Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Jenis-Jenis Kesulitan,Diagnosis,Dan Prosedur Belajar

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

PSIKOLOGI BELAJAR

Dosen Pengampu :

Dr. Syarifan Nurjan,M.A.

Disusun Oleh :

Eriana Awwalush Sholihah : 21150450


Titin Suharyani : 21150451
Wa Priti : 21150454
Cindy Radevi Fahmi Putri : 21150457

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
MEI 2022
PENDAHULUAN

Sebuah proses belajar-mengajar di dunia pendidikan tidak selamanya mengalami


kelancaran. Selalu saja ada hambatan dalam proses tersebut. Umumnya hambatan yang terjadi
seperti adanya kesulitan belajar dalam diri peserta didik. Dalam proses pembelajaran di sekolah
baik guru maupun siswa, pasti mengharapkan agar mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Dalam
kenyataan, harapan itu tidak selalu terwujud, masih banyak siswa yang tidak memperoleh hasil
yang memuaskan. Kesulitan belajar merupakan kondisi dimana peserta didik mengalami
hambatan/gangguan dalam proses pembelajaran, penyebab bisa berasal dari faktor internal siswa
maupun faktor eksternal siswa, dan ada berbagai jenis kesulitan belajar itu sendiri. Hal ini
menjadi tantangan yang selalu dihadapi oleh guru. Guru turut berperan membantu memecahkan
masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik. adapun upaya
yang harus dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar, seperti; mengetahui jenis-jenis
siswa yang mengalami kesulitan belajar, diagnosis penentuan mengenai hasil dari pengolahan
data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan serta prosedur belajar siswa untuk
menyusunan rencana atau program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah
kesulitan belajar siswa, yang terakhir memberikan bantuan atau terapi berupa bimbingan belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kami penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja jenis-jenis kesulitan belajar?

2. Bagaimana diagnosis kesulitan belajar?

3. Bagaimana prosedur belajar yang baik?

PEMBAHASAN

A. Jenis- jenis kesulitan belajar


1. Learning Difabilities
Learning Difabilities (LD) adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu pada
gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil
belajarnya di bawah potensi intelektualnya. Anak laki-laki dan perempuan LD
adalah individu yang mengalami gangguan dalam satu atau lebih proses
psikologis dasar dan disfungsi sistem syarat pusat atau gangguan neurologis yang
dimanifestasikan dalam kegagalan-kegagalan yang nyata. Kegagalan yang sering
dialami anak LD adalah dalam hal pemahaman, penggunaan pendengaran,
berbicara, membaca, mengeja, berpikir, menulis, berhitung, dan keterampilan
sosial. Kesulitan tersebut bukan bersumber pada sebab-sebab keterbelakangan
mental, gangguan emosi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau
karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi, tetapi dapat muncul secara
bersamaan.
2. Underachiever
Underachiever jauh lebih kompleks dibandingkan dengan prestasi kurang.
Underachievement merupakan suatu fenomena manusia yang universal dan
menjadi ciri khas seorang individu. Dilihat dari jenis kemampuan intelektual dan
prestasinya, Wellington (1975: 12-13) mengelompokkan menjadi dua macam
siswa/siswi berprestasi di bawah kemampuannya, yaitu siswa/siswi berprestasi
kurang secara total, dan siswa/siswi berprestasi kurang secara parsial (sebagian).
Untuk kelompok yang secara total, prestasi yang tegolong kurang adalah untuk
seluruh bidang studi. Jadi, kurangnya adalah dinyatakan dari rerata nilai untuk
seluruh bidang studi. Sedangkan untuk kelompok yang parsial adalah gejalanya
hanya sebagian saja dari variabel kemampuan intelektual maupun prestasi. Pada
variabel prestasi, yang dikategorikan kurang hanya pada bidang-bidang studi
tertentu saja.
3. Slow Learner
Slow Learner adalah siswa/siswi yang lambat dalam proses belajar sehingga ia
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa/siswi lain
yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Kelompok pertama merupakan
sekelompok siswa/siswi yang belum mencapai tingkat ketuntasan, akan tetapi
sudah hampir mencapainya. Siswa/siswi tersebut mendapat kesulitan dalam
menetapkan penguasaan bagian-bagian yang sulit dari seluruh bahan yang harus
dipelajari. Kelompok kedua, adalah sekelompok siswa/siswi yang belum
mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang
belum dikuasai, dapat pula ketuntasan belajar tak bisa dicapai karena proses
belajar yang sudah ditempuh tidak sesuai dengan karakteristik murid yang
bersangkutan.
Komentar/tanggapan penulis : dalam hal ini maka seorang guru perlu dan faham
akan sebuah jenis-jenis kesulitan belajar yang di alami oleh siswa, karena hal
tersebut dapat berpengaruh pada sebuah pembelajaran siswa serta kualitas lulusan
siswa tersebut.
B. Diagnosis kesulitan belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan
data. yang diambil setelah dilakukan analisis terhadap data yang diolah. Diagnosis
kesulitan belajar dapat berupa hal-hal sebagai berikut.
1. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik yaitu berat dan ringannya
tingkat kesulitan yang dirasakan anak didik.
2. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan
belajar anak didik.
3. Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab kesulitan
belajar anak didik. Karena diagnosis adalah penentuan jenis penyakit dengan
meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya atau proses pemeriksaan terhadap hal yang
dipandang tidak beres, maka agar akurasi keputusan yang diambil tidak keliru
tentu saja diperlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan
hasil yang meyakinkan itu sebaiknya minta bantuan tenaga ahli dalam bidang
keahlian mereka masing-masing. Di sini bisa disebutkan:
a) Dokter, untuk mengetahui kesehatan anak.
b) Psikolog, untuk mengetahui tingkat IQ anak.
c) Psikiater, untuk mengetahui kejiwaan anak.
d) Sosiolog, untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin dialami oleh
anak.

Komentar atau tanggapan : diagnosis yang tepat tentu akan berpengaruh pada
kepahaman siswa dalam menerima materi yang diberikan guru. Sehingga siswa dapat
menerima materi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

C. Prosedur belajar
Prosedur yang harus dilalui dalam menegakkan diagnosis yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi. Pelaksanaan identifikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan
laporan guru kelas atau sekolah sebelumnya, hasil tes inteligensi yang dilakukan
secara masal atau individual, atau melalui instrumen informal, misalnya dalam
bentuk lembar observasi guru atau orang tua.
2. Menentukan prioritas. Sekolah perlu menentukan prioritas anak mana yang
diperkirakan dapat diberi pelayanan pengajaran remedial oleh guru kelas atau
guru bidang studi; dan anak mana yang perlu dilayani oleh guru khusus.
3. Menentukan potensi. Untuk menentukan potensi anak diperlukan tes inteligensi.
Tes inteligensi yang paling banyak digunakan adalah WISC-R (Wechsler
Intelligence Scale for ChildrenRevised).
4. Menentukan penguasaan bidang studi yang perlu diremediasi . Guru remedial
perlu memiliki data tentang prestasi belajar anak dan membandingkan prestasi
belajar tersebut dengan taraf inteligensinya
5. Menentukan gejala kesulitan.Gejala kesulitan tersebut dapat digunakan sebagai
landasan dalam menentukan diagnostis yang selanjutnya untuk menentukan
strategi belajar.
6. Analisis berbagai faktor yang terkait. Sehingga guru remedial dapat menegakkan
suatu diagnosis yang diharapkan dari analisis tersebut.
7. Menyusun rekomendasi untuk pengajaran remedial. Rekomendasi dalam bentuk
suatu program pendidikan yang diindividualkan (individualized education
program), dan dievaluasi oleh suatu tim yang disebut Tim Penilai Program
Pendidikan Individual (TP3I).(Ahmadi, 1991)

Komentar atau tanggapan : prosedur belajar yang diterapkan apabila sesuai dengan
siswa maka siswa dapat memahami materi tanpa adanya kesulitan

KESIMPULAN
Jenis-jenis kesulitan belajar dapat di bagi menjadi beberapa yaitu Learning Difabilities,
Underachiever, Slow Learner. Diagnosis kesulitan belajar adalah keputusan (penentuan)
mengenai hasil dari pengolahan data. yang diambil setelah dilakukan analisis terhadap data yang
diolah. Sedangkan prosedur belajar dijadikan beberapa yaitu Identifikasi, Menentukan prioritas,
Menentukan potensi, Menentukan penguasaan bidang studi yang perlu diremediasi, Menentukan
gejala kesulitan, Analisis berbagai faktor yang terkait dan Menyusun rekomendasi untuk
pengajaran remedial.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. (1991). Psikologi Belajar.


Nurjan, Syarifan, Psikologi Belajar (Ponorogo: WADE GROUP, 2016)

DAFTAR HADIR ANGGOTA KELOMPOK

No Nama Makalah Presentasi Revisi Ttd


1. Eriana Awwalush Sholihah ✓ ✓ ✓
2. Cindy Radevi Fahmi Putri ✓ ✓ ✓
3. Wa Priti ✓ ✓ ✓
4. Titin Suharyani ✓ ✓ ✓

Anda mungkin juga menyukai