TUGAS RUTIN II
O
L
E
H
2. Rumuskanlah nilai-nilai/social budaya dalam cabang olahraga tententu (sepak bola, bulu tangkis, pencak
silat, karate dll). Pilih salah satu cabang olahraga yang kalian minati. Dekripsikan dalam 1 s.d 2 halaman
disertai ilustrasi gambar?
JAWAB:
Karate adalah seni beladiri Jepang yang menggunakan dasar dan prinsip-prinsip beladiri dari Kung
Fu Cina. Seni yang menumbuhkan fundamental digunakan untuk menjaga kekuatan dan keseimbangan.
Karate adalah seni beladiri linear yang memanfaatkan tenaga sendiri dalam keadaan fokus untuk membela
diri terhadap serangan. Karate berasal dari pengucapan dalam bahasa Okinawa “kara” yang berarti Cina dan
“te” yang berarti tangan. Arti dari dua pengucapan itu adalah tangan Cina, teknik Cina, tinju Cina. Arti yang
pertama dari kara menjelaskan bahwa karate adalah sebuah teknik yang mengizinkan seseorang untuk
mempertahankan dirinya sendiri dengan tangan kosong dan tinju tanpa menggunakan senjata. Kedua, sama
dengan cermin bersih yang memantulkan bayangannya tanpa cela, atau sebuah lembah yang amat sunyi
yang menggaungkan suara. Jadi orang yang belajar karate-do haruslah membersihkan dirinya dari
kesombongan dan pikiran-pikiran jahat, hanya dengan sebuah pikiran dan batin yang jernih dia dapat
memahami apa yang diterimanyaTetapi dasar dari semua seni ini adalah sama dengan dasar pada karate-do
adalah menjadi satu dengan semua dasar seni beladiri. Isi adalah kekosongan, kekosongan adalah isi itu
sendiri. ”Kara” pada karate-do juga mempunyai arti ini. Dalam karate, memiliki banyak filosofi yang
berkaitan dengan budaya Jepang, seperti budaya hormat, kerja keras, disiplin, semangat yang tinggi dan lain
sebagainya berdasarkan ajaran Konfusius yang mengajarkan etika / moral dalam hubungan masyarakat
sehingga dapat membentuk karakter antara individu maupun kelompok di dalam masyarakat.
Karate berkaitan erat dengan konfusius yang sangat berpengaruh dalam semua aspek mental-
spritual masyarakat Jepang yang otomatis memiliki peran penting turut memberi warna terhadap esensi
murni yang menjadi dasar karatel-do itu sendiri. Konfusius menekankan sikap moral yang baik terhadap
masyarakat, etika adalah hal yang utama dalam konfusius. Dalam hal ini, karate mengakomodasi nilai-nilai
budaya asli orang Jepang, menekankan kepada penjernihan jiwa dan pikiran atau ketenangan dari pikiran
yang damai. Dalam karate, memiliki banyak filosofi yang berkaitan dengan budaya Jepang, seperti budaya
hormat, kerja keras, disiplin, semangat yang tinggi dan lain sebagainya berdasarkan ajaran Konfusius yang
mengajarkan etika / moral dalam hubungan masyarakat sehingga dapat membentuk karakter antara individu
maupun kelompok di dalam masyarakat. Didalam karate, terdapat hubungan senioritas antara senior-junior
yang dalam istilahnya dalam bahasa Jepang adalah senpai-kohai. Oleh karena itu, sikap hormat harus
diterapkan. Seorang kohai harus memberi hormat kepada senpai baik ketika melakukan latihan maupun
ketika di luar latihan. Disinilah terlihat budaya hormat masyarakat Jepang menjadi landasan seorang
karateka. Bukan hanya sikap hormat dan hubungan senioritas yang muncul dalam karate, tetapi kedisplinan,
sopan santun dan juga penguasaan diri yang tinggi juga mempunyai bagian yang penting. Dimana seorang
karateka harus menguasai disiplin dalam sikap dan waktu dan dapat menguasai diri dalam situasi apapun,
yang mana pada tujuan akhirnya dapat menjadikan seorang karateka yang memiliki etika, moral dan sopan
santun terhadap siapa saja.