Anda di halaman 1dari 16

42

BAB III PROGRAM PEMBIASAAN BIDANG STUDI PAI DI SLTP NEGERI 10 TEGAL

A. Gambaran Umum SLTP Negeri 10 Tegal 1. Tinjauan Historis SLTP Negeri 10 Tegal merupakan satu lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan secara formal yang mempunyai peranan penting dalam usaha mendidik atau mendewasakan siswa dan

menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna. SLTP Negeri 10 Tegal sebelumnya adalah SMP Negeri X Tegal kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 30/V/1979 tertanggal 17 Februari 1979 ditetapkan menjadi SLTP Negeri 10 Tegal. Dari tahun ke tahun sekolah ini senantiasa mengalami

perkembangan dan kemajuan, baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas yang meliputi bertambahnya jumlah siswa setiap tahun dan kelengkapan sarana dan prasarana.1 2. Tinjauan Geografis Lokasi SLTP Negeri 10 Tegal sangat mendukung dan

memudahkan proses belajar bagi siswa karena suasana sejuk dan transportasi menuju ke lokasi sangat mudah. SLTP Negeri 10 Tegal berada di Kelurahan Mangkukusuman Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal, tepatnya di jalan Kartini No. 58 Tegal dan hanya berjarak 1 km dari pusat kota Tegal. Sedangkan batas SLTP Negeri 10 Tegal adalah: a. Sebelah Barat b. Sebelah Timur c. Sebelah Utara
1

: Bank Mandiri : SD Negeri Mangkukusuman 9 : SD Negeri Mangkukusuman 1

Wawancara dengan Guru SLTPN 10 Tegal Bapak Saripin, S.Pd pada tanggal 21 September 2005.

42

43

d. Sebelah Selatan 3. Struktur Organisasi

: SMU Muhammadiyah Tegal

Adapun susunan struktur organisasi SLTP Negeri 10 Tegal adalah sebagaimana terlampir. 4. Visi, Misi dan Tujuan SLTP Negeri 10 Tegal a. Visi : Berkualitas, kreatif, berbudaya, berbudi pekerti luhur Berdasarkan Imtaq dan Iptek b. Misi: 1. Melakukan kegiatan pembelajaran efektif sesuai karaktersitik keilmuan tiap-tiap pelajaran dan berorientasi pada ketuntasan pencapaian hasil belajar. 2. Menumbuhkan semangat berprestasi terhadap segenap warga sekolah 3. Menciptakan kemandirian dalam sikap dan perilaku secara optimal 4. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah sesuai dengan peran, fungsi dan kedudukannya. 5. Mendorong siswa gemar berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris di sekolah 6. Mendorong terbentuknya manusia yang berbudaya didasari oleh penghayatan terhadap agama yang dianutnya secara benar. 7. Mengupayakan agar senantiasa aktif dalam berbagai kegiatan baik intra maupun ekstrakurikuler. c. Tujuan 1. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di sekolah 2. Inovasi dalam input dan proses pembelajaran. 3. Pengembangan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar. 4. Pengembangan kinerja profesional guru 5. Penggalangan partisipasi masyarakat.2

Data diperoleh dari papan monografi kantor SLTP Negeri 10 Tegal.

44

5. Keadaan Guru dan Murid a. Keadaan Guru SLTP Negeri 10 Tegal mempunyai staf pengajar yang memadai yaitu sejumlah 30 orang termasuk Kepala Sekolah yang terdiri dari 16 orang guru laki-laki dan 14 orang guru perempuan, dengan tingkat pendidikan sebagian besar atau 22 orang berijazah Strata 1 (S1), 2 orang berijazah Diploma III (DIII), 1 orang berijazah PGSLTP dan 1 orang berijazah Strata 2 (S2). Keadaan yang demikian sangat mendukung kelancaran baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam peningkatan mutu dan kualitas SLTP Negeri 10 Tegal. Selain dari tingkat pendidikan, faktor yang menunjang adalah pengalaman mengajar bagi guru yang rata-rata berpengalaman lebih dari 5 tahun dalam mengajar. Dalam

meningkatkan pengembangan kinerja professional guru SLTP Negeri 10 Tegal telah menyiapkan program kerja yaitu pengadaan perpustakaan mini khusus untuk guru, workshop penyusunan silabus dan sistem penilaian yang berbasis atau berorientasi KBK, Monitoring dan Evaluasi kinerja guru melalui supervisi kelas, peningkatan MGMP tingkat sekolah. b. Keadaan Siswa SLTP Negeri 10 Tegal mempunyai siswa yang sangat banyak yaitu sejumlah 517 orang siswa terdiri dari 159 siswa kelas 1, 161 orang siswa kelas 2 dan 197 orang siswa kelas 3. Jumlah siswa yang banyak ini sangat mendukung dalam setiap pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat ekstra maupun intrakurikuler. Begitu juga dalam pelaksanaan program pembiasaan ini, peran aktif siswa sangat membantu kesuksesan program pembiasaan. 6. Keadaan Tata Usaha Keadaan tata usaha sebagaimana terlampir.

45

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang dapat membentuk pelaksanaan ibadah shalat dalam mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan shalat yang berupa bangunan mushala sudah ada dan dalam melaksanakan praktek shalat juga dilakukan di mushala menggunakan tikar atau sajadah yang disediakan oleh sekolah, sedangkan penerapan untuk anak putrid disediakan sekolah yang berupa mukena yang jumlahnya sangat terbatas dan kebanyakan siswa membawa mukena sendiri-sendiri.

B. Dasar, Materi dan Tujuan Program Pembiasaan Bidang Studi PAI di SLTP Negeri 10 Tegal 1. Dasar Pembiasaan Bidang Studi PAI SLTP Negeri 10 Tegal sebagai salah satu sekolah yang memperoleh predikat Sekolah Standar Nasional (SSN) di kota Tegal telah melakukan berbagai inovasi bagi kemajuan dan kesuksesan pembelajaran di sekolah baik melalui kegiatan intra maupun kegiatan ekstrakurikuler. Untuk menunjang kemajuan dan kesuksesan yang diharapkan maka pihak SLTP N 10 Tegal memutuskan untuk menerapkan program pembiasaan. Dalam hal ini adalah implementasi program pembiasaan bidang studi PAI di SLTP N 10 Tegal. Implementasi yang penulis maksud adalah pelaksanaan atau penerapan. Program pembiasaan sendiri mempunyai arti segala sesuatu yang baik yang dibiasakan, terutama dilakukan anak pada orang tua / guru. Latar belakang diterapkannya program pembiasaan untuk mata pelajaran PAI adalah karena telah diberlakukannya Kurikulum Berasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004 pada setiap sekolah. Dimana dengan diterapkan KBK maka akan berpengaruh pada materi untuk setiap mata pelajaran. Dan juga dengan KBK diharapkan siswa mempunyai peranan dalam proses pembelajaran. Jika dibandingkan dengan kurikulum

46

terdahulu dimana guru lebih dominan dalam proses belajar mengajar, maka hal ini tidak terjadi dalam KBK, sehingga alasan itu menjadi salah satu diterapkannya program pembiasaan, dimana peran aktif siswa sangat diharapkan dalam kesuksesan program pembiasaan. Program ini juga merupakan penerapan dari materi-materi yang telah diberikan oleh guru kepada siswa. Program pembiasaan pada awalnya tuntutan dari adanya

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mewajibkan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Program pembiasaan itu sendiri berarti segala sesuatu yang baik yang dibiasakan, terutama dilakukan oleh anak kepada orang tua. Karena program ini dilaksanakan di sekolah maka peran orang tua digantikan oleh guru. Tujuan dari program pembiasaan itu sendiri adalah karena semakin menurunnya nilai-nilai moral dari generasi muda sekarang akibat dari pesatnya perkembangan zaman. Dan dari program ini diharapkan pengaruh itu tidak terjadi pada diri siswa. Selain itu juga karena dalam KBK 2004 ini banyak terjadi perubahan, salah satunya adalah jam pelajaran yang dikurangi dan program pembiasaan ini bisa mengisi jam pelajaran yang terkurangi ini dengan kegiatan yang positif.3 2. Tujuan Program Pembiasaan Bidang Studi PAI Dalam setiap pelaksanaan suatu program kegiatan tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai. Begitu pula dalam pelaksanaan program pembiasaan ini yang merupakan tujuan umtuk meningkatkam moral siswa yang dirasakan semakin menurun akibat pesatnya arus globalisasi. Adapun tujuan dari kegiatan program pembiasaan bidang studi PAI yaitu: 1) Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan yang telah diperoleh siswa sewaktu kegiatan intra kurikurer.

Wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling SLTP N 10 Tegal: Drs. Moh. Mughofar pada tanggal 21 September 2005.

47

2) Mengembangkan bakat, minat kemampuan dan ketrampilan dalam upaya pembinaan pribadi siswa. 3) Mengaplikasikan kegiatan yang diperoleh dalam rangka pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Materi Program Pembiasaan Bidang Studi PAI Selain tujuan, unsur ketiga dari pelaksanaan suatu kegiatan adalah adanya materi yang disajikan. Materi yang diberikan dari program pembiasaan adalah materi keagamaan yang didalamnya berisisi hal tentang moticvasi siswa agar mereka mempunyai semangat untuk bangkit dalam mencari ilmu atau belajar. Materi ini diberikan karena semua pelaksanaan yang terkait didalamnya adalah pihak yang berkaitan dalam dunia pendidikan, yaitu guru dan siswa. Setiap penerapan suatu program pengajaran disuatu institusi pendidikan pasti tidak terlepas dari faktor penunjang, penghambat dalam operasionalnya. Oleh karena itu untuk dapat mengefektifkan suatu program tersebut pihak-pihak yang berkaitan seharusnya berusaha semaksimalmungkin untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan faktor-faktor penunjang yang ada, sehingga program tersebut bisa dikatakan telah mencapai hasil atau lebih tepatnya mempunyai arti penting dalam pendidikan. Faktor penghambat dalam program pembelajaran ini di antaranmya adalah semangat siswa yang sedikit kurang, khususnya siswa yang berasal dari dalam kota. Siswa yang berasal dari luar kota dirasakan lebih mempunyai semangat tinggi dalam mengikuti program ini. Akan tetapi dengan adanya pemberlakuan peraturan dari siswa luar kota hanya memperoleh jatah kursi 10% pada penerimaan siswa baru, maka semakin berkurang pula jumlah siswa luar kota yang dirasa lebih mempunyai semangat tinggi dalam program pembiasaan ini. Namun hambatan ini dapat diatasi dengan adanya peraturan baik lisan maupun tulisan dan sanksi yang diterapkan bagi siswa yang melanggar peraturan tersebut dengan tidak diberikannya nilai untuk kegiatan ekstra kurikuler. Selain faktor penghambat ada juga faktor penunjang kesuksesan program

48

pembiasaan. Salah satunya adalah peran yang sangat bagus dari guru yang non muslim mempunyai rasa tanggungjawab yang besar dalam kelancaran kegiatan ini dengan tetap mendampingi siswanya ketika berlangsungnya kegiatan program pembiasaan PAI. Setelah berlangsungnya kegiatan program pembiasaan, kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan adanya absensi kehadiran dan pemantauan bagi siswa untuk mengetahui sejauh mana peran aktif siswa dan pengaruhnya pada tingkah laku anak setelah mengikuti program pembiasaan PAI. Selain itu diadakan rapat bulanan yang diikuti semua guru-guru, kepala sekolah agar bisa mengevaluasi dan mengembangkan program ini agar hasilnya lebih baik untuk kedepannya.

C. Jenis-Jenis Kegiatan Program Pembiasaan Bidang Studi PAI di SLTP Negeri 10 Tegal Kegiatan-kegiatan yang ada dalam program pembiasaan bidang studi PAI adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan utama Program pembiasaan untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam di SLTP Negeri 10 Tegal sendiri terdiri dari 3 kegiatan utama, yaitu: a. Shalat berjamaah Shalat berjamaah mengandung pengertian shalat yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, yang seorang menjadi imam sedang yang lainnya menjadi mamum (orang yang mengikuti). Kewajiban salat berjamaah berpengaruh terhadap sikap sosial. Hal ini dapat ditunjukkan dengan shalat berjamaah, mereka berkumpul untuk mensucikan hati, kemudian shalat berjamaah tersebut terjadi interaksi atau silaturahmi antar jamaah. Dari silaturahmi ini mereka mengetahui hal ihwal saudara mereka yang kemudian terlaksanalah hubungan sosial yang harmonis di antara mereka.

49

Atas dasar itulah SLTP Negeri 10 Tegal memilih shalat berjamaah sebagai salah satu kegiatan dalam program pembiasaan. Untuk shalat berjamaah yang dilaksanakan adalah shalat dzuhur, karena waktu shalat dzhur bertepatan dengan jam pulang sekolah yaitu jam 12.45 sehingga untuk mengisi kekosongan waktu, dilaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Shalat berjamaah ini dilaksanakan secara bergiliran. Setiap giliran dilaksanakan oleh 2 sampai 3 kelas. Untuk imam shalat, untuk sementara yang bertindak adalah guru laki-laki yang bertugas secara bergilir juga. Sedangkan perlengkapan shalat siswa membawa sendiri dari rumah. Pelaksanaan shalat berjamaah ini dilaksanakan di Mushola sekolah. Sebagai penanggung jawab dari kegiatan ini adalah guru agama, guru bimbingan dan konseling serta wali kelas yang bersangkutan.4 Kegiatan ini mendapat respon positif dari siswa sendiri maupun orang tua. Menurut mereka kegiatan ini sangat mendukung bagi peningkatan kesadaran beribadah bagi anak mereka. Karena jika dilakukan di sekolah siswa akan lebih bersemangat karena dilakukan secara bersama-sama dengan teman-teman mereka. Selain itu orang tua juga merasa ditolong karena anak-anak mereka mempunyai kegiatan yang positif di luar jam sekolah.5 Mereka tidak merasa terganggu dengan adanya kegiatan shalat berjamaah. Mereka menganggap kegiatan ini mempunyai manfaat yang sangat besar, karena mereka bisa belajar menerapkan teori-teori yang mereka dapat dari guru mereka dalam kegiatan belajar mengajar.6 Selain shalat dzuhur berjamaah, setiap 2 minggu sekali juga diadakan shalat jumat bagi siswa laki-laki yang dilaksanakan setelah jam sekolah usai. Bertindak sebagai khutbah dan imam adalah guru
Wawancara dengan guru PAI SLTP N 10 Tegal: Dra. Nur Diana pada tanggal 22 September 2005. 5 Wawancara dengan orang tua murid SLTP N 10 Tegal: Ibu. Mafrokhah, pada tanggal 22 September 2005. 6 Wawancara dengan siswa SLTP N 10 Tegal: Nur Chikmawati Kelas VIII C pada tanggal 22 September 2005
4

50

yang diberi tugas secara bergiliran. Untuk setiap jadwal pelaksanaan diikuti oleh 3 kelas seperti shalat dzuhur berjamaah. b. Tadarus Al-Quran Bacaan Al-Quran mempunyai pengaruh yang mengagumkan bagi hati manusia, diakui oleh semua orang yang mendengarkannya baik ia muslim maupun kafir. Berpegang pada dasar itulah maka SLTP Negeri 10 Tegal memilih tadarus Al-Quran sebagai kegiatan program pembiasaan. Tadarus Al-Quran dilaksanakan setiap hari, 10 menit sebelum kegiatan belajar dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh setiap kelas dipimpin oleh guru bidang studi yang mengajar pada jam pertama. Apabila guru yang bersangkutan beragama non muslim maka akan digantikan oleh guru bidang studi lain yang beragama Islam yang mampu. Untuk surat yang dibaca setiap hari selalu bersambung. Kelas I membaca Juz amma Kelas II membaca Al-Quran Kelas III membaca Al-Quran Selain untuk membiasakan siswa membaca Al-Quran juga untuk melatih bagi siswa yang tidak bisa atau belum lancar membaca Al-Quran. c. Pembiasaan Salam Mengucapkan dan menjawab salam hukumnya berbeda.

Mengucapkannya sunnah, menjawabnya wajib. Hal ini dimengerti karena tidak menjawab salam yang diucapkannya, tidak hanya dapat

mengecewakan orang yang mengucapkannya juga dapat menimbulkan kesalahpahaman. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa salam harus dijawab minimal dengan yang seimbang tapi akan lebih baik bila dijawab dengan salam yang lengkap. Pembiasaan salam di SLTP Negeri 10 dilakukan oleh guru dan siswa. Salam diucapkan oleh guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa. Pembiasaan salam dilakukan di luar kelas maupun jika akan memulai kegiatan belajar mengajar.

51

1. Jika dilakukan di luar kelas maka baik siswa maupun guru diwajibkan mengucapkan ketika bertemu. 2. Jika akan memulai kegiatan belajar mengajar, siswa berbaris di depan kelas dipimpin oleh ketua kelas, kemudian guru berdiri di depan pintu sambil bersalaman. 3. Sekitar pukul 06.45 sebelum bel masuk berbunyi siswa juga diwajibkan bersalaman dengan guru yang bertugas/ piket. Ada 5 orang guru setiap harinya. Siswa putra bersalaman dengan guru laki-laki dan siswa putri bersalaman dengan guru wanita, di depan pintu gerbang sekolah. 7 Ketiga kegiatan di atas adalah kegiatan utama/ pokok dari program pembiasaan. Kegiatan tersebut diterapkan di SLTP N 10 Tegal dimaksudkan untuk memberikan ciri khusus atau lebih terhadap institusi pendidikan tersebut. Hal ini tidak terlepas dari rasa keprihatinan pendiri terhadap arus globalisasi yang semakin tidak terkendali. 2. Kegiatan penunjang a. PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dalam merupakan rangka kegiatan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ekstrakulrikuler

yang

dilakukan

pemantapan

pembentukan kepribadian. Kegiatan ini melibatkan siswa dalam kepanitiaan maupun dalam pelaksanaan acara PHBI. Contoh kegiatan ini adalah : Peringatan Isra Miraj Perigatan Nuzulul Quran Peringatan hari raya Idhul Fitri dengan membagikan zakat fitrah Peringatan hari raya Idhul Qurban dengan membagikan daging Qurban. b. Kegiatan bulan ramadhan yang memanfaatkan bulan ramadhan sebagai salah satu alternatif kegiatan ekstra kurikurer PAI, Kegiatan ini, kegiatan yang memiliki legalitas atas dasar hukum yang cukup kuat.
7

Wawancara dengan Guru PAI Dra. Nur Diana pada tanggal 25 September 2005.

52

Contoh dari kegiatan ini adalah: Shalat tarawih berjamaah secara bergantian. Mengikuti kuliah duha yang diselenggarakan untuk pemerintah kota (Pemkot) di Masjid Agung kota Tegal. Kegiatan ini diikuti oleh guru, siswa dengan melaporkan hasil kegiatan untuk siswa dalam penilaiannya. Pesantren kilat, yang didanai dari hasil infaq jumat, sumbangan komite sekolah dan anggaran dari Pemkot Tegal.

c. Kegiatan sosial Mengumpulkan infak setiap hari jumat bagi siswa seikhlasnya Mengumpulkan dana kematian yang diberkan ketikla ada keluarga baik dari siswa atau keluarga guru dan karyawan yang meninggal dunia. Mengadakan bakti sosial berupa pengumpulan uang dan bahan makanan untuk diberikan pada panti asuhan. d. Shalat jumat, dilaksanakan setiap 2 minggu sekali diikuti oleh 3 kelas dengan imam adalah guru lelaki yang mampu. e. Baca tulis Al-Quran Kegiatan ini dikhususkan bagi siswa yang kurang mampu membaca Al-Quran. Dalam kegiatan di atas guru dapat memberikan pembiasaan yang baik, dalam kehidupan sehari-hari. Maka pembiasaan diarahkan pada penanaman nilai-nilai moral. Pembentukan sikap dan perilaku yang diperlukan agar siswa mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Pembiasaan ini biasanya sering dilakukan ketika siswa berada dilingkungan sekolah yang menyangkut kegiatan siswa baik ketika akan mulai pelajaran sampai mengakhiri pelajaran. Contoh sebaliknya ketika selesai belajar siswa dibiasakan berdoa. Oleh karena pembiasaan merupakan salah satu metode

pembelajaran agama Islam yang sangat urgen. Terutama bagi siswa SLTP.

53

Mereka memiliki ingatan atau memori yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang. Sehingga mereka mudah terbawa dengan kebiasaankebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Dengan kata lain perbuatan yang diulang-ulang melakukannya tentulah menjadi kebiasaan dan menjadi watak yang melekat. Setiap kegiatan tidak terlepas dari faktor penghambat. Begitu juga yang terjadi pada pelaksanaan program pembiasaan ini. Dan

diberlakukannya peraturan pemerintah yang memberlakukan siswa dari luar kota Tegal hanya memperoleh jatah kursi 10% dari keseluruhan jumlah siswa yang akan diterima. Padahal kebanyakan siswa yang mempunyai semangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini justru berasal dari luar kota. Dengan adanya aturan tersebut maka jumlah siswa dalam kota juga tidak sedikit yang mengikutinya. Akan tetapi ada juga faktor pendukung dari kegiatan ini. Selain dari siswa sendiri yang memberi respon positif, juga datang dari guru yang merasa mempunyai tanggung jawab dalam kelancaran program

pembiasaan. Bahkan bagi guru yang beragama non muslim tetap memberi motivasi terhadap siswa untuk mengikuti kegiatan ini, karena mereka merasa bertanggung jawab atas kesuksesan program ini. Evaluasi juga dilakukan demi kesempurnaan program pembiasaan ini dari tahun ke tahun. Evaluasi dilakukan pada rapat bulanan oleh semua guru yang menjadi penanggung jawab, wali kelas, dan kepala sekolah setiap bulannya. Juga diadakan pantauan ketika dilaksanakan kegiatan program pembiasaan. Dengan demikian guru dan kepala sekolah dapat mengevaluasi kegiatan ini dan mengembangkan program ini agar hasilnya lebih baik untuk kedepannya.

54

SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI SLTP NEGERI 10 TEGAL Kep. Sekolah Komite Sekolah Waka. Sekolah

Pemb. Pimpinan

Tata Usaha

Ws K U R I K U L U M

K E S I S W A A N

H U M A S

S A R P R A S Wali Kelas

K A U R T U

P E L A K S A N A

P E L A K S A N A

P E L A K S A N A

Guru Mapel

Guru Pembimbing

55

KEADAAN GURU SLTP NEGERI 10 TEGAL No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Nama Drs. Sukardono, MMPd. Dra. Siti Sarwanti U.S. Suwardani M. Soedjito Wr. S.Pd Achmad Yusuf, S.Pd. Dra. Nur Diana Sugiharini, S.Pd Sudarwi Murtiyana, S.Pd Retno Hari Wibowo Saripin, S.Pd Sukarmin, S.Pd Hj. Endang P Siti Mariyani Heri Purwana, S.Pd Ety Rohmiyati, S.Pd Imam Santoso, S.Pd Kadardi Dwi Purwaningsih Drs. Moh. Mughofar Alishan R, S.Pd Prija Prijatna, S.Pd Nurbaeti, S. Pd Dra. Asih Susita Keterangan Kepala Sekolah Bimbingan dan Konseling Bahasa Indonesia Ekonomi Bahasa Inggris Pendidikan Agama Islam Matematika Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Penjaskes IPA Bahasa Jawa Mulok Komputer IPA Matematika Matematika Seni Lukis & BK Seni Musik BP/ BK IPA Sejarah PPKN Pengetahuan Sosial 39

56

25. 26. 27. 28. 29.

Tarlan, S.Pd Dwi Retnoningrum, S.Pd. Nunung Khasanah, S. Pd M. Lukman, S.Pd Suntari, S.Pd

Elektro Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Penjaskes Sejarah

No

Data Kelas

Jumlah Rombel

Jumlah Siswa Laki-Laki 64 71 89 224 Perempuan 95 90 108 293

Jumlah

1. 2. 3.

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah

4 4 5 13

159 161 197 517

Keadaan tu

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Nama Muhadi, S.IP Bondan Sri PM. Winarni Menik Berdikari S Etty Supartini Nur Azizah Laely M Lynda Irawati Daryono Suharno Supartoyo Wahidin

Keterangan Kepala Tata Usaha Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

57

Keadaan

No Jenis Ruang

Jumlah Ukuran PXL B B B B -

Kondisi CB KB TB 41

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Lab. IPA Lab. Bahasa Lab. Komputer Lab. Audio Visual R. Kelas R. Ketrampilan / Kesenian

1 1 13 1

120 72 728 120

KB -

7. 8. 9.

R. Perpustakaan R. Kepala Sekolah R. Guru

1 1 1 1 7 2 -

108 17 90 60 8 6 -

B B B B -

10. R. Tata Usaha 11. Kamar Kecil Siswa 12. Kamar Kecil Guru 13. Kamar Kecil Kepsek

CB CB -

Keadaan perpustakaan No 1. 2. 3. Jenis Buku Buku Paket Buku Bacaan Buku Referensi Judul Buku 10 419 131 Exemplar 5169 905 171

Anda mungkin juga menyukai