Diagnosis, merupakan istilah teknis yang kita adopsi dari bidang medis.
Menurut Thorndike dan Hagen (1995:530-532), diagnosis dapat diartikan sebagai:
Dari ketiga pengertian tersebut diatas, dapat kita maklumi bahwa di dalam
konsep diagnosis, secara implisit telah tersimpul pula konsep prognosisnya.
Dengan demikian, di dalam pekerjaan diagnostik bukan hanya sekadar
mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu
kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya
untuk meramalkan (predicting) kemungkinan dan menyarankan tindakan
pemecahannya.
Jadi, kesulitan belajar adalah hal yang lumrah terjadi pada seseorang
khususnya peserta didik dalam mencapai hasil yang dituju dalam bidang tertentu.
Hal ini menjadi sorotan lebih oleh para guru mata pelajaran maupun guru
bimbingan dan konseling karena jika peserta didik mengalami kesulitan belajar,
maka ia tidak akan dapat memaksimalkan hasil yang didapatkannya dalam
kegiatan belajar.
Setiap anak maupun peserta didik memiliki jenis kesulitan belajar yang
berbeda-beda, karena memang setiap peserta didik itu unik. Unik disini adalah
para peserta didik mempunyai cara sendiri dalam belajar yang berbeda dengan
yang lainnya, begitu pun dengan kesulitan belajar yang dialaminya. Kesulitan
belajar yang dialami oleh para peserta didik biasanya dipengaruhi oleh
kebiasaannya dalam belajar itu sendiri oleh diriya dan karena lingkungannya yang
memang tidak memberikan kemudahan peserta didik dalam belajar.
1. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang berasal dari
dalam diri sendiri.
2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
luar diri siswa.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain
tersebut di bawah ini.
a. Faktor Intern Siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam,
yaitu:
Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, ada pula faktor-faktor lain
yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantara faktor-faktor yang dapat
dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa
learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom yang berarti satuan gejala
yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan
kesulitan belajar itu.
Jadi, dalam mendiagnostik kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta
didik para guru memang harus sangat memperhatikan setiap peserta didik yang
memang didiagnostik mengalami kesulitan belajar. Para guru pun dapat meminta
bantuan juga kepada orang tua peserta didik dalam membantu dalam proses
kesulitan belajar yang memang dialami oleh anaknya, karena memang dalam
proses ini dorongan dari orang tua juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
yang akan dicapai oleh peserta didik.
Jadi, dalam pemecahan kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta
didik, guru memang diharapkan dapat melakukan beberapa hal yang memang
dianggap tepat untuk mengetahui apa atau bagaimana kesulitan belajar yang
dialami oleh peserta didik. Terutama dalam hal menganalisi diagnosis, hal ini
harus dilakukan secara maksimal agar setiap guru tahu apa yang harus dilakukan
selanjutnya dalam membantu peserta didiknya yang mengalami kesulitan belajar.
Dan setelah mengetahui apa yang terjadi pada peserta didiknya, guru pun
diharapkan mampu melaksanakan program perbaikan yang sesuai dan dirasa
cocok dengan peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
LITERATUR
Makmum, A. Syamsuddin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem
Pengajar Modal. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
SUMBER WEB