Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

METODE PENELITIAN

“TEKNIK PENGUMPULAN DATA”

DOSEN PENGAMPU : Dr. NAFIK UMURUL HADI, S.E., M.Si

Disusun Oleh :

1. Lia Eka Sari : 19187203049


2. Rizka Nur Anisah : 19187203054
3. Muhammad Fahrul Aziz .M. : 19187203091
4. Elsa Widya Fatmala : 19187203093

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI 4B


FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI TULUNGAGUNG
SEMESTER GENAP
2021/ 2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Metode
Penelitian yang berjudul “Teknik Pengambilan Data”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tulungagung, 29 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

A. Pengertian Pengumpulan Data...................................................................................3


B. Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data...............................................................4
C. Jenis Teknik Pengumpulan Data................................................................................5
a. INTERVIEW (WAWANCARA).......................................................................5
b. KUESIONER (ANGKET)...............................................................................11
c. OBSERVASI....................................................................................................16
BAB III PENUTUP .............................................................................................21

A. Kesimpulan.............................................................................................................21
B. Saran........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis
yang ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah. Metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan
tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui:
angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain.

Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka
kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian
itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran
suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen
penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen
metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang
sedang diteliti.

Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi


karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang
diteliti

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengumpulan data ?
2. Apa saja macam-macam teknik pengumpulan data ?
3. Apa saja jenis teknik pengumpulan data ?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pengumpulan data.
2. Untuk mengetahui macam-macam teknik pengumpulan data.
3. Untuk mengetahui jenis teknik pengumpulan data.

D. Manfaat Penulisan
1. Secara khusus, penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
besar untuk penulisan karya ilmiah dengan teknik pengumpualan data.
2. Secara umum, diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan dan
informasi untuk memperluas wawasan pembaca pada umumnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengumpulan Data


Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan
penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan
reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau
kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai
fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut,
pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan
proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. 
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data
mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan
reliable. Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap
yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan
dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam
satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu
penelitian.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian
yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan
kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau reliabel,
apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan
datanya.

3
B. Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data
Apabila dilihat dari sumber datanya, maka pengmpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder.
1. Pengumpulan Data Sumber Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan instrument sebagai berikut :
a) Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan pertanyaan
langsung kepada sejumlah pihak terkait yang didasarkan pada
percakapan intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Metode wawancara ditujukan untuk informan
penelitian yang telah ditetapkan.
b) Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung objek
penelitian dengan mencatat gejala- gejala yang ditemukan dilapangan
untuk melengkapi data- data yang diperlukan sebagai acuan yang
berkenaan dengan topik penelitian.
2. Pengumpulan Data Sumber Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui studi bahan- bahan kepustakaan yang perlu untuk
mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
instrumen sebagai berikut :
a) Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-
buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi
dengan masalah yang diteliti.
b) Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
menggunakan catatan- catatan tertulis yang ada dilokasi penelitian
serta sumber- sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti
dengan instansi terkait.

4
C. Jenis Teknik Pengumpulan Data
a. INTERVIEW (WAWANCARA)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau selfreport, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode
interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut.
1) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya
3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan
oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur,
dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan
menggunakan telepon. Wawancara dibagi menjadi dua golongan, wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan
wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan

5
beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap
pewawancara mempunyai ketrampilan yang sama, maka diperlukan training
kepada calon pewawancara,
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material
Jain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Peneliti
bidang pembangunan misalnya, bila akan melakukan penelitian untuk
mengetahui respon masyarakat terhadap berbagai pembangunan yang telah
diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu
membawa fotofoto atau brosur tentang berbagai jenis pembangunan yang
telah dilakukan. Misalnya pembangunan gedung sekolah, bendungan untuk
pengairan sawah-sawah, pembangunan pembangkit tenaga listrik dan lain-
lain.
Berikut ini diberikan contoh wawancara terstruktur, tentang tanggapan
masyarakat terhadap berbagai pelayanan pemerintah Kabupaten tertentu
yang diberikan kepada masyarakat. Pewawancara melingkari salah satu
jawaban yang diberikan responden .
1. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan pendidikan di
Kabupaten ini?
a. Sangat Bagus
b. Bagus
c. Tidak bagus
d. Sangat tidak bagus

2. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang


kesehatan di Kabupaten ini?
a. Sangat Bagus
b. Bagus
c. Tidak bagus
d. Sangat tidak bagus

6
3. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang
transportasi Kabupaten ini?
a. Sangat Jelek
b. Jelek
c. Bagus
d. Sangat Bagus

4. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan urusan KTP


Kabupaten ini?
a. Bagus sekali
b. Bagus
c. Jelek
d. Sangat jelek

5. Bagaimanakah tanggapan Bapak/lbu terhadap pelayanan penerangan


jalan di Kabupaten ini?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Tidak baik
d. Sangat tidak baik

6. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan saluran air di


Kabupaten ini?
a. Sangat Jelek
b. Jelek
c. Bagus
d. Sangat bagus

7
7. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang
keamanan di Kabupaten ini?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Jelek
d. Jelek sekali

8. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang sarana


dan prasarana jalan di Kabupaten ini?
a. Sangat baik Baik
c. Jelek
d. Sangat jelek

9. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan rekreasi di


Kabupaten ini?
a. Sangat memuaskan
b. Memuaskan
c. Tidak memuaskan
d. Sangat tidak memuaskan

10. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan air minum di


Kabupaten ini?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Jelek d. Sangat jelek

2. Wawancara Tidak Terstruktur


Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan.

8
Contoh:
Bagaimanakah pendapat Bapak/lbu terhadap kebijakan bemerintah
terhadap Perguruan Tingi Berbadan Hukum? Dan bagaimana peluang
masyarakat miskin dalam memperoleh Pendidikan tinggi yang bermutu?

Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan Tn


penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang nendalam
tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, beneliti berusaha
mendapatkan informasi awal tentang berbagai isi Ntau permasalahan yang
ada pada obyek, sehingga peneliti dapa menentukan secara pasti
permasalahan atau variabel apa yang harus Viteliti. Untuk mendapatkan
gambaran permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti perlu
melakukan wawancara kepada fihak. fihak yang mewakili berbagai
tingkatan yang ada dalam obyek, Misalnya akan melakukan penelitian
tentang iklim kerja perusahaan maka dapat dilakukan wawancara dengan
pekerja tingkat bawah, supervisor, dan manajer.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden,
maka peneliti dapat juga menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Misalnya seseorang yang dicurigai sebagai penjahat, maka peneliti akan
melakukan wawancara tidak terstruktur secara mendalam, sampai
diperoleh keterangan bahwa orang tersebut penjahat atau bukan.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui Secara
pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan apa yang diceriterakan oleh responden. Berdasarkan
analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti
dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada
suatu tujuan. Dalam melakukan wawancara peneliti dapat menggunakan
cara “berputar-putar baru menukik” artinya pada awal wawancara, yang
dibicarakan adalah hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan, dan bila sudah
terbuka kesempatan untuk menanyakaf sesuatu yang menjadi tujuan, maka
segera ditanyakan.

9
Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang
menggunakan pesawat telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi, oleh
karena itu pewawancara perlu memahami situasi da! kondisi sehingga
dapat memilih waktu yang tepat kapan dan di mar? harus melakukan
wawancara, Pada saat responden sedang sibuk pekerja, sedang mempunyai
masalah berat, sedang mulai istirahat pedang tidak sehat, atau sedang
marah, maka harus hati-hati dala" melakukan wawancara. Kalau
dipaksakan wawancara dalam kondis' peperti itu, maka akan menghasilkan
data yang tidak valid dan akurat.
Bila responden yang akan diwawancarai telah ditentukan orangnya,
maka sebaiknya sebelum melakukan wawancara, ewawancara minta waktu
terlebih dulu, kapan dan dimana bisa melakukan wawancara. Dengan cara
ini, maka suasana wawancara akan lebih baik, sehingga data yang
diperoleh akan lebih lengkap dan valid.
Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias
adalah menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data
tersebut subyektif dan tidak akurat. Kebiasaan data ini akan tergantung
pada pewawancara, yang diwawancarai (responden) dan situasi & kondisi
pada saat wawancara. Pewawancara yang tidak dalam posisi netral,
misalnya ada maksud tertentu, diberi sponsor akan memberikan
interpretasi data yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh
responden. Responden akan memberi data yang bias, bila responden tidak
dapat menangkap dengan jelas apa yang ditanyakan peneliti atau
pewawancara. Oleh karena itu peneliti jangan memberi pertanyaan yang
bias. Selanjutnya situasi dan kondisi seperti yang telah dikemukakan di
atas, sangat mempengaruhi proses wawancara, yang pada akhirnya juga
akan mempengaruhi validitas data.

10
 Keuntungan dan Kerugian Wawancara
Keuntungan wawancara adalah:
1) Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa
membeca dan menulis.
2) Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera
menjelaskannya.
3) Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan
mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau
gerak-geri responden.

Kerugian wawancara adalah:


1) Wawancara memerlukan biatya yang sangat besar untuk perjalanan
dan uang harian pengumpulan data.
2) Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih
kecil.
3) Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
Daftar pertanyaan untuk wawancara ini disebut sebagai interview
schedule. Sedangkan catatan garis besar tentang pokok-pokok yang
akan ditanyakan diebut sebagai pedoman wawancara (interview
guide).

b. KUESIONER (ANGKET)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga
cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah
yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
helalui pos, atau internet.

11
Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, Sehingga
kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu lama, maka
pengiriman angket kepada responden tidak perlu melalui pos. Dengan
adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan
suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan
memberikan data obyektif dan cepat.

Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan


angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan,
pengukuran dan penampilan fisik.
1. Prinsip Penulisan Angket: :
Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan
pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-
negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang
sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan
urutan pertanyaan
a. Isi dan tujuan Pertanyaan
Yang dimaksud di sini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan? Kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya
mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan


Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya
responden tidak dapat berbahasa Indonesia, maka angket jangan disusun
dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket
harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial
budaya, dan “frame of reference” dari responden.

c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan

12
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (kalau
dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif atau negatif.

13
Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden
untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal,
Contoh: bagaimanakah tanggapan anda terhadap iklan-iklan di TV saat
ini? Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk
memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah
tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban
berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk
pertanyaan tertutup.
Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab
dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis
data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
Pertanyaan/pernyataan dalam angket perlu dibuat kalimat positif dan
negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan
lebih serius, dan tidak mekanistis.

d. Pertanyaan tidak mendua


Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (doublebarreled)
sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.
Contoh:
Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan relevansi pendidikan
saat ini? Ini adalah pertanyaan yang mendua, karena menanyakan tentang
dua hal sekaligus, yaitu kualitas dan relevansi. Sebaiknya pertanyaan
tersebut dijadikan menjadi dua yaitu: bagaimanakah kualitas pendidikan?
Bagaimanakah relevansi pendidikan?

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa


Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya juga tidak
menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau
Pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat.

14
Contoh:
Bagaimanakah kualitas pendidikan sekarang bila dibandingkan
dengan 30 tahun yang lalu? Menurut anda, bagaimanakah cara mengatasi
krisis ekonomi saat ini? (kecuali penelitian yang mengharapkan pendapat
para ahli). Kalau misalnya umu responden yang diberi angket baru 25
tahun, dan pendidikannya rendah, maka akan sulit memberikan jawaban.

f. Pertanyaan tidak menggiring


Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban
yang baik saja atau ke yang jelek saja. Misalnya: Bagaimanakah prestasi
belajar anda selama di sekolah dulu? jawaban responden tentu cenderung
akan menyatakan baik. Bagaimanakah prestasi kerja anda selama setahun
terakhir? jawabannya akan cenderung baik.

g. Panjang Pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga
akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel
banyak, sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka instrumen
tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran
yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan empirik jumlah
pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.

h. Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke
hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau
diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secars psikhologis akan
mempengaruhi semangat responden untuk menjawab, Kalau pada
awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang spesifik, maka
responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka
terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat
kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
i.

15
j. Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan
instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang
akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat
digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang
variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan
reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada
responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu.
Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk
mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan
reliabel pula.

k. Penampilan Fisik Angket


Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.
Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang
menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang dicetak dalam
kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi angket yang dicetak di kertas
yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal.

 Keuntungan dan Kerugian Kuesioner (Angket)


Keuntungan teknik angket adalah
1) Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat di
kirimkan melalui pos.
2) Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relative murah.
3) Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya
ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.

Kerugian teknik angket adalah:


1) Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentasi yang
dikembalikan relative rendah.

16
2) Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang bisa
membaca dan menulis

17
 Macam kuesioner berdasarkan atas cara menyusun pertanyaan
a) Pertanyaan terbuka (opened and items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang
dituliskan tidak disediakan jawaban pilihan sehingga respoden dapat
bebas/terbuka luas untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat
pandangan dan pengetahuannya.
Contoh :
Bagaimana pendapat saudara tentang peredaran narkoba.
b) Pertanyaan tertutup (closed end items)
Adalah suatu kusioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang
dituliskan telah disediakan jawaban pilihan, sehingga responden
tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan.
Contoh :
(Pilih salah satu dari jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda v
didalam kurung)
Untuk mencegah beredarnya narkoba dimasyarakat
(    ) : pengedar dijatuhi hukuman mati
(    ) : pengedar dan pemakai dijatuhi hukuman seumur hidup
Dalam menyusun jawaban dalam kuesioner dengan pertanyaan tertutup
ada beberapa alternatif
1. Force coice: pilihan dengan 2 alternatif
  Contoh : (   ) ya (   ) setuju (   ) tidak atau  (   ) tidak setuju

2. Multiple choice: pilihan dengan lebih dari 2 alternatif


Contoh :  (   ) ya (   ) tidak (   ) tidak berpendapat.

c. OBSERVASI
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain.

18
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai
proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejalagejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observan Iapat
dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan Serta) dan
non participant observation, selanjutnya dari sep: Instrumentasi yang
digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.
1) Observasi Berperanserta (Participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari. hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak.
Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya, peneliti
dapat berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana
perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya,
bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan
karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan
pekerjaan dan lain-lain

2) Observasi Nonpartisipan
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi
nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagi! pengamat
independen. Misalnya dalam suatu Tempat Pemunguta! Suara (TPS),

19
peneliti dapat mengamati bagaimana perilak masyarakat dalam hal
mengunakan hak pilihnya, dalam interaks dengan panitia dan pemilih
yang lain. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat
membuat kesimpulan tentang perilak masyarakat dalam pemilihan
umum. Pengumpulan data denga! observasi nonpartisipan ini tidak akan
mendapatkan data yanf mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna.
Makna adalah nila pilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan
dan yang tertulis,
Dalam suatu proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana
mesin-mesin bekerja dalam mengolah bahan baku, komponen mesin
mana yang masih bagus dan yang kurang bagus, bagaimana kualitas
barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau
operator mesinnya.

a. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya.
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau angket
tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan
observasi. Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap
kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dan ucapan
dengan menggunakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja
karyawan tersebut.

b. Observasi Tidak Terstruktur


Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hai Ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.

20
Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen
yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu. tambu pengamatan.
Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti
belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu Peneliti dapat
melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan
analisis dan kemudian dibuat kesimpulan.

 Beberapa jenis teknik observasi:


Didalam pemilihan jenis mana yang paling tepat harus
mempertimbangkan keadaan dan masalah yang terlibat didalamnya. Jenis
tersebut adalah:
1) Observasi partisipan
Dalam hal ini observer terlibat langsung dan ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati. Pelaku
peneliti seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
Contoh :
Penelitian tentang Kuliah Kerja Nyata (KKN), tanggapan masyarakat dan
pendapat mahasiswa.

2) Observasi nonpartisipan
Dalam hal ini peneliti berada diluar subyek yang diamati dan tidak
ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian
peneliti akan lebih leluasa mengamati kemunculan tingkah laku yang
terjadi.
Contoh :
Penelitian tentang Evakuasi korban tanah longsor di Samigaluh,
Yogyakarta.

3) Observasi sistematik (observasi berkerangka)


Peneliti telah membuat kerangka yang memuat faktor-faktor yang
telah diatur terlebih dahulu.

21
 Keuntungan dan Kerugian Observasi
Keuntungan observasi adalah:
1) Data yangdiperoleh adalah data yang segar dalam arti data yang
dikumpulkan diperoleh dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku.
2) Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.

Kerugian observasi adalah:


1) Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus
menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan
terjadi.
2) Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku criminal atau yang bersifat
pribadi, sukar atau tidak mungkin diamati bahkan bisa membahayakan
jika diamati.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan
metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan
reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai
proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau
menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian
sesuai dengan lingkup penelitian.
2. Pengumpulan data penelitian sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah
tentunya tidak dapat dilakukan tanpa dasar, akan tetapi perlu didasarkan
pada sejumlah kaidah atau prinsip yang mendasarinya.
3. Macam-macam teknik pengumpulan data
1) Interview (Wawancara)
2) Kuisioner (Angket)
3) Observasi

B. Saran
Penulis sepenuhnya menyadari akan kekurangan makalah kami, dengan
penuh kerendahan hati, penulis menanti kritik/saran yang bersifat membangun
guna memperbaiki dan menyempurnakan makalah kami.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2010). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA.

http://nanangmura.blogspot.com/2016/04/makalah-tekhnik-pengumpulan-
data.html

http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-teknik-pengumpulan-data.html

24

Anda mungkin juga menyukai