Disusun Oleh :
Kelompok 9 MPI 6–B
AUDIAULA 1810631120049
Putri h 1810631120062
Rudi Ramadhan 1810631120060
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep
Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar Dan Pengajaran Remedial”. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Bimbingan Konseling.
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Manajemen Bimbingan Konseling yakni bapak Dr. H. Abu Bakar
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah
ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Penyusun
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesulitan belaar yang dialami indiviidu atau siswa yang belajar dapat diidentifikasi
melalui faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor
kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri siswa sangat terkaitdengan kondisi-kondisi
fisiologis dan psikologisnya ketika belajar sedangkan faktor – faktor kesulitan belajar
yang berasal dari luar diri siswa banyak yang bersumber pada kurangnya fasilitas,
sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan aktivitas atau perbuatan belajar.
Ketidakberhasilan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai suatu ketuntasan
materi tidak dapat dilihat hanya pada satu faktor saja, akan tetapi banyak faktor yang
terlibat dan mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
Jadi, yang terpenting dalam kegiatan proses diagnosis kesulitan belajar adalah
menemukan letak kesulitan belajar dan jenis kesulitan belajar yang dihadapi siswa agar
pengajaran perbaikan yang dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diagnostik kesulitan belajar?
2. Apa pengertian remedial kesulitan belajar?
3. Bagaimana cara Identifikasi Kasus Kesulitan Belajar?
4. saja langkah-langkah diagnostik kesulitan dan kesuliatan belajar?
C. Tujuan Penelitian
1. untuk mengetahui pengertian diagnostik kesulitan belajar
2. untuk mengetahui remedial kesulitan belajar
3. untuk mengetahui cara identifikasi kasus kesulitan belajar
4. untuk mengetahui langkah-langkah diagnostik kesulitan dan kesuliatan belajar
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar Seorang siswa yang
memiliki kesulitan belajar dapat dilihat melalui hasil ujian yang telah dikerjakan, kita
dapat dilakukan dengan memberikan batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
atau passing grade dari suatu kelompok atau kelas kemudian setelah dilakukan tes
ujian dan hasil nilai telah dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan acuan.
langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Bandingkan nilai setiap siswa dengan batas lulusan minimal yang telah ditetapkan
dan catat siswa-siswa yang nilainya dibawah angka kelulusan, siswa-siswa tersebut
dapat dipastikan sebagai siswa yang memiliki kesulitan belajar;
b. Himpun siswa-siswa yang nilainya berada dibawah angka lulus, kemungkinan bisa
sebagai kelompok mayoritas, seimbang maupun minoritas;
3
c. Membuat ranking ketika akan mengadakan prioritas layanan dengan menyelisihkan
nilai prestasi setiap siswa dengan angka kelulusan kemudian mengurutkan dari
siswa yang memiliki selisih paling besar (kesalahan paling banyak).
a. Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, dalam hal menganalisis
mata pelajaran apa yang menjadi letak siswa mengalami kesulitan, kesulitan
dapat dilihat ketika dalam mata pelajaran tertentu, kelompok maupun individu
memperoleh hasil yang lebih rendah disbanding dengan mata pelajaran - mata
pelajaran yang lainnya.
b. Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian (ruang lingkup) bahan yang
manakah kesulitan itu terjadi, setiap bidang studi atau mata pelajaran tentunya
memiliki ruang lingkup bahasan/materi yang berbeda-beda sehingga tingkat
kesulitan siswa pada ruang lingkup bahasan/materi satu mata pelajaran Kesulitan
siswa dapat dilihat pada bagian mana kebanyakan siswa mengalami kesalahan
dan kegagalan dalam menjawab soal yang diberikan pada mata pelajaran tertentu.
c. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar, catatan tentang keterlambatan
siswa dalam menyelesaikan pekerjaannya, catatan ketidakhadiran, kurang
penyesuaian social, serta kekurangaktifannya dalam proses belajar mengajar telah
dapat menjelaskan posisi dari kasus yang bersangkutan.
3. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami berbagai
kesulitan, Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri siswa itu
sendiri diantaranya:
a. Kelemahan mental faktor kecerdasan, intelegensia,atau kecakapan / bakat: khusus
tertentu yan dapat diketahui melalui test tertentu.
b. Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, kecacatan, kaena sakit dan sebagainya.
c. Gangguan, yang bersifat emosional
d. Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran
bahan pelajaran tertentu.
4
faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya
hambatan atau kesulitan. Faktor eksternal antara lain meliputi:
a. Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif
antisifatif (kurang kemungkinannya siswa belajar secara aktif”student aktif
learning”)
b. Sifat kurikulum yang kuran fleksibel.
c. Ketidak seragaman pola dan standar administrasi.
d. Beban belajar yang terlampau berat.
e. Metode mengajar yang kurang memadai.
5
c. Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah
Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan
tertentu dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang-bidang kecakapan
bermasalah ini dapat dikategorikan menjadi tiga macam.
1. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.
2. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan
orang tua.
3. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun
orang tua .
Bidang kecakapan yang tidak dapat ditangani atau terlalu sulit untuk ditangani baik
oleh guru maupun orang tua dapat bersumber dari kasus kasus tunagrahita (lemah
mental) dan kecanduan narkotika. Termasuk dalam lingkungan dua macam kasus yang
bermasalah berat ini dipandang tidak berketerampilan (unskilled people). Oleh
karenanya, para siswa mengalami kedua masalah kesulitan belajar yang berat tersebut
tidak hanya memerlukan pendidikan khusus, tetapi juga memerlukan perawatan khusus.
Kembali kesoal Badu. Ternyata, dari hasil diagnosis diketahui bahwa ia belum
memilki kecakapan memahami konteks penyesuaian,khususnya beban dibayar
dimuka, pendapatan dibayar dimuka. Akibatnya, penyesuaian yang dibuat harusnya
beban dibayar dimuka disamakandengan beban saja dll.
d. Menyusun Program Perbaikan
Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan (remedial teaching), sebelumnya
guru perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan pengajaran remedial
2. Meteri pengajaran remedial
3. Metode pengajaran remedial
4. Alokasi waktu pengajaran remedial
5. Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial
Agar lebih jelas, berikut ini penyusunan sajikan sebuah contoh program pengajaran
remedial yang sengaja dikaitkan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa bernama
Badu seperti dimuka .
6
Contoh:
Program Pengajaran Remedial
Nama siswa :Badu
Kelas : 11 A2, SMA “XY” Bandung
Jenis kesulitan :Menentukan akun penyesuaian pada gaji yang masih
harus dibayar dan membuat jurnalnya
Tujuan Remedial :Badu dapat menentukan akun-akun terkait dengan
penyesuaian gaji yang masih harus dibayar serta dapat
membuat jurnal atas akun-akun tersebut
Materi Remedial : 1. Sebuah transaksi yang menunjukan adanya pengaruh
terhadap kas, yaitu transaksi yang bersifat mengurangi.
Serta penerapan pada posisi debit dan kreditnya.
2. Sebuah transaksi yang menunjukan adanya pengaruh
terhadap penambahan utang dan tidak memperngaruhi
kas, serta posisi debit kredit dari akun yang
bersangkutan.
Alokasi waktu remedial : 90 menit
: Menggunakan instrumen tes isian untuk menganalisis
transaksi-transaksi tersebut dan menjurnalnya pada
kolom-kolom jurnal yang telah disediakan
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Proses memahami ciri-ciri kesulitan belajar atau disebut juga diagnostik kesulitan belajar.
Merupakan pekerjaan yang semestinya dilakukan oleh pengajar supaya memahami dan
mengetahui sudah pada tingkatan mana siswanya dapat mengikuti proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Apakah ada kesulitan yang dialami siswa namun tidak pernah diutarakan
oleh siswa.Proses yang perlu diperhatikan dalam melakukan diagnostik kesulitan belajar
yaitu dengan mencari dan memperoleh informasi secara benar, akurat, lengkap dan objektif.
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena bagaimana bisa memperoleh keputusan yang
tepat apabila informasi yang diperoleh kurang mendukung. Maka informasi yang dibutuhkan
harus sangat relevan dan mendukung.
Hasil akhir dari diagnostik kesulitan belajar adalah pengambilan kesimpulan dan
keputusan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. Keputusan tersebut dapat
diimplementasikan dalam sebuah program atau dalam pengarahan siswa harus melakukan
apa. Ataupu dapat mengambil alternatif yang sesuai dengan masalah yang ada.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu, lami meminta kritik dan saran dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan
umumnya bagi pembaca semua. Terima kasih.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://spodaru.blogspot.com/2014/05/diagnostik-kesulitan-belajar-dan.html?m=1
https://satriasaep.blogspot.com/2018/07/makalah-diagnostik-kesulitan-belajar.html?m=1
Partowisastro K. dan Hadisuparto.(1986). Diagnosis Pemecah Kesulitan Belajar. Jakarta:
Erlangga
iv