Anda di halaman 1dari 17

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala Rahmat dan

Hidayah Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul

“Kesulitan Belajar” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Nurhadifah

Amaliyah S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan

dan kepada teman-teman serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan

makalah ini.

Kami berharap telah menyelesaikan tugas Makalah Psikologi Pendidikan

ini, semoga mendapatkan nilai yang baik dan dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca. Serta kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dibutuhkan agar makalah ini

bisa lebih baik.

Makassar, 12 Oktober 2023

Penulis,

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Masalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Kesulitan Belajar.........................................................................3

B. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar....................................................5

C. Diagnosis Kesulitan Belajar..........................................................................7

D. Alternatif Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar......................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13

B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar, hal yang penting untuk dilakukan pada zaman yang

semakin majudan mementingkan ilmu pengetahuan dalam

pemahamannya. Namun, sayang banyak pelajar yang mengalami kesulitan

selama melakukan pembelajaran ini.Kesulitan yang dialami bermacam

macam mulai dari yang ringan sampai berat,mulai dari masalah internal

sampai masalah eksternal.

Kesulitan peserta didik dalam belajar akan berdampak negatif pada

perkembangan peserat didik tersebut di masa depan nanti. Bahkan hal

yang paling ditakuti adalah ketika ia menyerah untuk terus melakukan

pembelajaran sehingga perkembangannya akan terhambat dan akan

berakibat buruk untuk dirinya dilingkungan sosial.

Ada banyak hal yang menyebabkan peserta didik mengalami

kesulitanini. Tetapi bukan berarti tidak ada cara atau solusi yang dapat

dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar ini, selama metode dan cara

penanganan yang tepatmaka kesulitan dalam belajar dapat diatasi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan

belajar?

3. Apa saja diaknosis kesulitan belajar?

4. Bagaimana alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari kesulitan belajar

2. Dapat mengetahui faktor yang menyebabkan seseorang mengalami

kesulitan belajar

3. Untuk mengetahui apa saja diaknosis dari kesulitan belajar

4. Untuk menemukan alternatif pemecahan masalah dalam kesulitan

belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar

Setiap anak didik menjalani kehariannya di sekolah untuk belajar

dan menjadi seseorang yang lebih baik di masa depan. Namun, belajar

tidak hanya selalu beradadi sekolah ataupun kelas belajar, karena belajar

juga bisa di lakukan di rumah, dilingkungan bermain dan masyarakat serta

lainnya. Prestasi adalah hal yang selalu diperjuangkan di setiap sekolah

oleh anak didik, baik di sekolah tingkat dasar sampai pergurun tinggi

sekalipun.

Tetapi setiap manusia memiliki kesulitannya sendiri dalam belajar,

baik yang belajar di kota ataupun di pedesaan kecil. Kesulitan belajar ini

selalu muncul dan sulit untuk dihentikan. Setiap kali kesulitan belajar yang

satu dapat diatasi tetapi pada waktu lainnya akan muncul lagi kesulitan

belajar anak didik yang lain.

Namun suatu kesalahan besar apabila orang-orang menyebutkan

bahwa kesulitan belajar itu hanya sekedar karena masalah intelegensinya.

Karena banyak peserta didik yang sangat pintar dan baik daya tangkapnya,

namun tetap saja kesuliatn belajar selalu menghampiri mereka.

3
Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacam-

macam, dan dapatdikelompokan menjadi empat macam, yaitu semacam

berikut :

1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar

 Ada yang berat

 Ada yang sedang

2. Dilihat dari mata pelajaran yang diatasi

 Ada yang sebagian mata pelajaran

 Ada yang sifatnya sementara

3. Dilihat dari sifat kesulitannya

 Ada yang sifatnya sementara

 Ada yang sifatnya sementara

4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya

 Ada yang karena faktor inteligensi

 Ada yang karena faktor non-intelegens

Kesulitan yang telah disebutkan di atas, hanyalah sedikit dari setiap

kesulitan belajar yang ada. Karena kesulitan di atas sifatnya umum,

bagaimana untuk masalah yang khusus seperti sekolah yang sarana pra

sarana tidak lengkap? Tentuakan menimbulkan kesulitan belajar lainnya.

4
Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar adalah

suatu keadaan yang menghambat seorang peserta didik dalam belajar dan

keadaan itu bisa berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri.

B. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Ada banyak faktor yang menyebabkan peserta belajar mengalami

kesulitandalam belajarnya. Secara umum faktor tesebut adalah faktor

intern dan faktorekstern. Jika sudut pandang diarahkan pada aspek lainnya,

maka faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak didik dapat dibagi

menjadi faktor anak didik,sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar.

Berikut penjelasannya.

1. Faktor Anak Didik

Peserta didik memiliki peran penting dalam pendidikan. Dialah

yang merasakan langsung penderitaan dari kesulitan belajar. Karena ia

adalah orang yang belajar bukan guru yang belajar ada banyak hal

dalam diri seorang peserta didik yang membuat ia sulit dalam belajar

diantaranya adalah IQ yang rendah, bakat yang kurang mumpuni,

faktor emosional, kebiasaan buruk, keadaan fisik, seks dan tidak ada

motivasi dalam belajar.

2. Faktor Sekolah

Sekolah adalah tempat dimana peserta didik selalu berada selama

proses belajar, hal ini yang menyebabkan sekolah memilki peran

penting dalam pembentukan peserta didik.

5
Kenyamanan dan ketenangan anak didik dalam belajar akan

ditentukan sampai sejauh mana kondisi dan sistem sosial disekolah

dalam menyediakan lingkungan yang kondusif dan kreatif.

Kondisi kelas juga berpengaruh pada psikis dari peserta didik yang

akanmenentukan apakah ia sulit belajar atau tidak. Kondisi kelas turut

mempengaruhi minat belajar siswa. Minat atau tidaknya seorang

peserta didik akan menjadi penghambat bagi proses belajar.

Selain dari uraian ini ada hal lain dari sekolah yang akan menghambat

proses belajar peserta didik diantaranya guru yang buruk, hubungan

guru dan peserta didik, alat dan media yang kurang, suasana sekolah,

dan disiplin waktu yang kurang.

3. Faktor Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang turut membentuk anak

dalam segala aktivitasnya. Walaupun seorang peserta didik telah

masuk sekolah tetapi tidak dipungkiri bahwa keluarga adalah hal

penting yang membentuk semua aktivitas peserta didik di sekolah.

Ketika sistem kekerabatan semakin renggang, kebutuhan belajar

tidak terpenuhi, terutama kebutuhan krusial maka ketika itulah

suasana keluarga tidak menyediakan atau menyiapkan suatu kondisi

dengan lingkungan yang kreatif bagi belajar anak. Maka lingkungan

keluarga yang demikian ikut terlibat dalam menyebabkan kesulitan

belajar anak.

6
4. Faktor Masyarakat Sekitar

Kehidupan peserta didik tidak selamanya berada dilingkungan

sekolah dan keluarga, hal yang sangat penting namun sering dilupakan

adalah tempat dia bergaul atau bermain dengan temannya yang akrab

disebut dengan lingkungan sosial masyarakat.

Jika seorang peserta didik bergaul dengan orang orang yang

memiliki potensi belajar yang tinggi, maka peserta didik akan

terpengaruh dan ikutmenyadarkan semangat belajarnya. Hal ini adalah

hal positif yang dapatdiambil dari masyarakat. Namun sayangnya

tidak semua masyarakat memiliki perlakuan yang baik dalam

pergaulannya.

Di zaman yang semakin maju ini. Masyarakat justru terpukul

mundur oleh pergaulan negatif yang dibawanya. Pergaulan negatif ini

mengarah pada para pelajar yang masih labil emosinya sehingga

mudah untuk dipengaruhi. Pergaulan negatif terlalu banyak motif dan

jenisnya, diantaranya gengster, pergaulan bebas seperti seks dan

lainnya. Hal ini akan menjadi salah satu faktor yang menjadi

penghambat proses belajar seoarang peserta didik.

C. Diagnosis Kesulitan Belajar

Menurut Harriman dalam bukunya Handbook of Psychological

Term, diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah

penyesuaian dari pola gejala-gejalanya. Menurut Webster, diagnosis

7
diartikan sebagai proses menentukan permasalahan ketidakmampuan

dengan ujian, dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang

hati-hati terhadap fakta-fakta yang dijumpai, yang selanjutnya untuk

menentukan permasalah yang dihadapi.

Maka dapat disimpulkan dari pendapat ahli tersebut bahwa

diagnosis adalah suatu penentuan dalam suatu masalah yang dihadapi atau

kelainan dengan meneliti atau menganalisis gejala-gejala yang tampak

pada seseorang. Sehingga diagnosis kesulitan belajar adalah menentukan

jenis masalah yang dihadapi dalam proses belajar. Diagnosis itu bertujuan

untuk menentukan jenis kesulitan belajar apa yang dialami siswa.

Menentukan suatu jenis kesulitan belajar tentu saja menggunakan

prosedur yang berisi langkah-langkah dalam menentukan jenis kesulitan

belajar. Prosedur seperti ini dikenal sebagai "Diagnostik" kesulitan belajar.

Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain

yang cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf (1982) sebagaimana

yang dikutip Wardani sebagai berikut :

1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa

ketika mengikuti pelajaran.

2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang

diduga mengalamikesulitan belajar.

3. Mewawancarai orangtua/wali siswa untuk untuk mengetahui hal ihwal

keluarga yangmungkin menimbulkan kesulitan belajar.

8
4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk

mengetahu hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa

yang didugamengalami kesulitan belajar.

Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :

1. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa

2. Keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab

kesulitan belajar.

3. Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami

kesulitan belajar.

Kegiatan diagnosis dapat dilakukan dengan cara :

1. Membandingkan nilai dari setiap individu dari setiap mata pelajaran

dengan individulainnya.

2. Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa

tersebut.

3. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan

yang diharapkan.

Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yang mengidap

sindrom disleksia, disgafia, dan diskalkulia, sebagaimana yang telah

dibahas, guru dan orang tua sangat dianjurkanuntuk memanfaatkan guru

pendukung. Guru khusus ini biasanya bertugas menangani siswa yang

mengalami sindrom-sindrom selain melakukan remedial teaching

(pengajaran perbaikan).
9
D. Alternatif Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar

Berikut adalah cara alternatif pemecahan masalah dalam kesulitan

belajar :

1. Mengidentifikasi Masalah

Langkah pertama dalam mengatasi kesulitan belajar adalah dengan

mengidentifikasi masalah yang sebenarnya melalui observasi,

wawancara, tes, dan evaluasi kinerja akademis. Tujuannya adalah

untuk mengetahui akar penyebab kesulitan tersebut.

2. Mendukung Peserta Didik Secara Emosional

Mengatasi masalah emosional yang sering kali terkait dengan

kesulitan belajar, seperti kecemasan, rendah diri, dan frustrasi.

Orangtua dan guru dapat memberikan dukungan emosional dengan

menciptakan lingkungan yang aman dan positif serta membangun rasa

percaya diri peserta didik.

3. Pengajaran Diferensiasi

Mengadaptasi metode dan materi pengajaran agar sesuai dengan

kebutuhan dan kecepatan belajar setiap peserta didik. Hal ini mungkin

mencakup pengajaran dalam kelompok kecil, mengkombinasikan

aktivitas visual dan kinestetik, dan menyediakan bahan bacaan dan

latihan pada berbagai tingkat kesulitan.

4. Bimbingan dan Konseling

10
Melibatkan profesional, seperti psikolog sekolah atau konselor,

untuk memberikan bimbingan dan konseling yang diperlukan bagi

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

5. Teknologi Pendidikan

Menggunakan teknologi, seperti perangkat lunak adaptif, aplikasi,

dan perangkat keras (misalnya komputer, tablet, dan papan tulis

interaktif) untuk membantu peserta didik dalam menjelajahi konsep

dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan.

6. Akomodasi dan Modifikasi Kurikulum

Melakukan penyesuaian pada kurikulum dan penilaian untuk

memenuhi kebutuhan peserta didik dengan kesulitan belajar. Hal ini

mungkin mencakup memberikan waktu ekstra, mengurangi jumlah

pekerjaan rumah, atau mengubah format penilaian.

7. Pendekatan Multisensori

Menggunakan pendekatan pengajaran yang melibatkan berbagai

indera, seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, dan gerak, untuk

mempermudah proses belajar peserta didik.

8. Kolaborasi Dengan Spesialis

Bekerjasama dengan spesialis pendidikan khusus, terapis, dan ahli

lainnya yang dapat memberikan dukungan dan intervensi yang

diperlukan untuk membantu peserta didik.

9. Melibatkan Keluarga

11
Orang tua dan anggota keluarga lainnya memiliki peran penting

dalam mendukung peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

Mereka perlu terlibat dalam perencanaan intervensi dan diberi sumber

daya untuk membantu anak di rumah.

10. Evaluasi dan Penilaian Berkala

Melakukan evaluasi dan penilaian berkala untuk memastikan

efektivitas strategi yang diterapkan dan membuat penyesuaian yang

diperlukan sesuai dengan kemajuan peserta didik.

Dengan menerapkan alternatif pemecahan masalah ini, kita dapat

membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar dan mencapai potensi

penuh mereka.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mengatasi kesulitan belajar, guru dan orang tua perlu

memahami karakteristik individu siswa, mengidentifikasi penyebab

kesulitan, dan mengembangkan strategi intervensi yang sesuai. Beberapa

cara yang dapat dilakukan termasuk:

1. Menggunakan metode pembelajaran yang beragam dan menyesuaikan

dengan kebutuhan siswa.

2. Memberikan motivasi dan dukungan yang baik serta menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif.

3. Dengan pendekatan yang tepat, kesulitan belajar dapat diatasi, dan

siswa dapat mencapai potensi mereka yang sebenarnya dalam proses

pembelajaran.

B. Saran

Kami sadar bahwa banyak kekurangan dari makalah yang kami

miliki,baik tulisan maupun bahasan dari makalah ini,Oleh karena itu

kami mohon berikan saran agar kedepannya kami bisa membuat makalah

yang lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita

semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Demanik, Eric.son. 2014. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar Menurut

Ahli.

Husamah, Pantiwati, Y, Restian, A & Sumarsono,P. 2018. Belajar dan

Pembelajaran.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta:

RinekaCipta.

Al-hamdani, Djaswidi. 2018. Toeri Belajar: Peran, Fungsi Dan Pengertian.

Bandung :Media Cendekia Publisher.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta :

Rineka Cipta.

14

Anda mungkin juga menyukai