Anda di halaman 1dari 24

Kesulitan dalam belajar matematika

Di Susun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah: psikologi belajar matematika
Dosen Pengampu: Naili Luma’ati Noor, M.PD.

Oleh :
Asyrifah Zaini Wahdah 1810610002
Risma heistyka 1810610011
Naili kholifatul wakhidah 1810610014

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kedudukan yang
mulia bagi hamba-Nya yang berilmu dan beriman atas curahan karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kesulitan Dalam Belajar Matematika” dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Belajar Matematika yang di ampu oleh ibu Naili Luma’ati Noor,
M.PD.

Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita


Nabi Muhammad SAW sang pembawa wahyu kebebasan yang telah memberikan
petunjuk kepada umatnya.

Makalah ini berisi tentang penjelasan mengenai kesulitan dalam belajar


matematika. Dalam menyusun makalah ini melibatkan beberapa pihak baik dari
dalam kampus maupun luar kampus.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan bagi pembaca mengenai kesulitan dalam belajar
matematika. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap ada kritik, saran, dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah dibuat. Semoga makalah ini dapat
dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.
Kudus, 6 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................................5
C. Tujuan penulisan..................................................................................................5
D. Manfaat penulisan................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
A. Kejenuhan dalam belajar....................................................................................7
B. Diagnosis kesulitan belajar..................................................................................9
C. Faktor penyebab kesulitan belajar...................................................................13
D. Strategi mengenali dan mengatasi kesulitan belajar.......................................15
BAB III...........................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................21
Daftar pustaka............................................................................................................22
Lampiran....................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap siswa memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda-beda,


begitupun dengan kemampuan akademis. Ketika siswa tidak mampu
berprestasi dengan baik dan mendapatkan nilai yang tidak memuaskan karena
tingkat kecerdasan yang dimiliki, maka anak tersebut dikatakan sebagai anak
yang bermasalah dalam belajar atau kesulitan belajar.1 Kesulitan belajar
merupakan suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar
yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa atau ujaran atau tulisan.2

Kesulitan ini merupakan gangguan yang secara nyata ada pada siswa
yang terjadi karena faktor-faktor tertentu, sehingga siswa yang kesulitan belajar
dalam suatu kelas menunjukkan prestasi belajar yang rendah. Siswa-siswa
dengan ketidakmampuan belajar memiliki karakteristik yang unik, oleh karena
itu setiap siswa memiliki kemampuan untuk berhasil dalam studi mereka.

Dalam pembelajaran matematika, apabila siswa mengalami kesulitan


dalam belajar maka siswa tersebut dianggap sebagai sebuah hal yang biasa dan
sudah pada umumnya seperti itu. Hal ini disebabkan karena matematika
merupakan pelajaran yang menakutkan bagi sebagian siswa, matematika
dianggap sebagi ilmu yang sangat sulit dipahami. Tidak hanya siswa sekolah
dasar, bahkan hingga mahasiswa di perguruan tinggi. Namun, apabila
diperhatikan lebih lanjut, kesulitan belajar pada siswa merupakan suatu
masalah yang harus diatasi dan ditanggulangi sejak dini karena akan
mempengaruhi siswa dalam karir akademi selanjutnya.

1
Ety Mukhlesi Yeni, “Kesulitan Belajar Matematika Di Sekolah Dasar”, Dalam Jurnal
Pendidikan Vol.2 No.2 (2015): 1, Diakses Pada 5 Februari, 2020 ,
Http://Jfkip.Umuslim.Ac.Id/Index.Php/Jupendas/Article//231.
2
Sudarwan Danim Dan Khairil, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Alfabeta, 2014), 186.
Karena pada dasarnya pelajaran matematika tidak sekedar soal hitung
menghitung, melainkan juga mencakup bahasa simbolis yang memudahkan
cara berfikir. Melihat pentingnya matematika bagi siswa,maka kesulitan belajar
yang dihadapi siswa harus ditangani sejak dini. Dan seharusnya diberikan
dukungan dan motivasi yang baik agar mereka mampu mengikuti pembelajaran
dan menyukai matematika.3

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, pemakalah memaparkan beberapa
rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Apa kejenuhan dalam belajar?
2. Bagaimana diagnosis kesulitan belajar?
3. Apa saja faktor penyebab kesulitan belajar?
4. Bagaimana strategi untuk mengenali dan mengatasi kesulitan belajar?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, berikut
adalah tujuan penulisan dari makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu kejenuhan dalam belajar.
2. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis kesulitan belajar?
3. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab kesulitan belajar?
4. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang tepat untuk mengenali dan
mengatasi kesulitan belajar?
D. Manfaat penulisan
Berikut adalah manfaat yang di dapatkan dari penulisan makalah adalah
sebagai berikut:
1. Untuk siswa, dapat digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar apa
yang di hadapi dalam pembelajaran
2. Untuk guru dapat digunakan sebagai perbandingan dalam mengatasi
kesulitan belajar yang dialami oleh siswanya.

3
Ety Mukhlesi Yeni, “Kesulitan Belajar Matematika Di Sekolah Dasar”, Dalam Jurnal
Pendidikan Vol.2, No.2 (2015): 1-2, Diakses Pada 5 Februari, 2020,
Http://Jfkip.Umuslim.Ac.Id/Index.Php/Jupendas/Article/View/231 .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kejenuhan dalam belajar
1. Pengertian jenuh
Setiap siswa memiliki karakteriktik yang berbeda-beda dan pasti
pernah mengalami kejenuhan dalam belajar walaupun secara fisik, IQ, EQ,
dan SQ normal. Jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi sering disebut
Learning Plateau (baca:pletou).4 Jenuh sama dengan padat atau penuh
sehingga tak mampu lagi memuat apapun, atau bisa juga dikatakan
jemu/bosan yakni garis mendatar tak ada kemajuan dalam belajar. 5 Bosan
merupakan suatu peristiwa yang sudah tidak disukai lagi karena terlalu
banyak dan sering menerima berbagai informasi, sehingga seseorang merasa
jenuh. Jenuh merupakan suatu keadaan bosan sebagai akibat dari banyaknya
informasi yang nyaris tidak tertampung dalam memori.6
Peristiwa jenuh seperti ini apabila dialami seorang siswa yang sedang
dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut
merasa telah menyia-nyiakan usahanya. Kejenuhan belajar adalah rentang
waktu tertentu yang digunakan untuk belajar tapi tidak mendatangkan hasil.
Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan
pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.
Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung
selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu.
Namun tidak sedikit siswa yang mengalami rentang waktu yang membawa
kejenuhan itu berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu. Seorang siswa
yang sedang dalam keadaan jenuh sistem akalnya tak dapat bekerja
sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau
pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan “jalan
ditempat”. Bila kemajuan belajar yang jalan ditempat ini kita gambarkan

4
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
257
5
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), 286
6
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, 257
dalam bentuk kurva, yang akan tampak adalah garis mendatar yang lazim
disebut plateau.7
2. Faktor penyebab kejenuhan belajar
Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan
motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum
sampai pada tingkat keterampilan berikutnya. Selain itu, kejenuhan belajar
juga dapat terjadi karena proses belajar siswa yang telah sampai pada batas
kemampuan jasmaniahnya karena bosan (boring) dan keletihan (fatigue).
Namun, penyebab kejenuhan yang paling umum adalah keletihan yang
melanda siswa, karena keletihan dapat menjadi penyebab munculnya
perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan.
Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab kejenuhan belajar
antara lain :
1) Hilangnya motivasi dalam belajar
2) Karena bosan
3) Karena keletihan siswa (penyebab umum), ada 3 macam keletihan
yang dialami oleh siswa antara lain :
a) Keletihan indra siswa (mata, telinga dan lain-lain mudah
diatasi dengan istirahat/peningkatan gizi)
b) Keletihan fisik siswa
c) Keletihan mental siswa (penyebab utama, karena tidak bisa
diatasi dengan cara sederhana seperti pada yang lain) ada 4
faktor penyebab keletihan mental siswa ini, yaitu :
1) Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif
yang ditimbulkan oleh keletihan itu sendiri
2) Cemas terhadap standar keberhasilan bidang studi
tertentu yang dianggap terlalu tinggi (terutama untuk
mata pelajarna yang idak disenang atau ketika siswa

7
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, 286
tersebut sedang merasa bosan mempelajari bidang-
bidang studi tadi)
3) Siswa berada ditengah-tengah situasi kompetitif yang
ketat dan menuntut lebih banyak kerja intelek yang
berat.
4) Karena apa yang diobsesikan/diharapkan tidak
imbang dengan kemampuannya.8

B. Diagnosis kesulitan belajar


1. Pengertian Diagnosis kesulitan dalam belajar
a) Diagnosis

Diagnosis merupakan identifikasi sifat dan penyebab yang terjadi.


Hasil diagnosis digunakan di dalam beraneka disiplin ilmu dengan varisi-
variasi di dalam pemakaian logika-logika, analitik dan pengalaman untuk
menentukan hubungan-hubungan sebab akibat. Di dalam ilmu medis, hasil
diagnosis pada umumnya digunakan untuk menentukan penyebab gejala-
gejala dan penanggulngan untuk pemecahan permasalahan.9

Diagnosis merupakan istilah teknis (terminologi) yang diambil dari


bidang medis. Diagnosis dapat diartikan sebagai berikut:

a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit


(weakness,disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian
dan identifikasi mengenai gajala-gejalanya (symptoms).
b. Identifikasi fakta tentang suatu hal yang dapat menemuka karakteritik
atau kesalahan-kesalahan.
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukannya identifikasi atas gejala-
gejala atau fakta suatu hal.10
8
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, 286-288
9
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, 274
10
Sattu Alang, “Urgensi Diagnosis Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar”, Dalam Jurnal Al-
Irsyad Al-Nafs: Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Vol. 2 No. 1(2015): 2, Diakses Pada 5
Februari, 2020, Http://Journal.Uin-Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Al-Irsyad_Al-
Nafs/Article/Download/2557/2397 .
Kegiatan mendiagnosis kesulitan belajar pada siswa merupakan salah
satu tugas dari guru dan tenaga pendidik lainnya untuk memahami kesulitan
yang dialami siswa. Tujuan kegiatan utama dari kegiatan terebut yaitu untuk
membantu siwa mengenali kekurangan dan kelemahan yang dimiliki
sehingga dapat dengan egera diberi bantuan.11 Diagnosis mengandung
makna untuk membedakan suatu keadaan setiap idividu peserta didik,
melalui indentifikasi yang spesifik tentang hambatan pada unsur-unsur
materi yag tidak dapat dipahaminya melalui pedekatan tertentu. Beberapa
yang dapat diidentifikasikan seperti gejala-gejala yang dialami peserta didik
yang tampak; sebab hambatan belajar apakah internal atau eksternal;
peristiwa hambatan yang terjadi saat ini; dan perkembangan yang terakhir
dari kondisi yang teramati.12

Menurut Webster, diagnosis merupakan proses penentu hakikat


adanya kelainan atau ketidamampuan seseorang dengan cara ujian. Dari
ujian terebut, dilakukan juga penelitian secara hati-hati terhadpa fakta yang
ditemukan sebagai dasar untuk menentukan perasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan beberapa pendapat, diagnosis dapat diartikan sebagai sebuah
proses untuk menentukan permasalahaan yang dihadapi oleh individu
melalui proses analisisdata dari gejala-gejala yang tampak serta usaha untuk
membantu memecahkan permasalahan tersebut dengan berbagai
kemungkinan dan dengan jalan menganalisis faktor-faktor yang menjadi
penyebab penghambatnya.

b) Kesulitan belajar
Menurut Blassic & Jones, kesulitan belajar yang dialami siswa
menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi akademik yang
diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa pada
kenyataannya. Siswa akan dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila
intelegensia yan dimilikinya tergolong rata-rata atau normal. Akan tetapi,
11
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori Dan Aplikasi
Dalam Proses Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 252-253
12
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, 275-276
meunjukkan adanya kekurangan dalam proses dan hasil belajar seperti
prestasi belajar yang diperolehnya rendah. Oleh karena itu kesulitan belajar
merupakan suatu kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan
tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar
secara optimal. Dengan demikian, adanya kesulitan belajar dan hambatan
belajar tersebut dapat dilihat pada prestasi belajar yang dcapai oeh siswa.
c) Diagnosis kesulitan belajar
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas ,diagnosis kesulitan belajar
merupakan upaya untuk memahami jenis dan karakter kesulitan-kesulitan
belajar dengan mengidentifikasinya sehingga memungkinkan dapat
mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari penyelesaiannya.
Tujuan dari adanya diagnosis kesulitan belajar adalah menemukan penyebab
timbulnya masalah untuk menetapkan kemungkinan bantuan apa yang akan
diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2. Jenis-jenis Permasalahan Belajar Siswa

Menurut Warkitri dkk. terdapat beberapa jenis permasalahan


belajar yang sering dialami siswa sebagai berikut:

1. Kekacauan belajar (Learning Disorder)


Jenis permasalahan yang terjadi ketika proes belajar siwa terganggu
karena munculnya respon yaan bertentangan dengan tujuan belajar,
sehingga siswa mengalami kebingungan untuk memahami pelajaran.
2. Ketidakmampuan Belajar (Learning Disability)
Jenis permasalahan belajar saat siswa selalu menghindari kegiatan
belajar dengan berbagai sebab dan alasannya, ehingga hasil belajar yang
dicpai berada di bawah potensi intelektualnya.
3. Learning Disfunctions
Jenis permasalahan belajar yang mengacu pada adanya gejala-
gejala dalam bentuk siswa tidak dapat mengikuti dan melaksanaakan
proses belajar dan pembelajaran dangan baik. Pada dasarnya siswa tidak
menunjukkan adanya gangguan subnormal secara mental, gangguan alat
indra, ataupun gangguan psikolosis lainnya, namun siswa tersebut tetap
tidak mampu menguasai materi pelajaran meskipun sudah belajar dengan
tekun.
4. Under Achiever
Jenis permasalahan belajar yang terjadi dan dialami oleh siswa
dengan potensi intelektual tinggi dan atau tingkat kecerdasannya diatas
rata-rata normal, tapi prestasi belajar yang dicapai tergolong rendah. Pada
dasarnya siswa mengalami ketidaksesuaian tingkat kecerdasan dengan
prestasi yang diperoleh.
5. Lambat Belajar (Slow Leaner)
Jenis permasalahan belajar yang disebabkan siswa sangat lambat
belajarnya sehingga mebutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguaai
materi pelajaran dibandingkan siswa yang lain denga tingkat potensi
intelektual yang sama.13
3. Prinsip-prinsip Diagnosis Kesulitan Belajar
Ada beberapa prinsip yang harus di perhatikan guru untuk
mendiagnosis kesulitan belajar pada siswa adalah sebagai berikut:
a. Diagnosis harus efisien
b. Terarah pada perumusan metode perbaikan
c. Memperhatikan berbagai informasi yang terkait
d. Penggunaan catatan kumulatif
e. Penggunaan tes baku
f. Penggunaan prosedur informal
4. Langkah-langkah Diagnosis Kesulitan Belajar

Langkah- langkah yang harus ditempuh guru, antara lain;

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang


siswa ketika mengikuti pelajaran.
b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang
diduga mengalami kesulitan belajar.
13
Muhamad Irham Dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori Dan Aplikasi
Dalam Proses Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2017), 253-257
c. Mewawancarai orang tua siswa untuk mengetahui hal ihwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
d. Memberikan tes diagnostic bidang kecaakapan tertentu untuk
mngetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa
e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khuusnya kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar.14

C. Faktor penyebab kesulitan belajar


Kesulitan belajar ini dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik
atau prestasi belajarnya, dan juga munculnya kelainan perilaku (misbehavior)
siswa baik yang berkapasits tinggi maupun rendah, karena faktor intern dan
ekstern siswa, contoh seperti kesukaan berteriak-teriak didalam kelas,
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, sering bolos sekolah
dan sebagainya.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar
terdiri atas dua macam, yaitu :
a) Faktor intern siswa, yang meliputi gangguan atau kekurangmampuan
psikofisik siswa yakni :
1) Yang bersifat kognitif yaitu rendahnya kapasitas intelektual. Setiap
siswa pasti mempunyai IQ yang berbeda-beda dan kemampuan
untuk menampung seluruh informasipun berbeda-beda. Hal ini
yang menyebabkan ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
2) Ranah afektif yaitu labilnya emosi dan sikap, emosi yang masih
labil dan sikap yang cenderung masih kekanak-kanakan membuat
timbulnya kesulitan belajar. Kondisi jiwa mereka sangat
mempengaruhi, emosi yang tidak bisa dikontrol akan lebih sulit
untuk menerima pelajaran.

14
Sattu Alang, “Urgensi Diagnosis Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar”, Dalam Jurnal Al-
Irsyad Al-Nafs: Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Vol. 2 No. 1(2015): 7, Diakses Pada 5
Februari, 2020, Http://Journal.Uin-Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Al-Irsyad_Al-
Nafs/Article/Download/2557/2397
3) Ranah psikomotor (ranah karsa) seperti terganggunya alat-alat
indra penglihat dan pendengar15
b) Faktor ekstern siswa
1) Lingkungan keluarga
Status ekonomi, status sosial, kebiasaan dan suasana lingkungan
keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.
2) Lingkungan masyarakat
Peran masyarakat sangat mempengaruhi anak dalam
belajar. Setiap pola masyarakat yang mungkin menyimpang
dengan cara belajar di sekolah akan cepat sekali meyerap dalam
diri anak, karena ilmu yang didapat dari pengalamannya bergaul
dengan masyarakat akan lebih mudah diserap oleh anak daripada
pengalaman belajarnya di sekolah. Jadi peran masyarakat akan
dapat merubah tingkah laku anak dalam proses belajar.
3) Lingkungan sekolah
Di lingkungan sekolah, peran guru sangat berpengaruh
dalam proses belajar anak. Cara guru mengajar sangat menentukan
keberhasilan belajar. Sikap dan kepribadian guru, dasar
pengetahuan dalam pendidikan, penguasaan teknik-teknik
mengajar dan kemampuan menyelami pikiran setiap siswa
merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu guru sebagai
motivator, fasilitator, inovator dari masalah-masalah individu siswa
perlu menjadi acuan selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Media pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku-buku pelajaran, alat
peraga, alat alat tulis juga mempengaruhi keberhasilan anak dalam
belajar. Siswa akan cenderung berhasil apabila dibantu oleh media
pembelajaran yang memadai.16

15
Zubaidah Amir Dan Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta:
Aswaja Pressindo,2016), 293
16
Sudarwan Danim Dan Khairil, Psikologi Pendidikan, 195-196.
Selain faktor diatas, ada pula faktor khusus yang menimbulkan kesulitan
belajar pada anak didik, yaitu sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Sindrom (Syndrome) berarti satuan gejala yang
muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan
kesulitan belajar anak didik. Sindrom itu misalnya dyslexia, yaitu
ketidakmampuan belajar membaca, dysgraphia, yaitu ketidakmampuan belajar
menulis, dyscalculia yaitu ketidakmampuan belajar matematika.17

D. Strategi mengenali dan mengatasi kesulitan belajar

Salah satu tugas seorang guru adalah mengetahui potensi yang dimiliki
oleh anak didik dan mengetahui berbagai persoalan yang dapat menggangu
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut guna mencari upaya untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesulitan belajar yang di hadapi
oleh siswa. Berikut adalah strategi yang harus di pahami oleh seorang guru
dalam mengenali dan mengatasi kesulitan belajar pada siswa:

1. Strategi mengenali kesulitan belajar pada siswa


Proses mengenali kesulitan belajar pada siswa di lakukan untuk
mengidentifikasi letak kesulitan dan faktor penyebab kesulitan belajar
pada siswa, serta cara alternatif pemecahannya. Anak didik yang
mengalami kesulitan belajar adalah anak didik yang tidak dapat belajar
secara wajar, hal tersebut disebabkan adanya ancaman, hambatan, serta
gangguan, dimana gejala-gejalanya dapat di amati oleh guru maupun
orang tua.18
Beberapa gejala yang menunjukkan bahwa anak mengalami
kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
a) Prestasi yang di capai siswa berada di bawah nilai rata-rata.
b) Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas.
c) Adanya sikap kurang ajar dalam diri anak didik, seperti sikap
acuh terhadap guru.

17
Zubaidah Amir Dan Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, 294
18
Afi Panawi, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), 103
d) Hasil yang didapat anak didik tidak sesuai dengan usaha yang
telah di lakukan.19
Selain dengan mengamati gejala-gejala yang ada pada peserta
didik. Cara lain yang dapat di lakukan untuk mengenali kesulitan belajar
pada siswa dapat di lakukan dengan cara tes maupun non-tes20.
a) Teknik non-tes
Teknik non-tes merupakan teknik yang di gunakan untuk
mengenali kesulitan belajar pada siswa. Hal ini guru
melakukan penyelidikan melalui wawancara, observasi,
angket, biografi, dan dokumentasi.
1) Teknik wawancara
Wawancara atau interview merupakan sebuah cara
yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara
berkomunikasi dengan sumber data atau responden. Hal ini
dapat berupa dialog maupun tanya jawab secara lisan yang
dapat di lakukan dengan berbagai cara.
2) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis dan sengaja di lakukan dengan
menggunakan alat indra terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Sugihartono, seorang observer dalam
mengadakan kegiatan observasi harus memperhatikan
beberapa hal diantaranya yaitu:
a. Observer harus memahami apa yang akan di
observasi.
b. Observer harus melakukan observasi secermat-
cermatnya.
19
Sattu Alang, “Urgensi Diagnosis Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar”, Dalam Jurnal Al-
Irsyad Al-Nafs: Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Vol. 2 No. 1 (2015):7, Diakses Pada 4
Februari, 2020, Http://Journal.Uin-Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Al-Irsyad_Al-
Nafs/Article/Download/2557/2397
20
Muhammad Irham Dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori ..., 267
c. Observer harus mencatat gejala-gejala yang
berbeda-beda.
d. Observer harus mengetahui alat-alat pencatat
observasi dengan baik.21
3) Angket
Angket merupakan jenis alat pengumpulan data yang
berupa daftar pertanyaan yang harus di jawab dan
dikerjakan oleh responden secara tertulis dan lebih
terstruktur. Pertanyaan yang di buat harus singkat, tegas dan
mudah dimengerti agar tidak membuat responden ragu.
4) Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data
dengan cara mengutip, mengopi atau mengambil gambar
dari sumber-sumber catatan yang sudah ada dan
terdokumentasikan. Dalam mengidentifikasi kesulitan
belajar pada siswa, teknik dokumentasi ini dapat digunakan
dalam bentuk dokumentasi rapor, daftar hadir, kondisi
keluarga, tempat belajar, latar belakang pendidikan siswa,
dan sebagainya.
b) Teknik tes
Tes merupakan suatu cara yang dilkaukan guru untuk
mengukur kesulitan belajar siswa dengan tes yang berupa
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijwab. Teknik tes yang
dapat digunakan dalam penentuan kesulitan belajar dapat
menggunakan tes hasil belajar dan tes psikologi.
1) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar merupakan jenis tes yang
diberikan kepada siswa oleh guru untuk mengetahui
tingkat penguasaan bahan atau materi pelajaran yang
telah disampaikan selama proses pembelajaran,

21
Sugihartono, Dkk, Psikologi Pendidikan, 160
seperti dalam bentuk ulangan harian, ujian, dan
bentuk kegiatan evaluasi lainnya.22
2) Tes psikologi
Tes psikologi merupakan teknik pengumpulan
data siswa yang digunakan untuk mendeteksi
kesulitan belajar siswa secara potensial dan lebih
bersifat psikologis di bandingkan perilaku atau
kebiasaan belajarnya, contohnya dalam bentuk
intelegensia, bakat, minat, kepribadian, sikap dan
sebagainya.23
2. Strategi mengatasi kesulitan belajar pada siswa
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar,
sebelumnya harus mencari sumber-sumber penyebab adanya kesulitan
belajar utama dan penyerta lainnnya yang mutlak di lakukan secara
akurat, efektif dan efisien. Menurut Tadjab langkah-langkah untuk
mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut24:
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan langkah pertama yang
dilakukan dengan pengamatan langsung yang bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang penyebab adanya kesulitan
belajar.
2) Pengolahan data
Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah proses
pengolahan data. Didalam proses pengolahan data harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Identifikasi kasus
b) Membandingkan antar kasus
c) Membandingkan hasil tes
d) Menarik kesimpulan
22
Sugihartono, Dkk, Psikologi Pendidikan, 163
23
Muhammad Irham Dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori..., 276
24
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan , (Surabaya: Karya Abditama, 1994), 51-52
3) Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan mengenai hasil pengolahan
data. Diagnosis ini dapat berupa jenis-jenis kesulitan belajar dan
faktor-faktor yag menyebabkan kesulitan belajar.
4) Pragnosis
Pragnosis artinya ramalan. Hasil diagnosis digunakan
sebagai dasar utama dalam menyusun ramalan mengenai
bantuan apa yang harus diberikan kepada orang yang mengalami
kesulitan belajar.
5) Perlakuan atau treatment
Perlakuan yang dimaksudkan adalah pemberian bantuan
kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan
program yang sudah di suusn dalam langkah pragnosis. Hal ini
dapat berupa bimbingan belajar kelompok, privat, dan
sebagainya.
6) Evaluasi
Evaluasi disini digunakan untuk mengetahui apakah
treatment yang diberikan berhasil atau gagal. Jika treatment
yang diberikan gagal, maka guru harus mencoba teknik lain
dalam pemberian treatment tersebut.
Menurut aunurrahman, untuk mengatasi kesulitan belajar seorang
guru perlu melakukan pendekatan pribadi disamping pendekatan
instruksional dalam berbagai bentuk yang memungkinkan guru untuk
mengenal lebih dekat siswanya tersebut dan membantu menyelesaikan
masalah yang dialaminya.25
Untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa pengidap sindrom
disleksia, disgrafia, diskalkulia sebagaimana yang telah diuraikan
sebelumnya guru dan orang tua sangat dianjurkan untuk untuk
memanfaatkan guru pendukung (support teacher).26

Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), 200


25

26
Ridwan Idris, “ Mengatasi Kesulitan Belajar Dengan Pendekatan Psikologi Kognitif”,
Dalam Jurnal Lentera Pendidikan Vol. 12 No. 2 (2009): 162, Diakses Pada 4 Februari, 2020,
Cara yang dapat digunakan guru untuk mengatasi kesulitan belajar
matematika adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya menjelaskan konsep-konsep matematika kepada
siswa secara sederhana.
b. Guru dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan
sehari-hari siswa yang di peroleh di lingkungannya.
c. Guru dapat menuntun siswa agar dapat membentuk kesimpulan
dari permasalahan-permasalahan yang disajikan.
d. Guru dapat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran untuk
mempermudah siswa dalam memahami materi.
e. Guru dapat melakukan remidial untuk siswa yang mengalami
kesulitan belajar.27

Http://Journal.Uin-Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Lentera_Pendidikan/Article/Download/3798/3470
27
Paridjo, “Suatu Solusi Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika”, Dalam Jurnal
Cakrawala Vol. 2 No. 4 (2006): 38, Diakses Pada 4 Februari, 2020, Http://E-
Journal.Upstegal.Ac.Id/Index.Php/Cakrawala/Article/View/760
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi saat siswa mengalami
hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan
mencapai hasil belajar secara optimal. Dalam pembelajaran, siswa dapat
mengalami kesulitan belajar seperti kejenuhan dalam belajar, bosan, dan tidak
dalam semangat belajar maupun saat menerima pelajaran.
Dalam pembelajaran, guru harus mampu mendiagnosis kesulitan-
kesulitan belajar apa saja yang dialami oleh anak didiknya. Hal tersebut di
lakukan untuk menentukan faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
kesulitan belajar. Dengan adanya diagnosis yang dilakukan, guru akan
mengetahui kesulitan belajar apa yang sedang dialami oleh anak didiknya,
sehingga dapat mennetukan strategi alternatifnya untuk mengatasi kesulitan
belajar.
Dalam mengatasi kesulitan belajar, guru harus menggunakan pendekatan
individual agar dapat memahami secara detail apa kesulitan yang sedang
dialami oleh siswanya tersebut. Dan guru dapat mengadakan remidial untuk
siswa tersebut sebagai upaya perbaikan dalam mengatasi kesulitan belajar.
B. Saran
Kesulitan belajar pada siswa harus selalu diperhatikan oleh para guru,
memberi memotivasi dan membantu dalam memahamkan merupakan hal yang
bisa dilakukan agar siswa tidak sulit menerima pelajaran yang disampaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat dan mampu mengatasi kesulitan dalam
belajar.
Daftar pustaka

Amir, Zubaidah & Risnawati. Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:


Aswaja Pressindo,2016.

Aunurrahman. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.

Danim, Sudarwan & Khairil. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014.

Irham, Muhammad & Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori Dan
Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.

Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2013.

Panawi, Afi. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Deepublish, 2019.

Rohmah, Noer. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia, 2015.

Sugihartono, Dkk. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Tadjab. Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama, 1994.

Alang, Sattu. “Urgensi Diagnosis Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar”, Dalam


Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Vol. 2 No. 1 (2015)- 4 Februari, 2020,
Http://Journal.Uin-Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Al-Irsyad_Al-
Nafs/Article/Download/2557/2397.

Idris, Ridwan. “ Mengatasi Kesulitan Belajar Dengan Pendekatan Psikologi


Kognitif”, Dalam Jurnal Lentera Pendidikan Vol. 12 No. 2 (2009)- 4
Februari, 2020, Http://Journal.Uin-
Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Lentera_Pendidikan/Article/Download/3798/347
0

Paridjo. “Suatu Solusi Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika”, Dalam Jurnal


Cakrawala Vol. 2 No. 4 (2006)- 4 Februari, 2020, Http://E-
Journal.Upstegal.Ac.Id/Index.Php/Cakrawala/Article/View/760
Yeni, Ety Mukhlesi. “Kesulitan Belajar Matematika Di Sekolah Dasar”, Dalam
Jurnal Pendidikan Vol.2, No.2 (2015)- 5 Februari, 2020 ,
Http://Jfkip.Umuslim.Ac.Id/Index.Php/Jupendas/Article//231.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai