Anda di halaman 1dari 10

“ DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR “

DISUSUN OLEH: Kelompok 14

 Nursela Erisa
 Wiri Ayu Bintang
 Alda Putri Awi Pinem
 Elvira Wahyuni
 Jainab Nurjanah
 Mutiara Putri

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP USMAN SAFRI KUTACANE

T. A 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik.

Kelompok 14, Oktober 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh para siswa di sekolah yang perlu dapat
perhatian di karlangan para pendidik. Karena kesulitan belajar akan membawa dampak
negatif bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Hal ini dapat menimbulkan mogok
sekolah, kecemasan, dan frustasi.
Sementara itu, sekolah-sekolah pada umumnya hanya ditujukan kepada siswa yang
berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang di bawah rata-rata terabaikan. Untuk
mencegah dampak negative yang lebih jelek, maka pendidik harus waspada terhadap
gejala gejala kesulitan belajar yang mungkin dialami siswa.
Untuk mengetahui apa faktor yang mengakibatkan kesulitan belajar pada siswa yang
berkemampuan lebih dan berkemampuan kurang, maka terlebih dahulu pendidik harus
mendiagnosis siswa-siswa yang lain dari rata-rata itu. Tentu dalam mendiagnosis hal
tersebut tidak mudah melaksanakannya. Langkah selanjutnya ini ada beberapa cara untuk
mengatasinya.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian diagnosis kesulitan belajar ?
2) Apa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar ?
3) Macam-macam kesulitan belajar ?
4) Ciri-ciri kesulitan belajar ?
5) Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar ?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian diagnosis kesulitan belajar


Diagnosis merupakan istilah teknis yang di adopsi dari bidang medis.Diagnosis diartikan
suatu penentuan untuk menentukan permasalahan. Diagnosis kesulitan belajar adalah
suatu kondisi pembelajaran yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan atau
ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan mencari tahu apa latar belakang
penyebabnya.
Beberapa pengertian diagnosis kesulitan belajar menurut para ahli:
 Menurut mulyadi (2010) kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses
belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar.
 Menurut Samuel Krik kesulitan belajar adalah masalah-masalah dalam belajar
yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan pada inteligensi normalnya.
 Menurut IDEA (1997) kesulitan belajar adalah suatu proses gangguan pada
seseorang yang disebabkan kurangnya pemahaman atau penggunaan bahasa baik
secara lisan maupun tulisan.

Dengan adanya diagnosis terhadap permasalahan siswa yang berkaitan dengan proses belajar
siswa di lingkungan pendididkan, maka seorang pendidik yang bersangkutan dengan siswa
yang mengalami kesulitan belajar agar dapat memberikan bantuan berupa layanan
bimbingan kepada siswa tersebut agar dapat mengatasi kesulitan belajar sehingga siswa dapat
mencapai hasil dengan baik. Kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun
waktu yang lama. Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan belajar ini banyak
mempengaruhi kehidupan seseorang, baik itu dalam sekolah, pekerjaan rutinitas sehari-hari,
bahkan kehidupan keluarga.

Ketuntasan dam proses belajar siswa untuk mencapai suatu ketuntasan materi tidak bisa
dilihat dari satu faktor saja, banyak faktor yang harus diperhatikan dalam mempengaruhi
proses belajar mengajar. Adapun faktor nya adalah jenis kesulitan yang dialami, siswa yang
belajar. Jadi dalam diagnosis kesulitan belajar kita dapat menemukan kesulitan belajar yang
dihadapi siswa.

Adapun kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi:

a. Kesulitan belajar ringan biasanya pada peserta didik yang kurang perhatian dari guru
saat proses belajar mengajar.
b. Kesulitan belajar sedang biasanya berasal dari luar diri peserta didik misalnya faktor
keluarga, lingkungan dan lain sebagainya.
c. Kesulitan belajar berat biasanya peserta didik mengalami tuna rungu, tuna netra dan tuna
daksa.

2. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

Kesulitan belajar biasa dialami oleh siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata. Adapun
faktor yang mempengaruhi penyebab kesulitan belajar pada siswa sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam mahasiswa yang sedang belajar, ada 3 faktor
internal yang akan di bahas yaitu sebagai berikut:

a) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah yang berkaitan dengan fungsi dari tubuh manusia, misalnya
ketahanan tubuh, kesehatan dan fungsionalisasi anggota gerak tubuh. Kondisi fisiologis pada
umumnya sangat berperan terhadap kemampuan bagi seseorang, misalnya kesiapan otak dan
sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan ataupun memunculkan kembali
informasi yang disimpan. Kalau sistem syaraf atau otak tidak dapat berfungsi secara
sempurna, akibatnya ia akan mengalami hambatan ketika belajar.

Anak-anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah, mudah mengantuk sehingga dalam
kegiatan belajarnya mengalami kesulitan dalam belajar.seseorang yang sakit akan mengalami
kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensorik dan motoriknya lemah. Akibatnya rangsangan
yang diterima melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak.
b) Faktor Psikologis atau Kejiwaan

Faktor kejiwaan yang berkaitan dengan emosional siswa. Ketika kondisi emosi/ kejiwaan
siswa mengalami masa labil, maka siswa akan bertindak ceroboh,gegabah, dan cenderung
mudah terpancing untuk marah. Siswa yang tidak mampu untuk mengontrol emosinya dapat
berpengaruh terhadap kinerjanya. Contoh siswa yang rendah diri, siswa yang ditinggalkan
orang yang dia sayang akan membuatnya sedih berkepanjangan.

Adapun faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut:

1) Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan menjadi pencapaian dan
kecakapan yang nyata sesudah belajar. Jika seseorang harus mempelajari bahan yang lain
dari bakatnya ia akan cepat bosan. Tetapi jika dia melakukan sesuatu yang sejalan
dengan bakatnya maka siswa akan semangat dalam melaksanakan.
2) Minat adalah kemaun siswa terhadap sesuatu, jika tidak ada minat makan siswa akan
mengalami kesulitan belajar. Ada tidak ada nya minat terhadap suatu pelajaran dapat
dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran. Misalnya siswa berminat mengikuti pelajaran
cerdas cermat maka siswa tersebut akan bersungguh-sungguh dalam proses belajar.
3) Motivasi berfungsi menimbulkan dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
mementukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya
dan semakin besar kesuksesan belajarnya. Jika siswa tidak ada motivasi maka siswa
tidak akan ada perkembangan.

c) Faktor Intelektual

Kemampuan siswa untuk menangkap materi, mengolah, menyimpan materi untuk digunakan.
Setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda ada yang memiliki kemampuan
intelektual yang sedang, ada yang rendah dimana sulit untuk menyerap materi, mengolah data
dan sulit menyimpan materi.

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Ada 4 faktor eksternal yaitu:
a) Faktor keluarga

Cara orang tua mendidik anak juga sangat berpengaruh dalam belajarnya tidak hanya itu
antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pegertian orang tua juga
mungkin acuh tak acuh kepada anak, Hal ini akan mengakibatkan anak tidak tenteram dan
tidak senang dirumah. Orang tua yang suka memanjakan anak, ia tidak rela anaknya bersusah
payah belajar, berusaha keras akibanya anak tidak memiliki kemauan, bahkan sangat
bergantug pada orang tua. Orang tua yang sering meluangkan waktunya untuk bergurau
dengan anak juga bisa memotivasi anak .

b) Faktor kependidikan

Faktor ini meliputi cara belajar, kurikulum, guru, waktu sekolah, disiplin sekolah dan sarana
dan prasarana sekolah. Cara belajar tidak menarik dan guru hanya menggunakan satu metode
saja tidak bervariasi juga dapat mempengaruhi kesulitan belajar pada siswa. Hubungan guru
dengan siswa juga dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa misalnya guru bersikap kasar,
sombong dan sinis pada siswa. Guru yang selalu meremehkan siswa, guru yang tidak bisa
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, tidak memeriksa tugas siswa dan membiarkan
siswa melakukan hal-hal yang salah adalah contoh dari faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar. Kurikulum juga bisa membuat kesulitan belajar siswa misalnya bahan-bahanya
terlalu tinggi dan pembagian bahan tidak seimbang. Waktu sekolah juga perlu diperhatikan
jika waktu masuk sekolah siang atau sore mungkin konsentrasi siswa tidak optimal lagi dan
mungkin siswa sudah kelelahan sehingga fisik sudah minta istirahat.

c) Faktor sosial atau masyarakat

Teman bergaul berpengaruh besar kepada diri siswa. Jika siswa suka bergaul dengan orang
yang malas sekolah maka si anak akan malas belajar karena si anak tersebut sudah bergaul
dengan anak yang malas sekolah. Di sini lah orang tua harus mengawasi atau mengurangi
pergaulan dengan mereka.intinya, lingkungan di sekitar anak harus dapat membantu mereka
belajar di sekolah. Dengan seperti ini akan membantu para anak dari masalah kesulitan dalam
belajar.
Jika lingkungan di sekitar terdiri dari masyarakat yang suka mabuk, penggangguran, tidak
suka belajar akan mempengaruhi anak-anak yang bersekolah karena tidak ada yang
memotivasi anak yang bersekolah. Sebaliknya jika lingkungan sekitar terdiri dari guru, dokter
dan lainnya maka anak-anak akan ada motivasi belajar dengan giat.

d) Faktor ekonomi

Keadaan ekonomi juga sangat berpengaruh. Keadaan ekonomi rendah memungkinkan siswa
kesulitan masuk ke sekolah yang fasilitasnya mewah sehingga mereka hanya sekolah di
sekolah yang fasilitasnya tidak memenuhi. Dengan ekonomi rendah siswa mungkin kesulitan
dalam membeli alat-alat sekolah. Sedangkan siswa yang ekonominya berlebihan mungkin
menganggap belajar itu sepele dan lebih banyak bersenang-senang dengan apa yang
dimilikinya. Keadaan ini sangat disayangkan karena banyak anak diluar sana yang ingin
sekolah tapi tidak mempunyai biaya.

3. Macam-macam kesulitan belajar

1) Disleksia adalah gangguan belajar yang menyebabkan seseorang kesulitan membaca atau
menulis. Anak yang mengalami disleksia akan sulit untuk mencari kata yang tepat
dengan apa yang dia maksud dan tidak memiliki tata bahasa yang baik’
2) Dispraksia adalah gangguan yang ditandai pada kemampuan motorik anak. Motorik yang
rendah dapat membuat anak kesulitan dalam pergerakan atau mengkoordinasikan
anggota tubuh. Salah satu contoh kesulitan belajar akibat dispraksia ialah anak akan
terlihat kesulitan untuk mengetik, menulis, memegang sendok dan berbicara.
3) Disgrafia adalah gangguan belajar yang membuat anak kesulitan menulis. Anak yang
mengidap gangguan ini biasanya punya tulisan tangan jelek dan susah menuliskan apa
yang dirasakan.
4) Diskalkulia adalah membut anak kesulitan menghitung sulit memahami konsep
matematika. Orang yang mengidap gangguan ini akan kesulitan dalam berhitung dan
mengenali angka bahkan sulit memecahkan hitung-hitunggan sederhana.
5) Auditory processing disorder adalah kelainan otak dalam memproses suara masuk atau
disebut kelainan dalam memahami suara. Biasanya orang yang memiliki gangguan
seperti ini akan kesulitan membedakan suara satu sengan suara yang lain.
6) Visual processing disorder adalah penderitanya akan kesulitan dalam menafsirkan
informasi visual. Contohnya ialah kesulitan dalam membedakan dua objek yang
bentuknya mirip.
7) Gangguan belajar nonverbal adalah kesulitan mengerti gerakan tubuh, intonasi suara dan
ekspresi wajah. Contoh ketika guru menjelaskan pelajaran melalui gerakan tubuh.
8) Visual perceptual/visual motor defict adalah kesulitan dalam mengkoordinasikan tangan
dan mata yang buruk. Misalnya kesulitan membaca, menggunakan pensil atau
menunjukan pergerakan mata yang tidak normal saat membaca.

4. Ciri-ciri kesulitan belajar

Kesulitan belajar dapat berupa masalah membaca, berhitung, dan menulis. Ciri-ciri anak
kesulitan belajar bisa diketahui dari tingkah lakunya dan cara anak memproses informasi dan
cara meresponnya. Berikut ini ciri-ciri kesulitan belajar sebagai berikut:

a) Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti menentang, berpura-pura dan sebagainya
b) Memori buruk seperti kesulitan mengingat apa yang dikatakan orang kepadanya.
c) Tidak menguasai keterampilan membaca, berhitung dan menulis sehingga menunjukan
hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai.
d) Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Misalnya temannya bisa menyelesaikan
tugas dalam waktu yang telah ditentukan sedangkan anak yang mengalami kesulitan
belajar tidak bisa menyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan sehingga
membutuhkan waktu yang lebih dari waktu yang telah ditentukan.
e) Siswa yang mengalami kesulitan belajar memiliki tingkat emosi yang tidak stabil,
kadang mudah teringgung, pemurung dan pemarah.
f) Hasil yang diperoleh tidak seimbang dengan apa yang dilakukan
g) Kesulitan mengatur dan merekam informasi sambil memecahkan masalah

5. Cara mengatasi kesulitan belajar

Banyak langkah yang dapat ditempuh dalam mengatasi kesulitan belajar sebagai berikut

1) Memeriksa kesehatan siswa dari penglihatan dan pendengaran


2) Memberikan tes kemampuan intelegensi kepada siswa-siwa yang mengalami kesulitan
belajar.
3) Melakukan observasi kelas untuk melihat kelakuan siswa saat mengikuti pelajaran.
4) Mewawancarai orang tua atau wali murid untuk mengetahui mungkin ada keluarga yang
menimbulkan kesulitan belajar pada siswa.
5) Remedial dialakukan untuk penyampaian ulang inti bahan pelajaran yang sudah pernah
disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai