Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN


REMEDIAL ( LANJUTAN)”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Dr. H. Abu Bakar Umar, Drs., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 9 MPI 6–B

AUDIAULA 1810631120049
Putri h 1810631120062
Rudi Ramadhan 1810631120060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep

Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar Dan Pengajaran Remedial”. Makalah ini disusun

dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Bimbingan Konseling.

Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Manajemen Bimbingan Konseling yakni bapak Dr. H. Abu Bakar

Umar, Drs., M.Pd.

2. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan.

3. Semua pihak yang ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak

kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu,

kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah

ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya.

Karawang, 23 April 2021

Penyusun

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesulitan belaar yang dialami indiviidu atau siswa yang belajar dapat diidentifikasi
melalui faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor
kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri siswa sangat terkaitdengan kondisi-kondisi
fisiologis dan psikologisnya ketika belajar sedangkan faktor – faktor kesulitan belajar
yang berasal dari luar diri siswa banyak yang bersumber pada kurangnya fasilitas,
sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan aktivitas atau perbuatan belajar.
Ketidakberhasilan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai suatu ketuntasan
materi tidak dapat dilihat hanya pada satu faktor saja, akan tetapi banyak faktor yang
terlibat dan mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
Jadi, yang terpenting dalam kegiatan proses diagnosis kesulitan belajar adalah
menemukan letak kesulitan belajar dan jenis kesulitan belajar yang dihadapi siswa agar
pengajaran perbaikan yang dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diagnostik kesulitan belajar?
2. Apa pengertian remedial kesulitan belajar?
3. Bagaimana cara Identifikasi Kasus Kesulitan Belajar?
4. saja langkah-langkah diagnostik kesulitan dan kesuliatan belajar?
C. Tujuan Penelitian
1. untuk mengetahui pengertian diagnostik kesulitan belajar
2. untuk mengetahui remedial kesulitan belajar
3. untuk mengetahui cara identifikasi kasus kesulitan belajar
4. untuk mengetahui langkah-langkah diagnostik kesulitan dan kesuliatan belajar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnostik dan Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam proses
belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan orang tersebut mengalami kegagalan atau
setidak-tidaknya kurang berhasil dalam mencapai tujuan belajar. Dari pengertian
kesulitan belajar di atas jelaslah bahwa salah satu hal yang bisa dijadikan kriteria untuk
menentukan apakah seseorang mengalami kesulitan belajar adalah sampai sejauh mana ia
terhambat dalam mencapai tujuan belajar.
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menentukan
apakah seorang siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak dengan cara melihat
indikasi-indikasi sebagai berikut.
1. Nilai mata pelajaran di bawah sedang. Indikasi ini merupakan paling mudah dilihat
dan paling umum dipakai oleh siswa atau mahasiswa, pengajar dan orang tua. Jika
seorang siswa atau mahasiswa sering mendapat nilai di bawah C (cukup), dapatlah
dikatakan bahwa siswa atau mahasiswa tersebut mengalami kesulitan belajar.
2. Nilai yang diperoleh siswa atau mahasiswa sering dibawah nilai rata-rata kelas.
Indikasi ini dapat juga menunjukkan bahwa seorang siswa atau mahasiswa
mengalami kesulitan belajar.
3. Prestasi yang dicapai tidak seimbang dengan tingkat intelegensi yang dimiliki.
Misalnya saja seorang siswa atau mahasiswa yang prestasi belajarnya sedang-sedang
saja, tetapi mempunyai tingkat intelegensi di atas rata-rata. Siswa atau mahasiswa
seperti ini dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar.
4. Perasaan siswa atau mahasiswa yang bersangkutan. Misalnya seorang siswa atau
mahasiswa yang memang merasa mengalami kesulitan belajar, mengungkapkan
kesulitan belajanya itu kepada pengajarnya, orang tuanya, guru, konselor, psikolog
dan sebagainya.
5. Kondisi kepribadian siswa atau mahasiswa yang bersangkutan. Seorang siswa atau
mahasiswa dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar jika dalam proses belajar
mengajar siswa atau mahasiswa tersebut menunjukkan gejala-gejala tidak tenang,
tidak betah diam, tidak bisa berkonsentrasi, tidak bersemangat, apatis, dan
sebagainya.
2
B. Pengertian Remedial Teaching
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Remedial berarti pertama, berhubungan
dengan kebaikan, pengajaran ulang bagi murid yang hasil belajarnya jelek. Kedua,
remedial berarti bersifat menyembuhkan. Sedangkan teaching yang berarti “pengajaran”
yang berarti: Proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan Perihal, segala sesuatu
mengenai mengajar.
Menurut M. Entang:
“segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat
kesulitan belajar. Faktor-faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan
mengatasinya. Baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif
(pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang subyektif mungkin”
Dapat diambil kesimpulan bahwa remedial teaching adalah segala bentuk usaha
terprogram dan tersusun sistematis yang dilakukan untuk memperbaiki atau
menyembuhkan individu yang mengalami kesulitan belajar melalui pemahaman terhadap
faktor-faktor penyebab kesulitan serta membantu menemukan alternative solusi
kesulitannya

C. Identifikasi Kasus Kesulitan Belajar

1. Menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar Seorang siswa yang
memiliki kesulitan belajar dapat dilihat melalui hasil ujian yang telah dikerjakan, kita
dapat dilakukan dengan memberikan batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
atau passing grade dari suatu kelompok atau kelas kemudian setelah dilakukan tes
ujian dan hasil nilai telah dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan acuan.
langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Bandingkan nilai setiap siswa dengan batas lulusan minimal yang telah ditetapkan
dan catat siswa-siswa yang nilainya dibawah angka kelulusan, siswa-siswa tersebut
dapat dipastikan sebagai siswa yang memiliki kesulitan belajar;
b. Himpun siswa-siswa yang nilainya berada dibawah angka lulus, kemungkinan bisa
sebagai kelompok mayoritas, seimbang maupun minoritas;

3
c. Membuat ranking ketika akan mengadakan prioritas layanan dengan menyelisihkan
nilai prestasi setiap siswa dengan angka kelulusan kemudian mengurutkan dari
siswa yang memiliki selisih paling besar (kesalahan paling banyak).

2. Melokalisasikan dimana Letak Kesuliatan Setelah menemukan kelas, kelompok atau


individu-individu yang diduga mengalami kesulitan, langkah selanjutnya adalah
menelaah hal-hal sebagai berikut:

a. Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, dalam hal menganalisis
mata pelajaran apa yang menjadi letak siswa mengalami kesulitan, kesulitan
dapat dilihat ketika dalam mata pelajaran tertentu, kelompok maupun individu
memperoleh hasil yang lebih rendah disbanding dengan mata pelajaran - mata
pelajaran yang lainnya.
b. Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian (ruang lingkup) bahan yang
manakah kesulitan itu terjadi, setiap bidang studi atau mata pelajaran tentunya
memiliki ruang lingkup bahasan/materi yang berbeda-beda sehingga tingkat
kesulitan siswa pada ruang lingkup bahasan/materi satu mata pelajaran Kesulitan
siswa dapat dilihat pada bagian mana kebanyakan siswa mengalami kesalahan
dan kegagalan dalam menjawab soal yang diberikan pada mata pelajaran tertentu.
c. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar, catatan tentang keterlambatan
siswa dalam menyelesaikan pekerjaannya, catatan ketidakhadiran, kurang
penyesuaian social, serta kekurangaktifannya dalam proses belajar mengajar telah
dapat menjelaskan posisi dari kasus yang bersangkutan.

3. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami berbagai
kesulitan, Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri siswa itu
sendiri diantaranya:
a. Kelemahan mental faktor kecerdasan, intelegensia,atau kecakapan / bakat: khusus
tertentu yan dapat diketahui melalui test tertentu.
b. Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, kecacatan, kaena sakit dan sebagainya.
c. Gangguan, yang bersifat emosional
d. Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran
bahan pelajaran tertentu.

4
faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya
hambatan atau kesulitan. Faktor eksternal antara lain meliputi:
a. Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif
antisifatif (kurang kemungkinannya siswa belajar secara aktif”student aktif
learning”)
b. Sifat kurikulum yang kuran fleksibel.
c. Ketidak seragaman pola dan standar administrasi.
d. Beban belajar yang terlampau berat.
e. Metode mengajar yang kurang memadai.

D. Ilustrasi Kasus Langkah-Langkah Diagnostik Dan Remedial Kesulitan Belajar


a. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk
terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut :
1. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar
yang dihadapi siswa,
2. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan
perbaikan,
3. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial teaching (pengajaran
perbaikan).
Setelah langkah-langkah diatas selesai, barulah guru melaksanakan langkah
keempat,yakni melaksanakan program perbaikan.
b. Analisis Hasil Diagnosis
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar yang
perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus yang dialami siswa
yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti. Contoh: Badu mengalami
kesulitan khusus dalam memahami konsep “jurnal penyesuian ”. Jurnal penyesuaian
ialah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan
(akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.
Pemahaman tentang beban gaji yang masih harus dibayar misalnya, Badu masih
kesulitan dalam menentukan akun-akun terkait dan membuat jurnal untuk akun-akun
yang bersangkutan.

5
c. Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah
Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan
tertentu dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang-bidang kecakapan
bermasalah ini dapat dikategorikan menjadi tiga macam.
1. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.
2. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan
orang tua.
3. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun
orang tua .
Bidang kecakapan yang tidak dapat ditangani atau terlalu sulit untuk ditangani baik
oleh guru maupun orang tua dapat bersumber dari kasus kasus tunagrahita (lemah
mental) dan kecanduan narkotika. Termasuk dalam lingkungan dua macam kasus yang
bermasalah berat ini dipandang tidak berketerampilan (unskilled people). Oleh
karenanya, para siswa mengalami kedua masalah kesulitan belajar yang berat tersebut
tidak hanya memerlukan pendidikan khusus, tetapi juga memerlukan perawatan khusus.
Kembali kesoal Badu. Ternyata, dari hasil diagnosis diketahui bahwa ia belum
memilki kecakapan memahami konteks penyesuaian,khususnya beban dibayar
dimuka, pendapatan dibayar dimuka. Akibatnya, penyesuaian yang dibuat harusnya
beban dibayar dimuka disamakandengan beban saja dll.
d. Menyusun Program Perbaikan
Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan (remedial teaching), sebelumnya
guru perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan pengajaran remedial
2. Meteri pengajaran remedial
3. Metode pengajaran remedial
4. Alokasi waktu pengajaran remedial
5. Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial
Agar lebih jelas, berikut ini penyusunan sajikan sebuah contoh program pengajaran
remedial yang sengaja dikaitkan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa bernama
Badu seperti dimuka .

6
Contoh:
Program Pengajaran Remedial
Nama siswa :Badu
Kelas : 11 A2, SMA “XY” Bandung
Jenis kesulitan :Menentukan akun penyesuaian pada gaji yang masih
harus dibayar dan membuat jurnalnya
Tujuan Remedial :Badu dapat menentukan akun-akun terkait dengan
penyesuaian gaji yang masih harus dibayar serta dapat
membuat jurnal atas akun-akun tersebut
Materi Remedial : 1. Sebuah transaksi yang menunjukan adanya pengaruh
terhadap kas, yaitu transaksi yang bersifat mengurangi.
Serta penerapan pada posisi debit dan kreditnya.
2. Sebuah transaksi yang menunjukan adanya pengaruh
terhadap penambahan utang dan tidak memperngaruhi
kas, serta posisi debit kredit dari akun yang
bersangkutan.
Alokasi waktu remedial : 90 menit
: Menggunakan instrumen tes isian untuk menganalisis
transaksi-transaksi tersebut dan menjurnalnya pada
kolom-kolom jurnal yang telah disediakan

e. Melaksanakan Program Perbaikan


Pada prinsipnya, program pengajaran remedial itu lebih cepat dilaksanakan tentu saja
akan lebih baik. Tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja, asal tempat itu
memungkinkan siswa memusatkan perhatiannya terhadap proses pengajaran perbaikan
tersebut. Namun patut dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan
digunakannya ruang bimbingan dan penyuluhan yang tersedia disekolah dalam rangka
mendayagunakan ruang BP tersebut.

7
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Proses memahami ciri-ciri kesulitan belajar atau disebut juga diagnostik kesulitan belajar.
Merupakan pekerjaan yang semestinya dilakukan oleh pengajar supaya memahami dan
mengetahui sudah pada tingkatan mana siswanya dapat mengikuti proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Apakah ada kesulitan yang dialami siswa namun tidak pernah diutarakan
oleh siswa.Proses yang perlu diperhatikan dalam melakukan diagnostik kesulitan belajar
yaitu dengan mencari dan memperoleh informasi secara benar, akurat, lengkap dan objektif.
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena bagaimana bisa memperoleh keputusan yang
tepat apabila informasi yang diperoleh kurang mendukung. Maka informasi yang dibutuhkan
harus sangat relevan dan mendukung.

Hasil akhir dari diagnostik kesulitan belajar adalah pengambilan kesimpulan dan
keputusan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. Keputusan tersebut dapat
diimplementasikan dalam sebuah program atau dalam pengarahan siswa harus melakukan
apa. Ataupu dapat mengambil alternatif yang sesuai dengan masalah yang ada.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu, lami meminta kritik dan saran dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan
umumnya bagi pembaca semua. Terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://spodaru.blogspot.com/2014/05/diagnostik-kesulitan-belajar-dan.html?m=1
https://satriasaep.blogspot.com/2018/07/makalah-diagnostik-kesulitan-belajar.html?m=1
Partowisastro K. dan Hadisuparto.(1986). Diagnosis Pemecah Kesulitan Belajar. Jakarta:
Erlangga

iv

Anda mungkin juga menyukai