Disusun oleh :
1. Puja Aulia Tri P
2. Priska S Laia
Dosen Pengampu :
Dr.Sri Ramadhani,M.Psi
EXPLORASI KESUL I TA
N BELAJAR SISWA
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang
menimbulkan hambatan dalam proses belajar
siswa
p:a fa k t ror
03
FasilitasFaktor
saranaSarana Prasarana
yang tidak memadai
Prasarana tidak menunjang kegiatan belajar
mengajar 4
Teknik pembelajaran yang di
lakukan
04 FaktorSDM
Dalam lingkungan sekolah yang mendukung
PBM : Kepala sekolah, Guru, Tata Usaha, Komite
Sekolah
Faktor Internal : Faktor fisiologis : Meliputi keadaan Fisik, Jiwa dan Mental
Dari beberapa faktor yang telah dipaparkan di atas maka kita dapat
mengetahui bahwa faktor masalah belajar anak bukan hanya dari dalam diri anak
tersebut akan tetapi juga dari faktor luar seperti keluarga dan lingkungan tempat
tinggal anak.
Namun yang paling menunjang dalam mengatasi masalah tersebut adalah
Guru, apakah guru mampu menjadi problem solving dalam menjawab masalah
tersebut atau malah guru menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan
belajar terhadap siswa karena kasalahan pemilihan bahan dan model
pembelajaran yang tepat untuk disesuaikan dengan karakteristik siswa
Faktor Sarana dan
P r asarana
• Fasilitas sarana yang tidak memadai,seperti bahan bacaan,alat peraga,buku
pelajaran, media Elektronik dan peralatan Pratikum.
• Prasarana yang tidak menunjang kegiatan belajar mengajar seperti
ruangan kelas yang kotor dan tidak teratur, tidak adanya ruang perpustakaan
,ruang pratikum dan ruang baca lainya.
• Teknik pembelajaran yang di lakukan Indonesia. sistem Pendidikan di
Indonesia lebih menekankan kepada belajar membaca, menulis, dan
berhitung untuk anak usia dini. Sedangkan di luar negeri,
pendidikan usia dini lebih menekankan kepada bermain dan
berinteraksi untuk mengeksplorasi lingkungannya,Setiap negara
memiliki sistempendidikan yang berbeda- beda hal tersebut
dikarenakan perbedaan kebijakan di tiap negara untuk mengatur
sistem pendidikan di negaranya masing-masing,serta memilih sistem
1. Kepala sekolah, merupakan sumber daya manusia yang sangat
menentukan terlaksananya visi dan misi sekolah yaitu ikut
serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepala
sekolah berperan aktif dalam menyelesaikan masalah
kesulitan belajar siswa
2. Guru, merupakan ujung tombak yang menjadikan siswa semakin
bergairah dalam belajar. Semakin inovatif dan
kreatif (penggunaan model/metode pembelajaran)
seorang guru maka akan semakin mudah menyelesaikan
masalah kesulitan belajar siswa.
3. Tata usaha, merupakan SDM yang melengkapi kelancaran dalam
terlaksananya PBM.
4. Komite Sekolah, juga mendukung kegiatan dan kebijakan sekolah. Jika
sekolah memiliki komite sekolah yang kreatif dan bertanggungjawab
dalam peningkatan kualitas sekolah maka kesulitan siswa besar
kemungkinannya bisa terselesaikan karena adanya hubungan yang
baik antara SDM yang ada disekolah dan orang tua.
Berdasrkan penjelasan dari atas, maka langkah yang dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan cara melakukan pendekatan kepada siswa,
Memberi materi yang menarik, serta menggunakan model/metode pembelajaran
yang menarik/bervariasi sehingga siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Maka langkah yang dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut
Melakukan pendekatan kepada siswa/i
Memberi materi yang menarik
Menggunakan model/metode pembelajaran
yang menarik/bervariasi sehingga siswa
aktif dalam kegiatan pembelajaran
Adabeberapa cara belajar khusus yang bisa
diterapkan kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar
Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran
dimana sistem belajar dan bekerja kelompokkelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
Menurut Djahiri dalam Isjoni (2011:19) menyebutkan pembelajaran kooperatif learning sebagai
pembelajaran kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar siswa sentris, humanistic, dan
demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Dengan demikian, maka
pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di kelas atau di sekolah. Lingkungan
belajarnya juga membina dan meningkatkan serta mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memberikan
pelatihan hidup senyatanya. Jadi, cooperative learning dapat dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran kelompok
yang terarah, terpadu, efektif-efisien, ke arah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling
membantu (sharing) sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif (survive).
PERTANYAAN ?
1. Dari hasil presentasi kami, usaha/cara belajar khusus yang mana yang akan
Teman- Teman berikan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar? Kenapa Teman- Teman memberikan cara tersebut?