Anda di halaman 1dari 15

Modul 8 Pendidikan anak berkesulitan belajar

Modul 9 Mendidik anak berkebutuhan khusus di sd biasa


Kelompok 5
Ikbal Fauzan Wiwi Habibah
Bety Citra Sarasti Ratna Sari 857460689 857462217
857456062 857463881

Yuniar Puspita Sari


Rina Nursapitri
857464124 857460625

Yadin Mulyadin
857458191
Modul 8
Definisi, Penyebab, dan Jenis Kesulitan Belajar

A. Definis Kesulitan Belajar B. Klasifikasi Kesulitan Belajar C. Peyebab Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar dapat di artikan sebagai 1. Kesulitan belajar yang 1. Faktor Organis/Biologis
suatu kondisi dalam proses belajar yang berhubungan dengan 2. Faktor Genetis
di tandai oleh adanya hambatan- perkembangan. 3. Faktor Lingkungan
hambatan tertentu untuk memperoleh 2. Kesulitan belajar
hasil belajar. Hambatan yang timbul itu akademik
mungkin disadari dan mungkin tidak
disadari oleh orang yang a. Kondisi Fisik
mengalaminyadan itu bersifat psikologis, b. Faktor Lingkungan
sosiologis ataupun fisiologis dalam c. Faktor Motivasi dan Afeksi
keseluruhan belajarnya. d. Kondisi Psikologis
Modul 8
Karakteristik Anak Kesulitan Belajar
A. Karakteristik Anak Berkesulitan
Belajar

1. Hiperaktif 1. Masalah Persepsi dan Kordinasi


2. Gangguan Persepsi Motorik, 2. Gangguan dalam Perhatian dan Hiperaktif
3. Emosi yang labil, 3. Mengalami Gangguan dalam Masalah
4. Kurang Kordinasi, Mengingat dan Berpikir
5. Gangguan Perhatian 4. Kurang Mampu Menyesuaikan Diri
6. Implusif 5. Menunjukan Gejala Sebagai siswa yang tidak
7. Gangguan Memori dan Berpikir aktif
8. Kesulitan Pada akademik khusus 6. Pencapaian Hasil Belajar yang Rendah
(membaca,matetamitka dan menulis)
9. Gangguan dalam Berbicara dan
Mendengarkan
10. Hasil electroencephalogram (EEG) tidak
teratur serta tanda neurologis yang tidak
jelas.
B. KARAKTER KHUSUS ANAK BERKESULITAN
BELAJAR

GANGGUAN INGATAN JANGKA PENDEK

GANGGUAN MEMBACA LISAN

GANGGUAN PEMAHAMAN
C. KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK
BERKESULITAN MENULIS

MENULIS DENGAN TANGAN

MENGEJA

MENULIS EKSPRESIP

KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK BERKESULITAN


BELAJAR MATEMATIKA/BERHITUNG
KB 3
INTERVERSI ANAK BERKESULITAN BELAJAR

A. Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Membaca B. Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Menulis

1. Tipe (Bentuk) Kesulitan Membaca


1. Tipe-Tipe Kesulitan Menulis
2. Asesmen Kemampuan Membaca
2. Asesmen Kesulitan Menulis
3. Prosedur Intervensi Kesulitan Membaca
3. Diagnosis dan Remediasi
4. Pendekatan dan Teknis dalam intervensi
Kesulitan Membaca.

C. Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Belajar Matematika

1. Pola-Pola Kekeliruan Khsusus


2. Asesmen Kesulitan Belajar Matematika
3. Pengajaran Remidi
MODUL 9
MENDIDIK ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
DI SD BIASA
Kegiatan belajar 1
Identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus

A. IDENTIFIKASI ABK

Istilah identifikasi secara harfiah dapat diartikan menemukan atau


menemukenali. Dalam buku ini istilah identifkasi anak dengan
kebutuhan khusus dimaksudkan merupakan suatu usaha seseorang
(orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk
mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan
(phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dalam
pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak
lain seusianya (anak-anak normal).

1. Teknik observasi

2. Teknik wawancara

3. Tes sederhana
B. ASESMEN
Ada 5 butir kode etik yang harus dipegang teguh dalam dalam melakukan
asesmen, sebagai yang di ungkapkan oleh McLaughhlin & Lewis (1985:608),
yaitu:
1. Tidak ada kecerobohan dalam pengadministrasian.
2. Tidak ada jalan pintas dalam merancang rencana asesmen seorang siswa.
3. Tidak ada kecurangan dalam pemberian skor.
4. Dalam pertemuan, anggota tim tidak boleh diwakili.
5. Tidak ada tindakan yang bersifat diskriminatif.
Mengidentifikasi Jenis Layanan Pendidikan Yang
Dibutuhkan ABK
Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada menemukan
(secara kasar) apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan. Maka
biasanya identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul)
dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak-pihak yang terkait dengannya.
Sedangkan langkah berikutnya, yang sering disebut asesmen, bila diperlukan dapat dilakukan oleh
tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain.
Dalam istilah sehari-hari, identifikasi sering disebut dengan istilah penjaringan, sedangkan asesmen
disebut dengan istilah penyaringan.
B. Tujuan Identifikasi

Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak mengalami
kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam
pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang
hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya.

Tujuan utama identifikasi adalah mengenal atau menemukan anak yang menyandang kelainan dan jenis
kelainan yang di sandangnya. Identifikasi di dasarkan pada asumsi bahwa anak – anak yang menyandang
kelainan menunjukkan penampilan atau perilaku yang sedikit banyak berbeda dari yang semestinya.
Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti obsevasi, wawancara, dan tes sederhana.
Keberhasilan identifikasi tergantung dari banyak faktor, antara laian mantapnya pengetahuan guru tentang
karakteristik perilaku ABK dari berbagai jenis, serta kepekaan guru terhadap munculnya gejala kelainan.
KEGIATAN BELAJAR 2
TINDAK LANJUT PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ABK

A. MENGIDENTIFIKASI JENIS LAYANAN PENDIDIKAN


YANG DI BUTUHKAN ABK

Penetapan jenis layanan pendidikan di lakukan melalui langkah –


langkah yaitu :
1. Menetapkan kemampuan ideal yang harus dikuasai siswa.
2. Mendeskripksikan kemampuan nyata yang dikusai berdasarkan
hasil asamen.
3. Membandingkan kemampuan ideal dengan kemampuan nyata
4. Mendeskripsikan kesenjangan antara kemampuan ideal dengan
kemampuan nyata.
B.    MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN PENDIDIKAN
Hasil asamen dan segala usaha untk menafsirkan kebutuhan layanan
pendidikan bagi ABK yang ada di kelas kita tidak akan ada artinya, jika
tidak kita tindaklanjuti dengan pengembangan program. Idealnya
pengembangan program ini di lakukan juga oleh sebuah tim yang
menangani ini sejak tahap identifikasi. Program yang disusun adalah
Program Pengajaran Yang Individual (PPI) karena memang program
tersebut di peruntukkan bagi anak secara individual. PPI memuat identitas
siswa secara jelas, lengkap dengan masalah dan kemampuan yang dikuasai,
serta di lengkapi dengan komponen rancangan pembelajaran, yaitu tujuan,
materi, kegiatan, dan penilaian.
C.    PELAKSANAAN PROGRAM
Bagi anak tertentu yang tidak mungkinditangani oleh guru, perlu dilakukan tindakan
yaitu merujuk atau mengirim siswa ke ahli lain untuk asasmen dan pelayanan
program.
Pelaksanaan program dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan
berbagai hal yang diperlukan seperti :
1. Jadwal pelaksanaan harus disiapkan sesuai dengan rencana pada PPI.
2. Materi pelajaran serta media yang diperlukan.
3. Lembar observasi.
D.    PENILAIAN PROGRAM PELAYANAN PENDIDIKAN
Penilaian program dilakukan selama layanan pendidikan diberikan dan pada akhir
program. Hasil penilaian dalam proses di gunakan untuk perbaikan langsung,
sedangkan hasil penilaian akhir di gunakan untuk mengkaji ulang seluruh komponen
program. Kolaborasi dengan anggota tim dilakukan sejak perencanaan sampai dengan
penilaian program.

Anda mungkin juga menyukai