Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MINI RISET

Nama: Salsabila Aprilia Siregar


NIM: 6201111019
Kelas: PJKR II A 2020
Dosen Pengampu: Dr. Sanusi Hasibuan, M. Kes

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga
saya mampu menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini yang berjudul “ Masalah Belajar dan
Cara
Mengatasinya ”. Tugas Rekayasa Ide ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah kami
yaitu ”PSIKOLOGI PENDIDIKAN”.

Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua. Saya menyadari bahwa tugas Rekayasa Ide ini masih jauh dari kesempurnaan.
Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang paling
sempurna, karena ilmu saya belum seberapa banyak. Karena itu saya sangat menantikan
saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun untuk dapat menyempurnakan tugas
Rekayasa Ide ini. Akhir kata saya berharap semoga tugas Rekayasa Ide ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang akan memerlukannya di masa maupun waktu
yang akan datang. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I Pendahuluan 4

A. Latar Belakang 4
B. Tujuan Pembahasan 4
C. Ruang Lingkup Pembahasan 5

Bab II Pembahasan 6

A. Kajian Teori 6
B. Analisis Masalah Belajar Dan Solusinya 7

Bab III Penutup 11

A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala
usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan
belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara
menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan)
maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang
seobyektif mungkin. Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk menemukan kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosa.
Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap
siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara
maksimal, kedua; adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar
belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah
seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan
kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh
siswa, hendaknya guru beserta BP lebih intensif dalam menangani siswa dengan
menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. Berkait dengan kegiatan diagnosis, secara
garis besar dapat diklasifikasikan ragam diagnosis ada dua macam, yaitu diagnosis
untuk mengerti masalah dan diagnosis yang mengklasifikasi masalah.
Diagnosa untuk mengerti masalah merupakan usaha untuk dapat lebih banyak
mengerti masalah secara menyeluruh. Sedangkan diagnosis yang mengklasifikasi
masalahmerupakan pengelompokan masalah sesuai ragam dan sifatnya. Ada masalah
yang digolongkan kedalam masalah yang bersifat vokasional, pendidikan, keuangan,
kesehatan, keluarga dan kepribadian. Kesulitan belajar merupakan problem yang
nyaris dialami oleh semua siswa. Kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi
dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
menggapai hasil belajar.

B. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam penulisan ini adalah :
1) Mengidentifikasi berbagai permasalahan dalam proses belajar.
2) Mengkaji berbagai persoalan tentang permasalahan belajar.
3) Berbagai alternative dalam mengatasi permasalahan belajar.
C. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan ini difokuskan pada berbagai
permasalahan dalam belajar dan berbagai cara atau alternative dalam mengatasinya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KAJIAN TEORI
Masalah adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan oleh kita sebagai
penyimpangan kecil dalam bidang kehidupan yang kita alami. Permasalahan yang
timbul akibat adanya berbagai faktor yakni faktor internal dan faktoe eksternal.
Ruang lingkup masalah di dunia pendidikan sangat beragam baik itu mikro maupun
makro, seperti halnya dalam proses belajar mengajar. Masalah atau problem dalam
pembelajaran sangatlah mungkin, dan ini bisa disebabkan beberapa faktor, bisa dari
peserta didik sendiri atau dari pengajar (guru). Dalam dunia pendidikan, diagnosis
diartikan kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan
menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar.
Diagnosis juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif
(penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan
informasi yang seobyektif mungkin. Dengan demikian, semua kegiatan yang
dilakukan oleh guru untukmenemukan “kesulitan belajar” termasuk kegiatan
diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap
siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara
maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar
belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah
seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan
kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh
siswa, hendaknya guru beserta BP lebih intensif dalam menangani siswa dengan
menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk
memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik.
Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau
tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagai mana yang diharapkan. Hal itu
menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan belajar yang merupakan
hambatan dalam mencapai hasil belajar. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita
juga dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada
siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa
mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam
belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat
psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan
prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Sementara itu, setiap
peserta didik dalam mencapai sukses belajar, mempunyai kemampuan yang berbeda-
beda. Ada peserta didik yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak
pula peserta didik mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi
perkembangan pribadinya.
Menghadapi masalah itu, ada kecenderungan tidak semua peserta didik
mampu memecahkannya sendiri. Seseorang mungkin tidak mengetahui cara yang
baik untuk memecahkan masalah sendiri. Ia tidak tahu apa sebenarnya masalah yang
dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak seolah tidak mempunyai masalah, padahal
masalah yang dihadapinya cukup berat.

B. ANALISIS MASALAH BELAJAR DAN SOLUSINYA


1. Faktor Internal

Faktor ini meliputi gangguan psiko fisik siswa, yakni :

1) Yang bersifat kognitif seperti rendahnya rendahnya kapasitas intelektual.


2) Yang bersifat afektif antara labilnya emosi dan sikap. Kelemahan emosional, seperti
merasa tidak aman, kurang menyesuaikan diri serta ketidakmatangan emosi.
3) Yang bersifat psikomotor antara lain terganggunya alat indra, cacat tubuh, serta
kurang berfungsinya organ-organ perasaan.
4) Motivasi. Kurangnya motivasi belajar akan menyebabkan anak atau siswa malas
untuk belajar.
5) Konsentrasi belajar yang kurang baik.
6) Rasa percaya diri. Rasa percaya diri timbul dari keinginan berhasil dalam belajar.
7) Kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar akan mempengaruhi kemampuannya dalam
berlatih da menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru.
8) Kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan
sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan siswa yang tidak kondusif bagi
terwujudnya aktifitas-aktifitas belajar. Yang termasuk dalam faktor ini adalah :

1) Lingkungan keluarga, seperti ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan
rendahnya tingkat ekonomi keluarga.
2) Lingkungan masyarakat, seperti wilayah yang kumuh, teman sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, seperti
dekat pasar kondisi guru, serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
4) Guru sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Dia
tidak hanya menajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannnya, tetapi juga
menjadi pendidik pemuda generasi bangsa.
5) Kurikulum sekolah, Adanya kurikulum baru akan menimbulkan masalah seperti
tujuan yang akan dicapai mungkin juga berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan
belajar mengajar juga berubah serta evaluasi berubah.
6) Terlalu berat beban belajar siswa maupun guru.
7) Metode belajar yang kurang memadai.
8) Sikap orangtua yang tidak memperhatikan anaknya.
9) Keadaan ekonomi. Mengatasi malas belajar siswa agar bersemangat dan tidak malas
untuk belajar, adalah hal yang harus dilakukan oleh orangtua di rumah maupun guru
di sekolah. Terkadang siswa malas untuk belajar karena minat dan motivasi yang
kurang dari orangtua maupun guru. Orangtua maupun guru harus mendukung dan
memotivasi siswa agar bersemangat dan tidak malas untuk belajar.

Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh orangtua maupun guru untuk meningkatkan
minat belajar siswa adalah sebagai berikut :

1) Menanamkan pengertian yang benar tentang belajar pada siswa sejak dini,
menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada siswa, menanamkan kesadaran serta
tanggung jawab sebagai pelajar pada siswa merupakan hal lain yang bermanfaat
jangka panjang.
2) Berikan contoh belajar pada peserta didik.
3) Berikan intensif jika siswa belajar. Intensif yang dapat diberikan ke siswa tidak
selalu berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian.
4) Orang tua sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah
pada anak. Sehingga orangtua tahu perkembangan anak di sekolah.
5) Mengajarkan kepada siswa pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang sesuai
dengan kemampuan siswa.
6) Komunikasi. Orangtua harus membuka diri, berkomunikasi dengan anak untuk
mendapat informasi tentang perkembangan anak tersebut.
7) Menciptakan disiplin. Jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti.
8) Pilih waktu belajar yang tepat dan anak merasa bersemangat untuk belajar agar
anak mampu memahami apa yang sedang dipelajari.
9) Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman, orangtua memberikan
perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar.
10) Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak, apabila
anak sedang sedih atau sedang sakit, sedang tidak ada motivasi untuk belajar,
orangtua harus membangun motivasi anak agar bersemangat dalam belajar.
11) Gunakan imajinasi peserta didik. Orangtua membantu peserta didik
membayangkan apa yang dia inginkan untuk masa depan, baik dalam waktu
panjang atau pendek.
12) Mengarahkan peserta didik untuk berteman dan hidup dalam lingkungan yang baik
danmendukung.
13) Tidak memfokuskan bahwa belajar hanya dari buku saja. Tetapi dari lingkungan
sekitar juga dapat digunakan untuk belajar.
14) Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar.
15) Membangun motivasi atau minat belajar siswa, sehingga siswa bersemangat dalam
belajar.
16) Menyiapkan ruang kelas yang nyaman, kondusif, sehingga siswa dapat belajar
dengan nyaman.
17) Guru dalam mengajar harus melibatkan anak secara aktif melalui kegiatan diskusi,
tugas kelompok agar anak tidak bosan di dalam kelas. Karena metode guru yang
mengajar dengan berceramah saja akan membuat siswa merasa bosan dan tidak
memperhatikan.
18) Guru harus mempunyai model pembelajaran yang bervariasi dalam setiap
pertemuan agar tidak monoton, sehingga siswa semangat dengan metode
pembelajaran yang baru.
19) Melakukan pendekatan terhadap siswa.
a) Langkah-langkah mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan atau
masalah belajar
⮚ Menunjukkan prestasi yang menurun atau rendah, di bawah rata rata.
⮚ Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
⮚ Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
⮚ Prestasi menurun drastis.
⮚ Peserta didik sering bolos, masuk tanpa keterangan.
⮚ Bila ada tugas selalu tidak mengerjakan.

b) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik


⮚ Melakukan kunjungan rumah.
⮚ Meneliti pekerjaan siswa jika ada tugas rumah.
⮚ Mengamati tingkah laku peserta didik.
⮚ Komunikasi dengan orangtua mengenai perkembangan anak dan tingkah laku di
sekolah. Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga untuk membantu memecahkan
masalah peserta didik.
⮚ Menyelenggarakan bimbingan belajar atau kelompok untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta mendidik. Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
⮚ Meneliti kemajuan peserta didik di sekolah maupun di luar sekolah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam dunia pendidikan, kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana peserta didik
tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan
dalam belajar. Sedangkan masalah belajar adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan oleh
kita sebagai penyimpangan kecil dalam belajar yang kita alami. Ada dua faktor yang menjadi
penyebab masalah belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu yang
berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kurangnya motivasi dalam belajar, kurangnya
minat dalam belajar, intelegensi, bakat serta kesehatan mental. Faktor eksternal yaitu faktor
yang berasal dari luar peserta didik meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat atau sosial.

B. Saran
1) Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau masalah belajar hendaknya
bertanya kepada teman, guru atau berkonsultasi ke BK.
2) Apabila siswa belum memahami materi yang diajarkan oleh guru, siswa harus aktif
bertanya kepada guru, jangan hanya diam saja. Karena jika siswa belum
memahami materi yang diajarkan akan membuat siswa malas belajar.
3) Bagi para guru atau pengajar harus lebih memahami karakteristik peserta didiknya,
sehingga peserta didik lebih mudah memahami pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai