Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Bk TERHADAP ANAK YANG LAMBAT BELAJAR

Dosen Pengampu : Mulyani, M.pd

Nama Anggota Kelompok 4:

1. Kamil Fauzan (1122600001)


2. Maudia Puput Mulyawati (1122600004)
3. Divia Adinda Alifiatu Safina (1122600024)
4. Diva Septyan Arum (1122600029)
5. Mei Vitra Sari (1122600031)

PROGRAM PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-nya, kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat sehat-nya baik itu sehat
akal pikiran, sehat jasmani dan rohani, sehingga penulis dapat menyelesaiakan dalam pembuatan
makalah ini. Makalah ini dengan judul "BK terhadap anak yang lambat belajar" dibuat dengan
tujuan untuk melengkapi tugas kelompok dengan mata kuliah BK Belajar. Penulis sangat berharap
makalah ini dapat menjadi sebuah wawasan yang bermanfaat bagi para pembaca dan juga
penulisnya. Kami menyadari bahwa berhasilnya makalah kami ini dibuat atas bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu kami dengan segenap hati mengucapkan terimakasih kepada:
Ibu Mulyani M.pd selaku dosen pada mata kuliah BK Belajar. Teman-teman kelompok yang sudah
bekerja keras mengerjakan tugas ini serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Mungkin dari segi
bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak kami sadari. Untuk itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran demi kemajuan penulis dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak, baik yang terkait secara langsung, maupun tidak
langsung.

Tegal, 13 Oktober 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

2.1 Pengertian murid lambat belajar ................................................................ 3


2.2 Faktor penyebab lambat belajar ................................................................. 5
2.3 Menesfitasi dari gejala-gejala tingkah laku murid lambat belajar ............... 6
2.4 Bantuan terhadap burid yang lambat belajar ............................................. 8
2.5 Usaha-usaha tindak Lanjut anak lambat belajar ......................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 12
B. SARAN ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa hal anak lambat belajar mengalami keterlambatan atau hambatan dalam
berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial tetapi masih lebih baik dibandingkan anak
berkebutuhan khusus seperti tunagrahita karena mereka membutuhkan waktu lama dan
mengulang- ulang untuk penugasan materi dan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik
maupun non akademik yang membutuhkan layanan Bimbingan dan Konseling, namun kita temui
juga anak yang berkebutuhan khusus memiliki performa yang lebih bagus dari anak normal
lainnya.

Peter & Yeni (dalam Abu,Ahmadi 2004:35) Pendidikan merupakan usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik bagi perannya dimasa yang akan datang. Pendidikan dapat dianggap
sebagai proses pengubahan cara berfikir atau bertingkah laku dengan cara pengajaran,
penyuluhan, dan pelatihan yang berbekal pada pendidikan. Selanjutnya Dalyono (2005:35)
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tepat bagi anak untuk menuntut ilmu. Di
dalam belajar di sekolah seorang anak tidak lepas dengan adanya kegaitan proses Pendidikan
seperti yang diungkapkan Dalyono (2005:40) "Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu
kegiatan inti dalam pendidikan". Tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk terjadinya tingkah
laku dalam diri pelajar, dan sudah menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa dapat mencapai
hasil belajar yang sebaik- baiknya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami oleh peserta
didik.

Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu dilembangkan melalui
pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu dilingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat dimana anak tersebut berada, (M.Surya & M. Yamin, 1980:1)
Selama ini terkadang beberapa pendidik sering keliru menyikapi potensi dan perilaku anak yang
lambat belajar. Dalam kegiatan pembelajaran disekolah, Pendidik dihadapkan pada karakteristik
peserta didik. Secara garis besar pendidik dihadapakan pada tiga jenis peserta didik meliputi

1
(1) Peserta didik yang dapat dengan cepat memahami materi pelajaran yang diajarkan tanpa
mengalami kesulitan: (2) Peserta didik yang berada pada taraf sedang: (3) Peserta didik yang
mengalami keterlambatan untuk memahami perlajaran. Hal ini berarti bahwa aktivitas belajar bagi
setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung dengan wajar, keadaan tersebut dipengaruhi
oleh cepat lambatnya daya tangkap terhadap suatu pelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian murid lambat belajar ?
2. Apa saja faktor penyebab lambat belajar ?
3. Bagaimana menesfitasi dari gejala-gejala tingkah laku murid lambat belajar?
4. Bagaimana bantuan terhadap murid yang lambat belajar ?
5. Bagaimana usaha-usaha tindak Lanjut anak lambat belajar ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian murid lambat belajar
2. Untuk mengetahui faktor penyebab lambat belajar
3. Untuk mengetahui menesfitasi dari gejala-gejala tingkah laku murid lambat belajar
4. Untuk mengetahui bantuan terhadap murid yang lambat belajar
5. Untuk mengetahui usaha-usaha tindak lanjut anak lambat belajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Murid Lambat belajar


Murid yang lambat belajar (slow learner) adalah sekelompok murid di sekolah yang
perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan rata-rata teman
seusianya. Pada umumnya mereka ini mempunyai kemampuan kecerdasan di bawah rata-rata.
Murid yang lambat belajar tersebut sring dikenal sebagai anak yang "sub norma, mentally
retarted" seperti yang dijelaskan dalam "Dictionary of Psychology"; slow learner: a non technical
term variously applied to children who are some what mentally retarted or are developing at a
slower that normal rate" (Ernest R. Hillgrad, 1962). Murid lambat belajar bisa mengikuti
pembelajaran sebagaimana kelas reguler biasa (tanpa harus memerlukan adanya peralatan yang
khusus), hanya program belajarnya mungkin agak sedikit disesuaikan terutama berkaitan dengan
metode dan rentang waktunya. Masalah pokok yang dialami murid-murid yang lambat belajar
adalah keterlambatan dalam belajar akibat dari keterbatasan kemampuan yang dimilikinya.
Penyesuaian diri menjadi masalah akibat keadaan emosi yang kurang terkendali sehingga sering
terjadi perselisihan dengan teman-temannya.

Kemudian Menurut Sutratinah (2001: 40), Anak lambat belajar adalah anak yang
mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi intelektual di
bawah temanteman seusianya) disertai kekurang kemampuan untuk belajar dan untuk
menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Masalah-
masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lambat belajar antara lain karena masalah
konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional dalam keadaan di
mana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan
"keterlambatan belajar". Keterlambatan belajar yang dimaksud disini ialah kesukaran yang dialami
siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran, kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi
pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan atau ditugaskan oleh seorang guru. Dalam
definisi lain dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat
belajar secara wajar. disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.

3
Murid lambat belajar berbeda dengan murid yang prestasi belajarnya rendah (under
achiver). Murid lambat belajar perkembangan atau prestasi belajarnya lebih rendah dari rata-rata
kerena mempunyai kempuan kecerdasan yang lebih rendah dari rata-rata, sedangkan murid yang
berprestasi rendah (under acheiver) prestasi belajarnya lebih rendah dari rata-rata, tetapi
kemampuan kecerdasannya normal atau mungkin lebih tinggi. Adapun ciri-ciri lambat belajar
diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Kemampuankecerdasan rendah/di bawah rata-rata.


b. Perhatian dan konsentrasinya terbatas.
c. Terbatasnya kemampuan untuk menilai bahan-bahan pelajaran yang relevan.
d. Terbatasnya kemampuan untuk mengarahkan diri (self divention).
e. Terbatasnya kemampuan mengabstraksi menggeneralisasi yang membutuhkan
pengalaman- pengalaman konkret.
f. Lambat dalam melihat dan menciptakan hubungan antara kata dan pengertian.
g. Sering mengalami kegagalan dalam mengenal kembali hal- hal yang telah dipelajari dalam
bahan dan situasi baru.
h. Waktu untuk mempelajari dan menerangkan pelajaran cukup lama, akan tetapi tidak dapat
bertahan lama dalam ingatannya. Cepat sekali melupakan apa yang telah dipelajari.
i. Kurang mempunyai inisiatif.
j. Tidak dapat menciptakan dan memiliki pedoman kerja sendiri serta kurang memiliki
kesanggupan untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang dibuat.
k. Kurang mempunyai daya cipta (kreativitas).
l. Tidak mempunyai kesanggupan untuk menguraikan, menganilisis atau memecahkan suatu
persoalan atau berfikir kritis.
m. Tidak mempunyai kesanggupan untuk menggunakan proses mental yang tinggi
(Herniyanto dan Triyono, Tanpa Tahun).

Sedangkan Cece Wijaya mengidentifikasikan ciri-ciri murid lambat belajar ditinjau dari segi proses
belajar mengajar sebagai berikut:

a. Mereka lambat di dalam mengamati dan mereaksi peristiwa yang terjadi pada lingkungan.

4
b. Mereka jarang mengajukan pertanyaan dan kurang berkeinginan untuk mengikuti
jawabannya.
c. Mereka kurang memperlihatkan dan bahkan tidak menaruh perhatian terhadap apa dan
bagaimana pekerjaan itu dikerjakan.
d. Mereka banyak menggunakan daya ingatan (hapalan) dari pada logika (reasoning).
e. Mereka tidak dapat mengunakan cara menghubungkan bagaimana pengetahuan dengan
pengetahuan lainnya.
f. Mereka kurang lancar, tidak jelas dan tidak tepat dalam menggunakan bahasa.
g. Mereka banyak bergantung pada guru dan orang tua di dalam.
h. membuktikan ilmu pengetahuan. h. Mereka sangat lambat dalam memahami konsep-
konsep.
i. Mereka memperoleh kesulitan di dalam mentransfer pengetahuan dari satu ladang ke
ladang lain.
j. Mereka lebih banyak mengambil jalan coba salah dari pada menggunakan logika dalam
memecahkan masalah.
k. Mereka tidak sanggup membuat generalisasi dan mengambil kesimpulan.
l. Mereka miskin memiliki daya lekat (retensi) ingatan dalam segala bentuk kegiatan belajar.
m. Mereka memperlihatkan kelemahan dalam tulisan walaupun menggnakan kata-kata
mudah dan sederhana.
n. Mereka memiliki kelemahan di dalam mengerjakan tugas- tugas belajar apalagi tugas-tugas
yang harus dikerjakan secara bebas (Cece Wijaya, 2006).

2.2 Faktor penyebab lambat belajar

Faktor penyebab Lambat Belajar Menurut Dalyono (1997:239) ada dua faktor yang mempengaruhi
lambat belajar yaitu:

a) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yaitu yang bersifat fisik
karena sakit, kurang sehat atau sebab cacat tubuh. Sedangkan yang bersifat karena rohani:
intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan faktor kesehatan mental.

5
b) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri individu yang mempengaruhi hasil belajar yaitu
faktor keluarga: bagaimana cara mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak. Faktor
suasana: suasana sangat gaduh atau ramai. Faktor ekonomi keluarga: keadaan yang kurang
mampu. Faktor sekolah: misalnya faktor guru, guru yang tidak berkualitas, hubungan guru dan
murid yang kurang harmonis, metode belajar yang kurang disenangi oleh siswa. Faktor alat: alat
pelajaran yang kurang lengkap. Faktor tempat atau gedung. Faktor kurikulum yaitu kurikulum yang
kurang baik, misalnya bahan-bahan pembelajaran yang terlalu tinggi. Waktu sekolah dan disiplin
waktu. Faktor media dan lingkungan sosial, meliputi hand phone, TV, surat kabar, majalah, buku-
buku bacaan.

Disinilah peranan orang tua dan guru sangat penting untuk membantu anak yang mengalami
lambat belajar untuk bisa mengikuti proses belajar di sekolah. Adanya komunikasi yang baik antara
orang tua dan guru bisa menentukan penanganan yang tepat guna membantu anak yang
mengalami lambat belajar.

2.3 Menesfitasi dari Gejala-gejala Tingkah Laku Murid Lambat Belajar

Pada umumnya murid lambat belajar menunjukkan tingkah laku sebagai berikut:

a. Keterlambatan: lambat dalam menerima pelajaran, lambat dalam mengelola pelajaran, lambat
membaca, lambat memahami bacaan, lambat bekerja, lambat dalam mengerjakan tugas, lambat
dalam memecahkan masalah dan sebagainya.

b. Kelainan tingkah laku yaitu tingkah laku yang tidak produktif dan kebiasaan jelek.

c. Kurangnya kemampuan, yaitu kurang kemampuan konsentrasi, kurang kemampuan mengingat,


kurang kemampuan membaca, kurang berkomunikasi, kurang kemampuan memimpin, kurang
kemampuan menyatakan ide atau mengemukakan pendapat.

d. Prestasi yang rendah yaitu prestasi belajar dan mengajar.

Pemahaman Latar Belakang Tingkah Laku Lambat Belajar Dalam memahami latar belakang tingkah
laku murid lambat belajar dapat dilakukan dengan:

6
a. Mempelajari catatan pribadi

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru/ konselor dalam menghadapi kasus murid
dalam lambat belajar adalah memahami apa yang merjadi latar belakang gejala- gejala tingkah
laku tersebut. Dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah maka
guru/konselor mengumpulkan data yang diharapkan secara lengkap dan tersimpan dalam catatan
pribadi murid atau bentuk-bentuk catatan lain. Untuk memahami latar belakang suatu gejala
tingkah laku tertentu, konselor pertama-tama hendaklah mempelajari catatan pribadi murid dan
catatan lain yang berhubungan dengan murid tersebut. Untuk membantu mempermudah cara
bekerja baik pemahaman masalah maupun dalam pelayanan bantuan dapat digunakan format
pembimbing murid seperti contoh berikut:

b. Pengumpulan data baru

Dengan data yang diperoleh dari catatan pribadi, kemungkinan sudah didapat data yang
memadai entang latar belakang tingkah laku lambat belajar seorang murid. Apabila data yang
diperoleh data catatan pribadi belum memadai maka masih perlu disusun kemungkinan masalah
sementara untuk kemudian diadakan pengumpulan data baru yang dikerjakan pada saat konselor
menghadapi seorang kasus. Pengumpulan data baru dapat dipusatkan pada hal-hal berikut:

1. Untuk men-cek kemampuan kecerdasan murid.

2. Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap tentang keadaan keluarga serta pelayanan
keluarga terhadap murid sebagai kasus.

3. Untuk mendapatkan data lebih lanjut tentang hubungan sosial murid dengan teman-temannya.

c. Menyimpulkan Masalah

Dengan terkumpulnya data, hasil pengumpulan data baru maka diharapkan sudah diperoleh
data yang lengkap, sehingga sudah dapat disimpulkan kemungkinan masalah yang dihadapi murid
lambat belajar. Penyimpulan masalah hendaknya dalam bentuk alternatif (kemungkinan-
kemungkinan) dan disusun dalam satu ranking (diberi ranking prioritas), sehingga segera dapat
dilihat urutan kemungkinan terkuat sampai pada kemungkinan terlemah. Penyusunan berbagai

7
kemungkinan itu memungkinkan konselor meninjau masalah itu secara luas dan dapat disesuaikan
dengan kemampuan serta alat-alat yang ada.

2.4 Bantuan terhadap Murid yang Lambat Belajar

Secara umum kemungkinan bantuan yang dapat diberikan kepada murid yang lambat belajar antar
lain:

a. Pemberian informasi secara lisan.


b. Bentuan penempatan.
c. Pertemuan dengan orang tua.
d. Sosiodrama.
e. Konseling Individual (Badan Penelitian dan Pengembangan pendidikan dan Kebudayaan
(BPSK), 1985).

Prosedur pelaksanaan kelima jenis teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemberian Informasi secara lisan

Tujuan pemberian informasi lisan ini adalah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
murid sesuai dengan kasus yang dialaminya, informasi ini dapat diberikan dengan cara tanya
jawab, diskusi dan ceramah. Cara yang dipergunakan tergantung pada kemampuan dan kesediaan
murid yang bersangkutan. Langkah- langkah yang ditempuh dalam memberikann informasi secara
lisan adalah :

1.Mempersiapkan bahan-bahan informasi yang diperlukan dan menyajikan dengan format/bentuk


tertentu.

2. Menciptakan hubungan yang baik dengan murid yang menjadi kasus.

3. Mengkomunikasikan bahan.

4. Menyimpulkan informasi dan merangkum cara-cara belajar yang akan digunakan murid serta
menutup pertemuan.

8
b. Bantuan penempatan

Bantuan penempatan ini ditujukan untuk memperbaiki bantuan murid dalam mengatasi
kesulitan khususnya yang menyangkut hubungan sosial murid di dalam kelas dan tingkat
kemampuan murid. Misalnya: menempatkan murid pada kelas-kelas hiterogen yang sesuai
dengan tingkat kecerdasannya.

c. Pertemuan dengan orang tua

Pertemuan dengan orang tua murid ini yang dianggap paling banyak manfaatnya dalam
membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid, memberikan saran-saran entang bagiman
sebaiknya memberi pelayanan kepada murid yang lambat belajar dan memberikan motivasi serta
petunjuk cara-cara belajar yang efektif dan efisien.

d. Sosiodrama

Sosiodrama ini digunakan untuk memperbaiki hubungan sosial dengan teman-temannya.


Dalam pelaksanaan sosiodrama ini harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1.)
Persiapan yaitu mempersiapkan pengelompokan murid, mengidentifikasi maslah yang dihadapi
kelompok. merencanakan tema cerita. 2.) Introduksi yang meliputi memperkenalkan kegiatan dan
tujuannya serta menjelaskan cara-cara melaksanakan kegiatan. 3.) Pemilihan peran yang meliputi
kegiatan menceritakan garis besar cerita dan penentuan para pemain. 4.) Pelaksanaan sosiodrama
yaitu masing-masing pemeran memerankan peranannya sesuai dengan fantasinya. 5.)
Mendiskusikan sikap-sikap yang diperankan, bertukar pendapat dan saran tentang sikap tersebut,
pengarahan dan pemecahan. 6.) Mengulangi permainan setelah memperhatikan hasil diskusi.

e. Konseling Individual

Pada tahap ini konselor memberikan bantuan kepada murid secra individual dengan
memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi. Masalah-masalah ini memiliki intensitas
kesulitan yang cukup dalam dan konselor mempergunakan bermacam-macam teknik sesuai
dengan keadaan dan latar belakang murid.

9
2.5 Usaha-usaha Tindak Lanjut (Follow Up)

Setelah guru/konselor memberikan bantuan dalam proses pemecahan kesulitan murid


dalam belajar, maka masih perlu mengikuti perkembangan murid. Langkah ini juga merupakan
evaluasi terhadap seluruh tahap dalam proses pemecahan kesulitan belajar bagi murid yang
lambat belajar. Apakah dalam tahap-tahap tersebut sudah tepat atau sebaliknya sehingga dapat
dipertimbangkan apakah perlu adanya perbaikan atau tidak. Pada tahap ini biasanya dilakukan
kegiatan- kegiatan seperti mengadakan wawancara dengan orang tua dan guru untuk men-cek
apakah perubahan tingkah laku telah terjadi atau belum. Di samping itu perlu observasi langsung
terhadap murid lambat belajar, yang mendapat bantuan tersebut, terhadap bantuan yang belum
berhasil, apabila masih berada dalam yang dibutuhkan oleh murid sesuai dengan kasus yang
dialaminya, informasi ini dapat diberikan dengan cara tanya jawab, diskusi dan ceramah.

Cara yang dipergunakan tergantung pada kemampuan konselor maka dapat diadakan usaha-usaha
umpan balik (feed back). Usaha umpan balik ini dapat berupa:

a. Pengumpualan data kembali. untuk mendapatkan data yang lebih lengkap atau men-cek data
yang ada tentang latar belakang masalah.

b.Perumusan-perumusan kemungkinan masalah kembali, sebab mungkin perumusan masalah


yang lalu kurang tepat.

c. Pemilihan layanan bantuan bimbingan konseling yang lain.

d. Mengulang bantuan bimbingan dan konseling kepada murid yang lambat belajar tersebut
(Badan Penelitian dan Pengembangan pendidikan dan Kebudayaan (BPSK), 1985).

Dalam mengulang kegiatan-kegiatan tersebut kerja sama dengan guru, orang tua dan staf
lainnya tetap diperlukan. Apabila pelayanan bantuan yang dilakukan konselor terhadap murid
lambat belajar, di luar batas kemapuannya, maka konselor telah melakukan fungsi penghantar
(referal). Langkah yang dapat dilakukan konselor alam menghantarkan/menyerahkan murid
sebagai kasus kepada orang lain yang lebih berwewenang adalah:

10
a. Menyerahkan kepada orang yang ahli test diagnostik untuuk pelajaran dasar dan pelajaran
lainnya.

b. Menyerahkan kepada ahli pengajaran remedial dalam pengajaran dasar dan lainnya.

c. Bersama orang tua menyerahkan murid sebagai kasus kepada dokter atau psikolog.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan-kesulitan dalam belajar masih sangat mungkin terjadi pada siapapun dan dimanapun. Anak
anak yang mengalami lambat belajar yang artinya akan menghambat proses belajar dan mengajar. Lambat
belajar terjadi dengan banyak faktor penyebab yang bisa saja berbeda pada setiap anak. Faktor
penyebabnya yaitu faktor internal yaitu dalam diri individu dan faktor eksternal yaitu faktor dari luar
individu seperti lingkungan. Untuk mengatasi masalah- masalah tersebut perlu adanya tinjauan yang lebih
dalam mengenai faktor penyebabnya, dengan diketahui faktor penyebabnya akan lebih mudah dalam
menentukan solusi yang bisa digunakan yang pada intinya perlu adanya komunikasi yang baik antara
siswa, guru dan orangtua dengan tujuan kepentingan siswa.

B. Saran

Demikian makalah yang berjudul “BK terhadap anak yang lambat belajar” ini kami buat. Kami
menyadari makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi.(2018). Diagnosis Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Nuha Litera


Berru Amaliantia.(2016). Layanan Terhadap Keterlambatan Peserta Didik Dalam Proses Belajar.
Universitas Negeri Padang
https://www.academia.edu/34440434/LAYANAN_BK_TERHADAP_KERERLAMBATAN_PSESRTA_
DIDIK_ DALAM_PROSES_PEMBELAJARAN_OLEH_BERRU_AMALIANITA_ARTIKEL
Wiwik dyah aryani. Fitry liana. Dedeh nurjanah. Tuti nursafitri.(2022).Bimbingan Mengatasi
Lambat Belajar,Kurang Motivasi dan Gangguan Emosional. Jurnal Pendidikan
Indonesia.Vol 2,No 3

13

Anda mungkin juga menyukai