Anda di halaman 1dari 32

DIAGNOSIS

KESULITAN
BELAJAR

~Sebuah perjalanan ribuan mil


dimulai dari langkah kecil~
Pengertian .
Proses menentukan masalah atau ketidakmampuan
peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar
belakang penyebab dan atau dengan cara
menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan
belajar yang kelihatan.
Beberapa Permasalahan Belajar
01 02 03
Learning Learning Learning
Disorder Disability Disfunction
Ini keadaan dimana proses Mereka yang yang memiliki kesulitan Merupakan gejala dimana proses
belajar anak/siswa/murid dalam belajar yang meliputi belajar yang dilakukan anak tidak
menjadi terganggu karena pemahaman atau menggunakan berfungsi dengan baik. Meskipun
hilangnya respons yang bahasa lisan maupun tulisan dan sebenarnya anak tersebut tidak
bertentangan kesulitan tersebut terlihat dalam hal menunjukkan adanya subnormality
mendengar, berpikir, membaca, mental ataupun gangguan psikologis
menulis, dan mengeja. lainnya
04
Under Achiever 05
Slow Learner
Adalah siswa yang memiliki
Seorang anak yang memiliki prestasi rendah (di
taraf intelegensi yang tinggi,
bawah rata-rata anak pada umumnya) pada salah
akan tetapi memperoleh
satu atau seluruh akademik, tapi ia bukan tergolong
prestasi belajar tergolong
anak terbelakang mental. Skor tes IQ nya antara 70-
rendah (dibawah rata-rata)
90 (Cooter & Cooter Jr., 2004; Wiley, 2007)
Kesulitan Belajar Dapat Diketahui Berdasarkan

01. Grade level 03. Intelligensi Level


Tingkat Kelas Tingkat Kecerdasan

02. Age Level 04. General Level


Tingkat Usia Tingkat Umum
Ciri-ciri Anak Mengalami Kesulitan Belajar
 Hasil belajar yang rendah.

 Hasil belajar tidak sesuai dengan usaha.

 Lambat dalam melakukan tugas kegiatan belajar.

 Sikap yang kurang wajar/ penyimpangan perilaku.

 Perilaku yang berkelainan.Gejala emosional yang


kurang wajar.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Faktor Internal Faktor Eksternal

Faktor Internal adalah segala faktor


Faktor Internal adalah segala
yang berasal dari luar diri siswa,
faktor yang berasal dari dalam diri
diantara nya adalah lingkungan
siswa, diantara nya adalah faktor
keluarga, sekolah, dan faktor
jasmaniah dan psikologis.
masyarakat
FAKTOR INTERNAL
Sikap Belajar
Motivasi Belajar
Konsentrasi Belajar

Mengolah Bahan Belajar


Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
● Menggali hasil belajar yang tersimpan
● Kemampuan berprestasi
● Rasa percaya diri
● Intelegensi dan keberhasilan belajar
● Kebiasaan belajar
● Cita-cita peserta didik
FAKTOR EKSTERNAL

1. Guru sebagai pembina belajar


2. Sarana dan prasarana
3. Kebijakan penilaian
4. Lingkungan sosial peserta didik di sekolah
5. Kurikulum sekolah
Teknik Pengenalan Kesulitan Belajar

1. Teknik Non 2. Sosiometri 3. Teknik Tes


Tes
• Dokumentasi
• Wawancara • Tes hasil belajar
• Pemeriksaan fisik
• Observasi • Tes Psikologis
dan kesehatan
• Angket
Prosedur Diagnosa Kesulitan Belajar
1. Mengidentifikasi peserta didik yang di perkirakan
kesulitan belajar

2. Melokalisasi letak kesulitan belajar

3. Menentukan faktor penyebab

4. Memperkirakan alternatif bantuan

5. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya

6. Tindak lanjut
Identifikasi Kasus
Analisis Perilaku

upaya untuk menemukan titik terang atau


masalah apa yang dialami peserta didik
atau siswa.
Dengan menganalisis, mencari tahu apa
alasan dibalik kesulitan belajar yang
dialami peserta didik tersebut.
Kemudian mencari jalan keluarnya.
Kesulitan Belajar Dapat Dilihat Dari

 Cepat lambatnya menyelesaikan tugas.


 Mungkin disini peserta didik mengalami gagal fokus sehingga apa yang dikerjakan menjadi tidak cepat
selesai atau tidak tepat waktu.
 Peran serta dalam mengerjakan tugas (kelompok).
 Kasus ini sangat sering terjadi ketika ada tugas kelompok.
 Ada beberapa peserta didik yang tidak mau tahu ketika ada tugas kelompok, mereka lebih
membebankan tugas ini kepada teman satu kelompoknya.
 Kehadiran dan ketekunan dalam proses belajar.
 Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, bisa dilihat dari setiap kehadirannya di kelas.
 Anak yang mengalami kesulitan belajar, cenderung tidak aktif dikelas dan lebih banyak diam jika terkait
pelajaran.
Kesulitan Belajar Dapat Dilihat Dari

 Kemampuan kerjasama dan penyesuaian soal.


 Sesuai pengalaman, saya pernah melihat pada lembar jawaban teman saya, setelah saya baca dan
cermati ternyata jawabannya tidak sesuai dengan soal.
 Pada soal diminta menjelaskan A, sedangkan pada jawabannya di jelaskan G. Mungkin ini bisa
dikatakan sebagai contoh dalam kesulitan belajar.
 Analisi prestasi belajar. Kesulitan belajar juga bisa dilihat dari menganalisis hasil belajar peserta didik
selama bersekolah.
Lokalisasi Letak Kesulitan Belajar:
Cara mengetahui pada mata pelajaran apa kesulitan
belajar terjadi, yaitu dengan membandingkan skor
prestasi yang diperoleh peserta didik dengan nilai rerata
masing-masing bidang studi, menemukan aspek atau
pada bagian mana kesulitan dirasakan oleh peserta
didik, yaitu dengan memeriksa lagi pekerjaan tes.
Menentukan Faktor Penyebab
Dilakukan dengan cara meneliti faktor ;
Internal Eksternal
Secara garis besar bersumber pada aspek fisik
Sumbernya berasal dari lingkungan sosial (manusia)
dan psikologis.
dan lingkungan non-sosial (alam dan Instrumental).

10%
 faktor psikologis mempengaruhi prestasi belajar,

os
No g.
Lin
n-s
meliputi segala hal yang berkaitan dengan
kondisi mental kejiwaan seseorang. Aspek psikis 25% • Lingkungan sosial (manusia) juga sangat
atau kejiwaan tidak kalah pentingnya dalam 15% berpengaruh dan menjadi faktor penyebab
fisik kesulitan belajar pada seorang anak.
belajar dengan aspek jasmaniah. Untuk Ling-sos
kelancaran belajar bukan hanya dituntut Lingkungan sosial tersebut meliputi keluarga,
kesehatan jasmaniah saja tetapi kesehatan 50% teman dan masyarakat sekitar.
rohaniah atau psikis juga. psikologis
• Lingkungan non-sosial (alam dan instrumental)
 Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis adalah meliputi lingkungan hidup, daerah tempat
faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik atau tinggal dsb. Ini termasuk dalam faktor
kondisi jasmaniah seseorang. Slameto (1995; 54), penyebab kesulitan belajar dari luar diri peserta
menjelaskan bahwa faktor jasmaniah meliputi didik. Contoh : Seorang siswa di NTT tidak
dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. bisa bersekolah karena jembatan untuk akses ke
sekolah roboh sehingga tidak bisa dilewati.
Memperkirakan Alternatif Bantuan.
Langkah ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan :

1. Apakah peserta didik masih mungkin ditolong? Tentu saja masih bisa, asal ada kemauan dari
peserta didik itu sendiri dan tentunya dengan mendapat dukungan penuh dari orang tua.

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ? Tergantung kesiapan
dari peserta didik yang ditolong. Apabila peserta didik bersungguh-sungguh maka tidak akan
memakan waktu yang lama.

3. Kapan dan dimana pertolongan diberikan? Bisa di sekolah, dirumah, atau di tempat peserta didik
bisa merasa nyaman.

4. Siapa yang dapat memberikan pertolongan (menentukan personil yang tepat untuk memberikan
pertolongan)? Guru dan pihak lainnya.
Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasi

 Langkah ini menentukan bantuan atau usaha penyembuhan yang


diperlukan.

 Perlu dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan atau


yang diperkirakan yang berkepentingan atau yang diperkirakan
terlibat dalam pemberian bantuan.
Tindak Lanjut
 Berupa kegiatan .
 Memberikan pertolongan sebagai kelanjutan langkah
sebelumnya.
 Melibatkan pihak yang dipandang dapat memberikan
pertolongan .
 Mengikuti perkembangan kasus dan mengadakan evaluasi.
 Melakukan referal kepada ahli lain (guru BK, Psikolog;
Psikiater
Diagnosis kesulitan belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar.

Sebagai prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah yang tersusun
secara sitematis.

Agar pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar dapat menghasilkan sesuai keinginan, maka taat pada
prosedur itu merupakan suatu keharusan.

Langkah pokok/prosedur dan teknik pelaksanaan diagnosis kesulitan


belajar adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
a) Menandai peserta didik dalam suatu kelas atau dalam suatu kelompok yang diperkirakan
mengalami kesulitan dalam belajar, baik yang sifatnya umum maupun sifatnya lebih khusus
dalam bidang studi tertentu.

b) Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain dengan :

● Meneliti nilai ujian.

● Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang dibuatnya.

● Observasi pada saat peserta didik dalam proses belajar mengajar.

● Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas bimbingan.

● Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para
peserta didik.

c) Mengamati sikap perilaku peserta didik yang ada di sekitar saudara yang sekiranya mengalami
masalahbelajar.(selalu main game lupa tugas sekolah, suka merokok, kurang tertib beribadah, dll)
• Penggunaan catatan waktu belajar efektif.
Diadakan pencatatan berapa waktu yang efektif digunakan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah soal atau
mengerjakan tugas tertentu. Dalam konteks kelas, waktu dialokasikan untuk studi dan tiap jam pelajaran tertentu (40-
50 menit). Dalam konteks tugas individual ditetapkan berdasarkan perhitungan hari/minggu tertentu. Catatan ini
sangat berharga, untuk mengetahui siapa peserta didik yang lebih cepat, selalu terlambat dan yang tepat waktu.

• Penggunaan catatan kehadiran (presensi) dan ketidakhadiran (absensi).


Absensi sangatlah berharga untuk menandai peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar. Sebab, akan
tampak relevansi frekuensi ketidakhadiran dengan prestasinya.

• Penggunaan catatan partisipasi (partisipasi chat)


Dalam hal ini sangat mengutamakan keterampilan-keterampilan khusus seperti komunikasinya, interaksi sosialnya
dalam menyumbangkan pikiran, menambahkan dan lain-lain. Sehingga dapat mengetahui peserta didik mana yang
aktif di kelas, dan mana yang pasif.

• Penggunaan Catatan dan Bagan Sosiometris


Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama peserta didik dalam kelompok. Dalam kerjasama ini dibutuhkan suatu kondisi
saling menerima, saling percaya, saling menyenangi di antara sesama anggota. Sehingga kita dapat mengetahui mana
peserta didik yang memilih dan dipilih dan mana yang tidak memilih dan dipilih, mana peserta didik yang disenangi dan
mana yang kurang disenangi atau terisolasi.
2. Melokalisasikan Letaknya kesulitan (permasalahan)

Peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka persoalan selanjutnya yang perlu ditelaah, ialah (1)dalam mata
pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi,
(2) Pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah ada kesulitan itu terjadi,
(3) Pada (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu terjadi,
(4) dalam segi kesulitan belajar manakah kesulitan itu terjadi.

Diadakan analisis letak kesulitan belajar peserta didik dengan cara sebagai berikut :

• Mendekati kesulitan belajar pada bidang tertentu. Dengan melakukan perbandingan angka nilai prestasi untuk semua
bidang studi, dan sebaiknya dibuat grafik yang berisi semua mata pelajaran/bidang studi lengkap dengan nilainya.

• Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran dimana letak kesulitan terjadi.
Dilakukan dengan menganalisi jawaban peserta didik terhadap soal-soal setiap mata pelajaran.

• Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Yakni analisi terhadap kemampuan menyelesaikan tugas-tugas,
soal-soal, kehadiran dan ketidakhadiran, dan penyesuaian diri terhadap temannya.
Kedua langkah pokok dalam pelaksanaanya dapat ditempuh dengan beberapa strategi
pendekatan, antara lain :

a. Dalam konteks instruksional yang konvensional, pelaksanaan pengumpulan informasi dalam


rangka mengidentifikasi kasus dan permasalahan ini dapat ditempuh dua cara:

● Diintegrasikan dengan kegiatan instruksional, khusunya dalam pelaksanaan evaluasi reflektif,


formatif, dan sumatif, atau design pre-post-test yang kesemuanya dapat dikaitkan dengan
tujuan-tujuan dan fungsi-fungsi diagnostic.
● Dilakukan secara khusus

b. Dalam konteks sistem instruksional yang inovatif

● Dengan menggunakan mesin belajar mengajar (teaching machine) atau sistem pengajaran
berbantuan computer (CIA, Computer Assisted Instruction).
● Dengan sistem pengajaran modul (modular instruksional sistem) dengan alternatif lain
diberikan program pengayakan (enrichment program).
c. Lokalisasi jenis, faktor dan sifat yang menyebabkan peserta didik mengalami berbagai kesulitan.
Pada garis besarnya sebab kesulitan dapat timbul dari dua hal yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri peserta didik itu sendiri. Hal ini
antara lain disebabkan oleh:
● Kelemahan mental faktor kecerdasan, intelegensi, atau kecakapan bakat khusus tertentu yang
dapat diketahui melalui test tertentu.
● Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, kecacatan, karena sakit dan sebagainya.
● Gangguan, yang bersifat emosional.
● Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran bahan pelajaran tertentu.
● Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar pelajaran-pelajaran tertentu.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan.
Faktor eksternal antara lain meliputi:
● Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang peserta didik untuk aktif antisiatif (kurang
kemungkinannya peserta didik belajar secara aktif "student aktif learning").
● Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
● Ketidak seragaman pola dan standar administrasi.
● Beban belajar yang terlampau berat.
● Metode mengajar yang kurang memadai.
● Sering pindah sekolah.
● Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar.
● Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan aktivitas belajar.
● Pengaruh lingkungan ;teman
● Pengaruh IPTEK yang negatif
Untuk mengenal ke semua faktor diatas dapat dipergunakanberbagai cara dan alat baik yang dapat
dibuat oleh guru, maupun yang telah dikerjakan orang lain yang tersedia disekolah.
Cara dan alat itu antara lain:
● Test kecerdasan.
● Test bakat khusus.
● Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara sederhana bisa dibuat guru.
● Inventory.
● Wawancara dengan peserta didik yang bersangkutan.
● Mengadakan observasi yang intensif baik dalam maupun di luar kelas.
● Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orangtua atau teman-teman bila dipandang
perlu.
3. Perkiraan kemungkinan bantuan
● Apabila kita telaah tentang letak kesulitan yang dialami peserta didik, jenis dan sifat kesulitan,
latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka kita akan dapat memperkirakan
beberapa hal berikut:
● Apakah peserta didik tersebut masih mungkin ditolong untukmengatasi kesulitannya atau tidak.
● Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasikesulitan yang dialami peserta didik
tertentu.
● Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan.
● Siapa yang dapat memberikan pertolongan.
● Bagaimana cara menolong peserta didik agar dapat dilaksanakan secara efektif.
● Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam menolong peserta didik tersebut.
4. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
● Pada langkah ini perlu menyusun suatu rencana atau alternatifalternatif rencana yang akan dilaksanakan untuk
membantu peserta didik mengatasi masalah kesulitan belajarnya. Rencana ini hendaknya berisi:
● Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami peserta didik tersebut.
● Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.
● Ada baiknya rencana ini dapat didiskusikan dan dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang dipandang
berkepentingan kelak diperkirakan akan terlibat dalam pemberian bantuan kepada yang bersangkutan seperti
penasehat akademik, guru, orang tua, pembimbing penyuluh dan ahli lain. Secara khusus kegiatan ini hanya dapat
diberikan oleh guru mata pelajaran yang tahu persis tentang berbagai kesulitan yang bisa di alami peserta didik
dalam mata pelajarannya.

Rencana ini harus berisi tentang:


● Jadwal kegiatan pemberian bantuan.,,,,,,,,minimal 2x pertemuan……..kapan; dimana dilaporkan.
● Cara bantuan diberikan.
● Tempat.
● Petugas yang akan memberikan bantuan.
● Tindak lanjut bantuan.
5. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan bantuan, bimbingan, arahan atau pengajaran paling tepat
dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, cara ini dapat berupa:
● Memberikan nasihat, motivasi
● Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran remidial pada mata pelajaran yang menjadi
masalah bagi peserta didik tertentu. Remidial dapat dilakukan oleh guru atau pihak lain yang dianggap dapat
menciptakan suasana belajar peserta didik yang penuh motivasi.
● Membagi tugas dan peranan kepada orang-orang tertentu dalam memberikan bantuan pada peserta didik.
● Senantiasa mengecek dan ricek kemajuan terhadap peserta didik yang bermasalah baik pamahaman mereka
terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun mencek bahan tepat guna program remedial yang
dilakukan untuksetiap saat diadakan revisi dan improvisasi.
● Mentransfer atau mengirim (roferral case) peserta didik yang menurut perkiraan tidak dapat ditangani oleh
guru kepada orang atau lembaga lain (psikologi, psikiater, lembaga bimbingan, lembaga psikoligi dan
sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih tepat membantu peserta didik tersebut.
TUGAS

1. BUAT STUDI KASUS DG LANGKAH LANGKAH DI ATAS


2. TUGAS INDIVIDU
3. TUGAS DIKETIK DI WORD KERTAS A4 HURUF TIME NEW ROMAN;12, BATAS
KIRI 4; ATAS, KANAN , BAWAH 3; SPASI 1.5
4. WAKTU MENGERJAKAN 3 MINGGU (3X PERTEMUAN)
5. SETIAP LANGKAH BUAT DESKRIPSI PENJELASANNYA.
6. IDENTITAS PESERTA DIDIK ; DISAMARKAN
7. Dokumen setiap kegiatan di lampirkan.
8. TEKNIK (pedoman observasi, pedoman wawancara atau angket) dilampirkan.
SELAMAT MENGERJAKAN SMOGA LANCAR DAN SUKSES

Anda mungkin juga menyukai