Anda di halaman 1dari 14

Rencana Kegiatan

Pada minggu pertama program kampus mengajar, mahasiswa melakukan kegiatan penerjunan,
observasi dan koordinasi.

Pelaksanaan Kegiatan

Pada hari Senin kami kunjungan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung untuk menyerahkan
surat tugas dari Kampus Mengajar dan surat tugas dari Kampus masing-masing. Hari ini juga
hari pertama saya bertemu dengan tim kelompok saya secara langsung. Senang bisa mengenal
mereka yang berasal dari kampus berbeda dan jurusan yang berbeda dari saya. Kegiatan yang
kami lakukan pada hari ini adalah menyerahkan surat tugas ke dinas, lalu kami juga disambut
baik dari dinas pendidikan kabupaten Belitung. Kami diberi arahan dan motivasi semangat dari
pejabat di dinas pendidikan. Dinas pendidikan juga siap membantu kami ketika ada kendala saat
penugasan, mereka juga membuatkan surat tugas untuk SD penempatan kami. Lalu pejabat dinas
pendidikan juga bersedia melakukan video call dengan dosen pembimbing lapangan kami, dan
DPL kami memberi arahan serta motivasi juga kepada kami. Satu hal yang sangat saya ingat saat
DPL video call dengan pejabat dinas pendidikan adalah beliau mengatakan bahwa “mahasiswa
kami saat penugasan di SD bukan untuk menggurui atau merasa hebat melainkan mahasiswa
akan membantu proses pembelajaran, teknologi, maupun administrasi”, hal itu yang akan selalu
saya ingat saat penugasan nanti. Penyambutan baik dari pejabat dinas pendidikan maupun DPL
ini yang akan membuat kami semakin semangat untuk pergi ke SD. Setelah selesai dari dinas
pendidikan kami menuju sekolah SD Muhammadiyah 2 Tanjung Pandan untuk observasi tempat.
Sesampai disana ternyata semua guru sudah pada pulang, sehingga kami hanya bertemu dengan
bapak penjaga kebersihan, lalu kami sedikit bertanya mengenai SD. Informasi yang kami dapat
bahwa SD Muhammadiyah 2 Tanjung Pandan berdiri sejak tahun 2010, lalu semenjak pandemi
maka ada pembagian jadwal belajar, dimana senin-rabu kelas 1-3 dan kamis-sabtu kelas 4-6.
Saya melihat halaman sekolah tersebut tidak terlalu luas, ada ruangan kelas 1, kelas 2, kelas 3,
kelas 4, kelas 5, kelas 6, perpustakaan, ruang guru dan posisinya melingkar halaman sekolah. SD
Muhammadiyah 2 Tanjung Pandan juga bersebelahan dengan TK ABA 8 yang letaknya sangat
dekat tanpa ada pembatas tembok.
Pada hari Selasa hari pertama kami penugasan ke SD Muhammadiyah 2 Tanjung Pandan. Sangat
senang tentunya karena kami akan ke SD, namun semangat pagi kami disambut hujan yang lebat.
Kami telah merencanakan untuk berkumpul di SD sebelum jam 7 namun terkendala dengan
hujan yang lebat sehingga kami sampai disekolah sekitar jam 8an. Sesampai di sekolah, guru
sedikit heran dengan kedatangan kami, karena sepertinya mereka belum tau maksud kedatangan
kami. Kami masuk ke ruang kepala sekolah yang mana untuk ruang kepala sekolah, ruang guru,
dan ruang TU menjadi 1 ruangan karena keterbasan. Kami mengucap salam, memperkenalkan
diri kepada kepala sekolah dan menyampaikan maksud dan tujuan kami kesini. Untuk nama
kepala sekolah di SD Muhammadiyah 2 Tanjung Pandan adalah ibu Sopiati. Setelah kami
menyampaikan maksud dan tujuan lalu respon yang ibu Sopi sampaikan juga sangat baik dan
ramah. Kami juga meminta izin dengan bu Sopi untuk melakukan video call dengan DPL kami.
Setelah itu, kami juga menyinggung sedikit mengenai administrasi sekolah bagaimana,
bagaimana kesulitan pembelajaran daring secara keseluruhan, permasalahan yang ada di sekolah.
Lalu bu Sopi menjelaskan semua permasalahan yang mereka hadapi. Sekitar jam 9 murid
istirahat, dan ibu Sopi memanggil semua guru kelas untuk kumpul di ruang tersebut untuk
berkenalan dengan kami. Respon dan reaksi para guru juga baik, mereka bersikap welcome
dengan kedatangan kami. Setelah semua berkumpul lalu kami mahasiswa memperkenalkan nama
jurusan dan asal kampus, dilanjutkan para guru memperkenalkan diri dan memegang kelas
berapa. Di ruangan tersebut kami semua berkumpul dan disitu kami menggali lagi informasi
terkait permasalahan apa yang dihadapi oleh para guru. Lalu guru-guru menjelaskan bahwa di
kelas rendah masih ada siswa yang belum mengenal huruf, ada siswa yang sulit membaca, ada
juga siswa yang didikte tidak bisa tapi jika melihat dan menirukan tulisan dia bisa. Ternyata
tidak hanya di kelas bawah, di kelas atas juga ada yang masih lamban membaca. Selain itu
permasalahan numerasi juga masih ada siswa di kelas atas yang belum bisa menghapal perkalian,
ada siswa yang kesulitan dalam memahami pelajaran matematika. “Dan masih banyak lagi
permasalahan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata sehingga mahasiswa perlu melihat
langsung di lapangannya seperti apa” ucap seorang guru. Mendengar kalimat tersebut saya
pribadi semakin penasaran dan ingin melihat langsung kenyataannya. Selanjutnya setelah
berbincang-bincang dengan guru, kami juga diijinkan untuk observasi ke tiap kelas sekaligus
perkenalan dengan siswa, namun kebetulan untuk hari ini yang masuk hanya kelas 4, 5, dan 6.
Mereka membagi jadwal pelajaran per sesi dimana senin, rabu, kamis yang masuk ke sekolah
kelas 1, 2, 3. Dan hari selasa, kamis, sabtu yang masuk ke sekolah kelas 4, 5, dan 6. Di kelas 4
kami memperkenalkan diri, lalu kami menyuruh siswa memperkenalkan diri mereka juga. Untuk
hari ini di kelas 4 siswanya tidak terlalu ramai karena kondisi hujan sehingga banyak yang tidak
masuk sekolah. Secara keseluruhan saya melihat kondisi ruangan cukup memadai, hanya saja
pembatas antara kelas 4 dan 5 masih dibatasi dengan triplek, lalu untuk kursi dan meja dalam
kondisi bagus, ada papan tulis, dan ada foto pahlawan didinding. Selanjutnya di kelas 5 kami
juga memperkenalkan diri, lalu kami menyuruh mereka memperkenalkan diri. Saat semua siswa
memperkenalkan diri, ada 1 anak yang dilewati untuk tidak memperkenalkan diri dengan alasan
karena anak tersebut trauma sehingga tidak bisa bicara dengan orang ramai. Anak tersebut
membuat saya penasaran, saya ingin mendekati anak tersebut namun tidak secara langsung, saya
ingin menerapkan ilmu di bangku perkuliahan dimana untuk mengatasi anak tersebut dapat
melakukan pendekatan terlebih dahulu, mencari informasi baik dari guru maupun dari teman
kelasnya, lalu mengetahui masalah anak tersebut, dan memberi motivasi serta penguatan
terhadap anak. Selanjutnya kami ke kelas 6 untuk perkenalan serta observasi kondisi kelas 6, di
kelas 6 siswanya hanya sedikit sekitar 8 orang, lalu kondisi kelas 6 cukup memadai. Kata guru
kelasnya bahwa kelas 6 adalah siswa yang paling sedikit dibawah 10 orang, untuk kelas 1-5
sudah ada belasan siswa. Setelah melihat kondisi nyata di lapangan, kami segera membuat dan
merencanakan program kerja yang akan kami lakukan, kami juga menanyakan assesmen
pembelajaran sebelum pandemi dan sesudah pandemi. Untuk kegiatan ekstrakulikuler di SD
tersebut hanya ada pramuka dan itu dilakukan hari sabtu. Di kurikulum 2013ini ekstrakulikuler
pramuka adalah kewajiban sehingga tetap dilaksanakan.

Pada hari rabu, pagi hari kami disambut cuaca yang cerah sehingga membuat semangat kami
berkobar-kobar. Sebelumnya kami sudah ada janji pertemuan dengan DPL untuk membahas
serta konsultasi mengenai rancangan program kegiatan yang telah kami rancang untuk mengatasi
permasalahan di sekolah tersebut. Jam 07.00 kami sudah kumpul di sekolah lalu kami
menghubungi DPL untuk siap melakukan zoom membahas program kegiatan kami. Karena kami
berkumpul di satu ruangan sehingga kami hanya menggunakan 1 HP untuk melakukan zoom
dengan bapak DPL. Kebetulan untuk hari ini kami tidak hadir semua karena ada 1 teman kami
yang sedang sakit sehingga tidak bisa berkumpul langsung dengan kami, dan ia mengikuti zoom
dari rumah. Diawali dengan salam dan doa, lalu perkenalan oleh DPL dan dilanjutkan setiap
mahasiswa yang perkenalan. Setelah perkenalan kami langsung membahas terkait program yang
telah kami rancang, ada 4 program kasar yang telah disusun diantaranya : membuat les literasi
dan numerasi, penataan perpustakaan, membuat media pembelajaran matematika, serta
pembuatan poster terkait PHBS, 3M, dan lain sebagainya. Setelah selesai membahas, DPL kami
memberi masukan dan saran terkait program tersebut. Beliau menyampaikan bahwa sebaiknya
kami mengadakan event yang mengangkat kearifan loka daerah kami; permainan tradisional
daerah kami juga bisa diangkat kembali agar anak-anak cinta akan budaya daerah Belitung dan
jika bukan kita yang mengangkatnya siapa lagi; bisa juga mengajak siswa saat pelajaran mulok
atau SBdP untuk membuat kerajinan namun menggunakan bahan alam agar ramah lingkungan
dan memanfaatkan alam serta mengeluarkan biaya yang sedikit; mengenai perpustakaan juga
kami dapat mencari donasi buku, DPL kami menyampaikan bahwa kita dapat meminta buku
bekas tapi masih baru seperti buku UN tahun 2019 yang dimana buku ini sudah bekas karena
jarang orang mau membelinya namun masih dibaru dan layak pakai, DPL kami juga siap
membantu mencari donasi buku di toko buku Gramedia Yogyakarta, dan toko buku lainnya;
beliau juga menyampaikan jika program kegiatan sudah berjalan sekitar 1 bulan kami dapat
membuat deskripsi tentang kegiatan tersebut, suka duka dan tantangan yang kami hadapi, serta
apa perubahan yang telah terjadi dalam sebulan ini, ini dilakukan untuk menginformasikan
kepada mahasiswa lain bahwa ada program dari kemendikbud yang sangat bagus dan
bermanfaat, lalu hasil deskripsi kami akan diterbitkan dikoran Yogyakarta; dan terkait program
kegiatan yang memerlukan dana, lalu DPL kami menyarankan kami untuk lebih kreatif
memanfaatkan barang yang ada disekitar agar dapat memanfaatkan barang yang ada dan
meminimalisir keuangan. Yang penting bahwa “program kegiatan dari kami dapat terus
berlangsung ketika kami sudah pergi, artinya bahwa program kegiatan kami bermanfaat sehingga
mereka dapat terus lanjutkan”. Setelah selesai DPL menyampaikan saran lalu ada sedikit tanya
jawab yang kami lakukan terkait permasalahan tersebut lalu beliau juga memberi saran dan
arahan kepada kami. Setelah selesai melakukan zoom, kebetulan dari kami ber-3 ada jam kuliah
sehingga saya dan teman 2 lainnya meminjam kelas untuk mengikuti perkuliahan. Sekitar jam
9an kami keruang guru dan kepala sekolah untuk menyampaikan program kegiatan yang akan
kami lakukan di sekolah tersebut. Kami menyampaikan 4 program kerja tersebut, lalu kami
meminta saran dari guru dan kepala sekolah tersebut bagaimana dengan program yang kami buat
apakah ada kurang atau lebih, lalu respon mereka juga baik mereka menyetujui program kami.
Mereka juga akan membantu dana, mereka juga menyarankan program selama bulan ramadhan.
Kami juga menanyakan beberapa pertanyaan terkait pendukung program kami. Kami bertanya
perpustakaan boleh tidak kami kelola, karena perpustakaan di sekolah tersebut tidak terurus lagi
semenjak pandemi dan pengurus perpustakaan juga tidak ada, dan semua guru mengatakan
boleh. Kami juga bertanya apakah boleh mengajak anak menanam bunga, lalu menyuruh anak
membawa bunga dari rumahnya masing-masing dan mereka mengatakan boleh. Untuk masalah
pot bunga kami menyarankan pake botol bekas atau kaleng bekas agar tidak memerlukan banyak
biaya, kami juga menyarankan untuk membeli cat agar siswa yang mengecatnya sekaligus
melatih kreatifitas mereka dan semua guru juga setuju dan siap membantu dananya. Kami juga
menyampaikan jika kami mengadakan les literasi maupun les komputer diluar jam pembelajaran
apakah diijinkan, dan para guru mengijinkan dan mereka siap membantu mengomunikasikan
kepada orangtua murid. Untuk proyektor di sekolah ini sudah tersedia hanya saja kabelnya belum
lengkap. Kami juga menanyakan kegiatan yang biasanya dilakukan dihari jumat, mereka
mengatakan bahwa sebelum pandemi mereka sering mengadakan senam, jumat bersih, sholat
duha namun semenjak pandemi kegiatan tersebut dihentikan ucap guru tersebut. Kami juga
menanyakan mata pelajaran mulok itu memuat apa, dan mereka menjawab iqro namun semenjak
pandemi kegiatan tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga kami menyarankan
jika saat pelajaran mulok siswa diajak berkreasi seperti mengecat pot bunga, membuat mading,
dan lain sebagainya, dan guru serta kepala sekolah juga menyetujui saran dari kami. Kami juga
bertanya apa keunggulan dari SD tersebut, mereka menjawab adanya kegiatan ketika ada siswa
yang berhasil menghafal alquran 30 jus maka akan wisuda dan belajar sholat duha setiap pagi
sebelum belajar. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi SD ini karena tidak semua sekolah
ada kegiatan keagamaan seperti ini terlebih di SD negeri jarang ada kegiatan ini. Hal itulah yang
sebenarnya guru sudah ketahui namun belum dapat terealisasikan ide-ide pemasarannya, jadi
melihat permasalahan ini kami rencananya ingin mengajak guru tersebut ramai-ramai
memposting atau menshare kegiatan postif dari sekolah tersebut agar masyarakat tau bahwa ada
SD Muhammadiyah 2 yang memiliki program kegiatan pembelajaran keagamaan dan dapat
menjadi daya tarik masyarakat. Setelah selesai berbincang kami meminta ijin meminjam kelas
untuk membagi tugas agar besok kami dapat langsung terjun kekelas membantu para guru. Kami
membagi PJ (penanggung jawab) tiap proker, tujuan dibuat PJ bukan dia yang membuatnya,
melainkan PJ akan membantu mengkoordinir bagiannya dan kami tetap membantu dan bekerja
sama agar tujuan kami tercapai. Kami sekelompok ada 7 orang sehingga 7 orang tersebut
menjadi PJ dibagiannya masing-masing, diantaranya ada PJ les literasi, les komputer,
keterampilan, perpustakaan, BTAQI, dan 2 orang mengurus situs web. Kami juga akan membuat
situs web, yaitu membuat akun instagram program ini khususnya di SD kami untuk menshare
kegiatan kami dan hal-hal positif lainnya, serta kami juga akan membuat media sosial untuk SD
tersebut karena SD tersebut kurang di kenal masyarakat sehingga dengan adanya akun media
sosial dapat membuat daya tarik masyarakat terkait SD tersebut, mengapa mengekspos di dunia
maya karena jamannya sekarang adalah jaman media sosial, semua orang dapat mengetahui
sesuatu dengan mudah di dunia maya sehingga adanya media sosial akan memperluas informasi
mengenai SD Muhammadiyah 2 Tanjung Pandan. Di sekolah tersebut juga masih ada guru-guru
muda sehingga kami akan mengajak mereka bekerja sama untuk saling membantu memposting
kegiatan positif dan menarik di akun media sosial SD tersebut.

Pada hari Kamis kami mulai terjun ke kelas sesuai dengan pembagian kemarin, sehingga saya
dan Rifa mendapat tugas observasi di kelas 4. Saya senang sekali karena moment yang saya
tunggu-tunggu akhirnya tercapai yaitu terjun ke kelas untuk membantu mengajar. Sebelum
memulai pelajaran ibu guru mengajak siswa berdoa dan membaca ayat alquran. Setelah selesai
berdoa, ibu guru membuka kelas dengan salam dan menyapa siswa serta menanyakan kabar
siswanya. Bu guru juga melakukan presensi dengan memanggil nama siswa satu persatu, setelah
selesai di presensi ternyata ada 3 orang yang tidak masuk sekolah sehingga guru mengatakan
“jika teman kita sakit maka kita harus mendoakan mereka agar mereka bisa berkumpul dengan
kita dan dapat belajar bersama-sama lagi”. Setelah presensi guru langsung menyiapkan anak
untuk siap belajar dan menyuruh mengeluarkan buku dan alat tulisnya. Guru keliling ke setiap
meja siswa untuk melihat siapa yang tidak bawa buku ataupun alat tulis. Dari kegiatan
pembukaan yang dilakukan guru, menurut saya masih ada yang kurang dilakukan oleh guru pada
kegiatan pendahuluan. Yang saya pelajari selama dibangku perkuliahan bahwa dalam kegiatan
pendahuluan sebaiknya ada salam, doa, menanyakan kabar, presensi, memberi motivasi bisa
dengan menyanyikan lagu nasional atau Indonesia Raya ataupun bisa dengan tepuk semangat,
lalu mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini. Yang kurang dilakukan guru
adalah memberi semangat atau motivasi, mengingatkan siswa materi yang telah dipelajari
sebelumnya, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Setelah semua siswa siap mengeluarkan buku dan alat tulis, lalu guru menyampaikan materi
matematika yang akan dipelajari adalah operasi hitung campuran. Guru menjelaskan hanya di
papan tulis dengan buku panduan guru dan siswa. Guru memberikan konsep operasi hitung
campuran dengan tangga dimana tangga paling atas adalah tanda kurung, tangga kedua adalah
tanda kali dan bagi, dan tangga ketiga adalah tanda penjumlahan dan pengurangan. Guru
menjelaskan konsep dengan memberikan contoh soal, dimana untuk menjawab contoh soal
tersebut sambilan dengan menjelaskan konsepnya. Guru tidak menggunakan media dalam proses
pembelajaran, sehingga saya melihat siswanya tidak terlalu aktif dan hanya beberapa saja yang
aktif dan paham dengan materi tersebut. Ketika guru menjelaskan siswa dilarang menulis, agar
siswa semua fokus dengan apa yang jelaskan oleh guru. Dan setelah guru selesai menjelaskan
siswa diijinkan untuk menulis materi dipapan tulis kebuku masing-masing. Di kelas 4 ternyata
masih ada 1 anak yang tidak bisa membaca dan menulis masih lamban. Sehingga anak tersebut
tidak bisa mengikuti proses pembelajaran seperti temannya. Anak tersebut diberi tugas tersendiri
oleh bu guru, yaitu menulis “apel warna merah” dibuku tulisnya sebanyak 5 kali. Saat saya
keliling dan menemui anak tersebut, saya sendiri kaget karena saya bingung kenapa anak ini
menulis tugas lain sedangkan teman-temannya menulis materi dipapan tulis. Lalu saya tanyakan
kepada bu guru dan bu guru menjawab bahwa anak tersebut belum bisa membaca, namun masih
bisa menulis jika disuruh apa yang mau ditulis, tapi tidak bisa jika didikte. Mendengar penjelasan
bu guru saya menjadi mengerti, lalu saya dekati lagi anak tersebut lalu saya ajak anak tersebut
menulis pelan-pelan dan dia mau, namun saat mengajar anak tersebut memang harus penuh
kesabaran. Setelah anak tersebut bisa menulis 1 soal “apel warna merah” maka saya beri
apresiasi dan semangat tinggal 4 nomor lagi, dan reaksi anak tersebut senang dan ia semangat
mengerjakannya lagi. Setiap selesai mengerjakan 1 nomor saya juga mengajak membacanya.
Ketika anak tersebut menulis, sesekali saya mengajak bicara anak tersebut seperti menanya
nama, tempat tinggal, umur berapa dan jawabannya seperti anak normal lainnya, ia mampu
menjawab pertanyaan saya dengan benar dan tidak terlihat bahwa anak tersebut bodoh atau
sejenisnya, hanya saja ketika membaca agak lamban. Melihat permasalahan ini, maka anak
tersebut wajib diikutkan dengan program kegiatan kami yaitu les literasi agar anak tersebut bisa
membaca dan menulis seperti anak pada umumnya. Selanjutnya setelah semua siswa selesai
menulis materi dari papan tulis, guru juga menjelaskan materi dengan lagu yang sudah
diciptakan, selanjutnya guru memberikan 5 soal untuk dikerjakan oleh siswa. Saya mengelilingi
meja siswa lainnya untuk melihat cara mereka mengerjakan tugas tersebut. Saya juga
menemukan ada siswa yang belum lancar menghitung dan belum hafal perkalian, namun ketika
saya bantu mengerjakan dan saya tanyakan konsep dari ibu guru dia paham terlihat ketika dia tau
yang mana yang dikerjakan terlebih dahulu dari operasi hitung tersebut. Saya membantu
menghitung perkalian dengan penjumlahan berulang dimana saya yang menunjukkan 1x9 berapa
dan siswa tersebut menjawab, lalu 2x9 berapa dan siswa tersebut yang menghitung
penjumlahannya, begitu seterusnya sampai ditemukan soal yang diminta yaitu 6x9. Dikelas
tersebut ada juga siswa yang pintar, dia cepat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Ada
juga siswa yang menggambar-gambar ketika teman lainnya sibuk mengerjakan tugas, lalu reaksi
saya mengapresiasi gambar anak tersebut, dan saya mengajak mengerjakan tugas yang diberikan
guru. Beragam karakteristik siswa di kelas 4 yang membuat saya belajar menahan kesabaran dan
mengontrol emosi, karena saya sendiri jurusan PGSD sehingga disini saya juga melatih diri saya
untuk dapat mengambil hikmah dari semua ini. Setelah semua siswa mengerjakan tugas lalu
dikumpulkan dan guru memberi nilai. Guru menyuruh 5 orang siswa untuk maju mengerjakan
soal dipapan tulis. Setelah selesai guru memberi tugas untuk dikumpulkan di pertemuan
selanjutnya, guru menuliskan dipapan tulis tugas terkait operasi hitung campuran dan siswa
mencatatnya. Jam sudah menunjukkan sekitar jam 9 dan waktunya siswa istirahat. Siswa diajak
berdoa makan dan boleh makan diruang kelas. Ada siswa yang bawa bekal ada juga yang bawa
snack dan ada juga yang tidak bawa bekal. Yang tidak membawa bekal saya ajak komunikasi
dan sambil bermain tepuk konstrasi untuk mengisi waktu luang mereka. Selesai jam istirahat
semua siswa masuk kembali kekelas dan siap melanjutkan pelajaran. Siswa membuka buku
tematik tema 8 subtema 3 pembelajaran 1, lalu guru menjelaskan materi yang ada dibuku
tersebut, dan siswa mengisi pertanyaan yang ada dibuku siswa. Dalam pembelajaran ini juga
tidak ada media yang digunakan oleh ibu guru, dan ketika saya keliling masih ada siswa yang
kebingungan menjawab soal tersebut, lalu saya membantu menjelaskan kepada anak tersebut
tentang gaya ada berapa macam, lalu saya memberikan pertanyaan pancingan seperti ketika Beni
mendorong meja maka gaya apa yang Beni lakukan, setelah saya memberi gambaran tersebut
lalu siswa mulai sedikit paham tentang materinya. Selanjutnya masuk muatan Bahasa Indonesia,
dan guru menyuruh kami yang menjelaskan kepada siswa. Lalu saya dan Rifa menjelaskan
materi tersebut, saya mengajak siswa membaca berganti-gantian lalu saya menanyakan pesan
yang dapat diambil dari cerita tersebut, dan kami menyuruh siswa mengerjakan bersama
pertanyaan yang ada di buku tersebut. Selama siswa mengerjakan, guru menyampaikan kepada
kami bahwa hari sabtu semua guru akan vaksin, sehingga kami diberi kepercayaan untuk
memegang kelas, dan saya bertanya untuk RPP yang akan kami gunakan RPP siapa, dan guru
tersebut menjawab bahwa “setiap orang punya gaya belajar yang beda-beda, sehingga saya dan
Rifa bisa membuat RPP sendiri terkait materi pembelajarannya, agar kami juga enak saat
menyampaikan pembelajaran”. Sehingga saya dan Rifa akan membuat RPP serta memilih
strategi pembelajaran yang akan kami gunakan untuk membuat suasana pembelajaran menjadi
nyaman. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 dan guru memberikan tugas juga terkait
pertanyaan yang ada dihalaman selanjutnya untuk mereka kerjakan dan pelajari, karena besok
mereka belajar dari rumah dan tugas tersebut dapat mengisi waktu belajarnya di rumah. Setelah
itu guru menyuruh siswa beberes untuk siap pulang, dan tidak lupa mengajak siswa berdoa dan
menutup pembelajaran dengan salam. Di hari ini saya banyak mendapatkan pengalaman
berharga yang tidak akan pernah saya lupakan. Sebelumnya saya sudah pernah melaksanakan
magang 1 (pengenalan budaya sekolah) di SD yang ada di Yogyakarta yang sudah terakreditasi
A dan perbedaan yang sangat jauh saya rasakan karena di SD saya magang semua siswa aktif
dan cara guru mengajar juga sudah menggunakan media teknologi, sedangkan di SD program
Kampus Mengajar di kelas 4 saja masih ada siswa yang belum bisa membaca dan menulis
sehingga ini menjadi tantangan saya untuk membantu para guru mencerdaskan anak bangsa.

Pada hari Jumat saya dan Rifa mengobservasi kelas 1. Sebelum memulai pembelajaran siswa
membaca doa, membaca surat pendek dengan didampingi guru. Pembelajaran hari ini adalah
pendidikan agama islam, jadi siswa diajak berdoa seperti doa sebelum makan, doa sesudah
makan, doa belajar, doa masuk kamar mandi, doa keluar kamar mandi, doa saat bepergian dan
lain sebagainya. Guru juga mengajak siswa bernyanyi lagu islam dan meneriakkan yel-yel
mereka. Keadaan siswa kelas 1 sangat aktif sehingga membuat saya dan Rifa bahagia melihat
sikap mereka yang masih sangat polos dan lucu. Kedatangan kami di kelas mereka membuatnya
semakin aktif karena mereka senang dan suka ada kakak-kakak di kelasnya. Setelah selesai
berdoa guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswanya dan yang hadir sekitar 7
orang. Selanjutnya guru menyuruh siswa menyiapkan buku dan alat tulisnya. Guru menjelaskan
materi agama sesuai panduan buku. Siswa menulis tulisan arab pada bukunya. Saya dan Rifa
keliling tempat duduk siswa untuk membantu jika ada siswa yang kesulitan dalam mengerjakan.
Sesaat saya melihat dinding di ruangan kelas 1, di ruangan banyak karya-karya yang dibuat oleh
siswa yang ditempel didinding. Karyanya sangat bagus dan kreatif, ada yang membuat gambar
kura-kura yang ditempeli kuli telur dan diwarnai, ada juga foto siswa yang di kasih bingkai koran
bekas yang sudah diwarnai, ada juga gambar kupu-kupu yang dihiasi dengan kerikil, dan masih
banyak lagi karya siswa didalam lemari yang tidak semuanya ditempel didinding. Sekitar jam
08.45 siswa istirahat, mereka disuruh cuci tangan terlebih dahulu, lalu berdoa sebelum makan,
dan mereka bisa makan di kelas. Ada 1 siswa yang tidak membawa bekal lalu bu guru menyuruh
siswa berbagi makanannya kepada yang tidak bawa. Respon siswa tentunya beragam, namun ada
1 siswa yang mengatakan “bu punya aku sedikit,” padahal dia membawa 3 makanan, perkataan
tersebut membuat saya dan Rifa tertawa gemas. Jam istirahat selesai, lalu guru menyuruh saya
dan Rifa yang mengajarkan siswa, karena mengingat waktu pulang jam 09.30 sehingga saya dan
Rifa bisa mengajar selama 30 menit. Kami membuka kelas dengan ucapan salam, lalu kami
mengajak siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu nasional lainnya, kami juga
mengajak membacakan 5 sila Pancasila. Setelah itu kami mengajak siswa menggambar gunung
dan sawah. Mereka sangat aktif melakukan apa yang kami perintahkan. Jam menunjukkan
waktunya mereka pulang, lalu saya juga mengingatkan kembali kepada mereka bahwa hari senin
sampai tanggal 7 April mereka libur karena kelas 6 Ujian. Lalu mereka membaca doa pulang dan
mengucap salam, lalu pulang dengan rapi dan salam corona. Mereka ada kebiasaan bahwa
setelah pulang sekolah yang piket dapat menyapu ruang kelasnya, lalu saya dan Rifa membantu
menyapunya. Saat kelas 1 sudah pulang ternyata kelas 2 dan 3 belum pulang. Di Jam 10.00 ada
pelepasan dan koordinasi pelaksanaan program kampus mengajar angkatan 1 tahun 2021 yang
diadakan dari kampus saya. Setelah selesai lalu kami ke ruang guru dan kepala sekolah untuk
menanyakan besok bagaimana kegiatan pembelajarannya karena semua guru akan melakukan
vaksin sehingga kami yang akan menggantikan guru untuk memegang kelas. Kami menanyakan
mengenai materi pembelajaran apa untuk besok, dan mengenai RPP menggunakan RPP dari guru
atau kami yang buatkan. Lalu kata mereka jika menggunakan RPP guru mungkin sedikit
kesulitan menyampaikannya karena cara tiap orang berbeda-beda sehingga alangkah baiknya
RPP dari mahasiswa saja agar saat penyampaian sudah disusun dengan baik, ucap guru.
Mendengar penjelasan tersebut kami menyetujui, dan kami siap membuat RPP untuk materi
besok. Setelah semua dibahas kami meminta ijin meminjam kelas untuk berdiskusi mengenai
kegiatan besok. Kami membahas mengenai laporan awal, laporan mingguan dan RPP besok.
Setelah semua selesai dibahas kami pulang untuk melanjutkan mengerjakan tugas masing-
masing yaitu menyiapkan RPP besok.

Pada hari Sabtu semua guru vaksin, sehingga kami yang akan memegang kelas dan mengajarkan
siswa. Di hari sebelumnya guru sudah menyampaikan ke kami bahwa hari sabtu mereka tidak
bisa mengajar, sehingga kami sudah menyiapkan RPP dan media kami untuk proses
pembelajaran. Seperti biasa kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa, lalu kami mengajak
siswa menyanyikan lagu Nasional untuk menanamkan jiwa nasionalis pada mereka, lalu kami
menyuruh siswa melihat samping kanan kirinya dan menanyakan siapa yang tidak masuk
sekolah. Setelah itu kami mengecek semangat mereka dengan mengajak tepuk semangat. Saya
menanyakan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya dan ada beberapa siswa yang lupa
sehingga saya mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya. Lalu saya
menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari hari ini. Sebelum masuk materi
pembelajaran saya menyuruh siswa berhitung 1 2 untuk menentukan kelompok, setelah mereka
berhitung lalu kami menyuruh berkumpul sesuai nomor dan itulah teman kelompok mereka saat
berdiskusi nanti. Kami menjelaskan materi muatan SBdP, Bahasa Indonesia, dan IPA sesuai
buku tematik dan RPP kami. Untuk materi pertama mengenai Benda tiga dimensi, kami
menunjukkan video pembelajaran dan siswa menyimak dan mengamati video pembelajaran
tersebut. Setelah selesai menonton, kami menjelaskan kembali isi dari video pembelajaran
tersebut agar siswa lebih paham. Selanjutnya kami menyuruh siswa menulis sedikit poin penting
dari buku tematik mereka. Setelah itu kami mengajak siswa menonton lagi proses pembuatan
gerabah sebagai benda tiga dimensi. Karena pada buku tematik seharusnya siswa mengunjungi
tempat pembuatan gerabah, namun karena pandemi serta terbatasnya akses untuk
mengunjunginya sehingga kami mengajak siswa melihat video pembelajarannya saja. Setelah
selesai menonton video kami juga mengulas kembali isi cerita di video tersebut. Lalu kami
memberi waktu kepada siswa jika ada yang ingin ditanyakan. Selanjutnya kami menyuruh siswa
berdiskusi untuk menuliskan 5 benda tiga dimensi yang ada di lingkungan sekitar. Saat
berdiskusi beragam sikap anak dalam kelas, ada yang diam-diam dan mengikuti jawaban
temannya, ada yang tidak mau berdiskusi dan ingin mengisi sendiri, ada yang bermain. Melihat
kejadian tersebut tentunya kami mengarahkan siswa untuk tetap berdiskusi bersama teman
kelompoknya. Setelah semua selesai berdiskusi kami menyuruh siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas. Sebagian dari mereka masih malu untuk berbicara didepan kelas,
ada siswa yang aktif dalam berdiskusi namun saat di depan ia tidak berani berbicara
membacakan hasil jawabannya, ada juga siswa yang tidak mau sama sekali berbicara, namun
kami tetap mengajak mereka berbicara walau pelan. Ketika sudah selesai membacakan hasil
diskusinya kami memberikan apresiasi pujian kepada mereka. Sekitar jam 09.00 mereka
istirahat, saya mengajak siswa mencuci tangan dan saya perhatikan mereka mencuci tangan tidak
benar. Lalu saya mengajarkan mereka cara mencuci tangan yang baik dan benar. Setelah itu
mereka masuk ke kelas untuk berdoa makan dan dilanjutkan makan. Sekitar jam 09.20 kami
menyuruh siswa masuk ke kelas untuk melanjutkan jam pelajaran. Seharusnya jam pelajaran
mereka selanjutnya adalah Penjaskes namun melihat cuaca yang kurang mendukung sehingga
kami mengajak mereka ice breaking serta mengajak tes konsentrasi mereka. Mereka semua
sangat aktif ketika diajak ice breaking, melihat semangat mereka maka lelah kami menjadi hilang
dan kami juga semakin semangat melakukan ice breaking. Setelah selesai ice breaking kami
mengajak siswa bernyanyi lagu daerah, tujuannya agar mereka mengenal dan cinta akan budaya
daerah Belitung. Selanjutnya kami mengajak siswa bermain namun jika kalah ia akan ditanyakan
perkalian. Setelah game semua dilakukan, kami mengajak siswa menyanyikan lagu perkalian,
kami juga mengajarkan tips menghitung perkalian menggunakan jari. Di kelas 4 ini untuk
perkalian 1-5 dan 10 mereka kebanyakan sudah hafal, namun perkalian 6-9 banyak dari mereka
yang kesulitan. Jam menunjukkan waktu pulang, kami mengumumkan informasi bahwa mulai
dari hari senin sampai tanggal 5 April mereka libur karena kelas 6 Ujian Sekolah, dan masuk
kembali tanggal 6 April. Kami juga membagikan tugas selama seminggu yang akan mereka
kerjakan di rumah, tujuannya agar mereka belajar di rumah. Sebelumnya untuk pembagian tugas
kami sudah mengkonfirmasi dengan guru kelasnya. Setelah semua selesai dan jam sudah
menunjukkan waktu pulang kami menyuruh mereka merapikan buku dan alat tulisnya ke dalam
tas, dilanjutkan berdoa dan mengucap salam. Setelah kelas 4 dan kelas 5 selesai pembelajaran,
kami berkumpul untuk membahas program kegiatan les literasi dan les bahasa inggris di hari
senin, selasa, rabu saat kelas 6 selesai ujian. Lalu kami keruang kepala sekolah untuk
menyampaikan rencana program kami untuk minggu depan. Kepala sekolah setuju dan mereka
siap membantu untuk menginformasikan kepada wali murid melalui WhatsApp Group, mereka
tinggal menunggu jadwal dari kami terkait waktunya. Setelah selesai berdiskusi dengan kepala
sekolah kami meminta ijin meminjam ruang perpustakaan untuk mendiskusikan laporan awal
dan laporan mingguan.

ANALISIS HASIL KEGIATAN


Mahasiswa melakukan kegiatan penerjunan, observasi, dan koordinasi dengan semua pihak yang
bersangkutan baik pihak kampus yakni Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, pihak Dinas
Pendidikan kabupaten Belitung, dan sekolah SDS Muhammadiyah 2 Tanjung Pandan.
Penerjunan oleh DPL baik ke Dinas Pendidikan maupun sekolah dilakukan secara daring. Lalu
hasil kegiatan observasi bahwa di sekolah tersebut kegiatan pembelajaran adalah ofline terbatas
(kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 masuk hari senin, rabu dan jumat. Sedangkan kelas 4, kelas, 5 dan
kelas 6 masuk hari selasa, kamis dan sabtu). Lalu di sela hari mereka mengerjakan tugas yang
sudah dibagikan saat mereka di sekolah. Saat kami wawancara dengan guru kelas, terdapat
permasalahan yaitu masih terdapat siswa yang belum lancar membaca termasuk di kelas atas, ada
juga siswa yang belum menghafal perkalian. Untuk poster-poster terkait PHBS di masa pandemi
belum ada, menurut saya itu perlu karena agar mereka tau cara pola hidup bersih dan sehat
dimasa pandemi dengan melihat poster tersebut. Saat kami observasi kami mengamati metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru kebanyakan ceramah, dan penggunaan media saat
pembelajaran berlangsung juga masih jarang. Penggunaan teknologi saat pembelajaran juga
sangat jarang. Masih kurangnya daya promosi dari SD tersebut sehingga kebanyakan dari
masyarakat tidak tahu bahwa ada SD tersebut di Belitung.

HAMBATAN DAN UPAYA MENGATASI HAMBATAN


1. Hambatan yang kami alami saat penerjunan oleh DPL di sekolah adalah sempat terjadi
gangguan sinyal sehingga suara sempat putus-putus.
2. Hambatan saat pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang belum lancar membaca
sehingga menunda proses pembelajaran. Upaya yang akan kami lakukan adalah mengajak
anak yang belum lancar membaca mengikuti les literasi yang diadakan diluar jam pelajaran.

RENCANA PERBAIKAN DAN TINDAKLANJUT

Anda mungkin juga menyukai