Yadin Mulyadin
857458191
Modul 8
Definisi, Penyebab, dan Jenis Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat di artikan sebagai 1. Kesulitan belajar yang 1. Faktor Organis/Biologis
suatu kondisi dalam proses belajar yang berhubungan dengan 2. Faktor Genetis
di tandai oleh adanya hambatan- perkembangan. 3. Faktor Lingkungan
hambatan tertentu untuk memperoleh 2. Kesulitan belajar
hasil belajar. Hambatan yang timbul itu akademik
mungkin disadari dan mungkin tidak
disadari oleh orang yang a. Kondisi Fisik
mengalaminyadan itu bersifat psikologis, b. Faktor Lingkungan
sosiologis ataupun fisiologis dalam c. Faktor Motivasi dan Afeksi
keseluruhan belajarnya. d. Kondisi Psikologis
Modul 8
Karakteristik Anak Kesulitan Belajar
A. Karakteristik Anak Berkesulitan
Belajar
GANGGUAN PEMAHAMAN
C. KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK
BERKESULITAN MENULIS
MENGEJA
MENULIS EKSPRESIP
A. Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Membaca B. Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Menulis
A. IDENTIFIKASI ABK
1. Teknik observasi
2. Teknik wawancara
3. Tes sederhana
B. ASESMEN
Ada 5 butir kode etik yang harus dipegang teguh dalam dalam melakukan
asesmen, sebagai yang di ungkapkan oleh McLaughhlin & Lewis (1985:608),
yaitu:
1. Tidak ada kecerobohan dalam pengadministrasian.
2. Tidak ada jalan pintas dalam merancang rencana asesmen seorang siswa.
3. Tidak ada kecurangan dalam pemberian skor.
4. Dalam pertemuan, anggota tim tidak boleh diwakili.
5. Tidak ada tindakan yang bersifat diskriminatif.
Mengidentifikasi Jenis Layanan Pendidikan Yang
Dibutuhkan ABK
Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada menemukan
(secara kasar) apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan. Maka
biasanya identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul)
dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak-pihak yang terkait dengannya.
Sedangkan langkah berikutnya, yang sering disebut asesmen, bila diperlukan dapat dilakukan oleh
tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain.
Dalam istilah sehari-hari, identifikasi sering disebut dengan istilah penjaringan, sedangkan asesmen
disebut dengan istilah penyaringan.
B. Tujuan Identifikasi
Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak mengalami
kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam
pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang
hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya.
Tujuan utama identifikasi adalah mengenal atau menemukan anak yang menyandang kelainan dan jenis
kelainan yang di sandangnya. Identifikasi di dasarkan pada asumsi bahwa anak – anak yang menyandang
kelainan menunjukkan penampilan atau perilaku yang sedikit banyak berbeda dari yang semestinya.
Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti obsevasi, wawancara, dan tes sederhana.
Keberhasilan identifikasi tergantung dari banyak faktor, antara laian mantapnya pengetahuan guru tentang
karakteristik perilaku ABK dari berbagai jenis, serta kepekaan guru terhadap munculnya gejala kelainan.
KEGIATAN BELAJAR 2
TINDAK LANJUT PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ABK