Sekolah dituntut untuk mampu menjalankan tiga bentuk tanggung jawab tersebut
secara optimal. Untuk itu, pada umumnya, sekolah tidak membatasi tanggung jawab
formal kependidikan dengan sekedar menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan secara rutin, tapi juga berupaya mengembangkan keterampilan siswa melalui
kegiatan-kegiatan terprogram lainnya, dengan tujuan agar hasil belajar yang diperoleh
siswa menjadi lebih maksimal.
Di antara kegiatan-kegiatan terprogram yang diselenggarakan oleh sekolah dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswanya adalah program kegiatan ekstrakurikuler, baik
yang sama sekali tidak terkait dengan mata pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan
dengan mata pelajaran tertentu. Program kegiatan ekstrakurikuler pada mata pelajaran
tertentu yang diselenggarakan sekolah lebih sering untuk mata pelajaran ilmu-ilmu eksakta
dan bahasa, seperti matematika, fisika, kimia, dan bahasa Inggris. Sementara, mata
pelajaran lain sering diabaikan termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Padahal, bidang studi Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa serta wujud
pelaksanaan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua yang mempercayakan
penanaman nilai-nilai agama anak kepada sekolah, terlebih alokasi waktu untuk bidang
studi Pendidikan Agama Islam yang sangat minim, yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam satu
minggu atau ± 90 menit dalam seminggu.
1). Program.
Dari pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan program
kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah rancangan
atau usaha-usaha yang dijalankan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran tatap muka, baik dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan
untuk memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari siswa
dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha
meningkatkan program.
Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.
Proses adalah lebih penting daripada hasil.
Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi
kebutuhan dan minat semua siswa.
Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di
sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi
pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan
sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari
kesekuruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau
sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
a.Keimanan.
b.Ibadah.
c.AlQur'an.
d.Akhlak.
e.Muamalah/INFAQ.
1. Pendidikan karakter merupakan misi pertama dari delapan misi Pembangunan Jangka
Panjang Nasional tahun 2005 – 2025 (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17
tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia
dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis dan berorientasi ipteks.
3. Selama ini ada indikasi kuat mengenai hilangnya nilai-nilai luhur yang melekat pada
bangsa kita, khususnya bagi anak-anak sekolah seperti kejujuran, kesantunan,
kebersamaan, dan lain sebagainya yang cukup menjadikan keprihatinan kita bersama.
4. Pada tingkatan sekolah dasar di asumsikan kegiatan keagamaan dan bentuk aktivitas
keagamaan belum bisa diserap langsung oleh siswa, hal ini disebabkan karena berbagai
faktor mulai dari kondisi siswa (psikologis), kondisi lingkungan dan metode
pembelajarannya sendiri, tentunya hal ini menjadikan kegiatan keagamaan sangat penting
karna dengan adanya kegiatan tersebut, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai kesalehan hidup
mulai ditanamkan. Sehingga jika salah dalam memberikannya akan berakibat fatal bagi
siswa tersebut.
Impementasi Pendidikan karakter di SDN 1 Dayeuhmanggung untuk guru agama
saja bisa terdapat 10 guru, belum termasuk program-program kesehariannya yang masuk
dalam kegiatan pengembangan diri sekolah,ditambah program keagamaan yang terbatas.
Program pendidikan karakter diimplementasikan dalam kegiatan belajar sehari-hari
diawali dengan penyambutan siswa oleh guru-guru di gerbang sekolah, kemudian siswa
berbaris didepan kelas untuk hafalan ayat-ayat pendek, doa-doa harian, hadits-hadits, dan
asmaul husna, kemudian masuk ke kelas untuk sholat dluha, diteruskan dengan wiridan,
(buku pembiasaan sekolah) baru dimulai pelajaran pertama. Selain itu dalam kegiatan
ekstra kurikuler, intra kurikuler, maupun ko kurikuler diusahakan agar nilai-nilai karakter
selalu ditanamkan pada diri siswa, sehingga setiap peristiwa/ataupun kegiatan mempunyai
makna keagamaan yang didukung dengan nuansa keagamaan yang kondusif. Sedangkan
di SDN 1 Dayeuhmanggung program pendidikan karakter lebih dikondisikan dengan
kondisi lingkungan sekolah masing-masing, tetapi dalam pelaksanaannya (SDN pelaksana
best practise) tetap menekankan pada pentingnya 18 nilai karakter dari pemerintah.
Input pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar diwujudkan melalui; 1. visi dan
misi sekolah yang mengarah pada terwujudnya siswa yang berkarakter, 2. Pemenuhan
guru PAI yang berkualitas, 3. Komitmen sekolah untuk mendukung program karakter serta
4. Dukungan dari orang tua/wali murid. Proses pendidikan karakter di sekolah dasar
dilakukan melalui tatap muka (pelajaran), kegiatan ekstrakurikuler, intra kurikuler maupun
ko kurikuler serta kegiatan pengembangan diri yang meliputi : pengkondisian, kegiatan
rutin, spontanitas, keteladanan, dan kegiatan terprogram yang diarahkan pada upaya
terwujudnya penyiapan kekayaan batin peserta didik yang berdimensi agama, sosial,
budaya, yang mampu diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan,
perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian, yang muaranya adalah pendidikan
karakter. Output pelaksanaan pendidikan karakter yaitu siswa mampu dan mau
menerapkan minimal 18 nilai karakter yaitu : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, tanggung jawab, cinta
tanah air, cinta damai, gemar membaca, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan dan
menghargai prestasi.
Kontribusi PAI dalam pembentukan karakter anak di sekolah dasar yaitu berperan
dalam mempercepat proses pencapaian tujuan pendidikan nasional pembentukan watak
dan karakter bangsa yang bermartabat sejalan dengan tujuan pendidikan nasional (UU RI
No. 20 Tentang Sistem pendidikan Nasional Sisdiknas pasal 3), selain itu Pendidikan
Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah memiliki peranan yang
sangat penting, karena di dalamnya terkandung beberapa norma/aturan, moral, akhlak,
etika dan kesantunan yang harus dipatuhi oleh setiap aparat sekolah, dari kepala sekolah,
guru, siswa sampai penjaga sekolah.
2. Dalam perencanaan pembelajaran, hendaknya para pendidik lebih teliti lagi dalam
menetapkan indikator nilai-niai karakter, dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan.