Anda di halaman 1dari 5

MONOGRAFI PENDIDIKAN SDN BUYUTAN

DUSUN BUYUTAN, NGALANG


(Kelompok KKN Magirejo 109)

SDN Buyutan merupakan sekolah negeri yang telah berdiri sejak tahun 1991. Sekolah ini
terletak di Dusun Buyutan, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.
Berada di lokasi yang cukup strategis, SDN Buyutan menjadi salah satu pilihan utama bagi para
orang tua untuk mendaftarkan anaknya di sekolah ini, terutama bagi mereka yang tinggal di
daerah Dusun Buyutan, Magirejo, dan Boyo. SDN Buyutan dipimpin oleh Bapak Rohadi sebagai
kepala sekolah sejak 2018 dengan dibantu oleh 6 guru kelas yang sudah mendapat lisensi dari
kampus masing-masing, 1 tenaga penjaga, dan 1 tenaga admin.

Perkembangan penanaman sikap kepribadian anak dan penanaman dasar ilmu


pengetahuan didapatkan sejak sekolah dasar, oleh sebab itu, Bapak Rohadi sebagai kepala
sekolah menggunakan sumber daya yang ada sebaik-baiknya, entah sumber daya dari guru
ataupun dana yang didapatkan dari pemerintah. Dana BOS yang diperoleh sekolah, digunakan
dengan baik sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Selain itu, kepala sekolah juga sering
mengadakan rapat koordinasi bidang pendidikan dalam tingkat korwil maupun komite sekolah
dan karyawan guna membahas informasi dan masalah–masalah dalam bidang pendidikan.

Sebagai kepala sekolah, tentu banyak kontribusi yang diberikan oleh Bapak Rohadi
dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah bidang sarana dan prasarana dimana SDN
Buyutan mendapatkan bantuan berupa rehab jamban. Bidang lain yang dikembangkan oleh
Bapak Rohadi adalah bidang ekstrakulikuler, yaitu mencintai budaya lokal berupa gamelan dan
karawitan. Ekstrakulikuler ini mendapat dukungan dari ketua komite yang bersedia
meminjamkan peralatan gamelan dan karawitan kepada SDN Buyutan sehingga siswa dapat
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tersebut.

SDN Buyutan adalah satu–satunya sekolah dasar yang dimiliki Desa Buyutan. Adanya
sekolah ini mempermudah masyarakat dalam hal transportasi untuk meyekolahkan anak –
anaknya. Kegiatan pembelajaran di SDN Buyutan dimulai pada pukul 07.00 - 14.00 WIB dengan
2 kali jam istirahat pada pukul 09.00 WIB dan 11.00 WIB. Semua kegiatan pembelajaran
dilakukan secara rutin dan terjadwal. Baik guru maupun siswa datang ke sekolah setiap hari
Senin – Jumat. Menurut data terbaru, jumlah siswa yang ada di SDN Buyutan saat ini adalah 127
siswa yang mana terdiri dari 59 siswa perempuan dan 68 siswa laki – laki. Demi
mengembangkan kegiatan pembelajaran di sekolah, para guru di SDN Buyutan sering mengikuti
seminar, workshop, dan diklat, sehingga mereka memiliki performa yang baik. Tidak hanya
guru, tetapi kepala sekolah juga mengikuti diklat penguatan KS 17 hari kerja dan diakhiri dengan
studi banding di Dinas kepelatihan Wonosari.

Meskipun SDN Buyutan telah menjadi sekolah kepercayaan para masyarakat, tentunya
tetap ada beberapa kendala yang dirasakan oleh kepala sekolah dan guru-guru lainnya. Salah
satunya adalah sulitnya mengelola dana BOS yang ada dikarenakan petunjuk penggunaan dana
BOS yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan seperti, dana BOS tidak boleh
digunakan untuk membayar uang sewa padahal sekolah harus membayar uang sewa tanah.
Selain itu, sekolah masih kekurangan tenaga guru PJOK, belum memiliki perpustakaan, UKS,
serta parkiran yang memadai. Kendala lain yang ditemukan adalah perkembangan teknologi
yang dirasakan anak – anak, khususnya handphone. Adanya handphone membuat anak sering
bermain game online sehingga mereka tidak dapat fokus belajar. Semangat yang diberikan para
orang tua kepada anak-anaknya untuk sekolah pun semakin menurun. Kebanyakan orang tua
siswa tidak mempermasalahkan ketidakhadiran anaknya di sekolah. Untuk mengatasi hal
tersebut, guru harus terus berusaha memberikan semangat kepada para siswa untuk belajar.

Peran guru sebagai pendidik di sekolah sangatlah penting. Guru bukan hanya berperan
sebagai pengganti orang tua selama di sekolah, tetapi juga sebagai rekan bagi para siswa untuk
tumbuh bersama, baik secara akademik ataupun moral. Bersama dengan Ibu Titik Ekawati
Ningrum, guru dari siswa-siswa kelas V, kita akan memahami lebih lanjut peran ataupun
kegiatan guru di sekolah, khususnya di SDN Buyutan.

Ibu Titik Ekawati Ningrum atau yang biasa dipanggil Ibu Titik telah menjadi guru sejak
tahun 1997. Selama hampir 23 tahun bekerja sebagai guru, beliau menyatakan bahwa para orang
tua siswa sangat supportive dalam semua kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah dan
mendukung anak-anaknya untuk menimba ilmu di SDN Buyutan. Bukan hanya para orang tua,
para siswa pun antusias dan bersemangat untuk pergi ke sekolah. Kegiatan pembelajaran di kelas
pun biasanya berjalan dengan lancar. Dengan bergantinya siswa setiap tahun, guru juga harus
ikut menyesuaikan diri dalam menghadapi karakter-karakter baru. Untuk itu Ibu Titik berpegang
pada satu nilai, yaitu menerima. Menerima semua perbedaan karakter yang dimiliki oleh para
siswa. Hal ini membuat Ibu Titik menjadi guru yang disukai dan dekat dengan para siswa yang
beliau didik.

Berbeda dengan sekolah-sekolah di kota yang mana para siswanya datang dari berbagai
macam daerah dan memiliki ragam suku, para siswa di SDN Buyutan sebagian besar terdiri dari
orang Jawa. Hal ini membuat penggunaan bahasa di kelas menjadi lebih fleksibel. Bukan hanya
menggunakan Bahasa Indonesia, Ibu Titik dan siswa juga berkomunikasi dengan baik
menggunakan Bahasa Jawa. Dari sekitar 20 siswa yang dididik oleh Ibu Titik di kelas V,
kegiatan pembelajaran yang paling mereka sukai adalah praktikum.

Berada cukup jauh dari kota, tidak dapat dipungkiri bahwa SDN Buyutan memiliki
keterbatasan dalam sarana dan prasarana pendidikan. Ibu Titik mengatakan bahwa menerima dan
menyesuaikan diri dengan kekurangan yang ada adalah jalan untuk menghadapi keterbatasan
sarana dan prasarana di sekolah. Tetapi kekurangan tersebut tidak terlalu menghambat kegiatan
pembelajaran. Menggunakan kurikulum dari pemerintah sebagai acuan pembelajaran, para guru
tetap memberikan yang terbaik bagi para siswa. Bila memang dalam satu materi pembelajaran
diperlukan praktik, maka guru pun akan memberikan materi praktikum yang sesuai dengan
kondisi para siswa. Kegiatan pembelajaran ini tentunya juga dilaksanakan sesuai dengan RPP
yang telah dirancang oleh para guru. Selain sarana dan prasarana, komunikasi yang baik antar
guru, orang tua siswa, dan siswa sangatlah penting. Beruntungnya, komunikasi setiap guru
dengan siswa dan orang tuanya selalu berjalan dengan lancar.

Sebagai seorang guru, tentunya ada banyak hal yang Ibu Titik lalui selama masa
mengajar. Ada beberapa hal yang beliau ingat dari para siswanya. Misalkan prestasi yang para
siswa raih seperti, PCCA, Adzan dan menggambar. Beliau juga menceritakan bahwa hal yang
paling berkesan selama beliau mengajar adalah ketika anak-anak kelas I yang beliau didik dapat
menulis dan membaca. Selama mendalami perannya sebagai guru, Ibu Titik berkata bahwa
beliau puas dengan apa yang Dinas Pendidikan berikan.

Selain kepala sekolah dan guru, salah satu elemen penting dalam pendidikan adalah siswa
itu sendiri. Kemajuan suatu bidang pendidikan juga ditentukan dari bagaimana siswa yang
bersangkutan belajar dalam lingkungan sekolah. Dalam memajukan hal tersebut para siswa
tentunya memiliki persiapannya masing-masing. Mulai dari alat tulis hingga sarana prasarana
lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa anak kelas 5 dan 6 SD Buyutan, mereka
ke sekolah selalu menggunakan kendaraan (sepeda motor) dengan diantar oleh orang tua masing-
masing. Jarak yang ditempuhpun beragam, rata-rata sekitar 8 menit perjalanan dari rumah
masing-masing. Selama kegiatan pembelajaran, para siswa tentunya selalu membawa peralatan
tulis untuk mendukung proses belajar mereka. Alat tulis tersebut meliputi pensil, penghapus,
pena, dan beberapa alat pendukung lainnya termasuk buku tulis. Di dalam mengikuti
pembelajaran tentunya terdapat beberapa peraturan yang perlu ditaati untuk mendukung proses
pembelajaran. Beberapa peraturan yang diketahui siswa adalah tidak boleh membawa uang, tidak
boleh membeli jajan di luar, serta membawa benda tajam. Dari beberapa peraturan yang telah
disebutkan tentunya tidak semua siswa mematuhi peraturan tersebut. Beberapa peraturan yang
sering dilanggar adalah membawa uang dan jajan di luar. Terkadang mereka juga melakukan
pelanggaran seperti tidak mengerjakan pr. Lantas bagaiman konsekuensi dari tindakan mereka?
Mereka tidak dihukum, namun diberikan pengarahan yang baik dari para guru.

Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, para siswa mengaku mereka merasa senang
ketika belajar di dalam kelas. Hal ini membuktikan bahwa adanya hubungan yang harmonis
antara guru dan siswa di sekolah. Selain hubungan yang harmonis, kegiatan pembelajaran juga
didukung oleh cara guru yang mumpuni dalam mengajar. Pelajaran dilakukan dengan cara yang
menyenangkan. Agar proses pembelajaran berjalan lebih baik lagi, guru akan memberikan pr
kepada siswa. Dan terkadang hal ini menyebabkan siswa menjadi tidak suka (karena mereka
kurang suka jika ada pr). Terkait dengan hal ini terkadang ada siswa yang tidak mengerjakan pr.
Tidak ada hukuman yang berlaku, hanya berupa teguran dan nasihat. Akibatnya semangat siswa
untuk belajar tidaklah padam dan mereka tidak takut untuk sekolah.

Siswa yang sedang sekolah tentunya memiliki beberapa pelajaran favorit serta cita-cita
yang mereka inginkan kelak. Kebanyakan dari mereka memfavoritkan pelajaran agama dan
olahraga sebagai pelajaran yang disenangi. Sedangkan pelajaran yang kurang disukai oleh
mereka adalah matematika. Sedang dalam hal cita-cita, kebanyakan dari mereka berkeingan
untuk menjadi orang sukses, guru, penari, bahkan seorang atlet.

Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang ada, para siswa lebih sering terganggu
karena teman sebaya mereka sendiri yang ribut di kelas. Selain hal tersebut, tidak ada masalah
yang terlalu mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas. Seusai pembelajaran di kelas,
mereka akan melanjutkan kegiatan di rumah seperti bermain dan mengulang pelajaran kembali
atau mengerjakan pr. Keseluruhan proses tersebut tentunya sangat penting bagi perkembangan
potensi anak. Akhir kata, mereka menginginkan kantin dan fasilitas lainnya untuk mendukung
proses pembelajaran mereka.

Anda mungkin juga menyukai