KESULITAN
BELAJAR
6. Tindak lanjut
Identifikasi Kasus
Analisis Perilaku
10%
faktor psikologis mempengaruhi prestasi belajar,
os
No g.
Lin
n-s
meliputi segala hal yang berkaitan dengan
kondisi mental kejiwaan seseorang. Aspek psikis 25% • Lingkungan sosial (manusia) juga sangat
atau kejiwaan tidak kalah pentingnya dalam 15% berpengaruh dan menjadi faktor penyebab
fisik kesulitan belajar pada seorang anak.
belajar dengan aspek jasmaniah. Untuk Ling-sos
kelancaran belajar bukan hanya dituntut Lingkungan sosial tersebut meliputi keluarga,
kesehatan jasmaniah saja tetapi kesehatan 50% teman dan masyarakat sekitar.
rohaniah atau psikis juga. psikologis
• Lingkungan non-sosial (alam dan instrumental)
Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis adalah meliputi lingkungan hidup, daerah tempat
faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik atau tinggal dsb. Ini termasuk dalam faktor
kondisi jasmaniah seseorang. Slameto (1995; 54), penyebab kesulitan belajar dari luar diri peserta
menjelaskan bahwa faktor jasmaniah meliputi didik. Contoh : Seorang siswa di NTT tidak
dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. bisa bersekolah karena jembatan untuk akses ke
sekolah roboh sehingga tidak bisa dilewati.
Memperkirakan Alternatif Bantuan.
Langkah ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan :
1. Apakah peserta didik masih mungkin ditolong? Tentu saja masih bisa, asal ada kemauan dari
peserta didik itu sendiri dan tentunya dengan mendapat dukungan penuh dari orang tua.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ? Tergantung kesiapan
dari peserta didik yang ditolong. Apabila peserta didik bersungguh-sungguh maka tidak akan
memakan waktu yang lama.
3. Kapan dan dimana pertolongan diberikan? Bisa di sekolah, dirumah, atau di tempat peserta didik
bisa merasa nyaman.
4. Siapa yang dapat memberikan pertolongan (menentukan personil yang tepat untuk memberikan
pertolongan)? Guru dan pihak lainnya.
Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasi
Sebagai prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah yang tersusun
secara sitematis.
Agar pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar dapat menghasilkan sesuai keinginan, maka taat pada
prosedur itu merupakan suatu keharusan.
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
a) Menandai peserta didik dalam suatu kelas atau dalam suatu kelompok yang diperkirakan
mengalami kesulitan dalam belajar, baik yang sifatnya umum maupun sifatnya lebih khusus
dalam bidang studi tertentu.
● Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para
peserta didik.
c) Mengamati sikap perilaku peserta didik yang ada di sekitar saudara yang sekiranya mengalami
masalahbelajar.(selalu main game lupa tugas sekolah, suka merokok, kurang tertib beribadah, dll)
• Penggunaan catatan waktu belajar efektif.
Diadakan pencatatan berapa waktu yang efektif digunakan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah soal atau
mengerjakan tugas tertentu. Dalam konteks kelas, waktu dialokasikan untuk studi dan tiap jam pelajaran tertentu (40-
50 menit). Dalam konteks tugas individual ditetapkan berdasarkan perhitungan hari/minggu tertentu. Catatan ini
sangat berharga, untuk mengetahui siapa peserta didik yang lebih cepat, selalu terlambat dan yang tepat waktu.
Peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka persoalan selanjutnya yang perlu ditelaah, ialah (1)dalam mata
pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi,
(2) Pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah ada kesulitan itu terjadi,
(3) Pada (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu terjadi,
(4) dalam segi kesulitan belajar manakah kesulitan itu terjadi.
Diadakan analisis letak kesulitan belajar peserta didik dengan cara sebagai berikut :
• Mendekati kesulitan belajar pada bidang tertentu. Dengan melakukan perbandingan angka nilai prestasi untuk semua
bidang studi, dan sebaiknya dibuat grafik yang berisi semua mata pelajaran/bidang studi lengkap dengan nilainya.
• Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran dimana letak kesulitan terjadi.
Dilakukan dengan menganalisi jawaban peserta didik terhadap soal-soal setiap mata pelajaran.
• Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Yakni analisi terhadap kemampuan menyelesaikan tugas-tugas,
soal-soal, kehadiran dan ketidakhadiran, dan penyesuaian diri terhadap temannya.
Kedua langkah pokok dalam pelaksanaanya dapat ditempuh dengan beberapa strategi
pendekatan, antara lain :
● Dengan menggunakan mesin belajar mengajar (teaching machine) atau sistem pengajaran
berbantuan computer (CIA, Computer Assisted Instruction).
● Dengan sistem pengajaran modul (modular instruksional sistem) dengan alternatif lain
diberikan program pengayakan (enrichment program).
c. Lokalisasi jenis, faktor dan sifat yang menyebabkan peserta didik mengalami berbagai kesulitan.
Pada garis besarnya sebab kesulitan dapat timbul dari dua hal yaitu:
1. Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri peserta didik itu sendiri. Hal ini
antara lain disebabkan oleh:
● Kelemahan mental faktor kecerdasan, intelegensi, atau kecakapan bakat khusus tertentu yang
dapat diketahui melalui test tertentu.
● Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, kecacatan, karena sakit dan sebagainya.
● Gangguan, yang bersifat emosional.
● Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran bahan pelajaran tertentu.
● Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar pelajaran-pelajaran tertentu.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan.
Faktor eksternal antara lain meliputi:
● Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang peserta didik untuk aktif antisiatif (kurang
kemungkinannya peserta didik belajar secara aktif "student aktif learning").
● Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
● Ketidak seragaman pola dan standar administrasi.
● Beban belajar yang terlampau berat.
● Metode mengajar yang kurang memadai.
● Sering pindah sekolah.
● Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar.
● Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan aktivitas belajar.
● Pengaruh lingkungan ;teman
● Pengaruh IPTEK yang negatif
Untuk mengenal ke semua faktor diatas dapat dipergunakanberbagai cara dan alat baik yang dapat
dibuat oleh guru, maupun yang telah dikerjakan orang lain yang tersedia disekolah.
Cara dan alat itu antara lain:
● Test kecerdasan.
● Test bakat khusus.
● Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara sederhana bisa dibuat guru.
● Inventory.
● Wawancara dengan peserta didik yang bersangkutan.
● Mengadakan observasi yang intensif baik dalam maupun di luar kelas.
● Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orangtua atau teman-teman bila dipandang
perlu.
3. Perkiraan kemungkinan bantuan
● Apabila kita telaah tentang letak kesulitan yang dialami peserta didik, jenis dan sifat kesulitan,
latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka kita akan dapat memperkirakan
beberapa hal berikut:
● Apakah peserta didik tersebut masih mungkin ditolong untukmengatasi kesulitannya atau tidak.
● Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasikesulitan yang dialami peserta didik
tertentu.
● Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan.
● Siapa yang dapat memberikan pertolongan.
● Bagaimana cara menolong peserta didik agar dapat dilaksanakan secara efektif.
● Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam menolong peserta didik tersebut.
4. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
● Pada langkah ini perlu menyusun suatu rencana atau alternatifalternatif rencana yang akan dilaksanakan untuk
membantu peserta didik mengatasi masalah kesulitan belajarnya. Rencana ini hendaknya berisi:
● Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami peserta didik tersebut.
● Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.
● Ada baiknya rencana ini dapat didiskusikan dan dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang dipandang
berkepentingan kelak diperkirakan akan terlibat dalam pemberian bantuan kepada yang bersangkutan seperti
penasehat akademik, guru, orang tua, pembimbing penyuluh dan ahli lain. Secara khusus kegiatan ini hanya dapat
diberikan oleh guru mata pelajaran yang tahu persis tentang berbagai kesulitan yang bisa di alami peserta didik
dalam mata pelajarannya.