MIRANDA
1913052016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang guru yang mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus
menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak
yang seperti nya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik membaca,
menulis, serta berhitung yang menupakan kebutuhan dasar yang akan
dipelajari pada saat sekolah dasar. Hal ini terkadang membuat guru menjadi
frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian
juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan belajar.
Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang
baik di sekolah. Akan tetapi ternyata sang anak mengalami kesulitan dalam
belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melaksanakan studi kasus ini
dengan maksud untuk mencari penyebab kesulitan dalam belajar untuk
membantu siswa dan orang tua memecahkan permasalahan yang sedang
dihadapinya.
D. Identifikasi Kasus
BIODATA SISWA
1. Nama Lengkap : KA (Inisial)
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Agama : Islam
4. Umur : 9 Tahun
5. Cita-Cita : Dokter
6. Hobi : Bermain
7. Tinggi/Berat Badan : 110cm / 28kg
8. Pendidikan : SDN 2 X
9. Kelas :3A
10. Tempat/Tgl Lahir : Bandar Lampung, 16 Desember 2015
11. Suku : Jawa
12. Keterangan Keluarga
a) Ayah
Nama : BJP
Agama : Islam
Umur : 25 Tahun
Pend. Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pengangguran
b) Ibu
Nama : AE
Agama : Islam
Umur : 25 Tahun
Pend. Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pedagang
c) Saudara
Laki-Laki :1
Perempuan :-
13. Keterangan Tempat Tinggal
a) Tinggal Dengan : Nenek Kandung
b) Ke sekolah Dengan : Jalan kaki
c) Jarak Rumah Dengan Sekolah : ± 400 – 800 m
14. Keterangan Kesehatan
a) Penglihatan :–
b) Pendengaran :–
c) Penciuman :–
d) Penyakit yang Pernah Diderita : -
15. Keterangan Lainnya
a) Penampilan
▪ Ekspresi Wajah : Ceria, terkadang datar
▪ Kerapian : Rapi
▪ Suara : Lembut
b) Persentase Kehadiran : Hadir
c) Tipe Pergaulan : Kondisional (bisa menyendiri, bisa
mengelompok)
d) Kegiatan Di Luar Sekolah : membantu ibu berjualan
e) Kehidupan Belajar di Rumah
▪ Jumlah Jam Belajar : tidak menentu
▪ Sarana/Prasarana : Lengkap
Dilihat dari kesehariannya, si konseli ini adalah anak yang cukup sulit
bergaul dan mendapatkan teman banyak didalam kelas maupun di
lingkungan sekolah. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari temannya,
si KA (Inisial) ini cendrung pendiam kepada orang lain.
1) Bagi Penulis
Berdasarkan gambaran umum kasus, maka penulis merasa perlu untuk
menangani siswa yang bersangkutan dengan persetujuan konselor orang
tua dengan menggunakan studi kasus dengan harapan agar:
▪ Penulis terampil dalam melaksanakan konseling secara individual
▪ Penulis terampil dalam menangani siswa yang bermasalah melalui teknik
studi kasus
2) Bagi Siswa
Dengan penanganan kasus, siswa yang bersangkutan diharapkan:
▪ Siswa tersebut dapat meningkatkan motivasi belajarnya
▪ Siswa tersebut dapat lebih memahami dirinya serta masalah yang telah
dihadapinya.
3) Bagi Orang Tua
Kegiatan ini dapat membantu anak yang sedang megalami masalah
sehingga orang tua dapat lebih memahami anak. Hasil dari kegiatan ini
dalam bentuk studi kasus yang berisi data konseli dapat menjadi bahan
dokumen yang siap digunakan bilamana dibutuhkan.
BAB II
TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
A. Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan Tanya-jawab secara lisan untuk memperoleh
informasi. Bentuk informasi ini menjadi acuan untuk menyelesaikan masalah
belajar siswa.
2. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan yang dilakukan secara sengaja
terhadap tingkah laku kasus dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini
menggunakan metode observasi adalah sebagai pelengkap dari
metodemetode lainnya. Hal in diketahui melalui pengamatan terahadap
tingkah lakunya di rumah dalam proses belajar.
B. Penyajian Data
Dalam upaya untuk memahami kasus ini secara detail dan akibat terhadap
diri konseli, maka penulis akan menyusun prosedur dan metode peyelidikan
dengan rancangan terkait yang disajikan melalui tahapan analisis, sintesis,
diagnosa dan prognosis. Dengan tahapan inilah diharapkan dapat memberikan
bantuan terhadap diri konseli dan bagaimana alternatif pemecahannya dari
masalah tersebut.
BAB III
PROSEDUR PEMILIHAN BANTUAN
A. Analisis
B. Sintesis
C. Diagnosis
Dengan melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa masalah yang dialami si YMP ini yang disebabkan oleh
faktor antara lain:
1) Kurangnya perhatian orang tua terhadap kondisi belajar siswa
2) Orang tua klien sudah berpisah sehingga kurang perhatian terutama dari
figur seorang ayah
3) Kurangnya mempunyai waktu untuk belajar karena ikut membantu berjualan
4) Konseli tidak banyak bergaul dengan teman-temannya.
D. Prognosis
2. Pemberian Konseling
Mengingat bahwa masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli lebih
kepada masalah pribadi dan belajar, sehingga praktikan mengambil inisiatif
untuk memberikan bantuan melalui teknik konseling Behavioral dengan
teknik operant conditioning yang diharapkan konseli untuk lebih memikirkan
masa depan nya dengan diberikan stimulus penguatan dan contoh konkrit
nya.
Adapun langkah-langkah dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut:
• Membangun hubungan pribadi dengan konseli KA
• Mendengarkan dengan penuh perhatian dan perasaan yang
diceritakan KA
• Mengadakan analisis kasus, yaitu mencari gambaran yang lengkap
mengenai masalahnya
• Setelah mengetahui, memberikan pemahaman akibat dari kurangnya
motivasi dalam belajar tersebut.
• Mengakhiri hubungan pribadi dengan KA.
a) Aspek Keberhasilan:
1) Konseli dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan
dan bimbingan dari kakak pembimbingnya.
2) Siswa mulai bergairah dan cukup antusias untuk belajar
3) Konseli telah berjanji untuk berusaha dengan sungguh-sungguh
memperbaiki cara belajarnya.
4) Konseli berjanji untuk memperbanyak teman agar bisa belajar bersama
jika tidak bias dilakukan dengan orang tua.
b) Aspek Ketidakberhasilan
1) Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena
dibatasi waktu yang sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang
optimal pula.
2) Konseli belum mampu secara optimal melaksanakan semua saran dan
bimbingan yang diberikan sekaligus, sehingga butuh pengawasan dan
pemberian motivasi terus-menerus kepada anak/konseli tersebut.
BAB V
TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Azharul Fazri, S. Studi Kasus. Lampung : Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
Prayitno, & Amti Erman. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
LAMPIRAN
a. Hasil Wawancara