Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEKNIK PENGEMBANGAN DIAGNOSTIK KESULITAN


BELAJAR MATEMATIKA

DI SUSUN OLEH : 
RADHEA CHAIRUNISA (332019008) 

DOSEN PENGAMPUH : 
Dr. H.MUSLIMIN, M.Pd. 
Dr. REFI ELFIRA, S.Si., M.Pd. 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah NYA
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Identifikasi Kesulitan Belajar Matematika
dengan  materi “Teknik Pengembangan Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad  S.A.W.
yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan  ilmu
pengetahuan seperti saat sekarang. 
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan  dan
kelemahan. Maka dari itu saya mohon saran dan kritik yang membangun demi  kesempurnaan
makalah ini. 

Palembang, Mei 2022 

Radhea Chairunisa
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala sesuatu pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Hal ini menjadi tuntutan manusia sebagai
individu untuk terus menjalankan pendidikan.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber
daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.
Pendidikan sebagai salah satu aspek yang berperan penting dalam peningkatan sumber daya
manusia harus diupayakan secara optimal agar mutu pendidikan dapat meningkat, ini mutlak
dilakukan karena pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi berdampak pada
meluasnya pandangan berpikir manusia sesuai dengan perkembangan zaman.
Mengingat bahwa matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian
nasional, guru sebagai pendidik haruslah mencermati hal tersebut. Namun kenyataannya
menunjukan bahwa terdapat sejumlah peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Hal ini menjadi
salah satu alasan mengapa prestasi keseluruhan dalam matematika dianggap cukup rendah.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kesulitan belajar?
2. Apa aitu diagnostik kesuliatan belajar?
3. Apa Karakteristik dari adanya tes diagnostik?
4. Bagaimana cara mengembangkan kesulitan belajar matematika?

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “Teknik Pengembangan
Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika” yaitu untuk mengetahui bagaimana cara untuk
mengembangkan kesuliatan belajar matematika pada siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Kesulitan Belajar

Dalam proses belajar mengajar disekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
Perguruan Tinggi sering kali ada dijumpai beberapa siswa/mahasiswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Aktifitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara
wajar. Kadang-kadang lancar, kadang- kadang tidak. Kadang-kadang dapat dengan cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang
semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit mengadakan konsentrasi. Karena setiap individu
memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah
laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik/ siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya, itulah yang disebut kesulitan belajar.

Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh faktor inteligensi yang rendah (kelainan
mental), akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-inteligensi. Dengan demikian, IQ
yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian masalah kesulitan
dalam belajar itu sudah merupakan problema umum yang khas dalam proses pembelajaran.

Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti memiliki anak didik yang
berkesulitan belajar. Setiap kali kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi, tetapi pada
waktu yang lain muncul lagi kesulitan belajar anak didik yang lain. Kesulitan belajar adalah
suatu gejala yang nampak pada siswa yang ditandai adanya hasil belajar rendah dibanding
dengan prestasi yang dicapai sebelumnya. Jadi, kesulitan belajar itu merupakan suatu kondisi
dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai
hasil belajar.
Berhubungan dengan pelajaran matematika, siswa yang mengalami kesulitan belajar antara lain
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Siswa tidak bisa menangkap konsep dengan benar. Siswa belum sampai keproses
abstraksi dan masih dalam dunia konkret. Dia belum sampai kepemahaman yang hanya
tahu contoh-contoh, tetapi tidak dapat mendeskripsikannya.
2. Siswa tidak mengerti arti lambang-lambang. Siswa hanya menuliskan/mengucapkan
tanpa dapat menggunakannya. Akibatnya, semua kalimat matematika menjadi tidak
berarti baginya.
3. Siswa tidak dapat memahami asal-usul suatu prinsip. Siswa tahu apa rumusnya dan
menggunakannya, tetapi tidak mengetahui dimana atau dalam konteks apa prinsip itu
digunakan.
4. Siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur. Ketidaksamaan menggunakan
operasi dan prosedur terdahulu berpengaruh kepada pemahaman prosedur lainnya.
5. Ketidaklengkapan pengetahuan. Ketidaklengkapan pengetahuan akan menghambat
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematika, sementara itu pelajaran terus
berlanjut secara berjenjang

B. Diagnosis Kesulitan Belajar


Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah
tertentu yang diorentasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami
siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai diagnostik kesulitan belajar. Sebelum menetapkan
alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjur untuk terlebih dahulu
melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang
menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti
ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar
siswa.
Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru antara lain sebagai berikut:
1. melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti
pelajaran.
2. memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa, khususnya yang diduga mengalami
kesulitan belajar.
3. mewawancarai orang tua/ wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin
menimbulkan kesulitan belajar.
4. memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat
kesulitan belajar yang dialami siswa.
5. memberikan tes kemampuan inteligensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar.

C. Tes Diagnostik
Tes diagnostik memiliki karakteristik:
1. Dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang
dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik
2. Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang
mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa
3. Menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat)
sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga
mengunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan
penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban
tebakan dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya
4. Disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang
teridentifikasi

D. Cara mengembangkan Kesulitan Belajar Matematika


Pembelajaran matematika sering kali tidak terlepas dari kesulitan dan permasalahan yang
merupakan fakta yang terjadi di lapangan, baik di tingkat pendidikan dasar, pendidikan
menengah maupun pendidikan tinggi. Permasalahan atau kesulitan yang dihadapi siswa sangat
sulit untuk dihindari. Kita hanya dapat meminimalkan batas kesalahan atau permasalahan dengan
cara antara lain:
1. Dalam mengajarkan konsep, prinsip, atau keterampilan matematika terutama pada tingkat
sekolah menengah diperlukan kemampuan guru untuk mengaitkan konsep, prinsip, serta
keterampilan itu dengan pengalaman sehari-hari siswa yang diperoleh dari alam sekitarnya.
Jika diperlukan guru dapat menggunakan perumpamaan atau alat peraga yang mudah
dijangkau dan murah serta secara tepat dapat menggambarkan situasi yang ada.
2. Guru melibatkan siswa dalam membuat generalisasi. Guru menuntun siswa untuk mampu
membuat kesimpulan berdasarkan sifat-sifat yang khas dari suatu situasi yang diberikan.
Kekurangan-kekurangan yang masih terdapat dalam diri siswa dalam membuat generalisasi
perlu ditangapi secara positif sehingga siswa semakin terpacu untuk mampu memperoleh
jawaban yang tepat.
3. Dalam pembelajaran matematika guru hendaknya mampu menjelaskan konsep konsep
matematika kepada siswa dengan bahasa yang sederhana. Jika memang diperlukan guru
dapat menggunakan alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat peraga yang sesuai
dengan pokok bahasan yang diajarkan, konsep matematika akan lebih mudah dipahami oleh
siswa. Dengan demikian siswa akan mudah memahami ide dasar suatu konsep atau
membuktikan suatu konsep.
4. Dalam membantu mengatasi kesalahan yang dihadapi siswa, dilakukan dengan pembelajaran
remidial. Kesalahan dibedakan dalam dua hal yaitu kesalahan konseptual atau kesalahan
prosedural. Apabila terjadi kesalahan konseptual, dapat diatasi dengan cara mengajar kembali
teori-teori atau rumus-rumus yang telah dipelajari. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara
yang berbeda dengan cara sebelumnya. Kesalahan prosedural diatasi dengan mencoba
kembali soalsoal atau permasalahan dengan memperhatikan fakta-fakta, konsep-konsep dan
prinsip yang telah dipelajari sebelumnya. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang
berbeda dengan cara sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matematika perlu diajarkan kepada siswa dikarenakan matematika selalu digunakan dalam segi
kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan
sarana komunikasi yang kuat, ringkas dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi
dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran
keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Kesulitan belajar matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang bersumber dari
diri sendiri, dari lingkungan sekolah, dari lingkungan keluarga, dan faktor dari masyarakat.
Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor dasar umum yang meliputi: faktor fisiologis, intelektual,
pedagogis, sarana dan cara belajar siswa, lingkungan sekolah. Faktor dasar khusus meliputi
kesulitan menggunakan konsep, kurang ketrampilan operasi hitung dan kesulitan menyelesaikan
soal cerita. Selain itu ketidakmampuan menggunakan data, ketidakmampuan mengartikan bahasa
matematika dan ketidakmampuan dalam menarik kesimpulan. Cara mengatasi kesulitan belajar
matematika antara lain Guru dalam mengajarkan konsep, fakta dan skill dapat mengaitkan materi
palajaran dengan masalah sehari-hari; guru melibatkan siswa dalam membuat generalisasi; guru
dapat menggunakan bahasa yang sederhana dalam menjelaskan konsep matematika; dilakukan
pengajaran remedial untuk kesulitan yang sifatnya klasikal.

Anda mungkin juga menyukai