Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT KESULITAN BELAJAR

Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Belajar

Dosen:
Dr. Syarifan Nurjan, MA.

Kelompok:
1. Isa Al Fatoni (22112466)
2. Ahmad Dzikrul R. (22112479)
3. Zuliyatur Rahmah (22112482)
4. Safira Hartiana Ramadhani (22112468)
5. Wahyu Nur Ikhsan S. (22112492)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Desember 2023
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Belajar merupakan tugas utama bagi siswa, pada prinsipnya siswa berhak
memperoleh kinerja akademik yang memuaskan. Keberhasilan dalam belajar
merupakan harapan bagi semua siswa. Akan tetapi aktivitas belajar tiap siswa
berbeda-beda yang membuat ada siswa yang proses belajarnya lancar, ada yang
tidak, ada yang cepat menangkap apa yang telah diajarkan, dan ada pula yang
mengalami kesulitan dalam belajar.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian kesulitan belajar?
b. Faktor apa yang menyebabkan siswa kesulitan belajar?
c. Bagaimana usaha untuk mengatasi kesulitan belajar?
B. Pembahasan
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Menurut (Betty, 2002) dalam buku Psikologi Belajar milik Syarifan Nurjan,
M.A. kesulitan belajar merupakan suatu bentuk gangguan dalam satu atau lebih
dari faktor pisik dan psikis yang mendasar yang meliputi pemahaman atau
penggunaan bahasa, lisan atau tulisan yang dengan sendirinya muncul sebagai
kemampuan tidak sempurna untuk mendengarkan, berfikir, berbicara membaca,
menulis, atau membuat perhitungan matematikal termasuk juga kelemahan
motorik ringan, gangguan emosional atau akibat keadaan ekonomi, budaya atau
lingkungan yang tidak menguntungkan.
Mulyadi (2010: 6) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi
dalam pembelajaran yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil tertentu. Kemudian menurut Blassic dan Jones kesulitan belajar
yang dialami siswa menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi
akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa
pada kenyataannya.
Jadi kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang bentuk gangguan atau
hambatan dalam pembelajaran dikarenakan faktor-faktor tertentu.
2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua
golongan, yaitu, pertama faktor internal (faktor dari dalam diri manusia itu
sendiri) yang meliputi faktor fisiologi dan faktor psikologis. Kedua faktor
eksternal (faktor dari luar manusia) meliputi faktor-faktor non-sosial serta faktor-
faktor sosial. Selain faktor-faktor intern dan ekstern, Smith menambahkan bahwa
faktor penyebab kesulitan belajar adalah metode mengajar dan belajar, masalah
sosial dan emosional, intelek, dan mental.
- Faktor Internal
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya sehingga saraf
sensoris dan motorisnya lemah. Seorang petugas diagnostik harus memeriksa
kesehatan murid-muridnya, barangkali sakitnya yang menyebabkan prestasinya
rendah. Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia
mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilng kurang semangat,
pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respons pelajaran
berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses,
mengelola, menginterpretasi dan mengorganisasi bahan pelajaran melalui
indranya. Apabila dirinci, faktor-faktor psikologis ini meliputi:
Intelegensi, anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan segala Persoalan
yang dihadapi. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah
mental (mentally deffective). Anak inilah Yang banyak mengalami kesulitan
belajar. Mereka itu digolongkan Atas debil, embisil, idiot. Bakat, bakat adalah
potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai
bakat yang berbeda-beda. Minat, tidak adanya minat seseorang anak terhadap
suatu pelajaran Akan timbul kesulitan belajar. Motivasi, motivasi sebagai faktor
inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan
belajar. Kesehatan mental, dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek,
tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional.
- Faktor Eksternal
a. Faktor Keluarga
Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi keadaan mental anak. Keluarga
merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Oleh karenanya, faktor
orang tua memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran
anak.
b. Faktor Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga digolongkah dalam dalam beberapa kategori
antara lain, ekonomi yang kurang/miskin keadaan ini menimbulkan kurangnya
alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua, tidak
mempunyai tempat belajar yang baik. Selain itu ada beberapa hal yang dapat
membuat anak kesulitan dalam belajar, diantara lain, kurangnya pemahaman
konsep, kurangnya motivasi, kurangnya keterampilan belajar, ketidakcocokan
gaya belajar, kurangnya dukungan sosial, gangguan kesehatan atau kondisi
khusus, lingkungan belajar yang tidak kondusif, kurangnya sumber daya,
kurangnya pemahaman bahasa, stres atau tekanan.
3. Tahapan Belajar
Ada empat tahapan belajar yang perlu diperhatikan, yakni :
Perolehan, pada tahapan ini anak telah terbuka terhadap pengetahuan baru
tetapi belum belum secara menyeluruh dalam pemahamannya. Contoh:
mengajarkan anak perkalian matematika dengan diperlihatkan juga tabel
perkaliannya serta menjelaskan konsepnya sehingga anak dapat memahaminya).
Kecakapan, pada tahapan ini anak mulai memahami pengetahuan atau
keterampilan tetapi anak masih membutuhkan banyak latihan. Contoh: ketika
anak telah memahami konsep perkalian, maka ia harus diberi latihan dalam
bentuk menghafal ataupun menulis dan juga dibuatkan latihan semacam ulangan
harian.).
Pemeliharaan, anak dalam tahapan ini dapat memelihara dan
mempertahankan suatu kinerja taraf tinggi setelah pembelajaran langsung dan
ulangan harian ditiadakan. Contoh: anak dapat menggunakan perkalian secara
cepat tanpa memerlukan pengarahan dan ulangan dari guru).
Generalisasi, pada tahapan ini anak telah memiliki dan menginternalisasikan
pengetahuan yang dipelajarinya sehingga ia dapat menerapkan ke dalam situasi
manapun. Contoh: anak dapat menerapkan tabel perkalian dalam memecahkan
soal matematika).
4. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
Pembelajaran yang berbasis GSI (Gender Study Inclusion) sangat membantu
dalam mengatasi kesulitan belajar yang beragam. Psikologi behavioral
memberikan sumbangan teori-teori penting untuk mengajar anak berkesulitan
belajar. Suatu rekomendasi yang didasarkan atas teori behavioral adalah bahwa
guru hendaknya lebih memusatkan perhatian pada keterampilan-keterampilan
akademik yang diperlukan oleh anak dari pada memusatkan pada kekurangan
yang menghambat anak untuk belajar.
Secara garis besar, langkah – langkah yang perlu ditempuh dalam
mengatasi kesulitan belajar dapat dilakukan melalui enam tahap, yaitu:
pengumpulan data, pengolahan data, diangnosa, prognosa, treatmen, evaluasi.
5. Implikasi Bagi Kesulitan Belajar
Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang efektif. Pendekatan
pembelajaran langsung dapat digabungkan dengan berbagai pendekatan lain. Jika
guru memiliki pengetahuan tentang kekhasan gaya belajar dan kesulitan belajar
anak, pembelajaran langsung dapat menjadi lebih efektif jika digabungkan
dengan pendekatan yang didasarkan atas gaya belajar anak. Tahapan belajar anak
harus dipertimbangkan. Dalam merancang pembelajaran, tahapan belajar anak
merupakan konsep yang sangat penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh
guru. Bagi anak berkesulitan belajar diperlukan usaha yang lebih banyak dari
guru untuk membantu mereka melalui tahapantahapan belajar bila dibandingkan
dengan anak yang tidak berkesulitan belajar.
Aspek Psikologi Kognitif dari Kesulitan Belajar. Psikologi kognitif
berkenaan dengan proses belajar, berpikir, dan mengetahui. Melalui kemampuan
kognitif tersebut memungkinkan manusia mengetahui, menyadari, mengerti,
menggunakan abstraksi, menalar, membahas, dan menjadi kreatif. Anak
berkesulitan belajar memiliki ganguan dalam satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang diperlukan untuk belajar di sekolah. Proses psikologis
merupakan kemampuan dalam persepsi, bahasa, ingatan, perhatian, pembentukan
konsep (concept formation). Implikasi dari teori gangguan pemrosesan
psikologis adalah bahwa kekurangan atau adanya gangguan dalam proses
kognitif tersebut merupakan keterbatasan instrinsik yang dapat mengganggu
proses belajar anak. Ada dua rancangan pembelajaran yang berbeda yang berasal
dari teori ini, melatih proses yang kurang dan mengajar melalui proses yang
disukai.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang bentuk gangguan atau hambatan
dalam pembelajaran dikarenakan faktor-faktor tertentu. Beberapa faktor yang
dapat membuat anak kesulitan belajar diantaranya faktor internal yang meliputi
faktor psikologis (intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan kesehatan mental).
Kemudian ada faktor eksternal yang meliputi keluarga dan ekonomi keluarga.
Adapun 4 tahapan dalam belajar, yaitu : perolehan, kecakapan, pemeliharaan,
dan generalisasi. Adapun usaha – usaha yang dilakukan Pembelajaran yang
berbasis GSI (Gender Study Inclusion) sangat membantu dalam mengatasi
kesulitan belajar yang beragam. Psikologi behavioral memberikan sumbangan
teori-teori penting untuk mengajar anak berkesulitan belajar. Implikasi dari teori
gangguan pemrosesan psikologis adalah bahwa kekurangan atau adanya
gangguan dalam proses kognitif tersebut merupakan keterbatasan instrinsik yang
dapat mengganggu proses belajar anak.

2. Daftar Pustaka
Cahyono, H. (2019). Faktor-faktor kesulitan belajar siswa MIN Janti. Jurnal
Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, 7(1), 1-4.
Ghufron, M. Nur. (2015). Kesulitan Belajar Pada Anak: Identifikasi Faktor
Yang Berperan. Elementary: Islamic Teacher Journal 3.2.
Nurjan, Syarifan. 2016. Psikologi Belajar. Ponorogo: WADE GROUP

Anda mungkin juga menyukai