Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

IDENTIFIKASI MASALAH LETAK KESULITAN BELAJAR DAN TEKNIK


MENGIDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR

“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Diagnosis kesulitan


belajar”

Disusun Oleh:
Kelompok 4

1. Nela Cahyu Aprilia (2621041)


2. Rina Hilmayanti (2621057)
3. Irna Herawani (2621073)

Dosen Pengampu :
Dr.Hidayani Syam,M.Pd

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Identifikasi Masalah Letak
Kesulitan Belajar Cara dan Teknik Mengidentifikasi Kesulitan Belajar" dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Diagnosis kesulitan belajar.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang cara mengidentifiikasi letak
kesulitan belajar cara dan teknik mengidentifikasi kesulitan belajar bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hidayani Syam, selaku dosen mata
kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 3 Oktober 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................1

DAFTAR ISI .....................................................................................................................................2

BAB I3PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 3
C.Tujuan Kepenulisan ......................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah letak kesulitan belajar .................................................................................. 55
B. Cara Dan Teknik Mengatasi Kesulitan Belajar ................................................................................ 7

BAB III9PENUTUP
A.Kesimpulan .................................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan
oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivit as
psikis berkenaan dengan bahan belajar.
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara
wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat
terkadang tinggi, tetapi terkadang juga sulit mengadakan konsentrasi. Keadaan murid
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya disebut “kesulitan belajar”.
Aktivitas mempelajari bahan belajar tersebut memakan waktu. Lama waktu
mempelajari tergantung pada jenis dan sifat bahan. Lama mempelajari juga tergantung
pada kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar, dan siswa kurang mampu, maka
dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu lama. Sebaliknya, jika ba han belajar
mudah dan siswa berkemampuan tinggi maka proses belajar memakan waktu singkat.
Aktivitas belajar tersebut dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan
belajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang
mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang
sebenarnya, sehingga mereka memberikan label kepada anak mereka sebagai anak yang
bodoh, tolol, ataupun gagal.Seharusnya siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut
dibantu mengentaskan masalahnya agar dapat berkembang secara optimal.
Dalam menanggapi kasus seperti ini, kita bermaksud untuk mengubah hal-hal
yang kurang baik dalam pembelajaran, mengerti apa saja yang menjadi masalah untuk
anak dalam belajar serta menanggulangi masalah-masalah belajar tersebut dan juga
menumbuhkan rasa senang bagi anak didik untuk selalu giat belajar.

B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang di atas dapat kami rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Apa saja masalah yang perlu di identifikasi masalah letak kesulitan belajar siswa?

2. Apa saja cara dan teknik mengidentifikasi kesulitan belajar siswa?

3. Apa kesulitan belajar yang di temui pada saat praktek lapangan?

3
C. Tujuan Kepenulisan
Dari latar belakang di atas dapat di rumuskan tujuan penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Mengetahui apa saja yang perlu di identifikasi masalah letak kesulitan belajar siswa di
lapangan.

2. Memahami bagaimana cara dan teknik mengidentifikasi masalah letak kesulitan belajar
siswa.
3. Mengetahui bagaimana penanganan kasus di lapangan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Letak Masalah Kesulitan Belajar


Identifikasi kesulitan belajar mengandung makna upaya untuk mengenal dan menetapkan
siswa- siswi yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar, menetapkan jenis dan sifat k esulitan
yang dimiliki siswa dalam rangka menentukan jenis bantuan yang akan diberikan.
Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
belajar. Menurutnya siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :
1. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat
keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam
pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
2. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan
ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini
dapat digolongkan ke dalam under achiever.
3. Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai
prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat
digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga
harus menjadi pengulang (repeater).
Ismail (2016) menyatakan bahwa kesulitan belajar terjadi ketika seorang siswa tidak
mampu melakukan aktivitas belajar secara maksimal. Setiap peserta didik memiliki kemampuan
yang berbeda beda dalam menerima suatu materi pela jaran.Kesulitan belajar ini dalam bahasa
Inggris disebut learning disability yang membuat orang merasa kesulitan dalam melakukan
kegiatan belajar. Klasifikasi kesulitan belajar memiliki banyak tipe yang masing- masing
membutuhkan diagnosis dan pembekalan yang berbeda-beda sesuai dengan tipe
masingmasing.Kemampuan yang berbeda tersebut tentunya juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, dan
pendekatan pembelajaran yang terkadang mencolok antara peserta didik yang satu dengan yang
lain.
Mengingat keanekaragaman individu siswa, maka tingkatan kesulitan belajar yang
mereka alami juga akan bermacam- macam (Solichin, 2013). Pada dasarnya kesulitan belajar
siswa dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu sebagai berikut:

1. Kesulitan belajar yang tingkat kesulitannya ringan. Biasanya kesulitan pada


tingkatan ini tidak begitu rumit dan pemecahan masalahnya pun juga masih
sederhana. Karena siswa yang mengalami kesulitan belajar ringan itu hanya
kurang memperhatikan sewaktu guru menerangkan satuan pelajaran. Maka cara
pemecahan masalahnya mungkin cukup dengan menerangkan kembali satuan
pelajaran pokok yang diterangkan atau memperlajari kembali suasana yang lebih

5
serius.

2. Kesulitan yang tingkatannya sedang. Salah satu contohnya dalam kesulitan belajar
ini adalah siswa selalu tampak murung pada waktu mengikuti pelajaran, ataupun
tak dapat berkonsentrasi pada ulangan atau tes dan sebagainya, perlu mendapat
perhatian khusus dan guru maupun guru pengajar penyuluhan serta perlu meneliti
apa penyebabnya. Jika hal tersebut disebabkan oleh masalah keluargadi rumah,
maka penanganannya tidak cukup dengan cara mengulang-ngulang atau
mempelajari satuan pelajaran pokok, tapi perlu mengembalikan siswa tersebut ke
situasi dan kondisi pembelajaran sehingga konsentrasi tersebut tidak terganggu.

3. Kesulitan yang tingkatannya berat. Misalnya siswa mendapat gangguan pada


organ
fisiknya, mungkin gangguan pada sarafnya karena kecelakaan, sehingga tidak
dapat
menangkap konsep secara cepat, akan secara cepat lupa terhadap pelajaran.
Masalah
kesulitan belajar yang mendalam ini dan terus menerus akan terjadi yang
disebabkan faktor mendasar akan sukar atau mungkin tidak dapat ditangani lagi.

Setelah kami melakukan wawancara kepada wali kelas 5 SD Negeri 11 Kapeh Panji,
kami dapat mengidentifikasi beberapa kasus tentang kesulitan belajar yang terjadi pada siswa
siswi di sekolah tersebut .
Kesulitan belajar yang dialami oleh anak anak tersebut seperti sulit dalam perkalian dan
kosa kata Bahasa Inggris. Kesulitan belajar tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor
seperti:
1. Dari proses belajar dikelas, pada pagi hari siswa konsentrasi dalam belajar tetapi
pada siang hari siswa sudah mulai ngantuk, kadang ada juga siswa yang tidur
dikelas.
2. Mereka yang masih duduk di bangku kelas 5 dan belum terlalu mengenal
perkalian,pembagian dan memahami kosa kata Bahasa Inggris sehingga kesulitan
dalam belajar.
3. Mereka kurang berlatih dirumah dan orang tua kurang adanya waktu untuk
mengajarkan anak sehingga anak tersebut masih kesulitan dalam belajar.
4. Kurang fokus saat guru menjelaskan dan sibuk berbicara dengan teman
sebangku.
5. kurang adanya dukungan dan motivasi dari lingk ungan sehingga anak tersebut
kesulitan dalam belajar.
Setelah kami melakukan wawancara, anak yang mengalami kesulitan belajar akan tampak
dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya. Sehubungan dengan itu beberapa
gejala yang merupakan manifestasi yang berlaku umum anatara lain:
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.

6
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin
ada siswayang sudah berusaha giat belajar, tetapi nilaiyang diperolehnya selalu
rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal
dari kawankawannya dari waktu yang disediakan.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang,
berpurapura, dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, aeperti membolos, datang terlambat,
tidakmengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luat kelas,
tidak maumencatat pelajaran, tidak teratur dalam belajar, dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah
tersinggung,pemarah, dan sebagainya. Misalnya dalam menghadpi nilai rendah,
tidak menunjukkanperasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.
B. Cara Dan Teknik Mengidentifikasi Kesulitan Belajar
1. Cara mengidentifikasi kesulitan belajar
Cara dalam mengidentifikasi kesulitan belajar antara lain sebagai berikut:
a) Menandai murid dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar, baik yang sifatnya umum ma upun khusus dalam mata
pelajaran.
b) Memberi tes dalam bidang studi yang dianggap sulit, dalam hal ini wali kelas atau guru
mata pelajaran memberikan PR. Dengan PR tersebut anak-anak bisa belajar dirumah
sehingga dia mempunyai waktu untuk bisa lebih mengetahui pembelajaran dari PR yang
diberikan.
c) Melakukan wawancara dengan siswa yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat
siswa tentang kesulitannya, di point kedua ini, kami telah melakukan wawancara terhadap
guru wali kelas 5 dari siswa tersebut. Sehingga guru nya memberi tahukan bahwa anak
anak tersebut masih kesulitan dalam belajar matematika . Dan masih banyak anak anak
yang belum bisa belajar matematika seperti perkalian dan pembagian.
d) Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan informasi lainnya, dari tugas rumah
yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran atau wali kelas dari kelas tersebut, maka
guru menganalisa hasil belajar yang dicapai siswa masing masing. Sehingga dari hasil
tersebut, guru dapat mengetahui mana siswa yang mampu atau kurang mampu dalam
proses belajar.
e) Observasi kegiatan siswa dalam belajar, Dari observasi kegiatan siswa dalam belajar
dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam belajar seperti siswa yang
kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan pelajaran dan ada juga karna adanya
gangguan dari siswa lain.

2. Teknik mengidentifikasi kesulitan belajar


Dalam melaksanakan layanan identifikasi kesulitan belajar guru dapat
mempergunakan berbagai teknik yang sesuai dengan kebutuhan agar dapat
mengungkap data yang lebih lengkap dan objektif Teknik yang dapat ditempuh
bermacam-macam, antara lain :

7
a) Mengamati tingkah laku murid dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan
dalam kelas.
b) Meneliti nilai ulangan tercantum dalam “ record akademic “ kemudian bandingkan
dengan nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi
yang dituntut.
c) Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat. Sehingga guru
bisa mengetahui kesalahan siswa dalam belajar dan guru dapat memperbaikinya disaat
pembelajaran dilaksanakan.
d) Melakukan observasi pada saat murid dalam proses belajar mengajar . Dengan teknik ini
guru dapat mengamati anak anak tersebut sehingga guru mengetahui kesulitan belajar
yang dialami setiap siswa.
e) Mengamati tingkah laku dan kebiasaan murid dalam mengikuti satu pelajaran tertentu.
Ada beberapa tingkah laku dan kebiasaan murid seperti belajar perkalian dan pembagian,
anak anak yang kurang bisa memahami cara perkalian dan pembagian maka dia akan
menunjukkan sikap bosannya dan ada juga dia akan menggangu temannya dalam proses
belajar.
f) Mengamati tingkah laku murid dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan di
dalam kelas. Guru mengamati mana siswa yang malas dalam mengerjakan tugas dan
mana siswa yang rajin dalam membuat tugas, siswa yang malas dia tidak mengerjakan
tugas yang diberikan guru sedangkan anak yang rajin dia akan mangerjakan tugas . Maka
dari itu sebagai guru harus bisa memberi pemahaman atau memberikan motivasi kepada
anak tersebut sehingga anak tersebut mau mengerjakan setiap tugas yang diberikan.
g) Berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar murid di rumah melalui check list atau
home visit. Dengan cara ini guru dapat melihat siswa ketika sedang berada diruma h
apakah anak tersebut sedang belajar atau tidak. Seperti anak yang belajar dibantu oleh
orang tuanya atau saudara dirumah sehingga ia bisa memahami tugas tersebut dengan
bantuan orang tuanya dan saudaranya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi yang telah kelompok kami lalukan di lapangan, dapat di
simpulkan bahwa Kesulitan belajar yang banyak di alami oleh anak anak tersebut yaitu,
Kesulitan dalam belajar matematika seperti perkalian,pembagian dan ada juga yang sulit di
pelajaran b.inggris .
Kesulitan belajar tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti, kurang
adanya perhatian orang sekitar ataupun orang tua untuk mengajari sang anak dalam
mengulang pelajaran yang ia pelajari di sekolah, Selain itu penggunaan ponsel tanpa Batasan
waktu dari orang tua juga menjadi salah satu faktor penyebab anak malas dalam mengulang
Kembali pelajarannya,selain itu ada juga kurangnya motivasi dari lingkungan menyebabkan
sang anak kurang bersemangat terhadap proses pembelajaran.

B. Saran
Diagnosis kesulitan belajar merupakan salah satu cara yang disarankan penulis untuk
mengatasi masalah kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Hal ini disebabkan
karena diagnosis kesulitan belajar ini menggunakan metode pendekatan yang memang
cukup efektif menjadi solusi untuk masalah tersebut. Identifikasi disarankan penulis untuk
dipahami oleh calon pendidik yang akan terjun langsung ke dunia pendidikan dan
menghadapi masalah kesulitan belajar pada peserta didik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ismail.(2016) Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif Disekolah.

Jawarnis,M.(2014) Kesulitan Belajar Prespektif, Asesmen dan Penanggulangannya Bagi


Anak Usia Dini Dan Usia Sekilah. Bogor : Gahlia Indonesia.

Mukhtar dan Rusmini. 2001. Pengajaran Remedial. Teori dan Penerapannya dalam
Pembelajaran. Jakarta: CV Fifa Mulia Sejahtera.

Sholichim.M.M.(2013) Psikologi Belajar: Aplikasi Teori Belajar Dalam Pembelajaran


Surabaya:Pena Salsabila.

Widoyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajan. Yogyakarta:Pustaka


Pelajar.

1
0
1
1

Anda mungkin juga menyukai