dengan murid, kualitas
guru, metode mengajar guru, alat/media pembelajaran, ruang kelas
dan sarana penunjang pembelajaran, kurikulum yang digunakan
saat pembelajaran, pengaruh media massa, teman bergaul, tetangga
dan masyarakat.
9
Arni Mabruria, Konsep Diagnosis Kesulitan Belajar,..hal 83-84
3. Peserta didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. Ia
selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal.
Misalnya mengerjakan soal dalam waktu lama baru selesai.
4. Peserta didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh
tak acuh, berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung dan
sebagainya.
5. Peserta didik menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya
ditunjukkan kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya anak didik
menjadi pemurung, pemarah, selalu bingung, selalu sedih, kurang
gembira, atau mengasingkan diri dari kawan-kawannya.
6. Peserta didik yang tergolong mempunyai IQ tinggi, yang secara
potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi,
tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi yang rendah.
7. Peserta didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi
untuk sebagian besar mata pelajaran. Tetapi di lain waktu prestasi
belajarnya menurun drastis.
10
Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2013), hal 170.
5. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya.
6. Tindak lanjut.11
11
Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, hal 165
12
Muhamad Irham & Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2017), 267.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Maya. 2017. “Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Siswa pada
Mata Pelajaran IPA di Kelas VB SD Negeri 80/1 Muara Bulian”. Skripsi.
Universitas: Jambi.
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mabruria, Arni. 2021. “Konsep Diagnosis Kesulitan Belajar Dalam Proses
Pembelajaran. Muhafadzah Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Pendidikan Islam”. Vol 1 No 2.
Manalu, Remaita., dkk. 2015. “Analisis Kesulitan-kesulitan Belajar IPA Siswa
Kelas IV dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting Se-
Kabupaten Gianyar. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 3”.
No.1
Maryani., dkk. 2018. Model Intervensi Gangguan Kesulitan Belajar. Yogyakarta:
K-Media.
Irham, Muhamad dan Novan Ardy Wiyani. 2017. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugihartono dkk. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Waskitoningtyas, Rahayu Sri. 2016. “Analisis Kesulitan Belajar Matematika
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kota Balikpapan Pada Materi Satuan
Waktu”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 5. No. 1.