Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK USIA DINI

Pada Mata Kuliah Diagnostik Permasalahan Perkembangan


Dosen Pengampu :
Nadya Yulianti, S.Psi., M.Pd

Disusun Oleh :

Irma Mulyani (0106.1801.011)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DR. KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah


memberikan semangat untuk mengerjakan tugas, melalui tugas ini penulis dapat
mencari hal-hal yang berhubungan dengan suatu materi sehingga insyaAllah
memahami pembelajaran tersebut dan mencari wawasan yang lebih luas.

Dan pada kesempatan kali ini alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan


tugas mandiri berupa hasil laporan observasi perkembangan intelektual pada anak
usia dini pada Mata Kuliah Diagnostik Permasalahan Perkembangan dengan tepat
waktu tanpa halangan suatu apapun.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Allah Swt
2. Ibu Nadya Yulianti, S.Psi., M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Diagnostik
Permasalahan Perkembangan
3. Pihak lain yang telah mendukung sehingga terselesainya laporan Hasil
Observasi ini.

Bagaimana pun penulis telah berusaha membuat laporan ini dengan


sebaik-baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
dapat memperbaiki dan menyempurnakan laporan ini. Semoga tugas ini
bermanfaat.

Purwakarta, Juni 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep


yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya perkembangan
kognitif seringkali menjadi sinonim dengan perkembangan intelektual. Dalam
proses pembelajaran seringkali anak dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang
menuntut adanya pemecahan. Kegiatan itu mungkin dilakukan anak secara fisik,
seperti mengamati penampilan obyek yang berupa wujud atau karakteristik dari
obyek tersebut. tetapi lebih lanjut anak dituntut untuk menanggapinya secara
mental melalui kemampuan berfikir, khususnya mengenai konsep, kaidah atau
prinsip atas obyek masalah dan pemecahannya. Ini berarti aktivitas dalam belajar
tidak hanya menyangkut masalah fisik semata, tetapi yang lebih penting adalah
keterlibatannya secara mental yaitu aspek kognitif yang berhubungan dengan
fungsi intelektual.

Perkembangan kognitif menjadi sangat penting manakala anak akan dihadapkan


kepada persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Masalah ini
sering menjadi pertimbangan mendasar didalam membelajarkan mereka,
khususnya menyangkut isi atau kurikulum yang akan dipelajarinya. Berkaitan
dengan hal itu maka penulis akan memaparkan tentang permasalah yang berkaitan
dengan intelektual atau kognitif pada anak usia dini.

B. Rumusan Masalah
1. Perkembangan kognitif anak masih rendah
2. Kurangnya guru menggunakan media yang bersifat konkret
3. Diagnostic permasalahan pada konsep berfikir anak
C. Tujuan

Sesuai dengan latar belakan dan rumusan masalah diatas tentunya laporan
obsevasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan intelektual atau kognitif
pada anak usia dini.
BAB II
ISI/PEMBAHASAN

A. Identifikasi Kasus

Pada penelitian atau obsevasi kali ini penulis mengidentifikasi atau menandari
kepada dua anak yang diperkirakan mengalami masalah. Dilihat dari prilaku dia
ketika belajar, mengamati guru, bermain, berinteraksi dengan teman sebaya. Ada
beberapa ciri yang ditonjolkan oleh dua orang anak ini yaitu :

- Memiliki masalah dalam melafalkan kata


- Kesulitan memilih kata yang tepat
- Kesulitan belajar mengenal huruf, angka warna, bentuk dan nama nama
hari
B. Identifikasi Masalah

Data Anak Sebagai Berikut :

Nama : Elsa Septiani Nama : M. Amar

Usia : 4 Tahun Usia : 4 tahun

Setelah dilakukan identifikasi kasus inti dari permasalahan yang dihadapi kedua
anak ini sama yaitu gangguan belajar dalam kemampuan menulis atau bisa
dikatakan juga disgrafia. Gangguan belajar ini hampir sama dengan membaca. Hal
yang membedakan anak kesulitan menyusun kalimat, dan ejaan yang benar dalam
bentuk tulisan. Gangguan ini juga berhubungan dengan ADHD atau gangguan
prilaku yang terjadi pada anak. Mereka juga mengalami kesulitan dalam membuat
tulisan yang baik dan benar. Terkadang tulisannya tidak dapat dibaca karena
kurang jelas.

C. Diagnosis

Sebagian besar gangguan belajar terjadi akibat adanya gangguan terhadap


perkembangan otak anak, entah ketika anak berada di dalam kandungan, saat
lahir, ataupun ketika berusia balita.
Beberapa factor atau hal yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami
gangguan perkembangan otak yaitu :

- Ibu mengalami komplikasi saat masa kehamilan


- Terjadi masalah kehamilan
- Factor genetic dari keluarga yang memiliki kemampuan belajar
- Trauma psikologi, seperti kekerasan saat masih kecil yang berpengaruh
pada perkembangan otak.

Meskipun begitu, sampai saat ini para ahli belum mengetahui secara pasti apa
yang menyebabkan gangguan belajar ini terjadi pada anak. Namun pada penelitian
ini penulis juga mengamati pola asuh dari orang tua dan kurangnya guru
menstimulasi perkembangan yang berkaitan dengan masalah anak tersebut.

D. Prognosis

Upaya alternative yang akan dilakukan sesuai dengan karakteristik permasalahan


yang dialami. Tentunya langkah pertama adalah mengkomunikasikan dengan
orang tua anak yang bersangkutan perihal maslah yang dialami oleh anak,
kemudian setelah orang tua menyetujui langkah selanjutnya melakukan
pemeriksaan yang jelas untuk mengetahui gangguan belajar yang dialami oleh
anak.

E. Treatment

Gangguan belajar disgrafia ini memang belum ada obatnya tetapi ada beberapa
penanganan yang bisa kita lakukan untuk upaya bantuan terhadap anak yang
mengajami gangguan digrafia ini diantaranya melalui terapi okupasi terapi ini bisa
berperan untuk meningkatkan kemampuan menulis anak dengan cara sebagai
berikut :

- Menggambar garis dalam labirin


- Belajar menggunakan tanah liat
- Mengajarkan cara menggunakan alat tulis
- Mengerjakan puzzle
- Menuliskan huruf sederhana

Selain terapi okupasi ada beberapa tips juga untuk orang tua dan guru untuk
mengatasi gangguan belajara disgrafia yang dimiliki seperti :

- Berikan anak bola penghilang stress seperti Squisi yang bisa diremas-
remas untuk meningkatkan kekuatan otot tangan anak
- Menyediakan alat tulis kertas dengan garis garis yang lebar
- Puji anak ketika berhasill menuliskan sesuatu dengan benar
- Bicarakan gangguan belajar kepada anak agar anak bisa mengerti kondisi
yang ia miliki
- Ajarkan anak-anak cara untuk menghilangkan stress
F. Tindak Lanjut

Untuk tindak lanjut kita berikan waktu untuk mengetahui seberapa berjalannya
upaya yang dilakukan mencapai keberhasilan. Tetapi apabila terapi atau program
yang diikuti oleh anak tidak menunjukan hasil, jangan merasa frustasi dan
memarahi anak, karena proses perkembangan anak dalam mengatasi disgrafia
membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Jika orang tua atau guru tidak cocok dengan program atau terapi yang sedang
diikuti bisa mencari program atau trapi yang lainyang lebih sesuai dengan anak.
Terimalah anak apa adanya, dan semangati anak untuk terus berusaha menghadapi
gangguan belajar disgrafia yang dimiliki.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan intelektual adalah kecakapan mental yang menggambarkan


kemampuan berfikir, kemampuan berfikir berpengaruh terhadap tingkah laku.
Seseorang yang berkemampuan tinggi akan cekatan dan cepat dalam bertindak,
hal ini akan berakibat kepada sikap mandiri. Perkembangan intelektual anak
tentunya berbeda-beda tergatung factor yang menyertainya. Tetapi pastinya setiap
kendala pasti ada solusinya.

Anda mungkin juga menyukai