DI SUSUN OLEH :
RADHEA CHAIRUNISA (332019008)
DOSEN PENGAMPUH :
Dr. H.MUSLIMIN, M.Pd.
Dr. REFI ELFIRA, S.Si., M.Pd.
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah NYA
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Identifikasi Kesulitan Belajar Matematika
dengan materi “Teknik Pengembangan Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad S.A.W.
yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti saat sekarang.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kelemahan. Maka dari itu saya mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Radhea Chairunisa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala sesuatu pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Hal ini menjadi tuntutan manusia sebagai
individu untuk terus menjalankan pendidikan.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber
daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.
Pendidikan sebagai salah satu aspek yang berperan penting dalam peningkatan sumber daya
manusia harus diupayakan secara optimal agar mutu pendidikan dapat meningkat, ini mutlak
dilakukan karena pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi berdampak pada
meluasnya pandangan berpikir manusia sesuai dengan perkembangan zaman.
Mengingat bahwa matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian
nasional, guru sebagai pendidik haruslah mencermati hal tersebut. Namun kenyataannya
menunjukan bahwa terdapat sejumlah peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Hal ini menjadi
salah satu alasan mengapa prestasi keseluruhan dalam matematika dianggap cukup rendah.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kesulitan belajar?
2. Apa aitu diagnostik kesuliatan belajar?
3. Apa Karakteristik dari adanya tes diagnostik?
4. Bagaimana cara mengembangkan kesulitan belajar matematika?
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “Teknik Pengembangan
Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika” yaitu untuk mengetahui bagaimana cara untuk
mengembangkan kesuliatan belajar matematika pada siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam proses belajar mengajar disekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
Perguruan Tinggi sering kali ada dijumpai beberapa siswa/mahasiswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Aktifitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara
wajar. Kadang-kadang lancar, kadang- kadang tidak. Kadang-kadang dapat dengan cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang
semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit mengadakan konsentrasi. Karena setiap individu
memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah
laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik/ siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya, itulah yang disebut kesulitan belajar.
Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh faktor inteligensi yang rendah (kelainan
mental), akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-inteligensi. Dengan demikian, IQ
yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian masalah kesulitan
dalam belajar itu sudah merupakan problema umum yang khas dalam proses pembelajaran.
Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti memiliki anak didik yang
berkesulitan belajar. Setiap kali kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi, tetapi pada
waktu yang lain muncul lagi kesulitan belajar anak didik yang lain. Kesulitan belajar adalah
suatu gejala yang nampak pada siswa yang ditandai adanya hasil belajar rendah dibanding
dengan prestasi yang dicapai sebelumnya. Jadi, kesulitan belajar itu merupakan suatu kondisi
dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai
hasil belajar.
Berhubungan dengan pelajaran matematika, siswa yang mengalami kesulitan belajar antara lain
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Siswa tidak bisa menangkap konsep dengan benar. Siswa belum sampai keproses
abstraksi dan masih dalam dunia konkret. Dia belum sampai kepemahaman yang hanya
tahu contoh-contoh, tetapi tidak dapat mendeskripsikannya.
2. Siswa tidak mengerti arti lambang-lambang. Siswa hanya menuliskan/mengucapkan
tanpa dapat menggunakannya. Akibatnya, semua kalimat matematika menjadi tidak
berarti baginya.
3. Siswa tidak dapat memahami asal-usul suatu prinsip. Siswa tahu apa rumusnya dan
menggunakannya, tetapi tidak mengetahui dimana atau dalam konteks apa prinsip itu
digunakan.
4. Siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur. Ketidaksamaan menggunakan
operasi dan prosedur terdahulu berpengaruh kepada pemahaman prosedur lainnya.
5. Ketidaklengkapan pengetahuan. Ketidaklengkapan pengetahuan akan menghambat
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematika, sementara itu pelajaran terus
berlanjut secara berjenjang
C. Tes Diagnostik
Tes diagnostik memiliki karakteristik:
1. Dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang
dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik
2. Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang
mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa
3. Menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat)
sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga
mengunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan
penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban
tebakan dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya
4. Disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang
teridentifikasi