Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA PADA

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Dwi Avita Nurhidayah, M.Pd

Dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNMUH Ponorogo


Email: danz_atta@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar matematika
siswa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada penerapan Kurikulum 2013. Kerangka pemikiran
penelitian ini adalah ada beberapa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar matematika siswa
SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada penerapan Kurikulum 2013, hal ini yang menyebabkan
prestasi belajar matematika yang dicapai kurang memuaskan. Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Fokus penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2
SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
observasi, wawancara dan angket atau kuesioner yang terdiri dari butir-butir pertanyaan yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan faktor-faktor kesulitan belajar
siswa. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain: 1) Faktor fisiologi, faktor sosial, faktor
emosional, faktor intelektual, faktor pedagogik. 2) Upaya guru yang sudah dilakukan antara
lain: pada setiap pembelajaran bertanya pada sisiwa tentang materi yang belum dipahami,
menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar, membantu memperbaiki kebiasaan belajar siswa,
memotivasi siswa setiap pembelajaran matematika.

Kata kunci: Faktor kesulitan belajar, kurikulum 2013

PENDAHULUAN untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa


Kurikulum 2013 sudah terapkan dan mendorong siswa untuk aktif. Pada
sejak tahun ajaran 2013/2014 di beberapa kurikulum baru, siswa bukan lagi menjadi
sekolah sasaran. Dengan perubahan obyek tapi justru menjadi subyek dengan
kurikulum ini tentunya menuntut guru dan ikut mengembangkan tema yang ada.
siswa untuk belajar sesuai dengan kurikulum Dalam Permendibud nomor 81A
2013, sebab proses pembelajarannya Tahun 2013 tentang implementasi
berbeda dengan KTSP, pada kurikulum kurikulum 2013 bahwa proses pembelajaran
2013 menggunakan pendekatan saintifik. menggunakan prinsip: berpusat pada peserta
Dari sudut pandang proses pembelajaran, didik, mengembangkan kreativitas peserta
perubahan kurikulum 2013 memiliki tujuan didik, menciptakan kondisi menyenangkan

1
dan menantang, bermuatan nilai, etika Berdasarkan permasalahan diatas,
estetika, logika dan kinestetika, maka perumusan masalah pada penelitian ini
menyediakan pengalaman belajar yang adalah
beragam melalui penerapan berbagai stategi 1. Faktor apa saja yang menyebabkan
dan metode pembelajaran yang kesulitan belajar matematika siswa
menyenangkan, konstektual, efektif, efisien SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada
dan bermakna. Peserta didik merupakan penerapan Kurikulum 2013?
subjek yang memiliki kemampuan untuk 2. Apa saja upaya yang dilakukan guru
secara aktif mencari, mengolah, untuk mengatasi masalah kesulitan
mengkonsruksi dan menggunakan belajar siswa?
pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus
berkenaan dengan kesempatan yang TINJAUAN PUSTAKA
diberikan kepada siswa untuk 1. Kesulitan Belajar
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses Ada beberapa sumber yang patut
kognitifnya, agar benar-benar memahami diduga sebagai penyebab dasar kesulitan
dan dapat menerapkan pengetahuan. Siswa siswa. Sumber itu dapat digunakan sebagai
perlu didorong untuk bekerja memecahkan dasar menyusun dugaan (konjektur).
masalah, menemukan segala sesuatu untu Beberapa di antaranya menurut Cooney,
dirinya dan berupaya keras mewujudkan Davais dan Henderson (1975) ialah:
ide-idenya. 1. Faktor Phisiologis
Keberhasilan dalam belajar 2. Faktor Sosial
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik 3. Faktor Emosional
dipengaruhi dari dalam maupun dari luar diri 4. Faktor Intelektual
orang yang belajar. Seorang akan berhasil 5. Faktor Pedagogis
dalam belajar jika pada dirinya ada
keinginan untuk belajar. Belajar sangat 1. Faktor Phisiologis
diperlukan bagi setiap individu, terutama Bredker, seperti dikutip Cooney dkk.
bagi seorang anak akan memperoleh dalam bukunya The Diagnosis and
pengetahuan mengenai apa yang mereka Treatmen of Learning Difficulties (1975)
pelajari. melaporkan adanya hubungan antara faktor
RUMUSAN MASALAH phisiologis dan kesulitan belajar. Persentase

2
kesulitan belajar siswa yang mempunyai memberikan kesempatan lebih baik
gangguan penglihatan lebih tinggi daripada daripada anak dalam lingkungan belajar
yang tidak mengalami gangguan yang tidak memiliki itu.
penglihatan. Persentase kesulitan belajar Faktor sosial di dalam kelas juga dapat
dari siswa memiliki gangguan berpengaruh terhadap kelancaran atau
pendengaran lebih tinggi dari pada yang kesulitan belajar siswa. Siswa yang tidak
tidak mengalaminya. Abuse, seperti juga dapat bergaul dengan teman sekelasnya,
dikutip Cooney dkk. (1995), melaporkan atau tidak memiliki teman, merasa terpencil
bahwa siswa yang menelan pil ekstasi dan merasa sangat terhina oleh sedikit
tulisannya tidak jelas, kemalasannya naik olokan atau ejekan temannya, bahkan yang
luar biasa, sekonyong-konyong tidak langsung sekalipun. Seseorang yang
menunjukkan perangai yang tidak mendapat pengakuan keberadaannya
rasional, depresi, tak sadar, takut, atau dalam kelas matematika, misalnya, dapat
sebaliknya: tertawa-tawa. Tampilannya terdorong semakin maju jika ia
labil: berubah tiba-tiba, kesehatan menurun. menggunakan hal positifnya. Jadi
2. Faktor Sosial lingkungan belajar di sekolah pun
Tidak semua orang tua peduli terhadap merupakan salah satu faktor sosial.
keberhasilan atau ketidakberhasilan Demikian pula siswa yang mengalami
anaknya. Ada yang kepeduliannya masalah sosial berusaha mengambil
berlebihan dan secara bervariasi sampai ada perhatian di muka guru dan berusaha
yang sama sekali tidak peduli. Variasi mendekati guru karena kurang serasinya
kepedulian ini berdampak terhadap hubungan dengan teman-temannya.
motivasi belajar siswa. Keluarga yang Secara umum siswa yang terlalu
memiliki kemudahan untuk memberikan introvert (tertutup) atau terlalu extrovert
mainan edukatif pada saat anaknya masih mungkin sebagai reaksi terhadap tekanan
di pendidikan dasar, misalnya mainan yang sosial dari teman-temannya atau dari orang
digunakan untuk menyusun bangunan yang tuanya.
dapat divariasikan, atau majalah-majalah
3.Faktor Emosional
yang berisi tantangan-tantangan edukatif,
Siswa yang sering gagal dalam
mainan yang memungkinkan anak
matematika mudah berfikir tidak
memanipilasi bentuk atau model, akan

3
rasional, takut, cemas, benci pada mampu memecahkan masalah terutama
matematika. Jika demikian maka hambatan soal-soal terapan atau soal cerita. Kesulitan
ini menjadi “melekat”. Masalah siswa ini secara sederhana dikatakan, meskipun
yang termasuk dalam faktor tidak tepat, biasanya akibat dari rendahnya
emosional dapat disebabkan antara lain: tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa

a. Obat-obatan tertentu, seperti obat tersebut.

penenang, ekstasi, dan lain-lain 5.Faktor Pedagogik

b. Kurang tidur Di antara penyebab kesulitan belajar


c. Diet yang tidak tepat siswa, faktor kurang tepatnya guru
d. Hubungan yang renggang dengan teman mengelola pembelajaran merupakan faktor
terdekat yang paling menentukan. Guru yang kurang
e. Masalah tekanan dari situasi keluarganya memperhatikan kemampuan awal yang
di rumah. dimiliki siswa akan menyebabkan apa yang
4.Faktor Intelektual diajarkan menjadi sulit untuk dipahami

Siswa yang mengalami kesulitan oleh siswa. Cara guru memilih pendekatan

belajar disebabkan oleh faktor intelektual, dalam mengajar dan kecepatan guru dalam

biasanya selalu tidak berhasil dalam menjelaskan konsep- konsep matematika

menguasai konsep, algoritma, dan prinsip akan sangat berpengaruh terhadap daya

matematika yang dipelajari walaupun telah serap siswa. Guru yang kurang

berusaha mempelajarinya. Siswa yang memberikan motivasi belajar kepada siswa

mengalami kesulitan mengabstraksi, serta kurang mengelola PR siswa dengan

mengeneralisasi, mendeduksi dan baik akan menyebabkan siswa kurang

mengingat konsep-konsep maupun prinsip- tertarik belajar matematika.

prinsip biasanya akan merasa bahwa 2. Kurikulum 2013


matematika sulit, meskipun guru telah Menurut Anita Lie (2012) keberhasilan
mengimbanginya dengan berbagai usaha. suatu kurikulum merupakan proses
Sifat dan struktur matematika panjang, mulai dari kristalisasi berbagai
memerlukan kemampuan siswa yang cukup gagasan dan konsep ideal tentang
dalam hal ini. Siswa yang sulit pendidikan, perumusan desain kurikulum,
mengabstarksi, menggeneralisasi dan persiapan pendidik dan tenaga
mendeduksi ide-ide matematika kurang kependidikan, serta sarana dan prasarana,
4
tata kelola pelaksanaan kurikulum termasuk 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
dan kurikulum. yaitu pendekatan pembelajaran yang

Menurut Permendibud nomor 81A berpusat pada peserta didik yang memiliki

tahun 2013 bahwa proses pembelajaran kriteria sebagai berikut : (1) Materi

menggunakan prinsip: berpusat pada pembelajaran berbasis pada fakta atau

peserta didik, mengembangkan kreativitas fenomena yang dapat dijelaskan dengan

peserta didik, menciptakan kondisi logika atau penalaran tertentu, bukan

menyenangkan dan menantang, bermuatan sebatas kira-kira, khayalan, legenda atau

nilai, etika estetika, logika dan kinestetika, dongeng semata, (2) Penjelasan guru,

menyediakan pengalaman belajar yang respon peserta didik dan interaksi edukatif

beragam melalui penerapan berbagai stategi guru-peserta didik terbebas dari prasangka

dan metode pembelajaran yang yang serta-merta, pemikiran subjektif atau

menyenangkan, konstektual, efektif, efisien penalaran yang menyimpang dari alur

dan bermakna. berpikir logis, (3) Mendorong dan


menginspirasi peserta didik berpikir secara
Pada kurikulum 2013 guru
kritis, analitis dan tepat dalam
mengembangkan suasana belajar yang
mengidentifikasi, memahami, memecahkan
member kesempatan peserta didik untuk:
masalah dan mengaplikasikan materi
menemukan dan menerapkan ide-ide
pembelajaran. (4) Mendorong dan
mereka sendiri, menjadi sadar dan secara
menginspirasi pesera didik mampu berpikir
sadar menggunakan strategi mereka untuk
hipotetik dalam melihat perbedaan,
belajar, mengembangkan kesempatan untuk
kesamaan dan tautan satu sama lain dari
meniti anak tangga yang membawa peserta
materi pelajaran. (5) Mendorong dan
didik kepemahaman yang lebih tinggi, yang
menginspirasi peserta didik mampu
semula dengan bantuan guru tetapi semakin
memahami, menerapkan dan
lama semakin mandiri. Pengalaman belajar
mengembangkan pola berpikir yang
pada proses pembelajaran antara lain:
rasional dan objektif dalam merespon
mengamati, menanya, mengumpulkan
materi pembelajaran. (6) Berbasis pada
informasi, mengasosiasi dan
konsep, teori dan fakta empiris yang dapat
mengkomunikasikan.
dipertanggungjawabkan.(7) Tujuan
Proses pembelajaran pada kurikulum
5
pembelajaran dirumuskan secara sederhana bahwa prestasi adalah tingkat keberhasilan
dan jelas, namun menarik system siswa mencapai tujuan yang telah
penyajiannya (Permendikbud 2013) ditetapkan dalam sebuah program.

Dalam Permendikbud Nomor 81A Selanjutnya, Djamarah (2008: 156)

Tahun 2013 tentang implementasi menyatakan bahwa prestasi merupakan

kurikulum 2013 mengembangkan dua hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan

modus proses pembelajaran, yaitu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri

pembelajaran langsung dan proses individu sebagai hasil dari aktivitas dalam

pembelajaran tidak langsng. Proses belajar.

pembelajaran langsung dimana siswa Secara umum faktor-faktor yang

mengembangkan pengetahuan, kemampuan mempengaruhi proses atau kegiatan belajar

berpikir dan keterampilan psikomotorik. dan hasil atau prestasi belajar dapat

Sedagkan proses pembelajaran tidak digolongkan menjadi dua yaitu :

langsung dimana proses pendidikan yang a). Faktor individu yang belajar ( faktor

terjadi selama proses pembelajaran interen )

langsung tetapi tidak dirancang dalam b). Faktor lingkungan di luar individu

kegiatan khusus yang berkenaan dengan yang belajar ( faktor eksteren )

pengembangan nilai dan sikap. Untuk lebih jelasnya berikut ini


akan diuraikan lebih terinci tentang
3. Prestasi Belajar
kedua faktor yang mempengaruhi
Prestasi belajar adalah hasil yang
belajar :
dicapai oleh seseorang setelah ia
(1). Faktor individu yang belajar ( faktor
melakukan perubahan belajar, baik
internal)
dimaupun di luar sekolah. Menurut Sudjana
Siswa sebagai pelajar
(2006) prestasi yang dimiliki siswa setelah
merupakan salah satu unsur yang
mereka menerima pengalaman belajarnya.
sangat penting dalam proses belajar
Abdurrahman (2003) berpendapat bahwa
mengajar. Berhasil tidaknya proses
prestasi belajar merupakan kemampuan
belajar bagi diri siswa akan tampak
yang diperoleh siswa setelah melalui
pada perubahan yang terjadi pada diri
kegiatan belajar.
siswa.
Muhibbin (2003: 141) mengemukakan

6
METODE PENELITIAN menggunakan kurikulum 2013. Tujuan
untuk menggali dan menjajagi data
1. Jenis Penelitian
yang ada dan mendukung data yang
Jenis penelitian ini adalah kualitatif.
ada.
Menurut Moleong, (2007:5) penelitian
b. Angket
kualitatif merupakan penelitian yang
Penelitian ini siswa disuruh mengisi
menggunakan latar ilmiah dengan maksud
angket penyebab kesulitan belajar
menafsirkan fenomena yang terjadi dan
matematika berupa faktor fisiologis,
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
faktor psikologis, faktor lingkungan
metode yang ada.
sekolah, faktor lingkungan keluarga,
2. Fokus Penelitian
dan faktor lingkungan masyarakat.
Pada penelitian ini fokus pada
c. Observasi
penelitian ini adalah kelas X IPS 2 SMA
Observasi dilakukan untuk mengamati
Muhammadiyah 1 Ponorogo.
proses pembelajaran matematika dan
3. Lokasi Penelitian
menggunakan catatan lapangan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
5. Teknik Analisis Data
Muhammadiyah 1 Ponorogo yang beralamat
Data yang diperoleh dari penelitian ini
di Jalan Batoro Katong Nomor 6B
akan dianalisis dengan tahapan: data yang
Ponorogo. Lokasi ini dipilih karena sekolah
diperoleh dari hasil angket dikelompokkan
tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013
jenis-jenis faktor penyebab kesulitan belajar
sebagai sekolah percobaan yang telah
siswa. Data yang diperoleh dari wawancara
ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
akan direduksi dengan cara menggolongkan,
Ponorogo.
kemudian membuang yang tidak perlu dan
4. Teknik Pengumpulan Data
selanjutnya disajikan secra naratif.
Adapun pengumpulan data pada penelitian
Sedangkan data yang diperoleh dari
ini adalah:
observasi akan dianalisis dengan cara
a. Wawancara
merekam data dan memaparkan secara
Pada penelitian ini wawancara
deskriptif. Dengan deskripsi dan analisis
dilakukan kepada guru matematika dan
secara cermat selanjutnya diupayakan untuk
siswa kelas X IPS 2 yang telah
menemukan dan menentukan penyebab
menerima pelajaran matematika
kesulitan belajar yan dihadapi siswa kelas X

7
IPS 2 SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo informan 2, ia memiliki nilai matematika
pada pelajaran matematika yang rendah sejak SD sehingga minat
belajarnya juga rendah. Menurut informan 3,
HASIL DAN PEMBAHASAN dia seorang anak yang aktif dalam
Hasil Penelitian pembelajaran sebab pada saat pembelajaran
Pada penelitian ini, menggunakan berlangsung sering bertanya pada guru
observasi dan instrumen kuesioner terbuka, namun memiliki riwayat kesehatan yang
yaitu untuk memperoleh data yang kurang baik.
mendalam dan detail mengenai faktor-faktor 2.Guru matematika
yang menyebabkan kesulitan belajar Berdasarkan hasil wawancara dengan
matematika yang dialami oleh siswa SMA guru matematika ada beberapa siswa yang
Muhammadiyah 1 Ponorogo pada memiliki tingkat kemampuan rendah. Pada
implementasi kurikulum 2013 saat proses pembelajaran berlangsung ada
a. Data hasil observasi siswa yang kurang memperhatikan,
Berdasarkan hasil observasi yang berbicara sendiri dengan teman sebangku,
telah peneliti lakukan mengenai faktor- ada yang melamun, ada yang sedang sakit,
faktor yang menyebabkan kesulitan belajar ada yang bermain gadget. Hal ini
siswa antara lain faktor fisiologi, faktor menunjukkan bahwa minat belajar siswa
sosial, faktor emosional, faktor intelektual, kurang terhadap pembelajaran matematika
faktor pedagogik. c. Hasil kuesioner atau angket
b. Data hasil Wawancara Berdasarkan hasil kuesioner yang
1. Siswa telah diisi oleh siswa SMA Muhammadiyah
Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 Ponorogo yang telah menempuh mata
siswa diperoleh bahwa ada beberapa siswa pelajaran matematika kelas X IPS 2 dengan
yang megalami kesulitan belajar pendekatan saintifik pada pembelajaran
matematika. Menurut informan 1, seorang matematika bahwa sebagian besar siswa
siswa yang pendiam namun dalam mengalami kesulitan dalam belajar
pembelajaran tidak bisa fokus, hal ini matematika dikelas X karena proses
disebabkan bahwa pelajaran matematika pembelajaran yang dirasa sulit dan
sangat sulit untuk dipelajari sehingga materinya juga sulit untuk dipahami
mengakibatkan malas belajar. Menurut sehingga membuat siswa bosan dalam

8
pembelajaran matematika karena banyak Sebagian besar siswa menjawab
rumus-rumus matematika yang harus kadang-kadang guru menggunakan model
dipahami. Hal ini mengakibatkan siswa pembelajaran yang menyenangkan, kadang
kurang berminat dalam mempelajari ya tidak. Jika materi masih banyak dan
matematika terutama dengan materi yang waktunya sudah mendekati ujian maka
mereka rasa baru. Ditambah lagi materi mengajarnya dipercepat.
yang lebih banyak dibanding kurikulum Dengan kurikulum saait ini ada
sebelumnya dengan waktu yang sama. beberapa siswa yang merasa tidak enjoy,
Menurut mereka materi-materi yang sulit mereka menganggap pembelajarannya
antara lain, logaritma, bangun ruang, sangat rumit dan susah dimengerti.Dalam
pertidaksamaan dan yang lainnya. pembelajaran mereka tidak disuruh untuk
Kemudian orang tua yang kurang melakukan eksperimen, karena yang pernah
memperhatikan belajar putra putrinya, eksperimen itu pelajaran fisika, biologi dan
mereka menjelaskan bahwa orang tua kimia saja.
mereka sibuk dengan pekerjaannya tiap hari. Penilaian pada pembelajaran
Orang tua yang memiliki sedikit waktu matematika yaitu sikap dan keterampilan
untuk anak-anaknya, sehingga banyak siswa karena tidak hanya kognitif saja yang
yang semangat belajarnya kadang naik dinilai. Namun ada siswa yang tidak suka
kadang turun. dengan penilaian yang banyak dan ribet
Ada beberapa siswa yang memang menurutnya. Siswa jarang diminta
memberi alasan bahwa mereka mempunyai mengumpulkan semua hasil yang diperoleh
penyakit tertentu yang memang jika kambuh setelah pembelajaran selama satu semester
membuat tidak bisa berkonsentrasi dalam
belajar, sehingga ada beberapa materi Pembahasan
matematika tidak bisa dipahami dengan baik 1) Faktor Fisiologi
Kadang-kadang guru menggunakan Faktor yang menjadi penyebab
media pembelajaran dan kadang juga tidak. kesulitan belajar siswa ini terkait dengan
Pada materi logaritma media yang dipakai kurang berfungsinya otak, susunan saraf, hal
guru adalah kartu domino. Selain itu ini ditunjukkan bahwa ada beberapa siswa
menjelaskan di power point dan papan tulis. yang tidak mampu berkonsentrasi belajar
karena sedang sakit pada waktu

9
pembelajaran berlangsung dan menjelang orang tua dalam bekerja dan ada juga salah
ujian. Jika seseorang mengalami gangguan satu orang tuanya bekerja ke luar negeri
fisik atau dalam keadaan sakit akan sehingga mengakibatkan perhatian orang tua
mengakibatkan lemah pada kondisi fisiknya, terhadap anak sangat kurang.
sehingga saraf sensori dan motorisnya juga Kemudian suasana pembelajaran juga
lemah. Jika seseorang kurang sehat maka menentukan berhasil tidaknya belajar siswa.
akan dapat mengalami hambatan atau Maka dari itu, pembelajaran disekolah
kesulitan belajar, karena ia akan mudah hendaknya lebih efektif dan menyenangkan
capek, mengantuk, pusing, daya terutama pada mata pelajaran matematika.
konsentrasinya hilang, kurang semangat, Dalam proses pembelajaran dikelas, guru
pikiran terganggu. Hal ini akan berdampak menjadi pihak yang paling bertanggung
pada penerimaan pada pembelajaran kurang, jawab dalam pengelolaan pembelajaran
karena saraf otak tidak mampu bekerja dikelas. Model/metode/strategi/pendekatan
secara optimal dalam memproses, pembelajaran yang digunakan sangat
mengelola, menginterpretasi dan menentukan kondusif atau tidaknya suasana
mengorganisasi bahan materi melalui belajar. Selanjutnya bagaimana guru
indranya. menguasai situasi belajar siswa dan mampu
2) Faktor Sosial menguasai dinamika kelas yang mempunyai
Faktor sosial merupakan suatu sifat dan karakter yang berbeda-beda.
kenyataan yang tidak dapat dibantah jika 3) Faktor Emosional
orang tua dan masyarakat sekeliling sedikit Faktor-faktor yang menjadi penyebab
banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan kesulitan belajar siswa ini terkait dengan
belajar dan kecerdasan seseorang. Oleh kurang mendukungnya perasaan hati (emosi)
karena itu, ada beberapa faktor penyebab siswa untuk belajar secara sungguh-
kesulitan belajar yang terkait dengan sikap sungguh. Ada siswa yang tidak suka
dan keadaan keluarga serta masyarakat terhadap mata pelajaran tertentu karena sulit
sekeliling yang kurang mendukung dipahami ataupun materinya terlalu banyak
seseorang tersebut untuk belajar sepenuh serta ia sering gagal memperoleh nilai yang
hati. Ada beberapa siswa yang merasa maksimal. Hal ini merupakan contoh dari
kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Hal faktor emosional yang menyebabkan
ini disebabkan karena kesibukan kedua kesulitan belajar. Ada beberapa siswa

10
merasa bosan dalam pembelajaran sehingga yaitu guru kurang berinovasi dalam
berdampak pada hasil atau nilai yang kurang pembelajaran, sehingga membuat sebagian
optimal. siswa cenderung bosan dan kurang
4) Faktor Intelektual bersemangat dalam belajar matematika.
Faktor faktor yang menjadi penyebab Padahal materi pada matematika ini sangat
kesulitan belajar siswa ini terkait dengan penting bagi siswa sebagai bekal untuk
kurang sempurna tingkat kecerdasan siswa. belajar matematika dikelas yang lebih tinggi
Kesulitan belajar disekolah sering terjadi nanti. Komposisi materi pada mata pelajaran
jika materinya sulit dipahami dan soal-soal matematika ini sangat padat untuk ditempuh
yang diberikan oleh guru sulit untuk dalam satu semester. Artinya,materi
dipecahkan. Hal ini senada dengan hasil matematika ini sangat banyak dengan waktu
penelitian Qohar (2011: 28) yakni pembelajaran hanya satu semester. Hal ini
pemahaman terhadap matematika dapat tentu saja membuat siswa merasa kesulitan
diukur melalui kemampuan siswa dalam dalam mempelajari matematika.
menyelesaikan persoalan matematika. Upaya yang dilakukan guru antara lain:
Materi matematika materi matematika 1. pada setiap pembelajaran guru bertanya
pada sisiwa tentang materi yang belum
SMA/MA mulai kelas X ada 12 bab,
dipahami,
sehingga materi ini merupakan materi wajib 2. menumbuhkan keaktifan siswa dalam
untuk dipahami betul konsep materinya. belajar,
3. membantu memperbaiki kebiasaan
Banyak materi pada matematika pada kelas
belajar siswa,
X ini yang sulit untuk dimengerti bagi siswa. 4. memotivasi siswa setiap pembelajaran
Hal ini disebabkan karena kurangnya matematika
5. menggunakan media pembelajaran
pemahaman dan penguasaan konsep
terhadap materi matematika, banyak materi KESIMPULAN
yang sulit dipahami antara lain: materi Berdasarkan analisis hasil penelitian
logaritma, dimensi tiga, trigonometri, dapat disimpulkan sebagai berikut:
pertidaksamaan, peluang. 1) Faktor-faktor yang menyebabkan siswa
5) Faktor Pedagogik kesulitan belajar matematika antara lain:
Faktor yang menjadi penyebab faktor fisiologi, faktor sosial, faktor
kesulitan belajar ini terkait dengan belum emosional, faktor intelektual, faktor
sempurnanya tugas guru dalam mengajar, pedagogik.

11
2) Upaya guru yang sudah dilakukan antara Djamarah, Syaiful Bahri.2000. psikologi
lain: pada setiap pembelajaran bertanya Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
pada sisiwa tentang materi yang belum Muhibbin, Syah. 2003. Psikologi Pendidikan
dipahami, menumbuhkan keaktifan siswa Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya
dalam belajar, membantu memperbaiki
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses
kebiasaan belajar siswa, memotivasi Belajar Mengajar. Bandung:
siswa setiap pembelajaran matematika. Remaja Rosdakarya
Syaiful, Djamarah. 2008. Rahasia Sukses
DAFTAR PUSTAKA Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Cooney, D. A. 1975. Dynamics of
Teaching Secondary School Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan
Mathematics, Boston: Houghton dengan Pendekatan Baru.
Mifflin Company,
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bobby DePorter dan Mike Hernacki, 2005.


Quantum Learning. Bandung: Kaifa

12

Anda mungkin juga menyukai