Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK KESULITAN BELAJAR


Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan ABBS

Dengan Dosen Pengampu :

Tatang Sutisna, M.Pd

Disusun Oleh :
Helen Agustina (20052014)
Dea Okta Lestari (20052006)
M. Darwis Hanif (20052008)

PROGRAM PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
2022
2

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah yang berjudul “Faktor Penyebab dan Dampak Kesulitan Belajar” ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan ABBS yaitu Bapak
Tatang Sutisna, M.Pd dan Ibu Ance Setia, M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun
untuk menyusun makalah ini dan memberikan arahanarahannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Kami menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini kami juga
mohon maaf jika dalam makalah ini masih banyak kekurangan di berbagai hal. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2022

Penyusun,
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar....................................................................................................6
2.2 Faktor Penyebab Kesulitan Belajar..........................................................................................7
2.3 Dampak Kesulitan Belajar.....................................................................................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
4

BAB I
PENDAHULUAN

3.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam membentuk dan menyiapkan


sumber daya manusia yang dapat berguna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sehingga jika suatu negara mempunyai sumber daya manusia terdidik maka akan
membantu meningkatkan pembangunan negara. Menyadari hal tersebut pemerintah telah
berupaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia melalui berbagai program seperti
peningkatan kualitas pendidik, beasiswa untuk siswa berpretasi, dan bantuan kepada siswa
yang kurang mampu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan yang menyangkut materi
pelajaran di sekolah, tetapi juga untuk memperbaiki tingkah laku dan kepribadian peserta
didik supaya menjadi individu yang lebih baik, sehingga pendidikan merupakan kebutuhan
primer yang harus dipenuhi. Hal ini dipertegas Rosmaningsih dan Lamijan (2013:5)
dimana pendidikanmerupakan suatu keharusan bagi manusia, karena dengan pedidikan
manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.
Seiring dengan berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia maka kurikulum juga
mengalami perkembangan pula. Sehingga ditetapkan kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum
2013. Pada kurikulum ini siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar didalam kelas, sehingga tujuan pembelajaran diharapkan dapat dicapai siswa
dengan baik. Tujuan dari proses pembelajaran sendiri yaitu siswa dapat memahami dan
mengerti maksud dari materi pelajaran yang disampaikan sehingga siswa dapat
mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, maka siswa akan mendapatkan
hasil berupa hasil belajar. Hasil belajar ini yang biasa digunakan sebagai tolak ukur untuk
menentukan prestasi belajar siswa. Keterkaitan antara belajar dengan hasil belajar bukan
hanya tergantung pada kecerdasan siswa, tetapi sikap, kebiasaan, dan keterampilan belajar serta
faktor-faktor yang berasal dari luar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang
5

maksimal memang bukan perkara yang mudah, siswa dihadapkan dengan beberapa
tantangan yang harus dihadapi,yang menimbulkan kesulitan belajar.
Pengertian belajar menurut Slameto (2013:2) merupakan satu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:17) belajar merupakanhal yang
kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dilihat dari dua subjek, yaitu dari siswa dan
guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. sedangkan dari segi guru,
proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal.
Ahmadi (2004:77) menjelaskan bahwa “kesulitan belajar adalah keadaan dimana
anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya”.Menurut Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2013:236) terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi masalah belajar, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi sikap terhadap belajar, Motivasi
belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar,
Menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri,
intelegensi, kebiasaan belajar, cita-cita siswa. Faktor ekstern meliputi guru, Prasarana
dan sarana belajar, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah, kurikulum
sekolah.

3.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan masalah antara lain :
1. Apa pengertian kesulitan belajar?
2. Apa saja faktor penyebab kesulitan belajar?
3. Apa dampak dari kesulitan belajar?

3.3 Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan ini antara lain :


1. Mengetahui pengertian kesulitan belajar
2. Mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar
3. Mengetahui dampak dari kesulitan belajar
6

BAB II
PEMBAHASAN

3.4 Pengertian Kesulitan Belajar

Istilah yang digunakan untuk menyebut Anak Berkesulitan Belajar (ABB) cukup beragam.
Keragaman istilah ini disebabkan oleh sudut pandang ahli yang berbeda-beda. Kelompok ahli
bidang medis menyebutnya dengan istilah brain injured,dan minimal brain dysfunction,
kelompok ahli psikolinguistik menggunakan istilah language disorders, dan selanjutnya dalam
bidang pendidikan ada yang menyebutnya dengan istilah educationally handicaped. Namun
istilah umum yang sering digunakan oleh para ahli pendidikan adalah learning disabilities
(Donald, 1967:1 ) yang diartikan sebagai "Kesulitan Belajar". Karena sifat kelainannya yang
spesifik, kelompok anak yang mengalami kesulitan belajar ini, disebut Specific Learning
Disabilities yaitu Kesulitan Belajar Khusus (Painting, 1983: Kirk, 1989).
Dalam dunia pendidikan digunakan istilah educationally handicapped karena anak-anak
ini mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pendidikan, sehingga mereka memerlukan
layanan pendidikan secara khusus (special education) sesuai dengan bentuk dan derajat
kesulitannya (Hallahan dan Kauffman, 1991). Layanan pendidikan khusus yang dimaksud tidak
hanya berkaitan dengan kesulitan yang dihadapinya, tetapi juga dalam strategi atau pendekatan
bantuannya.
Istilah yang digunakan oleh para medis adalah brain injured, minimal brain dysfunction,
dengan alasan bahwa dari hasil deteksi secara medis anak-anak berkesulitan belajar mengalami
penyimpangan dalam perkembangan otaknya yang diakibatkan oleh adanya masalah pada saat
persalinan atau memang sejak dalam kandungan mengalami penyimpangan. Penyimpangan
perkembangan otak biasanya tidak menimbulkan kelainan struktural, akan tetapi penyimpangan
tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi pada otak (Dikot, Y., 1992:6). Sementara itu para
ahli bahasa menyebutnya dengan istilah language disorders karena anak-anak berkesulitan
belajar mengalami gangguan dalam berbahasa. Gangguan bahasa yang dimaksud meliputi
berbahasa ekspresif yaitu kemampuam mengemukakan ide atau pesan secara lisan, dan
berbahasa reseptif yaitu kemampuan menangkap ide atau pesan orang lain yang disampaikan
secara lisan.
Adapun pengertian tentang anak berkesulitan belajar khusus , sebagaimana dijelaskan
oleh Canadian Association for Children and Adults with Learning Disabilities (1981) adalah
mereka yang tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah meskipun kecerdasannya termasuk
7

rata-rata, sedikit di atas rata-rata, atau sedikit di bawah rata-rata, dan apabila kecerdasannya lebih
rendah dari kondisi tersebut bukan lagi termasuk learning disabilities. Keadaan ini terjadi sebagai
akibat disfungsi minimal otak (DMO) yaitu karena adanya penyimpangan dalam perkembangan
otak yang dapat berwujud dalam berbagai kombinasi gejala gangguan seperti : gangguan
persepsi, pembentukan konsep, bahasa, ingatan, kontrol perhatian atau gangguan motorik.
Keadaan ini tidak disebabkan oleh gangguan primer pada penglihatan, pendengaran, gangguan
motorik , gangguan emosional, retardasi mental, atau akibat lingkungan (Wright,dkk., 1985).
The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD) mengemukakan bahwa
kesulitan belajar adalah istilah umum yang digunakan untuk kelompok gangguan yang heterogen
yang berupa kesulitan nyata dalam menggunakan pendengaran, percakapan, membaca, menulis,
berfikir, dan kemampuan matematika. Gangguan ini terdapat didalam diri seseorang dan
dianggap berkaitan dengan disfungsi sistem syaraf pusat. Sekalipun kesulitan belajar mungkin
berdampingan dengan kondisi-kondisi hambatan lain (misalnya perbedaan budaya, kekurangan
pengajaran, faktor penyebab psikogen), kesulitan belajar bukan akibat langsung dari kondisi atau
pengaruh tersebut.
Memperhatikan beberapa pengertian tentang anak berkesulitan belajar khusus tersebut,
tergambar bahwa sumber penyebabnya yaitu pada "disfungsi sistem syaraf pusat". Kondisi
"disfungsi" menunjukkan adanya gangguan fungsi dari sistem syaraf sehingga tidak berperan
sebagaimana mestinya. Gangguan yang terjadi pada aspek organis, dan pada proses psikologis
dasar berupa gangguan berbahasa, artikulasi, membaca, menulis ekspresif dan berhitung tidaklah
bersifat permanen, sehingga memungkinkan kembali berfungsi optimal manakala memperoleh
layanan yang sesuai.
Berdasarkan gambaran di atas, kita dapat membuat batasan yang lebih ringkas sebagai
berikut.
“ Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas
akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak, atau dalam psikologis dasar,
sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya, dan untuk
mengembangkan potensinya secara optimal mereka memerlukan pelayanan pendidikan secara
khusus”.

3.5 Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar merupakan salah satu yang menjadi dampak terhadap prestasi
belajar peserta didik menjadi rendah baik yang datang dari diri sendiri maupun lingkungan
8

terdekat peserta didik. Penyebab kesulitan belajar yang dialami peserta didik dapat dipengaruhi
oleh motivasi belajar peserta didik yang rendah. Faktor utama yang mempengaruhi kesulitan
belajar pada anak berasal dari dalam diri anak sendiri (internal).

Menurut Syah (2008 : 173)” faktor- faktor kesulitan belajar peserta didik meliputi
gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik peserta didik” yaitu :
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta)yaitu antara lain seperti rendahnya kapasitasintelektual
atau intelegensi peserta didik.
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa) yaitu meliputi labilnya emosi, minat dan sikappeserta
didik.
3) Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) yaitu meliputi terganggunya alat-alatindera
penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).

Menurut Syah (2008 :173) “Faktor ekstern peserta didik meliputi semua situasi dan
kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar peserta didik”. Faktor ini
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1) Lingkungan sekolah,artinya kesulitan belajar dipengaruhi oleh kenyamanan dan ketenangan
peserta didik ketika belajar di sekolah. Contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang
burukseperti dekat pasar, kondisi guru serta alat- alat belajar yang berkualitas rendah.
2) Lingkungan keluarga,artinya apabila terdapat ketidakharmonisan hubungan antara anggota
keluarga. Contohnya ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya
kehidupan ekonomi keluarga.
3) Lingkungan masyarakat,artinya lingkungan anak didik yang mayoritas tidak memperhatikan
pendidikan dan akan menyulitkan peserta didik untuk mencari teman belajarnya. Contohnya
wilayah kumuh dan teman sepermainan.

Menurut Slameto (2003 : 54), faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ada
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1) Faktor Internal
Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Dalam
membicarakan faktor internal ini, penulis akan membahasnya menjadi 3 faktor, yaitu faktor
fisilogis, faktor psikologis, dan faktor intelektual.
a. Faktor Fisiologis
Shadiq (2007) menjelaskan bahwa faktor fisiologis berkaitan dengan fungsionalisasi
tubuh, misalnya kemampuan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh, kesehatan dan
9

fungsionalisasi anggota gerak tubuh. Misalnya, kesiapan otak dan sistem syaraf dalam
menerima, memroses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang
sudah disimpan. Jika sistem syaraf atau otak anak kita karena sesuatu dan lain hal
kurang berfungsi secara sempurna, akibatnya ia akan mengalami hambatan ketika
belajar.
b. Faktor Psikologis atau Kejiwaan
Faktor kejiwaan berkaitan dengan emosionalisasi siswa. Siswa kurang mampu untuk
mengontrol kondisi emosionalnya sehingga berpengaruh terhadap kinerjanya.
Emosional dapat dipengaruhi dari lingkungan luar, misalnya suatu tindakan orang lain
kepadanya (kekerasan, hukuman, dan sebagainya). Orang tua dan guru harus mampu
memahami kondisi kejiawaan siswa dan mampu membangun kondisi lingkungan yang
baik sehingga mampu mendukung dan merubah kondisi siswa menjadi lebih baik.
c. Faktor Intelektual
Faktor intelektual merpupakan faktor kecerdasan siswa. Setiap siswa memiliki tingkat
kecerdasan yang berbeda. Kemapuan intelektual berkaitan dengan kemampuan siswa
untuk menangkap materi, mengolah, menyimpan, hingga me-re call materi untuk
digunakan. Ada siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, cepat
menyerap materi, mudah mengolah materi, kemampuan menyimpan materi yang baik
(short term memory dan long term memory), serta mudah untuk me-re call materi ketika
dibutuhkan. Ada siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang sedang, dan ada
yang rendah dimana sulit untuk menyerap materi, sulit mengolah data, sulit untuk
menyimpan materi terutama long term memory, sehingga sulit untuk me-recall materi.

2) Faktor Eksternal
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu :
a. Faktor Keluarga
Faktor kesulitan belajar yang berasal dari keluarga, meliputi cara orang tua mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor Kependidikan
Faktor ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
10

c. Masyarakat
Faktor penyebab kesulitan belajar siswa terkait dengan masyarakat, meliputi kegiatan
siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat. Misalnya Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak
sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan melawan
hukum, dapat merupakan contoh dari beberapa faktor masyarakat yang menjadi
penyebab kesulitan belajar siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar dalam diri peserta didik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.

3.6 Dampak Kesulitan Belajar

Dampak Kesulitan Belajar terhadap peserta didik, yaitu:


a) Segi Psikologik
Masalah penggunaan bahasa lisan/tertulis dalam mendengarkan, berpikir, membaca,
mengeja, matematik, penekanan pada reaksi, ketidak mampuan memahami dan
mengungkapkan (bahasa reseptif dan ekspresif), kondisi motorik yang buruk, gerakan
ceroboh sehingga mempengaruhi fungsi belajarnya.
b) Segi Sosial Emosional
Ketidakstabilan emosi dan impulsivitas yang ditandai seringnya terjadi perubahan yang
menyolok dalam suasana hati dan temperamen. impulsivitas ditunjukkan dengan kurang
dapat mengontrol impuls-impuls. Pada anak tiba-tiba menyerang orang lain/benda tanpa ada
provokasi sebelumnya atau tiba-tiba berdiam diri pada waktu yang tidak sepantasnya.
Hiperakitf dikaitkan dengan kesukaran belajar disamping adanya kegelisahan, toleransi yang
rendah terhadap frustasi, agresif, persepsi sosial dan harapan interpersonal yang buruk serta
perilaku yang tidak sesuai.
c) Segi Pendidikan
Kesulitan belajar prasekolah perlu segera ditangani karena dapat mempengaruhi masa
selanjutnya atau disebut ‘high risk’ karena sulitnya mengidentifikasinya.
11

BAB III
PENUTUP

3.7 Kesimpulan

Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas
akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak, atau dalam psikologis dasar,
sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya, dan untuk mengembangkan
potensinya secara optimal mereka memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus.
Penyebab kesulitan belajar yang dialami peserta didik dapat dipengaruhi oleh motivasi belajar
peserta didik yang rendah. Faktor utama yang mempengaruhi kesulitan belajar pada anak berasal dari
dalam diri anak sendiri (internal).Menurut Syah (2008 : 173)” faktor- faktor kesulitan belajar peserta
didik meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik peserta didik, dan faktor eksternal peserta
didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar
peserta didik, seperti ; lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Menurut
Slameto (2003 : 54), faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ada dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi ; faktor fisiologis, faktor kejiwaan, faktor faktor
intelektual. Selain itu, faktor eksternal menurut Slameto yakni; faktor keluarga, faktor kependidikan,
dan juga masyarakat.Adapun dampak dari kesulitan belajar terhadap peserta didik yakni ; a) segi
psikologik, segi sosial emosional, dan segi pendidikan.
12

DAFTAR PUSTAKA

A . Hellen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Ciputat Pers, 2002

Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,1995.

Bush, Jo Wilma & Waugh, Kenneth (1976). Diagnosing Learning Disabilities. Second Edition,Ohio :
Columbus.

Cartwritght, Philip,G.& Cartwritght, A, Carrol ( 1984). Educating Special Learner. California :


Wordswort, Inc.

Hallahan, P. Daniel & Kauffman M. James ( 1991). Excetional Children : Introduction to Special
Education, (Fifth ed.). New Jersey : Prentice Hall Internatinal,Inc.

Kirk, A. Samuel & Gallagher, J. James (1989). Educating Exceptional Children. Boston : Houghton
Mifflin Company.

Lazuardi,S.(1989). Mekanisme Terjadinya Disfungsi Minimal Otak, Simposium Pengenalan kesulitan


Belajar dan Disfungsi Minimal Otak, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai