Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM EKSTRAKURIKULER

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAYEUHMANGGUNG


KECAMATAN CILAWU
KABUPATEN GARUT

TAHUN PELAJARAN 2018 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAYEUHMANGGUNG
Kp. Margadana Desa Dayehmanggung Kec. Cilawu Kode Pos 44181
2018
Program Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

Pada SDN 1 DAYEUHMANGGUNG

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan pendidikan dan


pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana. Dengan kata lain, sekolah sebagai
institusi pendidikan yang formal menyelenggarakan pendidikan secara berencana,
sengaja, terarah, dan sistematis oleh para guru profesional dengan program yang
dituangkan ke dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta
didik pada setiap jenjang pendidikan tertentu.

Sekolah melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan


pada kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu
atau tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan
masing-masing, oleh karena berbagai keterbatasan para orang tua anak. Sebagai
lembaga pendidikan formal, secara umum, sekolah memiliki tiga tanggung jawab yang
mendasar, yaitu :

1. Tanggung jawab formal, di mana kelembagaan formal kependidikan sesuai


dengan fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapainya. Misalnya, pendidikan
dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan
untuk mengikuti pendidikan menengah. Demikian pula pendidikan menengah,
diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam
sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja.
2. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab berdasarkan bentuk, isi dan
tujuan, serta tingkat pendidikan yang dipercayakan masyarakat kepadanya.
3. Tanggung jawab fungsional, yaitu bentuk tanggung jawab yang diterima sebagai
pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang
diserahi kepercayaan dan tanggung jawab melaksanakannya berdasarkan
ketentuan yang berlaku sebagai pelimpahan wewenang dan kepercayaan serta
tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua peserta didik. Pelaksanaan tugas
tanggung jawab yang dilakukan oleh para pendidik profesional ini didasarkan atas
program yang telah terstruktur yang tertuang dalam kurikulum.

Sekolah dituntut untuk mampu menjalankan tiga bentuk tanggung jawab tersebut
secara optimal. Untuk itu, pada umumnya, sekolah tidak membatasi tanggung jawab
formal kependidikan dengan sekedar menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan secara rutin, tapi juga berupaya mengembangkan keterampilan siswa melalui
kegiatan-kegiatan terprogram lainnya, dengan tujuan agar hasil belajar yang diperoleh
siswa menjadi lebih maksimal.
Di antara kegiatan-kegiatan terprogram yang diselenggarakan oleh sekolah dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswanya adalah program kegiatan ekstrakurikuler, baik
yang sama sekali tidak terkait dengan mata pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan
dengan mata pelajaran tertentu. Program kegiatan ekstrakurikuler pada mata pelajaran
tertentu yang diselenggarakan sekolah lebih sering untuk mata pelajaran ilmu-ilmu eksakta
dan bahasa, seperti matematika, fisika, kimia, dan bahasa Inggris. Sementara, mata
pelajaran lain sering diabaikan termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Padahal, bidang studi Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa serta wujud
pelaksanaan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua yang mempercayakan
penanaman nilai-nilai agama anak kepada sekolah, terlebih alokasi waktu untuk bidang
studi Pendidikan Agama Islam yang sangat minim, yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam satu
minggu atau ± 90 menit dalam seminggu.

A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

1). Program.

Program artinya adalah “rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha


(dalam ketatanegaraan, ekonomi, dan sebagainya) yang akan dijalankan.Sedangkan
istilah program dalam kaitannya dengan dunia pendidikan (akademik) adalah “program
dalam sistem persekolahan yang hanya mempersiapkan sejumlah mata pelajaran yang
diperuntukkan bagi siswa

2). Kegiatan Ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran


tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai
mata pelajaran dalam kurikulum.

3). Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam “merupakan istilah yang menunjuk pada operasional


dalam usaha pendidikan ajaran-ajaran agama Islam dan merupakan sub sistem
pendidikan Islam. Dengan kata lain lain, Pendidikan Agama Islam adalah aplikasi
pendidikan agama Islam dalam pembelajaran di sekolah, baik dalam bentuk kegiatan
belajar mengajar ataupun kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan Islam. Maka yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam dalam penelitian
ini adalah proses pembelajaran agama Islam melalui bidang studi Pendidikan Agama
Islam.

Dari pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan program
kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah rancangan
atau usaha-usaha yang dijalankan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran tatap muka, baik dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan
untuk memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari siswa
dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Manfaat dan Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah, tentunya membawa


manfaat, baik bagi siswa, sekolah, pendidikan, maupun bagi masyarakat luas. Secara
terinci manfaat kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut :

1. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa :


 Untuk memberikan kesempatan bagi pemantapan ketertarikan yang telah
tertanam serta pembangunan ketertarikan yang baru.
 Untuk memeberikan pendidikan sosial melalui pengalaman dan pengamatan,
terutama dalam hal perilaku kepemimpinan, persahabatan, kerjasama, dan
kemandirian.
 Untuk membangun semangat dan mentalitas bersekolah.
 Untuk memberikan kepuasan bagi perkembangan jiwa anak atau pemuda.
 Untuk mendorong pembangunan jiwa dan moralitas.
 Untuk menguatkan kekuatan mental dan jiwa siswa.
 Untuk memberikan kesempatan bergaul bagi siswa.
 Untuk memperluas interaksi siswa.
 Untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam melatih kapasitas kreativitas
mereka lebih mendalam.
 Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi pengembangan kurikulum :
 Untuk memberikan tambahan pengayaan pengalaman di kelas.
 Untuk mengeksplorasi pengalaman belajar yang baru yang mungkin menunjung
kurikulum.
 Untuk memberikan tambahan kesempatan dalam bimbingan kelompok ataupun
individu.
 Untuk memberikan motivasi dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi masyarakat :

 Untuk mempromosikan sekolah yang lebih baik dan hubungan masyarakat.


 Untuk meningkatkan ketertarikan yang besar pada masyarakat dan dorongan
mereka kepada sekolah.

3. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi sekolah :

 Untuk membantu perkembangan kerjasama kelompok yang lebih efektif antara


personel dan penanggung jawab akademis siswa.
 Untuk mengintegrasikan lebih dekat beberapa devisi di sekolah.
 Untuk menyediakan sedikit peluang yang dirancang untuk membantu siswa dalam
memanfaatkan situasi guna memecahkan masalah yang dihadapi.
Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler

Dengan berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurikuler di


sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ektrakurikuler. Menurut Oteng Sutisna
dalam bukunya Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritika Untuk Praktek Profesional prinsip
program ekstrakurikuler adalah :

 Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha
meningkatkan program.
 Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
 Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.
 Proses adalah lebih penting daripada hasil.
 Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi
kebutuhan dan minat semua siswa.
 Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
 Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di
sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
 Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi
pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan
sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
 Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari
kesekuruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau
sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.

Dalam usaha membina dan mengembangkan pogram ekstrakurikuler ada hal-hal


yang perlu diperhatikan yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa.


2. Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa.
3. Memanfaatkan potensi alam lingkungan.
4. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan memberikan banyak
manfaat tidak hanya terhadap siswa tetapi juga bagi efektivitas penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, seperti yang telah penulis kemukakan di atas.

Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang


tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini akan terwujud, manakala pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya pengaturan siswa, peningkatan
disiplin siswa dan semua petugas. Biasanya mengatur siswa di luar jam-jam pelajaran
lebih sulit dari mengatur mereka di dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan administrasi yang lebih
tinggi.Dalam beberapa kegiatan ekstrakurikuler guru terlibat langsung dalam
pelaksanaannya. Keterlibatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengarahan dan
pembinaan juga menjaga agar kegiatan tersebut tidak mengganggu atau merugikan
aktivitas akademis. Yang dimaksud dengan pembina ekstrakurikuler adalah guru atau
petugas khusus yang ditunjuk oleh kepala sekolah untuk membina kegiatan ekstrakurikuler

Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara kegiatan


ekstrakurikuler pendidikan agama Islam dengan kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya,
baik tujuan, manfaat, prinsip, dan lain sebagainya. Perbedaan yang ada hanya pada
orientasi pelaksanaannya kepada ajaran agama Islam serta dalam jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang diselenggarakan.
Sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional
tentang kegiatan ekstrakurikuler dapatlah didefinisikan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan
Agama Islam sebagai kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka,
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari oleh siswa dalam bidang
studi Pendidikan Agama Islam.
Dengan demikian, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam
yang diselenggarakan sekolah bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan kurikuler
Pendidikan Agama Islam yang mencakup 7 pokok bahan pelajaran, yaitu:

a.Keimanan.
b.Ibadah.
c.AlQur'an.
d.Akhlak.
e.Muamalah/INFAQ.

Adapun jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah


sebagai berikut :

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki kaitan dengan bidang studi Pendidikan


Agama Islam. Dalam hal ini, kegiatan ekstrakurikuler tersebut diarahkan kepada
kegiatan pengayaan dan penguatan terhadap materi-materi pembahasan dalam
bidang studi Pendidikan Agama Islam, seperti program kegiatan ekstrakurikuler
membaca al-Qur’an (kursus membaca al-Qur’an). Kegiatan ini sangat penting
“mengingat kemampuan membaca al-Qur’an merupakan langkah awal
pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut
2. Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak memiliki kaitan dengan bidang studi
Pendidikan Agama Islam. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler tersebut dapat
berupa:

 Kesenian, Kesenian sebagai kegiatan ekstrakurikuler Pendidiakn Agama Islam


bisa berupa seni baca al-Qur’an, qasidah, kaligrafi, dan sebagainya. Di samping
memberikan keterampilan kepada siswa, seni seperti Marawis dan Qasidah.
 Pesantren Kilat, Pesantren kilat adalah “kajian dasar Islam dalam jangka waktu
tertentu antara 2-5 hari tergatung situasi dan kondisi. Kegiatan ini dapat diadakan
di dalam atau di luar kota asalkan situasinya tenang, cukup luas, dapat menginap
dan fasilitas memadai”.
 Tafakur Alam, Tafakur alam adalah “kegiatan yang bertujuan untuk menyegarkan
kembali jiwa yang penat sambil menghayati kebesaran penciptaan Allah .
 Majalah dinding.Sebagai kegiatan ekstrakurikuler, majalah dinding memiliki dua
fungsi, yaitu : “a). wahana informasi keislaman, b). pusat informasi kegiatan Islam
baik internal sekolah maupun eksternal. Agar efektif, muatan informasi Islam
dalam majalah dinding hendaknya yang singkat, padat, informatif, dan aktual. dan
Masih banyak lagi jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diselenggarakan
di sekolah tergantung kepada kebutuhan sekolah dan siswa.
PROGRAM KEAGAMAAN

1. Pendidikan karakter merupakan misi pertama dari delapan misi Pembangunan Jangka
Panjang Nasional tahun 2005 – 2025 (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17
tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia
dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis dan berorientasi ipteks.

2. Pendidikan Agama termasuk Pendidikan Agama Islam di sekolah sesungguhnya


memiliki landasan filosofi-ideologis dan konstitusional yang sangat kuat. “Setiap orang
bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran/ Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan.... Dari landasan
konstitusional di atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan agama, khususnya agama Islam,
di sekolah cukup menempati posisi strategis dalam mendukung pembangunan nasional,
khususnya terhadap aspek pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Pada tataran
yang lebih substansial, pendidikan Islam di sekolah juga diharapkan dapat menjadi sarana
pendidikan keimanan, ketaqwaan yang tercermin dalam ketaatan beribadah serta karakter
siswanya.

3. Selama ini ada indikasi kuat mengenai hilangnya nilai-nilai luhur yang melekat pada
bangsa kita, khususnya bagi anak-anak sekolah seperti kejujuran, kesantunan,
kebersamaan, dan lain sebagainya yang cukup menjadikan keprihatinan kita bersama.

4. Pada tingkatan sekolah dasar di asumsikan kegiatan keagamaan dan bentuk aktivitas
keagamaan belum bisa diserap langsung oleh siswa, hal ini disebabkan karena berbagai
faktor mulai dari kondisi siswa (psikologis), kondisi lingkungan dan metode
pembelajarannya sendiri, tentunya hal ini menjadikan kegiatan keagamaan sangat penting
karna dengan adanya kegiatan tersebut, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai kesalehan hidup
mulai ditanamkan. Sehingga jika salah dalam memberikannya akan berakibat fatal bagi
siswa tersebut.
Impementasi Pendidikan karakter di SDN 1 Dayeuhmanggung untuk guru agama
saja bisa terdapat 10 guru, belum termasuk program-program kesehariannya yang masuk
dalam kegiatan pengembangan diri sekolah,ditambah program keagamaan yang terbatas.
Program pendidikan karakter diimplementasikan dalam kegiatan belajar sehari-hari
diawali dengan penyambutan siswa oleh guru-guru di gerbang sekolah, kemudian siswa
berbaris didepan kelas untuk hafalan ayat-ayat pendek, doa-doa harian, hadits-hadits, dan
asmaul husna, kemudian masuk ke kelas untuk sholat dluha, diteruskan dengan wiridan,
(buku pembiasaan sekolah) baru dimulai pelajaran pertama. Selain itu dalam kegiatan
ekstra kurikuler, intra kurikuler, maupun ko kurikuler diusahakan agar nilai-nilai karakter
selalu ditanamkan pada diri siswa, sehingga setiap peristiwa/ataupun kegiatan mempunyai
makna keagamaan yang didukung dengan nuansa keagamaan yang kondusif. Sedangkan
di SDN 1 Dayeuhmanggung program pendidikan karakter lebih dikondisikan dengan
kondisi lingkungan sekolah masing-masing, tetapi dalam pelaksanaannya (SDN pelaksana
best practise) tetap menekankan pada pentingnya 18 nilai karakter dari pemerintah.

Wujud pendidikan karakter di sekolah selain melalui pembelajaran akhlak dan


integrasi nilai-nilai agama pada semua mata pelajaran, juga dilakukan kegiatan
pembiasaan di sekolah terutama disiplin diri. Kegiatan pembiasaan ini merupakan tindak
lanjut dari kegiatan pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan di sekolah. Dukungan
orang tua di rumah sangat berperan dalam keberhasilan pendidikan karakter, sehingga
selain sekolah yang harus konsisten dalam pembentukan karakter, orang tuapun harus
konsisten dalam menindak lanjuti program-program sekolah.

Input pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar diwujudkan melalui; 1. visi dan
misi sekolah yang mengarah pada terwujudnya siswa yang berkarakter, 2. Pemenuhan
guru PAI yang berkualitas, 3. Komitmen sekolah untuk mendukung program karakter serta
4. Dukungan dari orang tua/wali murid. Proses pendidikan karakter di sekolah dasar
dilakukan melalui tatap muka (pelajaran), kegiatan ekstrakurikuler, intra kurikuler maupun
ko kurikuler serta kegiatan pengembangan diri yang meliputi : pengkondisian, kegiatan
rutin, spontanitas, keteladanan, dan kegiatan terprogram yang diarahkan pada upaya
terwujudnya penyiapan kekayaan batin peserta didik yang berdimensi agama, sosial,
budaya, yang mampu diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan,
perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian, yang muaranya adalah pendidikan
karakter. Output pelaksanaan pendidikan karakter yaitu siswa mampu dan mau
menerapkan minimal 18 nilai karakter yaitu : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, tanggung jawab, cinta
tanah air, cinta damai, gemar membaca, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan dan
menghargai prestasi.

Kontribusi PAI dalam pembentukan karakter anak di sekolah dasar yaitu berperan
dalam mempercepat proses pencapaian tujuan pendidikan nasional pembentukan watak
dan karakter bangsa yang bermartabat sejalan dengan tujuan pendidikan nasional (UU RI
No. 20 Tentang Sistem pendidikan Nasional Sisdiknas pasal 3), selain itu Pendidikan
Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah memiliki peranan yang
sangat penting, karena di dalamnya terkandung beberapa norma/aturan, moral, akhlak,
etika dan kesantunan yang harus dipatuhi oleh setiap aparat sekolah, dari kepala sekolah,
guru, siswa sampai penjaga sekolah.

1. Pendidikan karakter atau ahlakuk karimah sangat penting diterapkan demi


mengembalikan karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai luntur. Dengan
dilaksanakannya pendidikan karakter di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi solusi
atas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah terutama di SD perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan,
baik dalam proses pembelajaran (kegiatan belajar), pengembangan budaya sekolah,
pembiasaan dan pengkondisian, kegiatan ko-kurikuler dan atau ekstrakurikuler serta
kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat.

2. Dalam perencanaan pembelajaran, hendaknya para pendidik lebih teliti lagi dalam
menetapkan indikator nilai-niai karakter, dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan.

3. Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ( akhlakul karimah), diharapkan


semua sekolah dasar bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa
yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

Anda mungkin juga menyukai