Berikut ini beberapa contoh implementasi keterampilan memelihara diri untuk anak
tunadaksa seperti Sepian:
a. Belajar mandiri: Sepian mungkin perlu belajar cara mandi, mengganti pakaian,
dan menjaga kebersihan diri dengan alat bantu atau dukungan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Nutrisi yang tepat: Sepian harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Ini mungkin melibatkan belajar
tentang dir khusus yang diperlukan untuk kondisinya.
c. Pengelolaan waktu dan istirahat: Sepian perlu memastikan bahwa ia memiliki
waktu yang cukup untuk tidur dan beristirahat agar tidak merasa lelah atau letih.
Inimungkin melibatkan pengaturan jadwal yang konsisten untuk tidur, makan, dan
melakukan aktivitas lainnya.
d. Manajemen stres: Sepian mungkin akan mengalami lebih banyak stres karena
kondisinya, sehingga penting bagi dia untuk belajar teknik mengatasi stres, seperti
meditasi, pernapasan dalam, atau berbicara dengan teman atau keluarga.
e. Desain lingkungan yang mendukung: Pemeliharaan diri menjadi lebih mudah jika
lingkungan sekitarnya mendukung. Hal ini mungkin melibatkan penyesuaian
tempat tinggal Sepian untuk memastikan bahwa semua fasilitas dan peralatan
yang diperlukan mudah diakses dan dapat digunakan dengan aman.
2. Jawab :
1. Aspek sosial dan emosional yang berdampak pada Andi meliputi kecemasan
akademik dan hubungan dengan teman sebaya serta orang tua. Kecemasan akademik
dapat mencakup mood (psikologis), kognitif, somatik, dan motorik. Di sisi lain, Andi
juga menghadapi masalah dalam hubungan sosialnya, seperti dijauhi oleh teman-
teman di sekolah dan konflik dengan orang tuanya ketika diberi nasihat.
3. Jawab :
Kesulitan belajar Matematika yang dialami oleh Ade kemungkinan merupakan
diskalkulia. Diskalkulia adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam memahami angka dan konsep matematika. Dalam kasus Ade, ini terlihat
dari kesulitan memahami dan menggunakan simbol-simbol matematika seperti +, -, x, dan
:.
c) Tes Sederhana
o Identifikasi : Menggunakan alat pengukuran atau tes yang sederhana
untuk menilai Kemampuan akademik, kognitif, atau perilaku anak.
o Asesmen : Hasil tes memberikan data objektif yang dapat digunakan
untuk memahami tingkat kemampuan dan kebutuhan anak, membantu
merinci aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam program
pendukung.
Keseluruhan, identifikasi melalui observasi, wawancara, dan tes sederhana
membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk memahami
kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Hasil dari kegiatan identifikasi ini
menjadi dasar untuk melakukan asesmen lebih mendalam guna merancang
program pendukung yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak tersebut.
5. Jawab :
Selama masa pandemi COVID-19, kegiatan belajar anak berkebutuhan khusus di tingkat
sekolah dasar telah mengalami beberapa permasalahan dan tantangan. Berikut ini
beberapa kasus yang diambil dari berbagai sumber :