Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

EVALUASI DAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR


DI SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu : Rully Andi Yaksa, S.Pd, M.Pd

Oleh :
Nama : Nadia Yusrini
NIM : A1E120023

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini dalam mata kuliah
Evaluasi dan Diagnosis Kesulitan Belajar ini dengan baik. Laporan ini merupakan
rangakian kegiatan Praktek Lapangan Magang Pendidikan Bimbingan dan
Konseling di SMP N 11 Kota Jambi.

Berhasilnya kegiatan Prakter Lapangan Magang Pendidikan Bimbingan


dan Konseling di SMP N 11 Kota Jambi dan penyusunan laporan akhir ini
tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab
itu ucapkan terimakasih saya sampaikan kepada yang terhormat :
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan mengartikan diagnosisi kesulitan belajar sebagai
upaya untuk mehamai dan menentukan jenis dan sifat dari kesulitan belajar.
Selain itu juga mempelajari fator-faktor penyebab dari kesulitan belajar
berdasarkan data dan informasi subyektif, serta dapat menentukan bagaimana
bagaimana mengatasi kesulitan belajar dari perspektif terapeutik
(Penyembuhan) dan profilaksis (pencegahan).
Mendiagnosis kesulitan belajar pada siswa merupakan kegiatan yang harus
dilakukan oleh setiap guru, ada beberapa alasan kegiatan mendiagnosis
kesulitan belajar harus dialkukan. Pertama, bahwasanya setiap siswa memilki
hak untuk diberikan kesempatan dan layanan agar mereka dapat tumbuh
dengan optimal. Kedua, setiap siswa memiliki bakat, minat, kemampuan atau
potensi, latar belakang lingkungan berbeda. Ketiga, sistem pendidikan sekolah
harus memberikan kesempatan kapada siswa agar berkembang menjadi lebih
baik dan maju sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Keempat, guru
pelajaran dan guru BK hendaknya lebih fokus pada manajemen siswa dengan
meningkatkan pengetahuan dan penyempurnaan keterampilan untuk dapat
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dengan sikap terbuka untuk dapat
memmbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Belajar adalah tugas utama bagi siswa disisi lain tugas mereka sebagai
seorang individu pada umumnya. Tolak ukur dalam keberhasilan dalam belajar
tidak bisa hanya difokuskan kepada siswa itu sendiri tetapi orang tua, guru,
teman dan lingkungan sosial atau masyarkat juga berperan penting dalam
keberhasilan belajar. Untuk dapat berhasil secara optimal tentunya diperlukan
pendukung yang memadai yaitu psikologis, bilogis, material, dan lingkungan
sosial yang kondusif.
B. Pendekatan Penyelesaian
Untuk dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam
bidang kesulitan belajar sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang
optimal maka diperlukannya pertemuan secara individual dengan guru bk atau
melakukan sesi konseling secara individual dengan tekanik behavioral dan
media pembelajaran flash card.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah:
1. Apakah evalusi dan diagnosis kesulitan belajar
2. Bagaimana gejala kesulitan belajar
3. Apa latar belakang penyebab kesulitan belajar
4. Bagaimana upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah
dipaparkan diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi dan diganosis kesulitan belajar.
2. Untuk memahami gejala kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui latar belakang kesulitan belajar.
4. Untuk upaya dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
E. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk
menjelaskan kesulitan belajar yang dialami siswa di SMP N 11 Kota Jambi dan
sebagai sumber dan kiat dalam menjalankan tugas sebagai guru bimbingan dan
konseling.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Evaluasi dan Diagnosis Kesulitan Belajar


Evaluasi secara bahasa berasal dari bahasa inggris “evaluation” dan
diambil dari kata “testum” yang berasal dari bahasa prancis yang artinya piring
untuk menyisihkan logom-logam mulia. Gronlund (dalam sukiman dan
Riinawati, 2021: 13) menyatakan bahwa “evalution is the systematic proces of
collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent
wich pupils are achieving instrucyional objectives” (evaluasi adalah proses
sistematis untuk mengumpulkan, meganalisis, dan menginterprestasikan
informasi untuk menentukan tingkat penguasaan peserta terhadap tujuan
pembelajaran).
Secara umum evaluasi dapat dikatan sebagai proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (peratuan, kegiatan, keputusan, kinerja, proses,
orang, benda dan lain-lain, sesuai kriteria) tentunya dengan berbagai
pertimbingan. Evaluasi merupakan pemberian penilaian terhadap sesuatu atau
dapat dianggap sebagai proses perencanaan informasi, pengambilan dan
pengiriman penting untuk menciptakan alternatif keputusan.
Dari penjelasan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa evaluasi adalah
kegiatan pengumpulan data secara sistematis yang dugunakan sebagai
instrumen dalam penilaian terhadap perserta didik terhadap penguasaan
dirinya dalam pembelajaran.
Diagnosis secara bahasa berasal dari bahasa yunani yaitu “diagignoskein”
yang artinya untuk membedakan atau mengetahui secara menyeluruh. Menurut
thorndike dan hagen (dalam yusuf, 2009) diagnosis diartikan sebagai:
1. Upaya atau proses dalam menemukan kekuran yang dialami individu
melalui pengujian atau studi dengan mengenai gejala-gejalnya.
2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk
menemukan karakteristik atau kesalahan – kesalahan dan sebagaianya
yang esnsial
3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama
atas gejalanya atau faktanya.

Dari pengertian diagnosis yang dinyatakan oleh thorndike dan hagen ini
dapat disimpulkan bahwa proses diagnosis bukan hanya sekeder
mengidentifikasi jenis dan karakteristik dan latar belakang permasalahanya
melainkan juga mengiplementasikan upya untuk milihat kemungkinan dalam
pengamnilan upaya pemberian bantuan atau tindakan yang harus dilakukan.

Kesulitan belajar menurut Hamalik (dalam lestari, 2020) adalah kondisi


dimana siswa mengalami kendala terntu dalam proses pembelajaran dan
pencapaian hasil belajar yang tidak optimal. Pada umumnya kesulitan belajar
merupakan dimana peserta didik mengalami kendala dalam mencapai tujuan
belajarnya sehingga memerlukan penanganan yang khusus agar dalam
mengatasi kendala tersebut.

Dari Penjelasan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa evalusi diagnosis


kesulitan belajar adalah tindakan penilaian secara sistematis untuk melihat
penguasaan dalam pembelajaran dan untuk mengidentifikasi kendala dalam
belajarnya sehingga dapat diberikan penangan secara khusus agar peserta didik
mendapatkan hasil belajar yang optimal.

B. Gejala Kesulitan Belajar


Secara umum masalah yang dialami siswa ang menalami kesulitan belajar
adalah dalam bidang akademik dasar seperti membaca, menulisa dan
berhitung. Menurut (Ilyas, dkk: 2020) ada enam gelaja yang dapat identifikasi
sebagai kesulitan belajar :
1. Mengalami keterlambatan dalam berkembang
Dimana anak mengalami ketertinggal perkembangan dengan teman
seusianya. Perkembangan ini dapat berupa sulit mengerti kata-kata dan
berbicara sesuai dengan anak sebaya serta mengalami kesulitan dalam
memahami arah, mengenal huruf, pelafalan kata atau hitungan. Hal ini
dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dan keterlambatan di
sekolahnya.
2. Penampilan tak konsisten
Mereka yang mengalami kesulitan belajar mereka bisa mengerjakan
soal atau menjelasakn kembali materi yang sudah di sampaikan guru
hingga saat ini tetapi jika diminta untuk mengerjakan soal dan
menjelasakan kembali pada minggu berikutnya mereka tidak bisa.
Atau anak tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan baik di sekolah
namun ketika di rumah dia dapat dengan mengerjakannya dengan baik.
3. Kehilangan minat belajar
Anak- anak yang mengalami kesulitan belajar memilki kecenderungan
suka belajar tetapi antusia mereka akan semakin berkurang ketika
berada di sekolah. Hal ini disebabkan anak mengalami gangguan
dalam memproses informasi yang membutuhkan daya ingat dan
pengorganisasian informasi dalam jumlah banyak. Hal ini bisa dilihat
dimana anak anak suka menunda mengerjakan tugas dimana
seharusnya tugas di kerjakan di rumah tetapi mereka mengerjakan di
sekolah.
4. Tidak mencapai prestasi yang diharapkan
Mereka yang mengalami kesulitan belajar akan memiliki kesenjangan
antara potensi dan hasil belajar. Anak-anak yang memilki intelejensi
tinggi tetapi hasil belajarnya tidak optimal.
5. Masalah tingkah laku yang menetap
Pada umumnya anak yang mengalami kesulitan belajar akan memiliki
masalah dengan tingkah lakunya. Masalanya anak yang mengalami
kesulitan dalam persepsi visual dan bahasa akan sulit untuk mehami
dan mengiat informasi sehingga mereka sering terkesan sukar diatur
dan kasar. Mungkin disekolah anak dapat mengendalikan perilakunya
tetapi dirumah dia begitu mencolok. Hal ini lah yang menyebabkan
mereka dianggap keras kepala, malas, tidak peka, tidak bertanggung
jawan, dan tidak mau bekerja sama.
6. Kurangnya kepercayaan diri dan harga diri
Hal ini disebabkan anak sering menganggap dirinya bodah karena tak
dapat meraih hasil belajar yang optimal, adanya perasaan rendah diri
ini akan menurunkan motivasi belajar meraka dimana situasi ini
dinamai dengan learned helpess atau situasi yang membuat mereka
mudah menyerah dan putus asa.

C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Gejala-gejala yang tampak dalam kesulitan belajar tentu adanya latar
belakang yang mendorong dalam permasalahan ini. Untuk dapat membantu
sisa dalam mengtasi kesulitan belajar, maka perlu diketaui terlebih dahulu latar
belakang penyebabnya. Latar belakang atau penyebab dari kesulitan belajar di
kelompokkan menjadi dua yakni berasal dari siswa itu sendiri (internal) dan
fakto dari luar (eskternal):
1. Faktor dalam diri siswa (internal)
a. Kurangnya kemampuan dasar yang dimilki siswa
b. Kurangnya motivasi dalam belajar.
c. Situasi pribadi yang emosional pada siswa-siswa tertentu.
d. Faktor jasmana, dimana terdapat cacat tubuh, gangguan kesehatan,
pengelihatan, pendengaran, dll.
e. Faktor bawaan seperti buta warna, kidal, dan sebagainya.

Faktor kesulitan belajar yang berasal dalam diri siswa menurut (W.H
Burton dalam Mulyadi, 2018) adalah sebagai berikut:

a. Ketidaksimbngan mental atau mengalami disfungsi mental


hal ini sebabkan oleh kurangnya kemampuan mental yang bersifat
kecerdasan, kurangnya perhatian, mengalami kelainan, kurangnya
motivasi, kurangya penguasaan terhadap gaya belajar sendiri.
b. Ganguan fisik
Gangguan fisik ini berupa tidak berfungsinya beberapa organ seperti
perasaan dan alat bicara dan ganguan kesehatan dimana sering atau
menderita suatu penyakit.
c. Ganguan emosi
Siswa yang mengalami gangguan emosi diamana meraka akan merasa
tidak nyaman, tidak bisa beradaptasi dengan baik, memilki perasaan tidak
karuan seperti perasaan takut yang belebihan serta perasaan ingin
menghindar dari masalah, dan memilki emosi yang tidak matang.
2. Faktor dari luar (eksternal)
a. Lingkungan keluarga, dimana tidak ada keharmonisan hubungan antara
keluarga, eknomi yang rendah dimana hal ini bisa mempengharui
dalam

Pemenuhan sarana dan pra sarana pendidikan.

b. Lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar siswa,


seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum, perlengkapan belajar,
dan sebagainya.
c. Situasi lingkungan sosial yang menganggu keadaan siswa, seperti
pengaruh negatif dari pergaulan, situasai masyarakat yang kurang
kondusif, gangguan kebudayaan modern seperti film dan sinetron dan
sebagainya.
D. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
Untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar, maka perlu
adanya tindakan evaluasi dan diagnosis terhadap siswa, berikut langkah-
langkah dalam melakukan evluasi dan diagnosis kesulitan belajar terhadap
siswa:
1. Melakukan Identifikasi
Tujuan dari identifikasi ini adalah untuk menemukan siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Tindakan ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan catatan atau hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar
seperti leger nilai, lapor siswa, nilai ulangan dalam satu kelas. Setelah
data dikumpulkan maka dihitung rata-rata nilai siswa dan menetapkan
siswa dengan nilai dibawah rata-rata.
2. Melakukan Diagnosis
Tujuan dari melakukan diagnosis adalah untuk melihat letak kesulitan
belajar siswa dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa. Diganosis
dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pengukuran dengan
teknik sosiometri. Langkah yang harus dilakukan yakni:
a) Menyusun rata-rata nilai dari nilai mata pelajaran.
b) membuat grafik kedudukan siswa yang mengalami kesulitan belajar.
c) Menetapkan dalam pelajaran apa siswa mengalami kesulitan belajar.
d) Menetapkan jenis kesulitan belajar dengan melihat hasil belajar siswa
di pelajaran tertentu, mewawancari guru pelajaran dan siswa.
e) Mengungkapkan latar belakang kesulitan belajar, hal ini dapat
dilakukan dengan menganalisis data siswa (identitas riwayat
pendidika, prestasi belajar, latar belakang kehidupan keluarga, bakat
dan minat, kesehatan, sosial, pribadi), wawancara dengan siswa dan
guru, melakukan penguran hubungan sosial dengan sosiometri, dan
melakukan observasi saat siswa belajar.
3. Melakukan prognosis
Tujuan dari prognosis adalah untu dapat menentukan teknik yang
digunakan dalam proses pemberian layanan. Pemberian bantuan
dilakukan berdasarkan latar belakang penyebab kesulitan belajar.
4. Pemberian Bantuan
Tujuan dari pemberian bantuan ini adalah agar siswa dapat mengatasi
kesulitan belajar yang dialaminya sehingga dia bisa mendapatkan hasil
belajar yang optimal. Teknik yang digunakan dalam proses pemberian
bantuan adalah sebagai berikut:
a. Belajar tambahan
Dengan memberikan belajar tambahan pada pelajaran yang lemah
agar siswa mengalami peningkatan dalam belajar.
b. Konseling
Memberikan konseling secara individual membantu siswa dalam
mengatasi hambatan dalam belajar.
c. Melakukan referal kepada ahli di bidangnya
5. Tindak Lanjut
Tujuan tindak lanjut ini adalah untuk melihat perkembangan siswa
setelah diberikan bantuan dalam mengatasi kesulitan belajarnya. Dapat
dilkakan dengan wawancara, melihat hasil belajar, dan observasi kepada
siswa untuk melihat perubahan perilaku. Berikut ini prosedure kegiatan
tindak lanjut :
a. Melakukan tes kepada siswa di mata pelajaran yang mengalami
hambatan
b. Mewawancari guru untuk melihat perubahan pada siswa dalam
perkembangan belajar.
c. Mengalisis hasil belajar siswa dan melakukan observasi siswa baik di
dalam kelas maupun diluar kelas.

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

A. Waktu dan Tempat Pengumpulan data


Pelaksanaan kegiatan evaluasi dan diagnosis belajar dilakukan di kelas
SMP N 11 Kota Jambi di kelas VIII E dan dilaksanakan saat jam sekolah efekti
senin sampai jumat yakni pada bulan september-desember 2022.
B. Subjek Pengumpulan Data
1. Identitas Siswa
Nama : Najwa Sunyya
TTL : Jambi, 14 Desember 2009
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hoby : Berenang
Cita-Cita : Chef
Alamat : Jl. Koloner Abun Jani
Jumlah Saudara : 4 bersaudara
Anak ke :1
Riwayat Penyakit : Asma
Kegiatan Wajin : Memasak
2. Identitas Ayah
Nama : Asep Saputra
Umur : 34
Pekerjaan : (Di penjara)
3. Identitas Ibu
Nama : Siti Maysarah
Umur : 25
Pekerjaan : SPG
4. Identitas Keluarga
Hubungan ayah dan ibu : Baik
Hubungan siswa dan ayah : Baik
Hubungan siswa dan ibu : Kurang Baik
Hubungan siswa dan saudara : Sering berantam
5. Identitas Belajar
Peringkat kelas 7 : 32
Prestasi yang pernah diraih : Tidak ada
Bakat yang dimilki : Bermain
Pelajaran yang disukai : Seni Budaya
Pelajaran yang tidak disukai : MTK
Kendala dalam belajar : Sulit memahami penjelasan guru
C. Instrumen Pengumpulan Data
1. Leger Nilai
Berdasarkan hasil leger nilai, siswa mengalami kesulitan belajar bukan
hanya pada satu mata pelajaran melainkan hampir semua mata pelajaran.
Berikut ini daftar hasil belajar siswa di kelas tujuh dan hasil mid semester
di kelas 8 semester pertama:

Raport Mid Rata-


No Mata Pelajaran KKM
1 2 Semester Rata
1 Agama 76 75 60 70
2 PKN 75 80 44 66
3 B.indonesia 75 75 32 75
4 MTK 75 75 25 58
5 IPA 75 75 35 62
6 IPS 81 75 36 81
7 B.Inggris 78 75 36 78
8 SBD 90 75 40 68
9 PJOK 82 78 32 64
10 TIK 75 75 32 61
Rata-Rata 77 37,2 57,1
GRAFIK NILAI SISWA
100
89 90
90
81 82
80 7675 78 78
75 7575 7575 7575 75 75 75 7575
70
60
60
50 44
40
40 35 36 36
32 32 32
30 25
20
10
0
Agama PKN B.Indo MTK IPA IPS B.Inggris SBD PJOK TIK

S-1 S-2 MID

2. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk melihat siswa selama proses
pembelajarannya

No Aspek Observasi Ya Tidak


1 Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan

tugas yang telah di jelaskan guru
2 Siswa mencontek dalam mengerjakan tugas yang

diberikan guru
3 Siswa mempuyai penglihatan yang kurang baik
sehingga tidak dapat menuliskan materi yang di √
jelaskan di papan tulis
4 Siswa suka berkeliaran didalam kelas √
5 Siswa bercanda dengan temannya saat proses

pembelajaran
6 Siswa tidak bersemangat dalam mengikuti

pelajaran
7 Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru √
8 Siswa tidak suka bertanya saat di kelas jika ada

yang tidak dipahami
9 Siswa sering tidak masuk sekolah √
10 Siswa keluar masuk saat jam pelajaran √
Sumber: Hasil Observasi
Pada lembar observasi diatas, dapat dilihat dari 10 aspek dalam
pengamatan proses pembelajaran, terdapat 7 aspek yang dimana merupakan
penyebab dari kesulitan belajar dari siswa tersebut. Aspek penyebab
kesulitan belajar siswa terdapat pada nomor 1,2,5,6,7,8 dan 9. Pada aspek
nomor 1 dapat dilihat bahwa penyebab keulitan belajar dimana siswa
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang sudah di jelaskan oleh
guru. Pada aspek nomor 2, siswa mencontek dalam mengerjakan tugas
karena dia tidak dapat memahami tugas yang sudah di jelaskan oleh guru.
Pada aspek nomor 5 yaitu siswa suka bercanda dengan temannya ketika
guru menjelaskan pelajaran. Pada aspek nomor 6 siswa tidak bersemangat
dalam mengikuti pelajaran, pada aspek nomor 7 siswa tidak mendengarkan
guru saat guru menjelaskan pelajaran. Pada aspek nomor 8, diketahui
bahwa ketika siswa tidak memahami soal atau materi yanh tidak dipahami
siswa tidak bertanya kepada guru dan dilihat pada aspek nomor 9 diketahui
bahwa siswa sering tidak masuk sekolah.

3. Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan wali kelas dan selaku guru B.inggris
di kelas 8E. terdapat 10 item pertanyaan yang diajukan kepada guru untuk
melihat kesulitan belajar pada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
wali kelas, diketahui bahwa ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
Kesulitan belajar yang dialami siswa ini adalah dimana dia lamban
dalam mengerjakan tugas dan memahami materi yang disampaikan guru.
Jika mengerjakan tugas yang diberikan secara lansung, siswa akan
membutuhkan waktu lama dalam mengerjakannya tak jarang dia akan
diminta guru untuk mengerjakan tugasnya di rumah. Saat pelajaran tidak
bisa berifikir secara abstrak, anak ini akan mengalami kebingungan.
Sulitnya memahami pelajaran membuat anak ini kehilangan motivasi
dalam belajar, karena guru wali kelas mengatakan siswa ini bersemangat
dalam belajar tetapi ketika dia tidak bisa memahami materi yang
dijelaskan guru maka dia akan kehilangan semangat dan membuatnya
menjadi pasif dalam pembelajaran. Dalam lingkungan pertemana, anak ini
hanya berteman dengan teman dekatnya saja dia jarang bermain dengan
teman selain bermain dengan dekatnya. Anak ini sering tidak masuk
sekolah dengan jarang sakit, guru wali kelas tidak bisa memastikan hal ini
karena kendala dalam hubungan dengan orang tua. Ibu siswa ini masih
muda, dan dia sulit untuk dihubungi sedangkan ayah nya sedang dalam
penjara.

Berdasarkan hasil leger nilai, observasi dan wawancara dengan guru


kesulitan belajar yang dialam siswa ini adalah lamban dalam belajar (slow
leaners). Lamban dalam belajar (slow leaner) adalah dimana siswa mimilki
prestasi yang rendah dalam belajar atau dibawah rata-rata temannya. Anak
yang mengalami slow learners ditandai dengan mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas sekolah.
Penyebab dari kesulitan belajar yang dialami siswa berdasarkan himpunan
data terdapat faktor internal dan ekternal. Faktor internal atau yang berasal dari
dalam diri siswa dimana siswa tidak mendengarkan saat guru menjelasakn
pelajaran, sering tidak masuk sekolah, kurang nya motivasi dalam belajar
sehingga dia mengalami kendala dalam mengerjakan tugas. Faktor eksternal
berasal dari keluarga, dimana siswa memiliki hubungan yang kurang baik
dengan ibunya dan ayahnya yang berada dalam penjera membuatnya
kekurangan perhatian dari orang tuanya. Permasalan ekonomi juga menjadi
penyebab dalam kesulitan belajar anak dimana dengan kedaan keluarga yang
saat ini ibunya lah yang mememnuhi kebutuhan dia dan adik-adiknya.

D. Langkah-Langkah dalam pemecahan masalah


Langkah-langkah yang dilakukan dalam membantu siswa dalam menangani
kesulitan belajar yang dimana kesulitan belajar yang di alami adalah lamban
dalam belajar slow learners sebagai berikut
1. Identifikasi Siswa
Identifikasi siswa ini dilakukan untuk menelusuri, menemukan dan
mengobservasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam identifikasi
berikut prosedur yang di lakukan:
a. Mengumpulkan data siswa
Data yang dikumpulkan berupa biodata siswa, data keluarga, dan hasil
belajar siswa di kelas 7 dan 8
b. Pengolahan data
Data yang suruh di kumpulkan dianalisis, hasil belajar siswa yang
berupa nilai raport kelas 7 semester 1 dan 2 dan nilai mid semester
tersebut di hitung rata-rata untuk melihat siswa yang hasil belajarnya di
bawah rata-rata, setelah di dapatkan siswa yang hasil belajarnya
dibawah rata-rata temanya di tandai sebagai siswa yang mengalami
kesulitan belajar
c. Melakukan Observasi
Setelah menemukan siswa yang hasil belajar dibawah rata-rata
temannya, selanjutnya adalah melakukan observasi terhadap siswa di
dalam proses belajrnya di kelas

d. Melakukan wawancara
Melakukan wawancara dengan guru wali kelas dan pelajaran untuk
memberikan informasi mengenai siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
2. Menganalis Data
Setelah melakukan tahap identifikasi, maka selanjutnya adalah menganalsis
data yang sudah di dapatkan. Berdasarkan hasil identifikasi siswa
mengalami kesulitan belajar yakni lamban dalam belajar atau slow
learning.
3. Menentukan Layanan
Berdasarkan permasalahan siswa maka, pelayanan yang dilakukan
adalah dengan melakukan konseling secara indivudual untuk membantu
siswa dalam mengatasi kesulitan belajar
4. Pengembangan media pembelajaran
Media yang digunakan untuk mentasi kesulitan belajar slow learners
penulis menggunakan media flash card. Media flash card adalah media
pembelajaran berupa kartu yang berisikan berupa gambar, kata, huruf, dan
sebagainya yang terdapat di satu sisi atau kedua sisinya. Tujuan dari
penggunaan flash card ini sebagai untuk meransang memoy recall yang jika
diataur akan meningkatkan perkembangan memori jangan pendek dan
memori jangan panjang. Jadi media flash card adalah media pembelajaran
untuk membantu siswa untuk mengingat dan memahami ulang pelajaran
seperti definis atau istilah, simbol-simbol, ejaan asing, rumus-rumus, dan
sebagainya (Sari dkk, 2021).
5. Proses Konseling
Proses konseling dilakukan dimulai pada hari senin, 17 oktober 2022 –
dengan senin, 21 november 2022. Berikut uraian hasil konseling dengan
media layanan flash card.
a. Konseling pertama, 17 Oktober 2022
Pada pertemuan pertama ini dilakukan dengan mengajarkan siswa
kembali materi yang telah diajarkan oleh guru dalam bidang
matematika yakni materi relasi dan fungsi. Pemberian bantuan bantuan
materi matematika ini dikarenakan berdasarkan hasil leger nilai
diamana siswa mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran
tersebut. Penulis menggunakan media flash card dimana di media flash
card tersebut sudah terdapat materi pembelajaran. Proses konseling
berlansung 45 menit dan 10 menit untuk siswa mengerjakan soal yang
berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Hasilnya siswa berhasil
menjawab soal yang diberikan walaupun siswa membutuhkan waktu
sedikit lama yakni dengan waktu tambahan 5 menit. Proses konseling
pertama ini, penulis dan klien membuat kontrak perilku dimana isi dari
kontrak perilaku tersebut adalah mengenai proses pembelajaran dikelas
dimana siswa harus memperhatikan guru saat menjelaskan materi, tidak
mengobrol, tidak mencontek dalam mengerjakan tugas dan bertanya
jika dia tidak mehami pembelajaran.
b. Konseling kedua, 26 oktober 2022
Konseling kedua ini dilakukan dengan menyakan kembali materi yang
telah diajarkan pada konseling pertama, dan hasilnya siswa masih
memhami materi pembelajaran dengan diuji coba dengan menjelaskan
kembali materi konseling pertama. Setelah itu konseling dilanjutkan
dengan mengajarkan kembali materi pembelajran B. Indonesia yang
berakitan definis materi pembelajaran yakni teks berita, iklan, dan teks
ekposisis. Proses konseling berlasnung selama 45 menit dan 15 menit
untuk siswa mengerjakan sola yang berkaitan dengan materi yang telah
diajarkan
c. Konseling ketiga, 8 november 2022
Konseling ketiga ini dimulai dengan menayakan kembali materi yang
telah diajarkan pada konseling kedua, dan hasilnya siswa memahami
materi pembelajaran. Kegiatan konseling dilanjutkan dengan
mengajarkan materi pembelajaran IPA dimana materi yang diajarkan
mengenai struktur dan fungsi tumbuhan. Proses konseling berlasung 45
menit dan 10 menit untuk siswa menjawab soal yang telah diberikan.
d. Konseling keempat, 17 November 2022
Proses konseling dimulai dengan menayakan kembali kepada siswa
mengenai materi yang telah diajarkan pada konseling keempat dan
memberikan pemahaman kembali kepada siswa mengenai materi
sebelumnya. Pada konseling keempat ini, kegiatan konseling
mengajarkan kepada siswa mengenai materi Teknik Infromatika (TIK)
materi yang penulis siapkan adalah mengenai sofware atau perangkat
lunak. Proses konseling berlasunung selama 30 menit dan melakukan
sesi tes secara lansung kepada siswa selama 15 menit.
e. Konseling kelima, 21 november 2022
Proses konseling kelima ini adalah mengulang kembali materi yang
telah diajarkan selama konseling sesi pertama sampai dengan sesi ke
empat. Setelah itu penulis meminta siswa untuk menjelaskan kembali
materi yang telah diajarkan. Hasilnya siswa dapat memahami dan
mengiat materi yang telah diajarkan oleh penulis. Konseling kelima ini
juga
6. Tindak Lanjut
Setelah siswa diberikan sesi konseling, siswa mulai memperbaiki proses
pembelajaran dan mengerkana tugas dengan baik hal ini sesuai dengan
kontrak perilaku yang telah disetuji siswa. Kemudian memberikan
penguatan positif kepada siswa terhdap hasil belajar yang dicapainya.

E. Hambatan Dalam Pemecahan Masalah


Hambatan yang ditemui dalam pemecahan masalah ini terdapat hambatan yang
berasal dari diri penulis dan hambatan diluar penulis. Hambatan yang berasal
dari penulis adalah kurang pemaham penulis terkait materi atau capaian kuliah
dalam Mata Kuliah Evalusi dan Diagnosis Kesulitan Belajar dan kurang
manajement waktu dalam proses penyelesaian masalah. Hambatan yang
berasal dari luar adalah diaman pembagianwaktu konseling yang harus
disesuaikan dengan jam pelajaran siswa, dan pengumpulan data siswa yang
sedikit lebih lambat.
BAB IV
HASIL CAPAIN
Kegiatan Evalusi dan diagnosis yang berlansung dari bulan oktober-
november yang dimulai identifikasi hingga proses tindak lanjut dalam upaya
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar yang dilakukan secara bertahapa
dengan menerapkan konseling behavioral dan pembelajaran dengan menggunakan
media flash card yang berjalan cukup lancara. Penggunakan konseling dan media
pembelajaran tersebut relevan dengan kebutuhan siswa dalam memahami
pembelajaran dan mengembangkan daya ingats siwa serta menambah minat siswa
dalam pembelajaran. Diharapkan agar siswa dapat meingkatan minat dalam
belajar dan mendapatkan hasil belajar yang optimal bukan hanya untuk
mendpatkan nilai, namun diaharpakan diterapkan pada saat-saat tertentu selama
meraka menjalani kehidupan.
BAB V
PENEUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas yang diperoleh dari kajian teori dan praktik
yang dilakukan dari pengumpulan data, observasi, wawancara, dan konseling
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajta, maka penulis dapat menrika
kesimpulan anatara lain sebagai berikut:
1. Evalusi dan diganosis kesulitan belajar adalah tindakan penilaian secara
sistematis untuk melihat penguasaan dalam pembelajaran dan untuk
mengidentifikasi kendala dalam belajarnya sehingga dapat diberikan
penangan secara khusus agar peserta didik mendapatkan hasil belajar yang
optimal.
2. Kesulitan belajar yang dialami siswa adalah slow learners diaman siswa
lamban dalam belajar dan hasil belajar yang dibawah rata-rata temannya
3. Pemberian bantuan dengan menggunakan konseling behavioral dan
pemeberian pembelajran dengan media flash card memberikan hasil yang
cukup optimal diaman siswa memahami pembelajan dan minat dalam
belajarnya pun meningkat.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Responden
Nama :
Usia :
Jabatan : Wali Kelas dan guru B.inggris
B. Pertanyaan
1. Apakah ibu mengetahui bahwa terdapat siswa yang mengalami kesulitan
belajar di hampir semua pelajaran
2. Apakah siswa selalu lambat dalam memahami materi pelajaran
3. Apakah siswa membutuhkan waktu cukup lama dalam mengerjakan tugas
4. Apakah siswa sering ketinggalam pelajaran
5. Apakah sisiwa memilki kendalam dalam berfikir secara abstrak
6. Apakah siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran
7. Apakah siswa anak yang aktif bertanya di kelas
8. Apakah siswa anak yang aktif besosialisasi
9. Apakah siswa sering absen sekolah
10. Bagaimana keadaan keluarga siswa
a
a
a

aaaaa

a
a

aa

Anda mungkin juga menyukai