DI SUSUN OLEH :
i
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN LAPORAN............................................................3
BAB II ISI LAPORAN..........................................................................................4
A. Mengidentifikasi Anak Yang Diduga Bermasalah.......................................4
B. Melokalisasi Letak Masalah Anak................................................................4
C. Mengidentifikasi Faktor – Faktor Penyebab Kesulitan Anak Belajar
Berhitung......................................................................................................6
D. Menetapkan Teknik Mengatasi Anak Yang Mengalami Masalah................7
E. Pelaksanaan Pemberian Pertolongan Pada Siswa.........................................7
F. Tindak Lanjut (Follow Up) Yang Dapat Dilakukan Untuk Siswa................8
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
KATA PENGANTAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak
jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran
membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi
frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga
para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar.
Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang
baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa
anak-anak mereka kesulitan dalam belajar. Akan tetapi yang lebih menyedihkan
adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang
tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka
memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun
gagal.
Kajian tentang kesulitan belajar telah banyak dilakukan oleh peneliti
terdahulu, Ismail (2016) tentang kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran aktif
di sekolah. Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa peneliti melalukan beberapa
tahapan yaitu : 1) Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan
belajar; 2) Melokalisasikan kesulitan belajar; 3) Menentukan faktor penyebab
kesulitan belajar; 4) Memperkirakan alternatif bantuan; 5) Menetapkan
kemungkinan cara mengatasinya; dan 6) Tindak lanjut. Selanjutnya penelitian
Pingge dan Wangid (2016) melaporkan adanya hubungan positif dan signifikan
antara kompetensi guru sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
dengan hasil belajar. Disebutkan juga bahwa penggunaan media dan pengelolaan
kelas dapat mengurangi tingkat kesulitan belajar pada siswa, namun penelitian
yang dilakukan belum membahas mengenai masalah-masalah yang dialami oleh
siswa.
Berhitung merupakan kemampuan yang digunakan dalam kehidupan kita
sehari-hari, baik ketika membeli sesuatu, membayar rekening listrik, dan lain
1
sebagainya. Tidak diragukan lagi bahwa berhitung merupakan pekerjaan yang
kompleks yang di dalamnya melibatkan membaca, menulis, dan keterampilan
bahasa lainnya, kemampuan untuk membedakan ukuran-ukuran dan kuantitas
relatif dan obyektif, kemampuan untuk mengenali urutan, pola, dan kelompok,
ingatan jangka pendek untuk meningat elemen-elemen dari sebuah soal
matematika saat mengerjakan persamaan, kemampuan membedakan ide-ide
abstrak, seperti angka-angka negatif, atau system angka yang tidk menggunkan
basis sepuluh.
Meskipun banyak masalah yang mungkin turut mempengaruhi kemampuan
untuk memahami, dan mencapai keberhaislan dalam pelajaran matematika.
Istilah ‘dyscalculia’, biasanya mengacu pada pada suatu problem khusus dalam
menghitung, atau melakukan operasi aritmatika, yaitu penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.
Kesulitan belajar jika tidak diatasi dengan baik dan benar oleh guru maupun
orang tua maka akan berdampak buruk bagi perkembangan dan kehidupan siswa
di masa depan. Biasanya anak yang mengalami kesulitan belajar dapat
menyelesaikan masalahnya dengan baik, namun dibalik itu anak yang mengalami
kesulitan belajar sering kali dilabeli sebagai anak yang bodoh ataupun gagal. Hal
inilah yang menjadikan anak yang mengalami kesulitan belajar semakin terpuruk
dalam tekanan yang datang dari luar dirinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mengidentifikasi anak yang diduga bermasalah ?
2. Bagaimana cara mengetahui atau melokalisasi letak masalah anak ?
3. Apa faktor - faktor penyebab anak kesulitan dalam belajar berhitung?
4. Bagaimana memperkirakan alternatif pertolongan?
5. Bagaimana cara menetapkan kemungkinan teknik mengatasi masalah
anak?
6. Kapan pelaksanaan pemberian pertolongan dapat dilakukan?
7. Bagaimana tindak lanjut (Follow up) mengenai anak yang kesulitan dalam
belajar berhitung?
2
C. TUJUAN PENULISAN LAPORAN
1. Menginformasikan mengenai cara mengidentifikasi anak yang diduga
bermasalah
2. Menjelaskan cara mengetahui atau melokalisasikan letak masalah anak
3. Memberikan informasi mengenai faktor penyebab anak kesulitan dalam
belajar berhitung
4. Menjelaskan mengenai alternatif atau cara mengatasi anak dalam belajar
berhitung
5. Memberikan informasi mengenai teknik untuk mengatasi masalah anak
6. Menginformasikan waktu yang tepat mengenai kapan pemberian
pertolongan dapat dilakukan
7. Menjelaskan mengenai tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar berhitung
3
BAB II
ISI LAPORAN
4
Data Diri Siswa yang Mengalami Kesulitan Berhitung :
Nama : Serlin Nur Cahya
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas IV
Adapun beberapa masalah kesulitan dalam belajarnya yang dimiliki Siswa tersebut
antara lain:
1. Serlin tidak mau belajar atau mengerjakan tugas secara mandiri.
2. Serlin Sulit memahami materi pelajaran yang di berikan oleh guru terutama
pada pelajaran berhitung tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
3. Serlin agak tertinggal dari temanya jika berkaitan tentang masalah belajarnya.
4. Serlin sering mendapatkan nilai yang kurang memuaskan pada mata pelajaran
Matematika.
5. Sering mengutamakan kegiatan bermain.
6. Kurangnya perhatian orang tua tentang perkembangan belajar siswa tersebut
Setelah melakukan pengumpulan data melalui metode observasi dan home visit.
Saya mulai memahami bahwa murid tersebut sedikit mengalami kesulitan belajar
dalam bidang perhitungan. Pada teori yang tercantum di atas termasuk kedalam jenis
kesulitan belajar diskalkulia. Menurut Deb Russell Diskalkulia adalah ketidak
mampuan seseorang dalam memahami dan melakukan operasi matematika. Pada
dasarnya diskalkulia merupakan suatu keadaan dimana seorang anak tidak mampu
menyerap dan menerjemahkan konsep-konsep aritmatika serta pengaplikasiannya.
Anak berkesulitan belajar berhitung sering mengalami kesulitan dalam mengenal dan
menggunakan simbol-simbol matematika seperti ( +, -, =, : ) dan sebagainya.
Kesulitan semacam ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan persepsi visual.
5
C. Mengidentifikasi Faktor – Faktor Penyebab Kesulitan Anak Belajar
Berhitung
Setelah melihat data-data dan mendapat hasil observasi dan home visit seperti
wawancara, angket kebiasaan belajar dan alat pengumpul data lainnya dapat dilihat
bahwa :
1) Latar belakang keluarganya berasal dari buruh dan ibu hanya sebagai Asisten
Rumah Tangga (ART). Di rumah Serlin jarang diperhatikan belajarnya.
Perhatian khusus kedua orang tuanya tentang perkembangan belajarnyapun
jarang. Ibunya sendiri yang hanya menghabiskan setengah hari waktu nya di
rumah majikannya mencari nafkah dan bapak nya sibuk bekerja. Walaupun
sebenarnya masih ada waktu banyak untuk meluangkan waktu untuk
memperhatikan belajar anaknya, namun itupun tidak dilakukan.
2) Senang bermain daripada belajar sehingga membuat nilai dalam berhitung pada
mata pelajaran matematika mengalami penurunan atau di bawah KKM yang
mengakibatkan Serlin menjadi tidak menyukai matematika dan tidak mau
berlatih di rumah.
3) Bakat yang tidak sesuai dengan mata pelajaran, minat belajar yang kurang,
motivasi yang rendah, kondisi kesehatan mental yang kurang, serta tipe belajar
yang berbeda.
4) Saat berada di rumah orang tuanya susah mengajarinya di karena jenjang
pendidikan orang tuanya rendah.
5) Terlalu sering bermain gadget (HP), membuat malas dalam belajar.
6
Adapun cara alternatif untuk membantu menyelesaikan masalahnya dalam bidang
akademiknya dengan memberikan pelatihan sebagai berikut :
No Minggu Materi Layanan
1 Pertama Pelatihan penjumlahan dan pengurangan Bimbingan Pribadi
2 Kedua Pelatihan perkalian dan pembagian Bimbingan Pribadi
3 Ketiga Pelatihan mengukur Sudut Bimbingan Pribadi
4 Keempat Pengukuran Hitung Bilangan Bulat Bimbingan Pribadi
7
2) Selanjutnya Guru memberikan dorongan dan nasehat agar siswa mempunyai
motivasi untuk belajar matematik. Agar nilai pada mata pelajaran
matematikanya bagus.
3) Guru membantu siswa untuk mulai mengatur waktu belajar. Agar dapat
membedakan waktu bermain dan belajar siswa terkontrol.
4) Guru memberikan tambahan belajar kepada siswa tersebut terkait
permasalahan materi akademiknya dalam pelajaran berhitung, antara lain :
Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang diberikan secara
bertahap selama 1 bulan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan yang sering ditemui disekolah dasar yaitu siswa sulit dalam
menyelesaikan soal cerita, siswa sulit menyelesaikan soal penjumlahan atau
pengurangan susun tetapi siswa mengerti konsep penjumlahan dan pengurangan,
mengukur sudut atau menghitung bilangan bulat serta siswa tidak memiliki
keterampilan dalam perhitungan. Kesulitan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain faktor dari diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan
masyarakat sekitar.
B. Saran
Guru diharapkan dapat memastikan kesiapan siswa dalam belajar matematika,
memilih media pembelajaran yang sesuai, memberikan latihan soal kepada siswa,
memberikan kebebasan siswa dalam menyampaikan gagasannya, serta membuat
siswa senang belajar matematika. Sebaiknya guru mengatasi kesulitan belajar masing-
masing siswa dengan mempersiapkan segala kebutuhan yangdigunakan dan
diperlukan dalam proses pembelajaran secara matang. Sebaiknya guru menggunakan
bahasa yang sederhana dalam menjelaskan konsep matematika.
9
DAFTAR PUSTAKA
Aliviah, Bunga. 2017. Bagaimana Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Peserta
Didik ?.
https://www.kompasiana.com/bungaa/58f308b18423bd2176fff578/bagaimana-
cara-mengatasi-kesulitan-belajar-pada-peserta-didik?page=all. Diakses pada 27
mei 2021.
10