Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR UMUR MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI BELAJAR ANAK

Dosen Pengampu :

Drs. Nelyahardi, M.Pd.

Freddi Sarman, S.Pd, M.Pd.

Mata Kuliah : Layanan konseling di sekolah II

Disusun Oleh :

Nama : Putri bulqis

NIM : A1E120004

Kelas : R-002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
NASKAH KONSELING INDIVIDUAL

JUDUL TEMA “FAKTOR UMUR MENYEBABKAN

KURANGNYA MOTIVASI BELAJAR ANAK”

Dalam tema ini menjelaskan seorang siswa yang masuk sekolah lebih cepat dari umur yang di tentukan
seperti dalam aturan Berdasarkan pasal 4 dan 5 Permendikbud Nomor 44 yang mengatur tentang
persyaratan masuk untuk jenjang TK dan SD pada PPDB 2020, maka Syarat Calon Siswa SD PPDB 2020
peserta didik baru kelas 1 (satu) SD meliputi.

1. Berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 12 (dua belas) tahun; atau


2. Paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan.

Jadi siswa berinisial B kelas 11 SMAN 7 SAROLANGUN sering mengalami permasalahan dalam
sekolah, ia seringkali tidak ingin sekolah, tidak mengerjakan pr, dan hilangnya motivasi dalam diri untuk
belajar.Dalam kasus ini penyebab siswa berinisial B tersebut hilangnya motivasi belajar di karenakan ia
lebih cepat masuk sekolah dari umur yang di tentukan. Karena umur yang belum cukup
mempertimbangkan kesiapan fisik dan mental dan bisa kurang dari umur tersebut jika memang memenuhi
persyaratan. Kurang siapnya fisik dan mental bisa berakibat buruk untuk anak itu sendiri salah satunya
hilangnya motivasi belajar, anak menjadi malas untuk masuk sekolah, belum bisa / belumsiap memahami
dan menerima pembelajaran yang tidak sesuai dengan fisik dan mental si anak.

Dalam kasus ini pun sebagai konselor harus memberikan layanan berupa layanan pendukung seperti
kunjungan rumah, di karenakan dalam kasus ini peran oarang tua sangat penting bagi siswa berinisial M
tersebut. Sebelum melakukan kunjungan rumah konselor harus bertemu dan memberikan layanan ke pada
klien (siswa berinisial M), jika siswa masih tidak ingin pergi sekolah, atau masih tidak memiliki motivasi
konselor harus mengambil tindakan berupa layanan pendukung yaitu kunjungan rumah. Konselor terlebih
dahulu memberikan surat kepada konseli/ klien yang akan di berikan ke pada orang tua berupa surat izin
kunjungan rumah, jika orang tua menyetujui maka orang tua bisa mengatur jadwal hari yang di tentukan
untuk kunjungan rumah.

Kegiatan kunjungan rumah ini di lakukan supaya konselor bisa melihat suasana lingkungan tepat tingga
kliennya, dari lingkungan tersebut juga bisa melihat penyebab dari permasalahan klien, bukan hanya itu
dengan kunjungan rumah konselor dapat bertemu langsung kepada oarang tua murid,konselor dapat
berbincang secara langsung tentang klien danpenyebab permasalahan klien.

Dalam layanan pendukung kunjungan rumah ini juga memeiliki tahap tahap dalam melakukan layanan
yaitu :

1. Tahap pengantaran
Tahap pertama yaitu di awali dengan interaksi antar konselor dan subjek sasaran layanan atau
kegiatan pendukung.
“kelien di panggil keruangan konselor “
Klien : tok....tok... assalamualaiun ibuk
Konselor : iya waalaikumsalam, silahkan masuk dafa
Klien : baik buk.
Konselor : jadi gimana kabar dafa sehat ?
Klien : alhamdulillah baik buk.
Konselor : dafa udah makan? Ini kan jam istirahat?
Klien : udah buk tadi dafa makan terlebih dahulu buk sebelum kesini.
Konselor : jadi gimana dafa, di kelas apa dafa lancar aja proses pembelajarannya, apa ada kendala
lain?
Klien : alhamdulillah lancar buk
Konselor : tapi ibuk dengar dari guru yang lain kalo dafa jarang masuk sekolah, jarang ngerjain pr
juga
Klien : hm.... iya buk saya jarang masuk sekolah dan jarang mengerjain pr juga buk..
Konselor : kenapa dafa jarang masuk sekolah? Apa ada masalah ?
Klien : ngak tau buk, saya sering timbulnya rasa malas dalam diri saya buk, saya juga merasa
bosan dalam pembelajarann, kadang saya juga susah memahami pembelajaran buk...
Konselor : ooo... begitu ya dafa, di rumah dafa biasanya ngapain?
Klien : dafa bisanya di rumah sering membaca buku komik buk ataungak main hp
Konselor : ooo begitu ya dafa, tapi ni dafa kemarin ada ibu dafa menelpon ibuk wali kelas dafa
karna dafa ngak mau pergi sekolah, jadi ibuk mau melakukan layanan dengan kegiatan
pendukung ni dafa, yaitu kunjungan rumah.
2. Tahap penjajakan
Yaitu tahap ke dua di maksud untuk mengetahui efek dari tahap pengantaran, apakah mereka
sudah memahami apa dan kemana serta bagaimana kegiatan akan di laksanakan
Klien : kunjungan rumah ? kalo boleh tau kunjungan rumah itu apa ya buk ?...
Konselor : jadi dafa kunjungan rumah itu ibuk datang ke rmh dafa untuk bertemu dgn oarang tua
dafa, dalam kunjungan ini dafa tidak akan merasa di bebani karna ibuk hanya ingin sekedar
mengobrol tentang kenapa, dan apa penyebab dafa tidak ingin sekolah, dafa tidak usah takut
karna dafa tidak akan di marahi atau di provokasi kan.
Klien : owala gitu ya buk... itu akan di laksanakan kapan buk ?
Konselor : jadi ibuk akan mengirimkan surat ini kepada orang tua dafa tolong di sampaikan dan
jika orang tua dafa menyetujui akan di tentukan harinya dan tanggalnya.
Klien : baik buk akan saya sampaikan ke pada orang tua saya...
KEESOKAN HARINYA
Klien : tok... tok... tok.. assalamualikum ibuk
Konselor : waalaikumsalam dafa
Klien : ini buk saya ingin menyampaikan surat yang ibuk berikan, kata orang tua saya, ia
mengizinkan buk, tapi tidak bisa untuk hari ini, kata orang tua saya besok bisa buk..
Konselor : oooiya, baiklah terimaksih dafa besok ibuk akan ke rumah dafa
Klien : baik buk saya mohon izin untuk masuk kelas buk
Konselor : silahkan,
KEESOKAN HARINYA BERTEPATAN HARI RABU
Konselor pergi kerumah dafa dengan ditemani oleh ibuk walikelas dafa....
Konselor : tok ... tok... tok... assalamualaikum....
Ibu dafa : waalaikumsalam silahkan masuk ibuk, silahkan duduk buk...
Konselor : terimaksih ibunya dafa...
Walikelas : salam kenal buk saya walikelasnya dafa buk
Konselor : salam kenal buk saya guru bknya dafa
Orang tua dafa : salam kenal buk guru saya ayah dan ibunya dafa...
Setelah konselor berineraksi dengan oarang tua dafa konselor menjelaskan lagi kepada orang tua
dafa, maksud dari kedatangan konselor dan tujuan yang ingin di capai...
3. Tahap penafsiran
Tahap ketiga yaitu konselor memberikan makna, secara lebih mendalam mengenai data dan
pokok permasalahan yang di alami oleh dafa
Konselor : jadi buk kedatangan kami konselor dan walikelas disini untuk membahas permasalahn
yang di alami oleh dafa, dari data yang saya dapatkan bahwa dafa sering kali tidak masuk seolah
dan sering tidak mengerjakan pr di sekolah, dari hasi konseling yang telah di lakukan oleh saya
dan dafa bahwa dafa menyatakan bahwa ia sering kali kerap merasakan bosan untuk pergi ke
sekolah ia juga kadang susah memahami pemebalajaran di sekolah.
Ibu dafa : iya buk.. dafa serig kali juga sering mengeluh kepada saya mengenai tugas yang tidak
di mengerti dan sering tidak ingin pergi kesekolah.
Konselor : benar dafa apa yang orang tua daffa bilang ?
Dafa : benar buk...
4. Tahap pembahasan
Walikelas : dari informasi yang saya dapatkan daffa juga jarang berbaur dengan anak di kelas,
daffa lebih sering tidak peduli dengan lingkungan sekitar daffa. Apa daffa di kelas mempunyai
teman ?
Daffa : ada buk tapi ..... saya memang jarang untuk berbaur buk...
Konselor : kalo boleh tahu kenapa daffa tidak ingin berbaur ?
Daffa : daffa sering kali tidak masuk/ tidak mengerti obrolan yang di bicarakan oleh teman daffa
buk karna itu daffa sering tidak memperdulikan malah sering main hp.
Konselor : ooo begitu ya daffa
Walikelas : begini buk dalam data daffa bahwa benar daffa masuk sekolah lebih cepat 1 tahun di
banding teman temannya ?
Ibu daffa : iya buk daffa masuk sekolah lebih cepat di bandingkan dengan anak seumurannya.
Konselor : kalo boleh tahu ini ibuk biasaranya kerja atau ibu rumah tangga ?
Ibu daffa : saya kerja buk di kantor ...
Konselor : begitu ya buk. Pulangnya sekitaran jam brapa buk ?
Buk dafa: saya biasanya pung jam 3 buk kadang saya pulang dafa sudah pergi les dan pulangnya
malam, dan pada malam sekiatar jam 10 dafa udah jam tidur buk
Konselor : oo begitu ya buk... dari pembahasan kita ini menurut pandangandan dari informasi dan
data data yang telah di kumpulkan oleh saya dan wali kelas bahwa dafa kurangnya motivasi
belajar buk, dari kurangnya motivasi belajar ini di karenakan umur yang belum sesuai dalam
proses pembelajaran karena mempertimbangkan kesiapan fiisk dan mental dan bisa kurang dari
umur tersebut jika memang memenuhi persyaratan. Kurang siapnya fisik dan mental bisa
berakibat buruk untuk anak itu sendiri, Mungkin memang ada anak yang umurnya kurang, tapi
sudah siap secara mental dan fisik dan cerdas di atas rata rata, tapi itu hanya segelintir anak saja,
tidak jarang banyak anak yang memiliki gap antara jenjang kelas dengan usia mental nya terlalu
jauh, sehingga anak malah sering tidak stabil secara emosi dan akibatnya terganggu dalam
menerima pembelajaran dan sosialisasi di kelas.
Ibuk dafa: begitu ya buk....
Konselor : di tambahlagi kurangnya perhatian lebih dari orang tua, terlebih peran orang tua sangat
penting bagi pertumbuhan anak, sehingga anak tidak kekurangan motivasi untuk belajar.
5. Tahap penilaian
Yaitu tahap mengetahu capaian hasil layanan pendukung
Ibu daffa : jadi dari permasalahn di atas bagai mana solusi yang tepat buk sebagai orang tua daffa
buk
Konselor : jadi solusi yang bisa gunakan yaitu memberikan perhatian lebih kepada nak buk,
perhatian lebih ini bisa di mulai menjadi teman anak itu sendiri, ketika seorang anak menganggap
kita sebagai temannya maka semua atau apapun yang di rasakan oleh anak itu sendiri akan
diceritakan, jadilah teman curhat, teman sharing, dan teman diskusi anak. Kurangi jadwal les
supaya memperbanyaknya waktu anak dan orang tua. Dan saya sebagai konselor dan wali kelas
akan menjalankan tugas saya sebagai guru dan orang tua ke 2 semua murid, kami akan
memberikan pertahtian khusus untuk daffa.. dan daffa jangan sungkan untuk masuk kerungan
ibuk jangan takut karna tidak ada macan di sana hahhah...
Daffa : baik buk
Orang tua daffa: terimakasih buk atas solusi yang ibuk berikan kedepannya saya sebagai orang
tua daffa akan lebih memberikan perhatian khusus kepada daffa.
Konselor : jadi dapat di simpulkan bahwa penebab daffa kurangnya motivasi belajar yaitu umur
yang belum siap dalam melakukan pembelajaran, dan solusinya yaitu memberikan perhatian
kuhus terlebih lagi orang tua harus menjadi teman bagi seorang anak, dan saya sebagai konselor
akan lebih memperhatian daffa di sekolah sebagai orang tua ke 2 daffa di sekolah..
Orang tua daffa : terimakasih buk telah membantu dalam permasalahan daffa dan sukarela untuk
mengunjungi rumah
Konselor : dengan senang hati buk, oh iya ini jam sudah tidak terasa saja, terimakasih buk atas
waktu luangnyaa. Kami permisi untuk pulang terlebih dahlu..
Orang tua : sama sama buk, baiklah....

Dari permasalahan di atas dapat di simpulkan kembali mamfaat dari kegiatan pendukung
kunjungan rumah adalah Layanan kunjungan rumah ( Home visit ) adalah salah satu teknik
pengumpul data dengan jalan mengunjungi rumah siswa untuk membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi siswa dan untuk melengkapi data siswa yang sudah ada yang diperoleh dengan
tehnik lain (WS.Winkel, 1995:76).
Kunjungan Rumah (P4) adalah upaya yang dilakukan Konselor untuk mendeteksi kondisi
keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak/individu agar mendapat berbagai informasi
yang dapat digunakan lebih efektif. Dan Kegiatan kunjungan rumah merupakan salah satu
kegiatan pendukung yang diadakan untuk memahami diri siswa yang bermasalah secara lebih
lengkap di dalam proses pemberian bantuan melalui jenis layanan bimbingan dan konseling di
sekolah .
Penanganan permasalahan siswa seringkali memerlukan pemahaman yang lebih lengkap tentang
suasana rumah atau keluarga siswa. Untuk itu perlu dilakukan kunjungan rumah , namun harus
diingat bahwa kunjungan rumah itu tidak perlu dilakukan untuk semua siswa. Bagi siswa yang
permasalahannya menyangkut peranan rumah tangga atau keluarga sajalah yang diperlukan
kunjungan rumah itu . Kemungkinan cara lain yang dapat ditempuh untuk memperoleh data atau
informasi tersebut ialah mewawancarai siswa secara langsung atau meminta / mengundang orang
tua ke sekolah untuk memberikan keterangan yang dimaksud. Dalam kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah, home visit (kunjungan rumah) merupakan salah satu alternatif dalam
memecahkan masalah siswa.

Anda mungkin juga menyukai