DISUSUN
Oleh:
UMMI
SYESAR KAYSAR
WAFIQ FADILLAH NUR
TAHTA LIWA’I MUHAMMAD
BAB II
PEMBAHASAN
3
Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak. Prestasi Putra.
Jakarta:. 2002.
menimbulkan kegelisahan, ketidaknyamanan, dan semacam keinginan untuk
mengundurkan diri. Misalnya dalam bentuk melamun atau tidak memperhatikan.
5) Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan tidak terduga Rapor
hasil belajar anak dengan kesulitan belajar cenderung tidak konstan. Tidak jarang
perbedaan angkanya menyolok dibandingkan dengan anak lain. Ini disebabkan
karena naik turunnya minat dan perhatian mereka terhadap pelajaran.
Ketidakstabilan dan perubahan yang tidak dapat diduga ini lebih merupakan
isyarat penting dari rendahnya prestasi itu sendiri
6) Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap Kesulitan belajar dapat timbul
karena pemberian label kepada seorang anak berdasarkan informasi yang tidak
lengkap. Misalnya tanpa data yang lengkap seorang anak digolongkan
keterbelakangan mental tetapi terlihat perilaku akademiknya tinggi, yang tidak
sesuai dengan anak yang keterbelakangan mental.
7) Pendidikan dan pola asuh yang didapat tidak memadai Terdapat anak-anak
yang tipe, mutu, penguasaan, dan urutan pengalaman belajarnya tidak
mendukung proses belajar. Kadang-kadang kesalahan tidak terdapat pada sistem
pendidikan itu sendiri, tetapi pada ketidakcocokan antara kegiatan kelas dengan
kebutuhan anak. Kadang-kadang pengalaman yang didapat dalam keluarga juga
tidak mendukung kegiatan belajar .4
2.6 Ciri-Ciri Kesulitan Belajar dan Gejalanya
1. Gangguan Persepsi Visual
· Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga
seringkali terbalik dalam menuliskannya kembali.
· Sering tertinggal huruf dalam menulis. Menuliskan kata dengan urutan yang
salah misalnya: ibu ditulis ubi.
· Kacau (sulit memahami) antara kanan dan kiri.
· Bingung membedakan antara obyek utama dan latar belakang.
· Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan,
kaki dan lain-lain).
4
Syah, Muhibbin. M. Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja
Rosdakarya.Bandung. 2005.
b. Sulit memahami perintah, terutama beberapa perintah sekaligus.
c. Bingung/kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru (sulit
menyaring) sehingga susah mengikuti diskusi, karena sementara mencoba
memahami apa yang sedang didengar, sudah datang suara (masalah) lain.
3. Gangguan Belajar Bahasa
- Sulit memahami/menangkap apa yang dikatakan orang kepadanya.
- Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
4. Gangguan Perseptual-Motorik
• Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, menempel, dsb.)
• Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan
canggung dan kaku dalam gerakannya.
5. Hiperaktivitas
- Sukar mengontrol aktifitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa diam)
- Berpindah-pindah dan satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya
6. Kacau (distractability)
· Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting
· Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan- urutan dalam proses pemikiran
· Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan.5
BAB III
PENUTUP
5
Purwanto, Ngalim, MP. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2010
3.1 Kesimpulan
Kesulitan dalam pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal yang sering
ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk memberikan terapi
terhadap permasalahan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui media klinik
pembelajaran. Pembelajaran merupakan wadah bagi guru untuk melakukan
serangkaian upaya yaitu kegiatan refleksi, penemuan masalah, pemecahan masalah
melalui beragam strategi untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengelola
pembelajaran. Strategi utama yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Karena Pembelajaran merupakan milik bersama para guru, maka tempat ini
dapat digunakan dengan bebas untuk berdiskusi, melakukan refleksi atau merenung
tentang proses pembelajaran yang telah dijalani, bersimulasi, misalnya bagaimana
cara mengajarkan suatu konsep dengan menyenangkan, dan membuat catatan
bersama-sama dengan teman sejawat. Dalam Pembelajaran, para supervisor akan
membantu dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut.
Dalam analisis kesulitan pembelajaran dapat dilalui dengan identifikasi
kesulitan belajar, mengadakan diagnosis kesulitan belajar, melakukan bimbingan dan
konseling belajar, dan kemudian menetapkan model pembelajaran serta mengatasi
kesulitan belajar.
Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja
kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan
dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca,
menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu
kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain.
Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang tua,
ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang
rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita. Karena
sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami gangguan pada
salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut.
Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik
perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang
dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan mengetahui
kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat menentukan alternatif
pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.
Anak-anak berkemampuan tinggi, tetapi mengalami hambatan dalam belajar
meskipun jumlah mereka tidak banyak, namun perlu dicermati. Karena sesungguhnya
mereka adalah aset yang berharga. Kendala yang nampak untuk membantu mereka
adalah kesulitan dalam mengidentifikasi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sholihin, Muchlis. M. Ag. Buku Ajar Psikologi Belajar PAI. STAIN Pamekasan
Press. 2006.
2. Asrori, Mohammad, M. Pd. Psikologi Pembelajaran. Bandung. CV Wacana
Prima. Cet. II, 2008.
3. Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. Mengatasi Gangguan Belajar Pada
Anak. Prestasi Putra. Jakarta:. 2002.
4. Syah, Muhibbin. M. Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT.
Remaja Rosdakarya.Bandung. 2005.
5. Purwanto, Ngalim, MP. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung. 2010