“MASALAH-MASALAH BELAJAR”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Belajar
Dosen Pengampu:
Dr. Ririanti Rachmayanie, S. Psi, M. Pd
Eklys Cheseda Makaria, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Hairunisa 2110123320004
Muhasrin 2210123810082
Risma Maulida 2110123320006
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Masalah-masalah Belajar” dengan sebaik mungkin.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Belajar. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Ririanti Rachmayanie, S. Psi, M. Pd, dan Ibu Eklys Cheseda Makaria, S.Pd., M.
Pd yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari cara
penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan................................................................................................. 12
B. Saran .......................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan usaha untuk mengubah atau meningkatkan potensi
seseorang. Seperti yang didefinisikan oleh Sardiman bahwa belajar adalah
berubah. Dalam hal ini diartikan sebagai sebuah usaha untuk mengubah
tingkah laku. Dengan belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-
individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan
ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Namun dalam proses belajar tidak bisa selalu dikatakan lancar, bagi
sebagian orang pasti menghadapi problematika dalam belajar yang pastinya
tiap-tiap orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan siswa memiliki kepribadian,
pengalaman, tujuan dan kondisi yang beragam. Problematika berasal dari kata
problem yang dapat diartikan sebagai pemasalahan atau masalah. Masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh manusia dan
menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan atau masalah
belajar juga bisa diartikan sebagai kondisi tertentu yang dialami oleh individu
dan menghambat kelancaran proses belajar, bisa berkenaan dengan keadaan
diri individu itu sendiri atau berkenaan dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan.
B. Rumusan Penulisan
Adapun rumusan penulisan dalam makalah ini adalah:
1
1. Apa yang dimaksud dengan masalah belajar?
2. Apa saja karakteristik dalam masalah belajar?
3. Apa saja jenis-jenis masalah belajar?
4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masalah dalam
belajar?
5. Apa itu kejenuhan belajar?
6. Bagaimana cara mengatasi masalah dalam belajar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dari masalah belajar
2. Untuk mengetahui karakteristik masalah dalam belajar
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis masalah dalam belajar
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab permasalahan belajar
5. Untuk mengetahui apa itu kejenuhan belajar
6. Untuk mengetahui cara mengatasi dalam masalah belajar
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada :
1. Pembaca dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan mereka tentang
masalah-masalah belajar dari definisi hingga mengetahui faktor penyebab
dan bagaimana pemecahan masalahnya.
2. Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini berkaitan dengan mata
kuliah Psikologi Belajar
3. Dosen pengampu dapat mengoreksi dan menilai seberapa besar
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh kelompok
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang
tidak menguntungkan bagi dirinya. masalah-masalah dalam belajar ini tidak
3
hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga
dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata
normal, pandai atau cerdas (Dimyati&Mudjiono, 2013 dalam Yuhana, 2019)
4
C. Jenis-jenis Masalah Belajar
Dalam kegiatan/proses belajar, individu dihadapkan dengan berbagai
karakteristik yang beraneka ragam. Ada inidividu yang dapat menempuh
kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan,
namun di sisi lain tidak sedikit pula individu yang justru dalam belajarnya
mengalami masalah/kesulitan. Kesulitan belajar ditunjukkan oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dapat bersifat
psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Adapun jenis-jenis masalah belajar, di antaranya sebagai berikut (dalam
Lestari, 2020) :
5
bersama anak normal meski dengan tingkat kecepatan berbeda
(Nurwidodo, 2011 dalam Husamah dkk, 2016)
5. Learning Disabilities (Ketidakmampuan Belajar)
Mengacu pada gejala di mana individu tidak mampu belajar atau
menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya. Anak yang mengalami learning disabilities sering
menghindari belajar sehingga hasil belajarnya dibawah potensinya. Anak
learning disabilities mengalami gangguan dalam satu atau lebih proses
psikologis dasar dan disfungsi sistem syaraf pusat atau gangguan
neurologis yang dimanifestasikan dalam kegagalan-kegagalan di kelas
(dalam Sumarsono dkk, 2020).
1. Faktor internal, adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu, yang meliputi (dalam
Supatminingsih, 2020) :
a) Faktor fisiologi adalah faktor yang berhubungan denga kondisi fisik
individu. Dalam hal ini dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1) Keadaan jasmani, pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas
belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit aka menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal.
2) Keadaan fungsi jasmani, selama proses belajar berlangsung peran
fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil
belajar, terutama panca indera. Panca indera yang berfungsi
dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik
pula.
b) Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
6
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan, motivasi, minat,
sikap, bakat, konsentrasi, percaya diri, kebiasaan dan cita-cita
2. Faktor eksternal, faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar diri
individu dan memiliki peranan untuk mempengaruhi belajar yang
digolongkan sebagai berikut :
a) Lingkungan sosial, maksudnya disini adalah pergaulan individu
dengan orang disekitarnya baik berupa sikap dan perilaku. Lingkungan
sosial yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan
keluarga. Sifat-sifat orang tua, hubungan keluarga, dan lain sebagainya
semua dapat memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap
kegaitan belajar.
1) Lingungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-
teman sekelas
2) Lingkugan sosial masyarakat, seperti tempat tinggal apabila
individu berada pada lingkungan yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak-anak terlantar maka hal demikian tentu
akan mempengaruhi proses belajar karena paling tidak kita
memerlukan teman belajar, diskusi, dan alat-alat yang mempuni
untuk digunakan.
3) Lingkugan sosial keluarga, seperti ketegangan keluarga, sifat-sifat
orang tua, demografi keluarga, pengelolaan keuangan keluarga,
semuanya dapat memberikan dampak terhadap aktivitas belajar.
Hubungan harmonisasi antar keluarga menjadi peranan penting
yang dapat membantu kelancaran aktivitas belajar individu.
b) Faktor-faktor non-sosial
1) Lingkungan alamiah, seperti tempat tinggal untuk hidup dan
berusaha didalamnya. Dalam hal ini keadaan suhu dan
kelembaban udara sangat berpengaruh dalam belajar anak. Anak
akan lebih nyaman ketika keadaan udara yang segar, begitu pula
ketika keadaan di kelas.
2) Faktor Instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapa digolongkan
2 macam. Pertama; hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat
belajar, fasilitas belajar lainnya, lapangan dan sebagainya. Kedua,
software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
buku panduan, silabus dan lain sebagainya.
7
3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke sekolah), faktor ini
hendaknya disesuaikan antara usia perkembangan anak dengan
metode mengajar guru. Karena itu, agar guru harus paham
berbagai karakteristik murid dan bisa memberikan metode
pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Peran guru juga sebagai
tenaga pendidik harus bisa menguasai bahan ajar agar nantinya
tidak terjadi kendala dalam transfer ilmu kepada siswa.
E. Kejenuhan Belajar
Sumber penyebab terjadinya kejenuhan dalam belajar cukup banyak,
misalnya faktor kelelahan, tidak menguasai materi yang dipelajari dengan baik,
ada gangguan peralatan belajar yang sulit diatasi. Kejenuhan belajar ialah
rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak
mendatangkan hasil yang sebanding dengan usahanya. Seorang individu yang
mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan
kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya
kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi
dalam rentang waktu tertentu saja. Kejenuhan belajar merupakan perwujudan
yang menjelaskan kondisi emosional dan fisik seseorang yang tidak mampu
lagi memproses informasi-informasi atau pengalaman baru karena tekanan-
tekanan tertentu dalam aktivitas belajar
8
1. Physical demands (tuntutan fisik); maksudnya adalah stres yang terjadi
pada siswa yang bersumber dari lingkungan fisik sekolah.
2. Task demands (tuntutan tugas); adanya tuntutan tugas sekolah yang di
satu sisi merupakan aktifitas sekolah yang sangat bermanfaat bagi
perkembangan dan kemajuan siswa, namun di sisi lain tidak jarang
tuntutan tugas sekolah tersebut menimbulkan perasaan tertekan dan
menimbulkan kecemasan.
3. Role demands (tuntutan peran); tuntutan peran secara tipikal berkaitan
dengan harapan tingkah laku yang dikomunikasikan oleh pihak sekolah,
orang tua dan masyarakat kepada siswa. Harapan peran ini dapat menjadi
salah satu sumber kejenuhan bagi siswa, terutama ketika ia merasa tidak
mampu memenuhi harapan-harapan peran tersebut.
4. Interpersonal demands (tuntutan interpersonal); secara garis besar
tuntutan interpersonal dapat dibedakan menjadi dua tipologi sumber
kejenuhan sekolah, yaitu:
a) Personal social stressor adalah stres siswa yang bersumber dari diri
dan lingkungan sosial.
b) Akademic stresor adalah kejenuhan siswa yang bersumber dari proses
belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
belajar.
9
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha
mengatasi kesulitan belajar anak dalam ranah sekolah, dapat dilakukan
dengan melalui enam tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data,
diagnostik, pragnosis, treatment, dan evaluasi.
1. Pengumpulan Data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan
banyak informasi. Untuk memperoleh informasi perlu diadakan
pengamatan langsung terhadap objek yang bermasalah. Teknik interview
(wawancara) ataupun teknik dokumentasi dapat dipakai untuk
mengumpulkan data. Baik teknik observasi dan interview maupun
dokumentasi, ketiganya saling melengkapi dalam rangka keakuratan data.
Usaha lain yang dapat dilakukan dalam usaha pengumpulan data bisa
melalui kegiatan sebagai berikut: Kunjungan rumah, Case study, Case
history, Daftar pribadi, Meneliti pekerjaan anak, meneliti tugas kelompok,
melaksanakan tes, baik tes IQ maupun tes prestasi.
2. Pengolahan Data
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut: Identifikasi kasus, membandingkan antar kasus,
Membandingkan dengan hasil tes, dan menarik kesimpulan.
3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari
pengolahan data. Tentu saja keputusan yang diambil itu setelah dilakukan
analisis terhadap data yang diolah itu. Diagnosis dapat berupa hal-hal
sebagai berikut.
a) Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik yaitu berat dan
ringannya tingkat kesulitan yang dirasakan anak didik.
b) Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab
kesulitan belajar anak didik.
c) Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab
kesulitan belajar anak didik.
4. Pragnosis
Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis dilakukan
kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan
yang harus diberikan kepada anak untuk membantunya keluar dari
kesulitan belajar.
10
5. Treatment
Treatment adalah perlakuan. Perlakuan di sini dimaksudkan adalah
bantuan kepada anak didik yang mengalami kesulitan belajar sesuai
dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk
treatment yang mungkin dapat diberikan adalah: Melalui bimbingan belajar
individual, bimbingan belajar kelompok, remedial teaching untuk mata
pelajaran tertentu, bimbingan orang tua di rumah, Pemberian bimbingan
pribadi untuk mengatasi masalahmasalah psikologis, mengenai cara
belajar yang baik secara umum, dan juga mengenai cara belajar yang baik
sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran.
Ketepatan treatment yang diberikan kepada anak didik yang
mengalami kesulitan belajar sangat tergantung kepada ketelitian dalam
pengumpulan data, pengolahan data, dan diagnosis. Tapi bisa juga
pengumpulan datanya sudah lengkap dan pengolahan datanya dengan
cermat, tetapi diagnosis yang diputuskan keliru, disebabkan kesalahan
analisis, maka treatment yang diberikan kepada anak didik yang
mengalami kesulitan belajar pun tidak akurat.
Oleh karenanya, kecermatan dan ketelitian tingkat tinggi sangat
dituntut dalam pengumpulan data, pengolahan data dan diagnosis,
sehingga pada akhirnya treatment benar-benar mengenai objek dan subjek
persoalan.
6. Evaluasi
Evaluasi di sini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang
telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak
dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar atau gagal
sama sekali. Kemungkinan gagal atau berhasil treatment yang telah
diberikan kepada anak, dapat diketahui sampai sejauh mana kebenaran
jawaban anak terhadap item-item soal yang diberikan dalam jumlah
tertentu dan dalam materi tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi
belajar atau achievement test. Bila jawaban anak sebagian besar banyak
yang salah, itu sebagai pertanda bahwa treatment gagal. Karenanya, perlu
pengecekan kembali dengan cara mencari faktor-faktor penyebab dari
kegagalan itu.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, P., Bahri, S., & Bakar, A. (2019). Analisis Faktor Penyebab Terjadinya
Kejenuhan Belajar Pada Siswa dan Usaha Guru BK untuk
Mengatasinya. JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling, 4(1).
Husamah, H., Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. (2016). Belajar dan
Pembelajaran. Malang: UMMPress.
Sumarsono, P., Inganah, S., & Iswatiningsih, D. (2020). Belajar dan Pembelajaran
di Era Milenial (Vol. 1). Malang: UMMPress.
Supatminingsih, T., Hasan, M., & Sudirman. (2020). Belajar Dan Pembelajaran.
Bandung: CV. Media Sains Indonesia
Yuhana, A. N., & Aminy, F. A. (2019). Optimalisasi Peran Guru Pendidikan Agama
Islam Sebagai Konselor dalam Mengatasi Masalah Belajar Siswa. Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam,[SL], 7(1), 79-96.
13
LAMPIRAN
https://youtu.be/IBGOF5U8d_I
14