Anda di halaman 1dari 7

BAB II

MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN

A. Pengelolaan/Pelaksanaan Kurikulum

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam undang-


undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan
dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor
determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang
jaman. Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan
salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum
adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta
staf pengajarnya.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, SMA Pasundan 3 Bandung berpedoman


pada kurikulum pemerintah yang didasarkan pada struktur program kurikulum
SMA yang berlaku saat ini, kurikulum YPDM Pasundan (Berdasarkan agama,
alam dan budaya sunda), pendidikan computer sebagai penunjang kurikulum,
serta melaksanakan ujian mandiri dimana keabsahannya sederajat dengan SMA
Negeri.

Adapun kurikulum pemerintah yang diterapkan di SMA Pasundan 3 Bandung


sejak tahun 2006 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pengajar (KTSP). Namun,
ketika kurikulum baru yakni kurikulum 2013 mulai diaplikasikan dalam dunia
kependidikan di Indonesia, maka SMA Pasundan 3 Bandung mengikuti
perkembangannya dengan mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Adapun pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA PAsundan 3 Bandung di
terapkan mulai pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas X, sedangkan untuk kelas
XI dan XII masih menggunakan KTSP.
Perubahan kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013 merupakan salah satu
upaya untuk memperbarui setelah dilakukan evaluasi kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak bangsa. Namun, dalam pelaksanaannya cukup banyak masalah
yang dihadapi dalam penerapan kurikulum baru di SMA Pasundan 3 Bandung
antara lain suplai buku yang terlambat dan kurang merata, pengelolaan yang
kurang optimal, metode pengajaran yang baru dan dianggap membingungkan
sebagian guru dan siswa, dan beberapa permasalahan lainnya.

B. Pembinaan Kesiswaan
Setiap sekolah pada umumnya memiliki masalah yang serupa terkait dengan
pembinaan kesiswaan. Masalah tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor
baik dari luar maupun dari dalam. Diantara berbagai masalah tersebut salah
satunya adalah motivasi belajar siswa yang kurang sehingga menyebabkan
seringkali siswa tidak patuh peraturan dalam hal keterlambatan dan bahkan setiap
harinya selalu ada saja siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
Disamping itu,masalah kenakalan remaja juga menjadi masalah yang dialami oleh
SMA Pasundan 3 Bandung seperti masih terdapat siswa yang berkata kasar,
pelanggaran-pelanggaran pada aturan sekolah seperti keluar pada jam pelajaran
tanpa alasan, dan kenakalan remaja lainnya walaupun masih pada taraf yang wajar
dan masih bisa dimaafkan.

C. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler


Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMA Pasundan 3 Bandung antara lain
mencakup kegiatan yang berkaitan dengan kesenian, keolahragaan,
pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk
kemajuan peserta didik itu sendiri. Kegiatan ekstrakulikuler dilakukan oleh
peserta didik dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian,
bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang diluar bidang akademik. Adapun
kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di SMA Pasundan 3 Bandung antara lain
adalah sebagai berikut.
1. Bina Mental Islami (Bintalis)
2. Komputer
3. Modelling
4. Seni Tari Modern dan Tradisional
5. Karawitan
6. Pencak Silat
7. Teater
8. Vocal Grup/ Band
9. Majalah Dinding
10. Pramuka
11. Paskibra
Secara umum masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan ekstrakulikuler
di SMA Pasundan 3 Bandung anntara lain adalah masih adanya beberpa siswa
yang kurang berpartisipasi dan kurang motivasi dalam penyelenggaraan
ekstrakulikuler tersebut. Hal tersebut dapat diakibatkan karena kurangnya
kesadaran siswa akan pentingnya kegiatan ekstrakulikuler, disamping juga adanya
rasa malas ketika pelaksanaan ekstrakulikuler dilaksanakan setelah KBM.

D. Penyelenggaraan Kerjasama dengan Orang Tua Siswa

Dalam penyelenggaraan kerjasama dengan orang tua siswa secara


keseluruhan berjalan dengan baik, namun diantara orang tua masih saja ada
beberapa orang tua yang tidak bisa hadir ketika ada undangan dari pihak sekolah.
Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kurang terjalinnya hubungan dan
komunikasi yang baik, padahal untuk mengetahui perkembangan siswa,
komunikasi merupakan kunci utama. Adapun dalam hal ini, kerjasama dengan
orang tua siswa lebih sering terjalin ketika ada masalah yang terjadi disekolah
sehingga orang tua biasanya menyempatkan hadir ke sekolah. Diantara masalah
tersebut misalnya siswa yang sering tidak hadir di sekolah atau siswa yang belum
memenuhi ketercapaian nilai. Melihat hal tersebut perlu adanya suatu pertemuan
antara pihak sekolah dengan orang tua siswa yang khusus membicarakan
perkembangan siswa di sekolah secara rutin sehingga orangtua bisa turut
melakukan pengawasan di rumah.
E. Pengelolaan Fasilitas Belajar

secara umum dari segi fasilitas smA Pasundan 3 Bandung sudah bisa dikatakan
memadai ddan mendukung pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya
laboratorium Ipa, laboratorium komputer, ruang multimedia, aula, ruang kesenian,
perpustakaan, ruang Uks, selain itu terdapat ruang-ruang khusus untuk kegiatan
ekstrakurikuler seperti band dan pramuka. Juga adanya fasilitas mesjid dan
lapangan yang cukup besar. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran beberapa
proyektor disediakan untuk fasilitas guru mengajar, dan di beberapa kelas bahkan
sudah terpasang. secara umum pengelolaan fasilitas sudah baik, namun di
beberapa unit seperti laboratorium IPA kurang terawat terutama perihal alat-alat
sudah banyak yang rusak dan banyak tercecer, juga proyektor yang sedikit rusak,
selebihnya pengelolaan sudah baik dan akan lebih baik apabila fasilitas-fasilitas
tadi dilengkapi untuk lebih menunjang kegiatan pembelajaran misalnya
pemasangan proyektor di setiap kelas tidak hanya di kelas X saja.

F. Pengelolaan Kesejahteraan Sivitas Akademik

Masalah kesejahteraan personal merupakan hal yang sering kali dialami oleh
pihak sekolah terutama berkaitan dengan siswa yang keadaan ekonominya kurang
mampu. Keterlambatan membayar SPP, DSP dan beban yang dialami orangtua
siswa dalam membayar pengadaan buku di setiap semester selalu ada, namun hal
ini dapat disikapi secara bijaksana oleh sekolah, misalnya dengan memberi
tambahan waktu batas pembayaran ataupun diperbolehkan membayar dengan cara
dicicil semampu orangtua sehinga tidak terlalu mwmbebani orangtua juga tidak
menghambat kegiatan operasional sekolah.

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH PENDIDIKAN

A. Pengelolaan pelaksanaan kurikulum


Sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan kurikulum di sekolah maka seluruh
komponen sekolah terutama guru mata pelajaran secara ideal diharapkan aktif
terlibat dalam penyusunan dan implementasi kurijulum di sekolah. Upaya ini dpat
ditunjukan dalam bentuk penyusunan RPP serta pembelapembelajaran yang
berkaitan antar matapelajaran untuk kegiatan pembelajaran Untuk menghindari
kurang optimalnya implementasi kurikulum yang disebabkan oleh masalah
internal pihak sekolah dapat mwlakukan musyawarah untuk membentuk jadwal
mata pelajaran dan evaluasi kinerja para guru.

B. Pembinaan Kesiswanaan

Untuk menanggulangi maslah yang berkaitan dengan pembinaan siswa pihak


sekolah melakukan beberapa upaya penanggulangan sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan kinerja guru Bimbingan Konseling sebagai pihak yang


memiliki otoritas istimewa dalam membangun dan membina karakter
siswa.

2. Mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi siswa sebagai


bentuk penyaluran minat dan hobi siswa, sehingga siswa dapat
menggunakan waktu luangnya dengan kegiatan yang positif.

3. Bekerjasama dengan aparat keamanan setempat, terutama dalam


mebingkatkan kesadaran siswa terkait kenakalan remaja , melalui
berbagai seminar dan penyuluhan.

C. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler

Dalam mengajukan kegiatan ekstrakurikuler pihak sekolah senantiasa


mengembangkan sarana dan prasarana yang baik untuk aktivitas belajar maupun
kegiatan ekstrakurikuler. Apabila sarana dan prasarana pembelajaran telah
memadai maka kegiatan estrakurikuler dapat lebih berkembang. Maka hal ini akan
meningkatkan minat dan motivasi para suswa untuk mengembangkan kemampuan
dan bakat yang dimiliki.

D. Penyelenggaraan Kerjasama dengan Orang Tua Siswa

Dalam era manajemen berbasis sekolah (MBS) masyarakat terutama orangtua


siswa dalam perananya merupakan bagian yang sangat penting terhadap kemajuan
dan perkembangan sekolah termasuk turut membantu baik materil maupun moril.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh SMA Puragabaya dalam rangka mengatasi
berbagai masalah yang timbul mengenai kerja sama orangtua siswa adalah dengan
senantiasa meningkatkan komunikasi dengan para orangtua siswa dan berusaha
terbuka dalam meningkatkan akuntabilitas dan kredibilitas sekolah serta
kepercayaan dimata orangtua dan masyarakat Kerja sama yang dilaksanakan
untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain :
1. Pihak sekolah atau guru BP/BK secara aktif dan rutin memberitahukan
kepada orangtua siswa tentang perkembangan anak yang bermasalah:
misalnya mendatangani langsung kerumah orangtuanya
2. Wakasek urusan sarana dan prasarana hendak menjalani kerja sama
dengan orang tua siswa dan pengurus BP-3 guna meningkatkan faslitas
belajar mengajar
3. Pada akhir setiap akhir semester dalam pembagian raport siswa sekolah
mengajak orang tua siswa untuk berdiskusi dalam rangka meningkatkan
kinerja dan mutu dalam melaksanakan pendidikan
4. Pihak sekolah selalu terbuka dalam hal rincian pembiayaan yang diminta
dari siswa guna menunjang proses pembelajaran.

E. Pengelolaan Fasilitas Belajar

Sarana belajar menjadi hal utama demi terlaksananya pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan permasalahan dikemukakan diatas, sekolah melaksanakan upaya-
upaya yang untuk meminimalisir permasalahan yang ada dan dikemudian hari
akan terselesaikan. Bentuk upaya penanganan sekolah dalam hal penglolaan
fasilitas pembelajaran antara lain :

1. Sebagai salah satu media pembelajaran, projector umumnya menjafi


kebutuhan yang dianggap penting dalam membantu proses KBM, Untuk
menjamin keberadaan projector, guru disarankan untuk meminjam
projector sehari sebelum proses pembelajaran.
2. Memberi fasilitas kepada setiap ekskul untuk mendapat sekertariat untuk
menunjang berjalanya kegiatan ektrakulikuler yang ada agar mampu
memberikan hasil prestasi yang makasimal bagi sekolah.
3. Perbaikan serta kebersihan Laboratorium serta ruangan yang lain demi
menunjang fasilitas yang baik bagi siswa.

F. Pengelolaan Kesejahteraan Sivitas Akademik

Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan pengelolaan sivitas


akademika diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pembayaran SPP
Untuk masalah pembayaran SPP yang tidak lancar ditanggulangi dengan
cara :
a. Melalui wali kelas, yaitu wali kelas memberikan peringatan atau
memberitahu kepada siswa yang belum membayar SPP agar segera
melunasi pembayaran SPP tersebut.
b. Melalui surat yang ditujukan ke orang tua siswa. Surat ini biasanya
merupakan surat panggilan agar orang tua siswa dapat datang ke
sekolah untuk memberikan alasan tunggakan pembayaran SPP.
c. Bantuan dari dinas pendidikan. Bantuan sumbangan dari dinas ini
diperuntukan bagi siswa yang mengalami kesulitan keuangan atau
berasal dari keluarga kurang mampu. Bantuan dari dinas
pendidikan ini dapat menutupi kekurangan dana yang dihadapi
sekolah.

Selain itu untuk meningkatkan loyalitas dan semangat kerja


warga sekolah seluruh warga sekolah harus merasa sejahtera.
Berbagai upaya dapat dilakukan misalnya mengoptimalkan
pengadaan buku bagi perpustakaan sebagai integral dari sekolah,
memberikan bantuan bagi guru/karyawan yang sedang sakit,
melakukan berbagai upaya kewirausahaan dll.

Anda mungkin juga menyukai