Anda di halaman 1dari 9

 

Kemampuan peserta didik untuk membina hubungan dan kemampuan memotivasi diri termasuk
kecerdasan….

A.    Kognitif

B.     Sosial

C.     Emosional

D.    moral

Jawab: C

Pembahasan

Goleman menyebutkan ada lima kecerdasan emosional, yaitu: (1) Kemampuan mengenali
emosi diri,  (2) kemampuan mengelola emosi, (3) kemampuan memotivasi diri, (4)
kemampuan mengenali emosi orang lain, dan (5) kemampuan membina hubungan.

2.      Seorang peserta mampu mengendalikan diri dengan baik dalam berbagai situasi dan mampu
mampu menjalin kerjasama yang baik dengan teman-temannya, dan mampu memposisikan
diri di lingkungan dengan baik.

Peserta didik tersebut memiliki kecerdasan…

A.      Moral

B.      spiritual

C.      Sosial emosional

D.     Kognitif

Jawab: C

3.      Seorang peserta didik selalu ingin mendominasi dalam suatu kelompok belajar. Dia tidak
memberi kesmpatan anggota lain untuk mengemukakan pendapat. Jika teman lain yang
memimpin dan mengendalikan jalannya diskusi, ia memisahkan diri dan cenderung belajar
sendiri.  
Peserta didik tersebut mengalami permasalahan dalam perkembangan   

A.    sosial-emosional        

B.     kognitif           

C.     moral

D.    spritual

Jawab: A

  Setiap individu tidak sama. Perbedaan individu ini menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar
di kalangan peserta didik. Sehingga memunculkan perbedaan kemampuan peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran di kelas yang sering disebut sebagai kesulitan belajar.
Ada banyak faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Salah satu penyebab kesulitan belajar
siswa adalah intelegensi yang rendah dan terbatas.

Penyebab kesulitan belajar tersebut digolongkan ke dalam factor…


 
A.  Intelektual

B.  Kondisi fisik dan kesehatan

C.  Sosial

D.  Keluarga

Jawab: A

Pembahasan

Penyebab kesulitan belajar antara lain:

1) Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terbatas;

2) Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kondisi kelainan, seperti kurangnya gizi pada
ibu hamil, bayi dan anak, kerusakan susunan dan fungsi otak, dan penyakit persalinan;

3) Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain, pergaulan dan lingkungan sekitar;


4) Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak baik dan kurangnya dukungan belajar
dari orang tua.

2.    Ada banyak jenis kesulitan/gangguan belajar yang seringkali ditemui dalam perkembangan
seorang peserta didik. Antara lain, peserta didik mengalami kesulitan dalam membaca,
menulis, dan berhitung.

Kesulitan tersebut termasuk jenis kesulitan belajar…

 A.  Social-emosional

B.  Akademik

C.  Simbolik

D.  Nonsimbolik

Jawab: B

Pembahasan:

Empat jenis kesulitan/gangguan belajar dalam perkembangan seorang anak:

1)   Kesulitan belajar akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan kesulitan
berhitung.

2)   Gangguan simbolik,  yaitu ketidakmampuan anak untuk dapat memahami suatu obyek


sekalipun ia tidak memiliki kelainan pada organ tubuhnya.

3)   Gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran karena ia
mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah dipelajarinya.

4)   Ganguan sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari lingkungan dan emosi dalam
diri anak.

3.    Permasalahan sosial emosional dalam belajar yang dialami peserta didik sangat beragam.
Salah satunya adalah peserta didik cenderung pendiam, pasif, dan mudah tersinggung.
Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa tidak mampu dan cenderung
kurang berani bergaul serta suka menyendiri.
Permasalahan yang dialami peserta didik tersebut di sebut….

A.  Hiperaktif

B.  Distractibiliti child

C.  Poor Self Consept

D.  Impulsif

Jawab: C

Pembahasan

Permasalahan social emosional peserta didik, antara lain sebagai berikut:

(1) Hiperaktif, anak hiperaktif cenderung tidak bisa diam. Ia cenderung bergerak terus menerus,
kadang suka berlarian, melompat-lompat, bahkan teriak-teriak di kelas. Anak ini sulit untuk
dikontrol, karena ia melakukan aktivitas sesuai kemauannya sendiri.

(2) Distractibility Child, anak distractibility seringkali mengalihkan perhatiannya ke berbagai


obyek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, tetapi tidak bisa memusatkan perhatian
pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas. Anak ini juga cepat bosan.

(3) Poor Self Consept, anak yang poor self consept cenderung pendiam, pasif, dan mudah
tersinggung. Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa tidak mampu dan
cenderung kurang berani bergaul serta suka menyendiri.

(4) Impulsif, anak yang impulsif cepat sekali bereaksi terhadap sesuatu di sekitarnya, tetapi hal
tersebut justru mencerminkan ketidakmampuannya. Misalnya, setiap guru memberi
pertanyaan, anak ini cepat bereaksi untuk cepat menjawab. Anak ini seperti ingin
menunjukkan bahwa ia pandai. Padahal cara menjawabnya justru
mencerminkan  ketidakmampuannya.

4.    Cara mengatasi kesulitan belajar seharusnya berdasarkan gejala yang teramati dan faktor
penyebab kesulitan belajar. Jika kesulitan belajar itu timbul karena materi pelajaran bersifat
abstrak sehingga sulit dipahami siswa, upaya yang dilakukan guru antara lain adalah ….

A.  Mengatur tempat duduk siswa


B.  Melaksanakan program remedial

C.  menggunakan alat peraga pelajaran dan media belajar yang tepat

D.  Menciptakan suasana belajar menyenangkan


 
Jawab: C

Pembahasan

Cara mengatasi mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut.

1) tempat duduk siswa

Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi
tempat duduk bagian depan.

2) Gangguan kesehatan

Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap
memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.

3) Program remedial

Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong
dengan melaksanakan program remedial.

4) Bantuan media dan alat peraga

Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang
mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya,  karena materi pelajaran bersifat
abstrak sehingga sulit dipahami siswa.

5) Suasana belajar menyenangkan

Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami
hambatan dalam menerima materi pelajaran.

5.    Membuat rancangan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik dapat dilakukan dengan
cara bimbingan belajar. Beberapa pendekatan dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang
diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar. Antara lain, menciptakan hubungan yang
baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa.
Pendekatan tersebut dinamakan….

 A.   Call them approach

B.  Maintain good relationship

C.  Developing a desire for counseling

D.  Analisis sosiometris
Jawab : B

Pembahasan

Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga membutuhkan layanan bimbingan
belajar, sebagai berikut.

(1) Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara
bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar
membutuhkan layanan bimbingan.

(2) Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga
tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui
berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja,
misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.

(3) Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah


penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan
dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat,
dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak
lanjutnya. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui
tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.

(4) Melakukan analisis sosiometris; dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga
mengalami kesulitan Penyesuaian social
Untuk memperdalam pemahaman tentang Kesulitan Belajar Peserta didik baca Ringkasan
Materi kompetensi Pedagogik Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Anak

1.  Seorang peserta didik mau menaati tata tertib sekolah karena ia takut mendapat hukuman dari
pihak sekolah. Peserta didik yang lain menaati tata tertib sekolah untuk mendapatkan pujian
dan nilai yang baik dari gurunya.
Hal ini merupakan contoh perilaku moral-spiritual pada tahapan….

A.  penalaran prakonvensional

B.  penalaran konvensional

C.  penalaran pascakonvensional    

D.  penalaran interkonvensional

Jawab: B

2.  Seorang peserta didik menaati nilai-nilai yang ia yakini benar, tetapi tidak menaati nilai-nilai
dan standar moral orang tua dan masyarakat.

Hal ini merupakan contoh perilaku pada tahapan . . .       

A.  penalaran prakonvensional

B.  penalaran konvensional         

C.  penalaran pascakonvensional

D.  penalaran nonkonvensional

Jawab: B

3. Seorang peserta didik selalu menaati tata tertib sekolah. Dia  mengenal tindakan moral
alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode
moral pribadi. Dia juga memiliki moralitas yang  benar-benar telah diinternalisasikan dan
tidak didasarkan pada standar-standar orang lain.

Hal ini merupakan contoh perilaku moral-spritual pada tahapan ...                      

A.  penalaran prakonvensional

B.  penalaran konvensional

C.  penalaran pascakonvensional    

D.  penalaran interkonvensional
Jawab: C

Pembahasan soal nomor 1-3

Teori Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran
moral dan berkembang secara bertahap yaitu: penalaran prakovensional, konvensional, dan
pascakonvensional.

1.      Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional

Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan
moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral,
penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal.

2.      Tingkat Dua: Penalaran Konvensional

Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan
moral Kohlberg. Internalisasi individu pada tahap ini adalah menengah. Seorang menaati
standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak menaati standar-standar (internal)
orang lain, seperti orang tua atau masyarakat.

3.      Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional

Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral


Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan
pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki
pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi (Mudini,
2016).
eserta didik dapat belajar jika ia tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat
langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Hal ini sesuai dengan prinsip belajar….

A.      Pengulangan

B.      Keterlibatan langsung

C.      Penguatan

D.      Keaktifan

2.       Seorang guru selalu memberikan apresiasi atau penghargaan berupa nilai yang baik dan  kata-kata positif
terhadap keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Hal itu dilakukan karena berdasarkan
pengalamannya nilai yang baik dan kata-kata positif dapat membuat siswa lebih giat belajar.
Guru tersebut telah menerapkan prinsip pembelajaran….

A.      Perhatian dan motivasi

B.      Perbedaan individual

C.      Tantangan

D.      Balikan atau penguatan

3.       Dalam mempersiapkan siswa menghadapi Ujian Nasional, seorang guru memberikan beberapa kali latihan soal
kepada siswa. Guru berharap akan terjadi peningkatan penguasaan oleh siswa terhadap materi pembelajaran
dengan latihan yang dilaksanakan tidak hanya sekali.

Guru tersebut menerapkan prinsip pembelajaran…

A.      Penguatan atau balikan

B.      Perhatian dan motivasi

C.      Pengulangan

D.      Tantangan

Anda mungkin juga menyukai